Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran adalah proses belajar yang didalamnya terdapat sebuah interaksi


peserta didik dengan pendidik. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan
penggunaan bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa baik secara lisan maupun tertulis.
Siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa, karena Bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, terutama oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pendidikan Bahasa


Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di
sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena
dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat
mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis,
dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis
dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Pembelajaran


secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara anak memandang dan
menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan
siswa dapat memahami secara rasional serta konsep-konsep yang terkait dengan
pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum
bahasa Indonesia di SD mempunyai karakteristik:
a. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis integratif, dan lintas
kurikulum.
b. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.
c. Penggunaan metode d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar
(Djuanda, 2006: 53).

Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak kelas
1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan formal.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra
(belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia
(Hartati, 2003). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Selain itu
juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik.

Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, yaitu:


a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan
bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar diharapkan siswa mendapat bekal yang matang
untuk mengembangkan dirinya dalam pendidikan berikutnya dan hidup bermasyarakat.
Dalam bidang pengetahuan siswa memiliki pemahaman dasar-dasar kebahasaan terutama
bahasa baku serta mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan
seseorang karena melalui pendidikan seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta dapat memperbaiki akhlak dan budi pekertinya sehingga ia tahu etika
dan norma yang berlaku di tengah masyarakat. Guru yang professional dalam
melaksanakan pembelajaran mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain berorientasi
pada perkembangan siswa karena pembelajaran yang mengacu pada karakteristik siswa,
baik kelompok maupun individu dapat diterima oleh siswa, dan akan lebih bermakna.

Bermain bagi anak-anak terutama siswa Sekolah Dasar merupakan kegiatan yang
menimbulkan kesenangan yang akan menumbuhkan rangsangan bagi perilaku lainnya.
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri terutama bagi anak
anak. Melalui kegiatan bermain sambil belajar siswa dapat memperoleh kesenangan dan
terlatih untuk terampil berbahasa. Di usia siswa SD merupakan usia yang paling kreatif.
Agar anak tidak merasa bosan dengan kegiatan yang hanya di dalam kelas saja. Karena
bermain merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kreativitas anak. Dalam
kegiatan pembelajaran bahasa guru bisa menggunakan metode belajar variatif untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa indonesia.

Konsep dasar pengajaran bahasa Indoesia di perguruan tinggi sesungguhnya sangat


berbeda dengan pengajaran Bahasa Indonesia pada level pendidikan sebelumnya, kalau di
pendidikan dasar menengah lebih menekankan pada struktur kebahasaan yang hasil
akhirnya adalah dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun di perguruan
tinggi adalah pengembangan dari itu semua, yaitu kemampuan berbahasa Indonesia yang
baik dan benar untuk diaplikasikan pada aspek komunikasi baik tertulis, verbal ataupun
gabungan dari beberapa perangkat, sehingga mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan
mempunyai kemampuan untuk dapat mengkomunikasikan ide-ide briliannya dimasa yang
akan datang apabila mereka sudah betul-betul berada di tengah masyarakat.

Tiga elemen pokok pengajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi, yaitu:


1. Pengamalan Sumpah Pemuda dan UUD 45: mengapa elemen ini di masukkan, karena para
pendahulu kita para generasi muda di masa sebelum kita merdekapun sudah bersumpah,
sudah bertekat untuk menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita, kita
sebagai generasi penerusnya sudah selayaknya dan wajib untuk meneruskan dan
mengembangkan tekat tersebut, sehingga bahasa Indonesia dapat tetap utuh menjadi
bahasa persatuan Negara, budaya, ekonomi, pertahanan dan sebagainya.
2. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar, setelah kita bertekat untuk sama-sama
mengembangkan bahasa Indonesia juga tentu saja, kita sebagai bangsa Indonesia akan
menjadi contoh bagi negara lain yang ingin berbahasa Indonesia, sehingga kita wajib
untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Komunikasi Ide, bahasa adalah salah satu perangkat utama dalam transformasi ide,
sehebat apapun ide, gagasan, ataupun pemikiran yang ada di kepala, tidak akan berubah
jadi apapun tanpa kemampuan untuk mengkomunikasikan ide kita kepada pihak lain,
bahkan kemampuan komunikasi ini adalah salah satu unsur dari EQ, dan EQ adalah 80 %
dari pendukung kesuksesan kita dalam bidang apapun.

Komunikasi ide ini terbagi menjadi 3 kelompok:


1. Komunikasi tertulis, jenis komunikasi ini untuk memulai sebuah penuangan ide dan
sekaligus mengakhirinya, artinya ide seseorang harus mampu ditulis, baik berupa naskah,
artikel ataupun bentuk umum tulisan lainnya agar sampai kepada pihak yang dituju,
setelah ide itu dilaksanakan, kembali dituntut kemampuan menulis ini, misalnya untuk
membuat laporan dan sebagainya.
2. Komunikasi Verbal, setelah tulisan itu terbaca, maka pemilik ide harus mampu
menjelaskan, disini komunikasi verbal sangat diperlukan, baik komunikasi orang per
orang, audien ataupun kepada dunia, disini dituntur kemampuan berpidato, dan
berpresentasi.
3. Techno Communication, artinya pemilik ide harus mampu mengkomunikasikan secara
teknologi, terutama teknologi informasi, misalnya melalui media sosial, web site dan
sebagainya, disini kemampuan dan kreatifitas tambahan diperlukan, misalnya kemampuan
dalam mengopersikan power point, membuat dan mengoperasikan web, dan teknik-teknik
lainnya yang saat ini berkembang sangat cepat bahkan dalam hitungan detik.

Peristiwa-peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia


1. Kelahiran Bahasa Indonesia Secara Politis
Bahasa Melayu yang semakin lama semakin kaya dengan adanya pengaruh
bahasa-bahasa lain tersebut sampai dengan menjelang akhir tahun 1928 secara resmi
masih tetap bernama bahasa Melayu, walaupun dilihat dari segi fungsinya sudah tidak lagi
mencerminkan sebagai bahasa daerah. Atas kesadaran para pemuda (yang tergabung
dalam berbagai organisasi pemuda saat itu) akan pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu
bangsa, maka pada Kongres Pemuda di Jakarta tanggal 28 Oktober 2928 dicetuskan dalam
ikrar politik yang disebut dengan nama Sumpah Pemuda. Bunyi ikrar tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa yang satoe bangsa
Indonesia.
2. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertanah air yang satu tanah air
Indonesia.
3. Kami poetera dan poeteri Indonesia, menjoenjoeng bahasa persatoean bahasa
Indonesia.
Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda tersebut berarti secara resmi bahasa Indonesia
telah lahir. Namun demikian, karena kelahiran itu terwujud dalam rangka ikrar politis, maka
kelahiran tersebut juga disebut kelahiran politis. Secara formal pemerintah yang berkuasa
saat itu (Pemerintah Hindia Belanda) tetap menyatakan bahwa bahasa yang dipakai oleh
pribumi (sebutan orang Indonesia pada saat itu) adalah bahasa Melayu.
Walaupun pemerintah Hindia Belanda belum mengakui bahasa Indonesia sebagai
bahasa Persatuan bagi rakyat Indonesia, namun dampaknya semakin terasa. Dampak
tersebut berupa semakin menggebunya semangat persatuan para pemuda. Persatuan tersebut
disadari sepenuhnya sebagai modal dasar untuk mengusir penjajah.

2. Kelahiran Bahasa Indonesia Secara Yuridis


Upaya para pemuda untuk mengusir penjajah dengan modal dasar semangat persatuan
tersebut akhirnya membuahkan hasil berupa Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang
diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta (atas nama bangsa Indonesia) pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sehari kemudian, yakni tanggal 18 Agustus 1945 Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45) diundangkan. Salah satu dari
pasalpasal yang terdapat pada UUD 1945 tersebut, yakni Bab XV Pasal 36 berbunyi: Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia. Dengan demikian, berarti bahasa Indonesia secara resmi,
secara yuridis, telah dinyatakan sebagai bahasa Negara atau bahasa Resmi.
Strategi Pembejaran Bahasa Indonesia

a. Pendekatan pembelajaran
Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang
hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan
tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi
dan kegunaannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat. Teori belajar
bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan
dalam psikolinguis. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi
bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak
dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa.
b. Metode Pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu
metode dalam pembelajaran bahasa yang dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur
dan bertahap, dimulai dari perencanaan perencanaan pengajaran, presentasi, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
melemparkan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang strategi pengorganisasian dan strategi koordinasi tertentu yang digunakan selama
proses pembelajaran. Sedikit ada klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran
yang meliputi:
a. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,
b. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
c. Pengelolaan motivasional.
d. Kontrol belajar.
Pandangan dasar tentang belajar mengajar ini diuraikan sebagai berikut:

1. Belajar lebih ditekankan dari pada mengajar


Mengajar bahasa pada hakikatnya adalah menciptakan kondisi yang bersifat
kondusif yang memungkinkan terjadinya proses belajar bahasa kalangan peserta didik.
Pusat kegiatan belajar mengajar adalah peserta didik karena peserta didiklah yang belajar.
Jadi peserta didiklah yang harus aktif. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi
juga harus lebih dari itu, semisal menjadi fasilitator yang mampu menciptakan kemudahan
yang menunjang proses belajar mengajar bagi peserta didiknya. Untuk mengelola belajar
mengajar yang demikian guru harus profesional dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu mestinya guru harus berkompetnsi dan memiliki kompetensi kognitif, sikap,
dan kompetensi performansi dalam mengajarnya.

Kompetensi kognitif. Dalam kompetensi ini, guru bahasa diharapkan memiliki hal-hal
dibawah ini:
• Penguasaan wawasan yang luas sesuai misi pendidik.
• Mengetahui dan memahami karakteristik peserta didik sebagai pebelajar bahasa.
• Mengetahui teori bahasa dan teori belajar bahasa.
• Menguasai bahan ajar mata pelajaran bahasa.
• Mengetahui dan memahami metodologi pengajaran bahasa.
• Mengetahui dan memahami cara menilai hasil belajar bahasa.
• Mengetahui dan memahami strategi pengelolaan kelas dalam pengajaran bahasa.
• Menguasai bahasa yang diajarkannya dan dapat menggunakannya dalam berbagai
peristiwa komunikasi.

Kompetensi sikap. Kompetensi sikap yang dimaksudkan disini bahwa guru bahasa
hendaklah mempunyai sikap seperti dibawah ini :
• Bangga sebagai guru bahasa
• Cinta denngan pekerjaan nya sebagai guru
• Kemampuannya keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
• Peka terhadap masalah-masalah bahasa dan pengajaran.

Kompetensi performansi. Kompetensi performansi yang dimaksud adalah guru bahasa


hendaklah memiliki hal-hal seperti:
• Menyusun rencana pengajaran bahasa
• Membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam belajar bahasa
• Bertindak sebagai contoh pengguna bahasa
• Dapat menggunakan berbagai macam metode pengajaran bahasa

2. Peserta didik diharapkan belajar membaca dan menulis, setelah mereka belajar berbicara.
Ini terjadi secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membaca, menulis, menyimak dan berbicara tidak dipandang sebagai komponen yang
terpisah.
4. Sejak dini peserta didik dihadapkan pada teks/ tulisan yang predictable dan repetitive
secara menyeluruh dan didorong untuk menyusun teks yang demikian pula. Oleh karena
itu, pada saat peserta didik belajar membaca pada saat itu pula mereka juga memperoleh
dan mengembangkan pengetahuan yang bertumpu dari teks yang mereka baca dan dari
pengetahuan yang mereka miliki.

3) Membaca, menulis, menyimak dan berbicara tidak dipandang sebagai komponen


yang terpisah.

4) Sejak dini peserta didik dihadapkan pada teks/ tulisan yang predictable dan repetitive
secara menyeluruh dan didorong untuk menyusun teks yang demikian pula. Oleh
karena itu, pada saat peserta didik belajar membaca pada saat itu pula mereka juga
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang bertumpu dari teks yang mereka
baca dan dari pengetahuan yang mereka miliki.

B. Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip adalah asas atau kenyataan yang
menjadi landasan pikiran, perbuatan, dan sebagainya. Pembelajaran adalah aktivitas usaha
sadar dan direncanakan dalam suatu proses perolehan pengetahuan, Meningkatkan
keterampilan, memperbaiki tingkah laku, sikap dan memperkuat karakter. Latar belakang
belajar bagaimana menghadapi orang yang tidak kamu kenal kemudian pelajari bahwa ada
kontak dengan manusia dengan alam menciptakan pengalaman, pengalaman itu terjadi
berkali-kali menciptakan pengetahuan. Dari berbagai prinsip belajar baik menurut konsep
behaviorisme, kognitifisme, maupun konstruktifisme, prinsip umum belajar secara umum
yaitu:
1. Belajar adalah bagian dari pertumbuhan Belajar dan tumbuh adalah dua hal yang
berbeda namun keduanya berkaitan erat. Dalam perkembangan yang diperlukan untuk
belajar, pembelajaran mengarah pada pertumbuhan pribadi yang cepat.
2. Pembelajaran berlangsung seumur hidup. Sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup
(belajar seumur hidup).
3. Keberhasilan akademis terpengaruh karena faktor genetik, lingkungan, kedewasaan dan
usaha individu dengan cara yang positif.
4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, melalui penelitian
mengembangkan aspek kognitif, emosi, psikomotorik dan keterampilan hidup
(kecakapan hidup). Menurut Kihajar Dewantara harus belajar mengembangkan
kreativitas (kognitif), rasa (perasaan), niat (motivasi) dan pekerjaan (psikomotor).
5. Pembelajaran terjadi di mana saja. Pergi ke sekolah (kelas, halaman, perpustakaan
sekolah), rumah, komunitas, tempat hobi, alam sekitar, di bengkel bekerja, dimanapun
kita berada.
6. Kegiatan yang dapat dilakukan di situasi formal, informal dan informal resmi dengan
seorang guru atau tidak ada guru saat itu pembelajaran dapat berlangsung.
7. Pembelajaran yang terencana dan disengaja memerlukan motivasi yang tinggi.
Pembelajaran terencana sering dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang kompleks,
yang diperlukan untuk penguasaan, pemecahan masalah, atau pencapaian sesuatu yang
bernilai tinggi. Semuanya harus terencana, butuh banyak waktu, usaha juga harus
serius.
8. Kegiatan belajar juga harus beragam. Dari yang sederhana hingga yang sangat
kompleks.
9. Dalam pembelajaran, hal ini juga terjadi masalah. Kendala muncul secara terpisah
dengan pekerjaan mempunyai banyak faktor membuat hambatan - masalah. Salah
satunya adalah elemen lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan, kebosanan dalam
belajar, keluarga dan faktor lainnya.
10. Dalam pembelajaran juga diperlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
Khususnya siswa SD/MI pertama peringkat rendah lagi, tip dapat diperoleh dari guru,
siapa kolega lama dan cakap dan para ahli lainnya. di dalam Era modern ini juga bisa
membantu dari media sosial seperti internet.
Pembelajaran adalah kegiatan sukarela memodifikasi kondisi yang berbeda
menuju pencapaian tujuan. Belajar, mengajar dan belajar terjadi bersama. Pembelajaran
bisa terjadi tanpa guru, sambil mengajar memahami segala sesuatu yang dilakukan oleh
Guru. Sebagai guru pelatihan, kemampuan menciptakan situasi yang merangsang siswa
berangkat ke sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat prinsip dalam pembelajaran


bahasa Indonesia SD/MI, yaitu:
1. Kontekstual
Pemodelan kontekstual merupakan sebuah konsep pembelajaran berpikir bahwa
anak-anak akan belajar lebih baik jika lingkungannya diciptakan secara ilmiah, yang
berarti pembelajaran akan lebih bermakna jika anak-anak “bekerja” dan “mengalami”
apa yang mereka pelajari, Ini bukan hanya sekedar "mengetahuinya". Belajar tidak
hanya itu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa, tapi bagaimana
siswa dapat menafsirkan apa yang telah mereka pelajari. Melalui Oleh karena itu,
strategi pembelajaran lebih penting dari sekedar hasil. Dalam hal ini siswa perlu
memahami pengertian belajar, apa itu belajar, Apa saja manfaatnya, statusnya dan
bagaimana cara mendapatkannya. Mereka menyadari bahwa apa yang mereka pelajari
akan bermanfaat bagi mereka kehidupannya di kemudian hari. Jadi mereka akan belajar
lebih banyak gairah dan kesadaran.
2. Integratif (Terpadu)
Salah satu hakikat bahasa adalah sistematis, yaitu keseluruhan kegiatan yang
saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan berbahasa, yaitu komunikasi. Subsistem
bahasa adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat subsistem ini
tidak dapat berdiri sendiri. ketika kita menggunakan bahasa, kita tidak hanya
menggunakan salah satu elemen tersebut. Saat kita berbicara, kita menggunakan kata-
kata. Kata-kata tersebut disusun menjadi kalimat. Kalimat diucapkan dengan intonasi
yang benar, morfologi (kata), sintaksis (kalimat) dan semantik (makna kalimat).
3. Fungsional (Fungsi)
Dalam prinsip ini tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa
mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan benar dan akurat.
Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa fungsional, yaitu pembelajaran
bahasa harus dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam berkomunikasi maupun dalam
memperoleh kecakapan hidup.
4. Apresiatif
Prinsip ini tidak hanya berlaku pada pembelajaran sastra saja, tetapi juga pada
pembelajaran aspek lain, bahkan pada mata pelajaran selain bahasa Indonesia. Namun
karena hanya Literasi yang menggunakan istilah tersebut, maka yang dituangkan dalam
Kurikulum 2004, Asesmen Sastra merupakan komponen standar kompetensi SD dan
MI (madrasah ibtidaiyah) yang terintegrasi dengan aspek keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Sangat mengagumkan untuk mempelajari literatur
yang menarik. Ciri-ciri pembelajaran menyenangkan terlihat dengan memperhatikan
siswa ketika kita bercerita.

DAFTAR PUSTAKA

Mustadi, Ali. 2021. Filosofi, Teori, dan Konsep Bahasa dam Sastra Indonesia
Sekolah Dasar. Yogyakarta. UNY Press.

Oktaviani, Rafika Elsa, Nursalim. 2021. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Bahasa


Indonesia SD / MI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 7(1): 2 - 8.

Ramadania, Fajarika. 2016. Konsep Bahasa Berbasis Teks Pada Buku Ajar
Kurikulum 2013. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pemgajarannya. Vol. 1(2):
224 – 227.

Roisah. 2017. Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan


Tinggi. Bekasi. Weebly.

Subali, Edy. Konsep Bilingualisme dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi


Penutur Asing. Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 8(1): 107 – 109.

Sukirman. 2022. Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sitimulyo.


Mata Kata Inspirasi.

Anda mungkin juga menyukai