mugiriyanto.mr@gmail.com
MODUL PERKULIAHAN
BAHASA
INDONESIA
KARAKTERISTIK BAHASA
INDONESIA
Tatap Muka
01
Fakultas: Kode Mata Kuliah: Bahasa Indonesia / U4119009
Program Studi: Disusun Oleh: Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd
Abstract Kompetensi
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran Mahasiswa dapat memahami perbedaan
yang digunakan untuk berkomunikasi oleh bahasa Indonesia yang baik dan benar.
masyarakat pemakainya.
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana
komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diberikan
di semua perguruan tinggi. Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, bahasa
Indonesia termasuk salah satu Mata kuliah Pengembangan Kepribadian, selain Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
Substansi kajian yang disebut pada butir (c) di bawah ini hendaknya dipadukan ke
dalam kegiatan penggunaan bahasa Indonesia melalui keterampilan berbahasa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan keterampilan menulis sebagai
fokus.
Substansi kajian mata kuliah bahasa Indonesia difokuskan pada menulis akademik.
Secara umum struktur kajian terdiri atas:
Menulis:
(a) Makalah
(b) Rangkuman/ringkasan buku atau bab
(c) Resensi buku
(a) Presentasi
(b) Seminar
(c) Pidato dalam situasi resmi
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
3. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan
manusia lain. Media komunikatif yang dipakainya adalah bahasa. Dengan menggunakan
bahasa, mereka bisa menyampaikan maksud, ide, pikiran dan gagasannya. Di sisi lain,
maksud, ide, pikiran, dan gagasan tersebut agar terpahami dengan tepat makna oleh
manusia lain.
Dengan media bahasa, kita bisa berkomunikasi dengan seluruh manusia dari berbagai
penjuru dunia yang berbeda. Dengan media bahasa, kita bisa menyampaikan maksud,
pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh generasi ratusan tahun mendatang.
Di sisi lain, kita bisa melihat betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam
kehidupan satu hari dua puluh empat jam, manusia tidak pernah lepas dari penggunaan
bahasa. Dari kita bangun tidur, beraktivitas sehari penuh sampai tidur kembali, kita selalu
menggunakan bahasa. Bahkan dalam tidur pun kita masih menggunakan bahasa dalam
mimpi.
Bila kita cermati lebih lanjut, kita bisa menemukan bahwa tidak ada satu profesi pun
dalam kehidupan manusia ini yang tidak membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi.
Mulai dari tukang sapu jalan, karyawan, pegawai negeri sipil, direktur perusahaan, para
politisi, para menteri, dan presiden pun sangat membutuhkan bahasa sebagai sarana
komunikasi yang efektif.
Sebagai pemimpin kita dituntut untuk menggunakan bahasa yang lebih efektif, lebih
santun, lebih inovatif, dan lebih kreatif. Bagaimana seorang pemimpin membangun
simpati orang lain, memberikan empati kepada orang lain, membangkitkan moltivasi para
bawahannya. Semua itu memerlukan keterampilan berbahasa yang tersendiri.
Di sisi lain, berkomunikasi adalah juga hubungan manusiawi. Maka kita harus menjaga
perasaan serta memperhatikan lawan bicara. SebagaI komunikator, kita harus memilih
bahasa yang tepat untuk disampaikan kepada komunikan. Setiap komunikan yang
berbeda perlu pilihan kata dan sikap bahasa yang berbeda pula. Sikap berbahasa kepada
teman sebaya tidak boleh dipergunakan juga kepada orang tua, guru, dosen, atau para
pejabat, demikian juga sebaliknya.
Menyimak dan membaca erat hubungan karena keduanya merupakan alat menerima
komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal cara untuk
mengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan
tersebut sering berhubungan satu sama lain.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan (encoding).
Tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali berhubungan dengan
maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang
tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memuidahkan para
pelajar berpikir kitis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan
masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Secara
singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu. Penulis
yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat.
Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:
1. Gaya Berbicara
(a) Gaya ekspresif, ditandai dengan spontanitas, lugas. Gaya ini digunakan saat
mengungkapkan perasaan, bergurau, mengeluh, atau bersosialisasi.
(b) Gaya perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernada memberikan
keputusan.
(c) Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasioonal, tanpa prasangka, dan
lemah lembut.
2. Metode Penyampaian
(a) Penyampaian mendadak
(b) Penyampaian tanpa persiapan
(c) Penyampaian dari naskah
(d) Penyampaian dari ingatan
Daftar Pustaka