PEMBAHASAN
Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak kelas
1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan formal.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra
(belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia
(Hartati, 2003). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Selain itu
juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
Bermain bagi anak-anak terutama siswa Sekolah Dasar merupakan kegiatan yang
menimbulkan kesenangan yang akan menumbuhkan rangsangan bagi perilaku lainnya.
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri terutama bagi anak
anak. Melalui kegiatan bermain sambil belajar siswa dapat memperoleh kesenangan dan
terlatih untuk terampil berbahasa. Di usia siswa SD merupakan usia yang paling kreatif.
Agar anak tidak merasa bosan dengan kegiatan yang hanya di dalam kelas saja. Karena
bermain merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kreativitas anak. Dalam
kegiatan pembelajaran bahasa guru bisa menggunakan metode belajar variatif untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa indonesia.
a. Pendekatan pembelajaran
Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang
hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan
tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi
dan kegunaannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat. Teori belajar
bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan
dalam psikolinguis. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi
bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak
dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa.
b. Metode Pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu
metode dalam pembelajaran bahasa yang dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur
dan bertahap, dimulai dari perencanaan perencanaan pengajaran, presentasi, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
melemparkan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang strategi pengorganisasian dan strategi koordinasi tertentu yang digunakan selama
proses pembelajaran. Sedikit ada klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran
yang meliputi:
a. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,
b. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
c. Pengelolaan motivasional.
d. Kontrol belajar.
Pandangan dasar tentang belajar mengajar ini diuraikan sebagai berikut:
Kompetensi kognitif. Dalam kompetensi ini, guru bahasa diharapkan memiliki hal-hal
dibawah ini:
• Penguasaan wawasan yang luas sesuai misi pendidik.
• Mengetahui dan memahami karakteristik peserta didik sebagai pebelajar bahasa.
• Mengetahui teori bahasa dan teori belajar bahasa.
• Menguasai bahan ajar mata pelajaran bahasa.
• Mengetahui dan memahami metodologi pengajaran bahasa.
• Mengetahui dan memahami cara menilai hasil belajar bahasa.
• Mengetahui dan memahami strategi pengelolaan kelas dalam pengajaran bahasa.
• Menguasai bahasa yang diajarkannya dan dapat menggunakannya dalam berbagai
peristiwa komunikasi.
Kompetensi sikap. Kompetensi sikap yang dimaksudkan disini bahwa guru bahasa
hendaklah mempunyai sikap seperti dibawah ini :
• Bangga sebagai guru bahasa
• Cinta denngan pekerjaan nya sebagai guru
• Kemampuannya keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
• Peka terhadap masalah-masalah bahasa dan pengajaran.
2. Peserta didik diharapkan belajar membaca dan menulis, setelah mereka belajar berbicara.
Ini terjadi secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membaca, menulis, menyimak dan berbicara tidak dipandang sebagai komponen yang
terpisah.
4. Sejak dini peserta didik dihadapkan pada teks/ tulisan yang predictable dan repetitive
secara menyeluruh dan didorong untuk menyusun teks yang demikian pula. Oleh karena
itu, pada saat peserta didik belajar membaca pada saat itu pula mereka juga memperoleh
dan mengembangkan pengetahuan yang bertumpu dari teks yang mereka baca dan dari
pengetahuan yang mereka miliki.
4) Sejak dini peserta didik dihadapkan pada teks/ tulisan yang predictable dan repetitive
secara menyeluruh dan didorong untuk menyusun teks yang demikian pula. Oleh
karena itu, pada saat peserta didik belajar membaca pada saat itu pula mereka juga
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang bertumpu dari teks yang mereka
baca dan dari pengetahuan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Mustadi, Ali. 2021. Filosofi, Teori, dan Konsep Bahasa dam Sastra Indonesia
Sekolah Dasar. Yogyakarta. UNY Press.
Ramadania, Fajarika. 2016. Konsep Bahasa Berbasis Teks Pada Buku Ajar
Kurikulum 2013. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pemgajarannya. Vol. 1(2):
224 – 227.