Anda di halaman 1dari 17

E.

Kinerja Guru dalam Pengembangan RPP

Guru yang memiliki kinerja tinggi akan termotivasi berusaha


meningkatkan kompetensinya,baik dalam kaitan dengan
perencanaan,pelaksanaan,maupun penilaian pembelajaran sehingga
diperoleh hasil kerja yang optimal.sedikitnya terdapat sepuluh faktor
yang dapat meningkatkan kinerja guru,baik faktor internal maupun
faktor eksternal,yaitu:

1. dorongan untuk bekerja;


2. tanggung jawab terhadap tugas;
3. minat terhadap tugas;
4. penghargaan atas tugas;
5. peluang untuk berkembang;
6. perhatian dari kepala sekolah;
7. hubungan interpersonal sesama guru;
8. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),dan KKG
(Kelompok Kerja Guru);
9. Kelompok diskusi terbimbing
10. Layanan perpustakaan

Pembelajaran Tematik Dalam pengembangan RPP menuntut kinerja


guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang dapat
mengemban tugasnya dengan baik. Sedangkan seorang guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik jika ditunjang dengan
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan tugas dan perannya.
Kemampuan yang profesional ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria,
yaitu : 1. Kognitf yakni penguasaan pengetahuan/intelektual. 2.
Performance yang berkenaan dengan kemampuan untuk kerja
(perbuatan). 3. Efektif yaitu berkenaan dengan aspek kepribadian dan
nilai. 4. Produksi yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. 5.
Eksploratoris yang berkenaan dengan pengalaman-pengalaman
khusus aspek kognitif meliputi penguasaan pengetahuan
materi/spesialisasi pelajaran tertentu yang akan diajarkan. Dengan
kata lain keberhasilan guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya
tidak terlepas dari faktor kemampuan yang dimilikiseorang guru.
Karena itu guru haruslah mampu melaksanakan tanggung jawabnya
untuk mengembangkan kognitif siswa, yang berhubungan dengan
perkembangan intelektual peserta didik, mengembangkan hubungan
sosial peserta didik, dan dalam mengembangkan aspek kepribadian
peserta didik khususnya yang berhubungan dengan perkembangan
emosional. Sehubungan dengan tugasnya dalam mengembangkan
RPP, maka langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu : Mengidentifikasi dan
mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah pelaksanaan
pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengidentifikasi kompetensi, yaitu: hendaknya mengandung unsur
proses dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk
perilaku nyata, mengandung pengalaman belajar yang diperlukan
untuk

2. mencapai kompetensi tersebut, harus komprehensip, artinya


berkaitan denganvisi-misi sekolah. 1. Mengembangkan materi
standar. Secara umum, materi standar terdapat tiga komponen
utama, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan nilai-nilai yang dapat
dirinci sesuai dengan kompetensi dasar dan visi dan misi
sekolah. 2. Menentukan metode, guru diharapkan mampu
memilih dan menggunakan berbagai metode dan media
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan kreatifitas
peserta didik. 3. Merencanakan penilaian yang sebaiknya
dilakukan dalam bentuk PBK atau berbasis kelas dan ujian
hendaknya berbasis sekolah.Disamping itu terdapat pula
beberapa komponen yang dapat meningkatkankinerja guru,
sebagai berikut : a. Adanya Motivasi Dari Diri Sendiri. Jika
seorang guru memiliki semangat dan keinginan yang kuat dalam
mengemban perannya yang berkaitan dengan upaya penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan berkehendak kreatif,
menumbuhkan gagasan-gagasan baru, mencari sumber yang
inovatif, bahkan berusaha melakukan penelitian lapangan agar
memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dan
memanfaatkannya dalam rangka mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran. b. Tanggung Jawab Terhadap Tugas.
Tanggung jawab guru dalam hal ini secara individual,
memberikan kesempatan bagi para guru untuk memaksimalkan
semua kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam bekerja,
dengan tanggung jawab membuat keputusan tentang apa yang
dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang
diembannya. Hal ini terutama berkaitan dengan peran guru
sebagai fasilitator yang bertugas memberikan
3. kemudahan belajar kepada peserta didik, melalui kegiatan
mengajar, membimbing dan melaksanakan administrasi sekolah,
yang tidak terlepas dari tugasnya dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran.c. Motivasi Dari Luar. Dalam
hal ini seorang guru juga membutuhkan motivasi atau dorongan
dari luar dirinya sendiri. Karena dengan adanya
motivasi/dorongan dari luar dapat meningkatkan semangat, rasa
cinta, bangga dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang
diberikan. Dengan rasa cinta, semangat, tanggung jawab dan
bangga terhadap tugas memungkinkan seorang guru
melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin dan kesungguhan,
sehingga hasil yang dicapai dapat optimal. Bandingkan
pekerjaan atau tugas yang dikerjakan tanpa adanya motivasi dari
luar tidak akan optimal dan hasil yang dicapaipun akan kurang
memuaskan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar setiap guru
dapat menyukai pekerjaannya, walaupun dalam kenyataannya
masih sedikit guru yang benar-benar bangga terhadap jabatan
dan profesinya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal antara
lain kurangnya motivasi dari lingkungan, kurangnya
penghargaan terhadap profesi guru, disamping itu kurangnya
perhatian dari pemerintah terhadap nasib para guru terutama
guru yang bertempat didaerah terutama yang ditugaskan di
pelosok- pelosok daerah yang memiliki fasilitas yang kurang
bahkan tidak memadai untuk berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Selain itu banyak guru yang terpaksa berprofesi
sebagai guru karena tidak adanya pekerjaan lain dan hanya ingin
menjadi pegawai negeri, tidak lulus dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu motivasi dan
penghargaan dari luar merupakan hal yang
4. pentinga terutama kaitannya dengan pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Rasa cinta, bangga, semangat dan
tanggung jawab tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata, tetapi
yang lebih penting adalah realisasinya dalam berbagai tindakan
nyata.d. Perhatian Dari Kepala Sekolah. Dengan adanya
perhatian dari kepala sekolah terhadap guru merupakan hal yang
penting untuk lebih profesionalisme dan semangat guru dan
tenaga kependidikan lain sekolah dalam melaksanakan
tugasnya. Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru dapat disalurkan melalui adanya diskusi
antara kepala sekolah dengan staf-staf guru, kunjungan kelas,
selain itu dengan membina keakraban antara kepala sekolah dan
guru-guru. Diskusi merupakan suatu kegiatan yang dapat
dilakukan tidak hanya antara guru-guru dan kepala sekolah,
tetapi juga bisa mengikutsertakan tenaga kependidikan lain di
sekolah (seperti tata usaha dan BK), untuk memecahkan
berbagai masalah untuk memperoleh hasil keputusan bagi
kepentingan bersama. Diskusi dalam hal ini dapat dilakukan
pada waktu-waktu yang dianggap cocok/efektif, waktu yang
efektif yaitu waktu untuk diskusi tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar dan tidak mengorbankan kegiatan atau
pekerjaan lain yang sangat penting. Lokasi untuk diskusi bisa
dilakukan di tempat yang nyaman dan tidak mengganggu
jalannya diskusi, misalnya diruangan kelas ketika proses belajar
mengajar telah selesai, diruangan kepala sekolah, ataupun
diruangan rapat dan juga bisa dilakukan di luar dari lingkungan
sekolah sesuai kesepakatan bersama. Kunjungan kelas
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan adanya kunjungan kelas kepala sekolah dapat
5. melihat secara langsung bagaimana penggunaan metode dan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru, bagaimana
keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan juga
untuk mengetahui tentang penguasaan kompetensidasar oleh
peserta didik. Kunjungan kelas merupakan suatu bentuk
kegiatan yang sangat bermanfaat untuk memperoleh informasi
secara langsung tentang profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga guru dapat memperoleh
informasi dan masukan dari kepala sekolah. Selain itu dari
kunjungan kelas kepala sekolah bersama guru-guru dapat
mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan dari
kunjungan kelas, lalu mencari jalan keluar/pemecahan dan
menyusun program-program penanggulangan untuk
kedepannya, terutama dalam tugas guru dalam pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran.e. Hubungan Antar Sesama
Guru. Hubungan antar sesama guru disekolah dapat
mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, seperti hasil penelitian Nawawi (1989:128)
bahwa hubungan yang intim penuh kekeluargaan terlepas dari
formalitas yang kaku, dan prosedural yang otokratis
berpengaruh positif terhadap moral kerja para pendidik.
Sehingga suasana kehidupan disekolah harus dikondisikan
sedemikian rupa, dan diharapkan adanya kerja sama yang baik
antara sesama guru. Melalui kerja sama dan hubungan yang baik
antara sesama guru akan dapat membantu meningkatkan
mekanisme kerja yang optimal dan meningkatkan
profesionalisme guru, disamping itu dapat mendukung
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi yang optimal.
Uraian diatas menunjukkan bahwa hubungan yang baik di antara
sesama guru, dapat memberikan masukan dan juga menambah
pengalaman diantara guru, misalnya pada saat diadakannya studi
6. banding antar sekolah. Sehingga dapat membantu guru dalam
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.f. MGMP Dan
KKG. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan KKG
(Kelompok Kerja Guru) merupakan dua organisasi atau wadah
yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
Dalam MGMP dan KKG, para guru bisa saling bertukar pikiran,
dan saling membantu mengatasi masalah yang dihadapi. Salah
satunya bagaimana menyusun kompetensi yang di jabarkan
dalam kurikulum dan mencari teknik-teknik pembelajaran yang
cocok diterapkan, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar
dapat terlaksana secara optimal, dan tentunya dapat membantu
memberikan masukan kepada guru dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
kordinasi oleh wakasek bidang kurikulum, sedangkan untuk
setiap mata pelajaran dapat dipimpin oleh guru yang paling
berpengalaman (senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah).
Selain itu kegiatan MGMP dapat mendatangkan ahli dari luar
yang dapat membantu guru sehingga dapat mengerjakan
tugasnya lebih optimal begitupun dengan KKG. Melalui MGMP
dan KKG diharapkan semua kesulitan dan masalah yang
dihadapi guru dapat diatasi sehingga meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.g. Kegiatan Supervisi. Kegiatan supervisi
untuk membantu dalam upaya untuk pengembangan
kemampuan guru melaksanakan kurikulum, pengembangan
kemampuan memilih dan menggunakan material kurilkulum,
pengembangan kemampuan pelaksanaan kegiatan
7. ekstrakurikuler, dan pengembangan kemampuan
memecahkan masalah- masalah khusus. Tujuan program
supervisi untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar
mengajar yang relevan, dan efektif melalui peningkatan
kemampuan guru. Fungsi supervisi pembinaan kepemimpinan
kepala sekolah guna meningkatkan tanggung jawab untuk
menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama guru dan
tenaga lainnya, membina sifat-sifat kepemimpinan dan
memupuk tanggung jawab pada diri guru-guru, melaksanakan
pengawasan dan disiplin bagu guru, menempatkan dan
memberikan penghargaan kepada guru-guru dan tenaga teknis
lainnya, juga pembinaan dan peningkatan kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar dan pengeloalaan sekolah, serta
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam
pelaksanaannya supervisor menggunakan metode pembinaan,
yaitu : • Pembinaan di lingkungan sendiri. • Pembinaan di
lingkungan daerah. • Pembinaan di lingkungan guru bidang
studi. • Pembinaan di lingkungan administrasi.B. FORMAT
RPP BERBASIS KTSP Rencana pelaksanaan pembelajaran
berbasis KTSP minimalnya terdapat tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
atau beberapa aspek keterampilan berbahasa,sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar
,pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar,sedangkan
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung
itu,siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antarmata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran


Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian,siswa mampu memahami konsep-
konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa ,siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya dengan minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan. engalaman-pengalaman sensorik yang
membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak siswa
menjadi tidak tersentuh, padahal hal tersebut merupakan
karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah
dasar. Di sinilah mengapa pembelajaran tematik sebagai
pendekatan baru dianggap penting untuk dikembangkan di
sekolah dasar.
h.
i. Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari
pembelajaran tematik ini, yaitu:
j. Berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru
lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
k. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
l. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas,
bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah
dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
m. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa
dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal
ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
n. Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
o. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya.
p. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki
beberapa kendala dalam pelaksanaannya, di antaranya:
q. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan masih terpisah-pisah
ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang ada. Hal ini
akan menyulitkan guru dalam mengembangkan program
pembelajaran tematik. Di samping itu, tidak semua
kompetensi dasar dapat dipadukan.
r. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dibutuhkan
sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk
mencapai kompetensi dasar secara optimal. Jika tidak,
maka proses pelaksanaan pembelajaran tematik tidak akan
berjalan dengan baik, dan hal ini tentu saja akan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
s. Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep
pembelajaran tematik ini secara utuh, bahkan ada
kecenderungan yang menjadi kendala utama dalam
pelaksanaannya yaitu sifat konservatif guru, dalam arti
bahwa pada umumnya guru merasa senang dengan proses
pembelajaran yang sudah biasa dilakukannya yaitu
pembelajaran yang konvensional.

3. Manfaat Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik bermanfaat untuk :
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu.
b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antarmata
pelajaran dalam tema yang sama.
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam
dan berkesan.
d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik
dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa.
e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
yang jelas.
f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata,untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran
yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan
sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan,waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial,pemantapan atau pengayaan.
4. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
Rambu – rambu pembelajaran tematik,yakni:
a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.
b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi
dasar lintas semester.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat
dipadukan,jangan dipaksakan untuk dipadukan.
Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan
dibelajarkan secara tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema
tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema
lain maupun disajikan secara tersendiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada
kemampuan membaca,menulis dan berhitung serta
pemahaman nilai-nilai moral.
f. Tema –tema yang dipilih disesuaikan dengan
karakteristik siswa,minat,lingkungan dan daerah
setempat.
5. Contoh Penyusunan dan Pengembangan
Pembelajaran Tematik
Dalam pembelajaran tematik,perlu dilakukan
kegiatan pemetaan kompetensi ,pengembangan
silabus,dan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
a. Pemetaan Kompetensi
Kegiataan pemetaan ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua standar kompetensi dasar dan
berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam
tema yang dipilih. Ada beberapa langkah yang
dilakukan untuk pemetaan kompetensi tersebut.
Langkah 1 : Menentukan Tema
Untuk membuat pemetaan kompetensi ini
diperlukan tema sebagai pengikat kompetensi
dan sebagai konteks pembelajaran. Ada dua
cara dalam menentukan tema,yaitu: (1)
mempelajari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-
masing mata pelajaran untuk mengidentifikasi
tema apa yang sesuai dengan pengikat,(2)
menetapkan tema-tema terlebih dahulu
perangkat keterpaduan ,baru kemudian dipilih
untuk sebagai pengikat kompetensi dari
beberapa mata pelajaran.
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan
beberapa prinsip,yaitu:

Daftar pustaka:
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/karakteristik-
pembelajaran-tematik.html
https://www.slideshare.net/awankha/kinerja-guru-dalam-
pengembangan-rpp

Anda mungkin juga menyukai