Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISU - ISU PENDIDIKAN TERKINI

DISUSUN OLEH:

WKELOMPOK 3:

1.Meli Amalia (2203090009)

2.Fahmi wardi (2203090008)

3. Livia Hardiyanti (2203090021)

4.Deli Andini (2203090003)

5. Susanti Nasution (2203090004)

Dosen : Wati M.Pd

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULITAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI SUMATRA BARAT


TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di Universitas PGRI Sumatra Barat.Terimakasih penulis ucapkan kepada ibuk
dosen mata pelajaran pengantar bisnis yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah
ini. Tanpa bibmbingan dari beliau, mungkin penulis tidak akan menyelesaikan sesuai dengan
format yang telah di tentukan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri umumnya para
pembaca makalah ini.

Padang, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………….....................………....…………………….


………………..............

Kata Pengantar ………………………………………….....................………....…………………….


………………....

BAB 1 PENDAHULUAN

a. latar Belakang…………………………………………………………………….......
……………………………..

b. Rumusan
masalah………………………………………………………………………….......
…………………

c. Tujuan…………………………………………………………………………………
………….......…………………..

BAB 2 PEMBAHASAN

a. Pendidikan karakter..............................................................................................

b. Pendidikan berbasis masyarakat........................................................................

BAB 3 PENUTUP

Kimpulan …………………………………………………………………………………………..............……………..
…....

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………...........
………………......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai sarana membentuk karakter bangsa sudah semestinya mampu menjadi
ruang untuk melahirkan intelektual yang nantinya bisa menopang keberlangsungan perjalanan
bangsa yang bersandar pada kesejahteraan rakyat, esensi pendidikan tersebut sepertinya telah jauh
dariharapan yang ada. Keberadaan institusi pendidikan yang ada saat ini malahmenjadi institusi yang
menghamba pada modal dan kekuasaan, keberadaan pendidikan tidak lebih sebagai ruang legitimasi
akademik yang dijadikan alat pembenar dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang anti terhadap
rakyat.Memahami pra5is emansipatoris sebagai dialog-dialog dan tindakan-tindakan komunikati"
yang menghasilkan pencerahan. )abermas menempuh jalankonsensus dengan sasaran terciptanya
demokrasi radikal yaitu hubungan sosialdalam lingkup komunikasi bebas penguasaan. $asalahnya,
emansipasi lanjut tidak mempertautkan sesuatu yang ada dan hanya bersifat material saja dengan
komunikasi untuk membentuk makna baru. mansipasi yang dilakukan di siniadalah melakukan
rede"inisi makna terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan ekstensi makna baru dengan nilai-nilai
etis, batin dan spiritual. mansipasi disini dilakukan dengan langkah penyucian batin maupun
spiritual.

B.RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana pendidikan karakter?

b. Bagaimana pendidikan berbasis masyarakat?

C. TUJUAN

Agara pembaca maupun penulis dapat memahami apa itu pendidikan karakter dan bagaimana
pendidikan berbasis masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN KARAKTER

1. Pengertian pendidikan karakter

Pada hakikatnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk


manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter selain untuk
membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan
mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara
seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan
juga secara optimal. Hal ini menjawab pendapat yang selama ini
mengemuka bahwa pendidikan hanya memberi penekanan dan
berorientasi pada “aspek akademik” saja dan tidak mengembangkan
aspek sosial, emosi, kreativitas, dan bahkan motorik. Peserta didik
hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak
dilatih untuk bisa hidup.Sejatinya, hal ini dapat terwujud apabila
penguatan pendidikan karakter ini terprogram dan terencana secara
baik, misalnya penguatan pendidikan karakter berbasis kelas,
seharusnya sudah dapat diimplementasikan oleh setiap guru pada
saat pembelajaran berlangsung. Pembiasaan dan penumbuhan nilai
yang baik akan dapat diserap oleh peserta didik dalam pembelajaran
tersebut.

Dalam implementasinya, selain berbasis kelas, penguatan pendidikan


karakter bisa dilaksanakan dengan berbasis sekolah, berbasis
keluarga (rumah tangga) dan berbasis masyarakat.
 Pada penguatan pendidikan berbasis sekolah, sekolah tidak
hanya diartikan sebagai tempat belajar, namun sekaligus
dijadikan juga tempat memperoleh peningkatan karakter bagi
peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari
pendidikan karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah
bukanlah sekedar tempat “transfer knowledges” namun juga
lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang
berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise). Di
samping itu sekolah bertanggung jawab bukan hanya dalam
mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian.
 Sementara untuk penguatan pendidikan karakter yang berbasis
keluarga, dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan
rumah tangga sebagai lingkungan pembentukan watak dan
karakter pertama dan utama bagi peserta didik sehingga
keluarga / rumah tangga dijadikan sebagai “school of love”
tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang serta
tempat pertama penyemaian nilai-nilai kebaikan serta prinsip-
prinsip dasar dalam kehidupan sehingga diharapkan peserta
didik telah memiliki potensi dan bekal yang memadai untuk
mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
 Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat
dilaksanakan karena masyarakat luas memiliki pengaruh besar
terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika
untuk pembentukan karakter peserta didik dimana masyarakat
telah memiliki sistem nilai yang selama ini dianutnya. Hal ini
akan mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk peserta didik sehingga masyarakat
mempunyai tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai-
nilai yang baik dan mencegah nilai-nilai yang buruk.

Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka
pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh
keteladanan, pengajaran dan penguatan. Dari sisi keteladanan,
dimana guru, orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi
panutan / model positif bagi peserta didik, sedangkan dari sisi
pengajaran, guru dan keluarga mengajarkan karakter / nilai-nilai
yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan
nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi
penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan
atau memperkuat karakter dan nilai – nilai yang baik dengan
kegiatan pendukung di luar sekolah, di luar rumah, maupun dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pada dasarnya, penguatan Pendidikan karakter bermuara kepada


terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap / prilaku yang
baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0 maupun era
Society 5.0. Semoga dengan selalu melakukan penguatan Pendidikan
karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya
mempunyai pengetahuan akademik yang baik tetapi juga memiliki
karakter yang berkualitas.

2.Fungsi pendidikan karakter

 Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi


Agar perserta didik mampu mengembangkan potensi dalam dirinya
untuk berpikir baik, berhati nurani baik, berperilaku baik, dan
berbudi luhur.

 Fungsi untuk penguatan dan perbaikan

Memperbaiki dan menguatkan peran individu, keluarga, satuan


pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk melaksanakan
tanggung jawabnya dan berpartisipasi dalam mengembangkan
potensi kelompok, instansi, atau masyarakat secara umum.

 Fungsi penyaring

Pendidikan karakter digunakan agar masyarakat dapat memilih dan


memilah budaya bangsa sendiri, dapat menyaring budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa
sendiri yang berbudi luhur.

3.Nilai - nilai pendidikan karakter

 Religius

Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan


kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan lain

 Nasionalis

Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga


lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya,
suku, dan agama
 Integritas

Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan


yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta
mampu menunjukkan keteladanan

 Mandiri

Menjadi pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala


tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan
cita-cita

 Gotong royong

Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama,


dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan
rasa solidaritas.

B. PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT

Pendidikan berbasis masyarakat menurut Sihombing (dalam Jalal dan


Supriadi, 2001:186) merupakan pendidikan yang dirancang, dilak-
sanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah
pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di
lingkungan masyarakat tertentu dengan berorientasi pada masa
depan.

Pendidikan berbasis masyarakat menjadi sebuah gerakan


penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam
mengatasi tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin
berat.
Secara konseptual, pendidikan berbasis masyarakat adalah model
penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”. Pendidikan
dari masyarakat artinya pendidik memberikan jawaban atas
kebutuhan masyarakat.

Pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki kunci penting, yaitu


masyarakat dilibatkan sebagai subjek atau pelaku bukan objek yang
hanya menerima sistem pendidikan saja. Masyarakat pun diajak
untuk bertanggung jawab dari awal perencanaan hingga pada
pelaksanaan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut
menggambarkan bahwa masyarakat lebih tahu apa yang mereka
inginkan dan potensi apa saja yang dapat dikembangkan dengan
diadakannya fasilitas pendidikan yang ada di daerahnya.

Pertama adalah pesantren. Pesantren sebagai salah satu lembaga


pendidikan Islam Indoensia merupakan bentuk nyata dari PBM.
Dalam sistem dan lingkup pesantren segala dilaksanakan dan
diselengggrakan oleh semua pihak di pesantren tersebut. Kyai
sebagai sentral dalam pesantren merupakan representasi dari
masyarakat yang memiliki otoritas dan wewenang untuk mengatur
segala hal dalam pesantrennya bersama para pengurus (yayasan).

Struktur yang ada dalam pesantren tidak dibangun dari basis


pemerintah melainkan dari kepentingan masyarakat itu sendiri.
Manajemen, kurikulum, pembiayaan, metode, dan sebagainya
dikembangkan sendiri oleh pesantren tanpa campur tangan dari
pemerintah. Pemerintah dalam hal ini hanya sebagai pengawas dan
secara struktural membawahi pesantren.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi


tua untuk mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu
hidup secara mandiri danmampu melaksanakan tugas-tugas
hidupnya dengan sebaik-baiknya.Pendidikan di 2ndonesia pada
dasarnya masih rendah di bandingkan dengan Negara-negara maju
lainya. )al ini tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bangsa ini. ita memang
telah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalamsystem pendidikan terdahulu. Namun
tanpa adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat, tentu tak akan menghasilkan hasil yang memuaskan
pula. Terkadang pemerintah selalu member kemudahan-kemudahan
bagi masyarakat agar mereka mampu mengenyam pendidikan
dengan baik, namun disisi lain masyarakat pun tidak semuanya dapat
memetik hasil jerih payah pemerintah yang berusaha memberikan
kemudahan itu.dengan kata lain, komunikasi antara pemerintah dan
masyarakat harus selalu terbuka agar permasalahan pendidikan yang
di hadapi negeri ini dapat dikurangi bahkan hilang seiring berjalanya
waktu.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/
muhammadnafimuzakki8527/5b4805f1bde5757b3e43c2e2/konsep-
pendidikan-berbasis-masyarakat

https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/pendidikan-karakter-:-
peranan-dalam-menciptakan-peserta-didik-yang-
berkualitas#:~:text=Pada%20hakekatnya%2C%20Pendidikan
%20karakter%20tersebut,nilai%20yang%20telah%20menjadi
%20kepribadiannya

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-
pengertian-nilai-dan-implementasinya

Anda mungkin juga menyukai