Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Modul 2
Bahasa Indonesia yang
Baik dan Benar

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
U001700008
BAHASA
MKCU
INDONESIA
Ade Siti Haryanti, M.Pd

Abstract Kompetensi
Di dalam modul ini akan dibahas Setelah mempelajari materi pada bab
tentang kaidah-kaidah dalam Bahasa ini, diharapkan mahasiswa dapat
Indonesia. Kaidah ini sebagai standar memahami kaidah-kaidah dalam
bahwa bahasa Indonesia tersebut bahasa Indonesia.
benar secara keilmuan.
MODUL 2
BAHASA INDONESIA YANG
BAIK DAN BENAR
2. 1 Standar Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dan memahami Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

2. 2 Kompetensi Dasar
(1) Mahasiswa mampu memahami pengertian bahasa
(2) Mahasiswa mampu memahami penggunaan bahasa
(3) Mahasiswa mampu memahami bahasa Indonesia yang baik
(4) Mahasiswa mampu memahami bahasa Indonesia yang benar.
(5) Mampu menggunakan bahasa Indonesia secara lisan
(6) Mampu menggunakan bahasa Indonesia secara tulisan

2.3 Indikator
(1) Mampu menjelaskan pengertian Bahasa
(2)mampu memahami penggunaan bahasa
(3) Mampu menjelaskan bahasa Indonesia yang baik
(4) Mampu menjelaskan bahasa Indonesia yang benar
(5) Mampu menggunakan bahasa Indonesia secara lisan
(6) Mampu menggunakan bahasa Indonesia secara tulisan

2. 4 Pengertian Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasi diri.

Abdul Chaer dan Leonie mendefinisikan bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat
untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan.

Sebagai makhluk sosial, manusia akan bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Dengan kata lain, manusia akan senantiasa berkomunikasi dan bekerja sama dengan
orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Proses komunikasi antarmanusia tersebut memerlukan sarana berupa bahasa. Sebelum


ditemukan bahasa, manusia berkomunikasi melalui alat atau sarana berupa gerak-gerik,
seperti anggukan kepala, kedipan mata, gerakan tangan, dan bersiul.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya, seiring dengan tingkat perkembangan peradaban, manusia menciptakan
bahasa berupa bunyi-bunyi tertentu yang keluar dari alat ucap manusia dan
melambangkan bunyi suara tertentu yang memiliki arti serta makna tertentu.

Dengan diciptakannya alat komunikasi berupa bahasa maka manusia dapat melakukan
kontak-kontak sosial dengan manusia lainnya secara lebih intensif dan efektif.

Lebih lanjut Abdul Chaer mendefinisikan Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan.Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.Karena setiap lambang bunyi itu
memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa
setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan
pokok’.

2. 5 Penggunaan Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat.Bahasa diucapkan


dan didengar, bukan ditulis dan dibaca.Disamping tetap ada yang diucapkan dan
didengarkan. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam
menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu
sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.

Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan
interaksi sosial dengan sesamanya.Bahasa bersifat arbitrer.Oleh karena itu, bahasa sangat
terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini
memungkinkan adanya diferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Perkembangan bahasa tergantung pada pemakainya.Bahasa terikat secara sosial,
dikontruksi, dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu daripada tertata menurut
hukum yang diatur secara ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa dapat dikatakan
sebagai keinginan sosial (Kompas.com: 2006).

Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi utama masyarakat Indonesia.Ada


kalanya Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua, setelah bahasa ibunya oleh karena
masyarakat Indonesia berada dalam tataran situasi bilingual atau multilingual. Hal itu
juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman, dan fenomena berbahasa sesuai usia dan
lingkungan pemakainya pada suatu masa tertentu.

Di awal abad ke20 para pejuang kemerdekaan Indonesia sudah menyadari pentingnya
kebutuhan satu bahasa nasional yang mampu menyatukan seluruh rakyat Indonesia jika
negera ini ingin merdeka dari penjajahan Belanda.

Dengan Sumpah Pemuda, pada tanggal 28 Oktober 1928, sekelompok pemuda tersebut
bersumpah satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan yang lahir karena suatu keputusan dan

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
perencanaan.Ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945, Bahasa Indonesia pun resmi menjadi bahasa nasional dalam arti yang
sesungguhnya.

Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pemerintahan dan administrasi yang


digunakan di dalam situasi formal seperti pidato, penulisan serta bahasa di media masa
resmi seperti televisi, radio, koran dan majalah serta buku-buku. Bahasa formal juga
bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi di sekolah-sekolah dan universitas-
universitas serta acara-acara resmi lainnya.Teks proklamasi kemerdekaan adalah
dokumen resmi pemerintah pertama yang ditulis dalam bahasa Indonesia.

Dalam proses perkembangannya bahasa Indonesia berkembang menjadi tombak


kekuatan yang menyatukan bangsa Indonesia. Sebuah proses yang menakjubkan dan
dikagumi oleh banyak ahli bahasa di seluruh dunia. Bayangkan, rakyat suatu negara
kepulauan yang terdiri dari berpuluh puluh suku dengan bahasanya yang berbeda beda
berhasil digiring untuk menerima satu bahasa di luar bahasa daerah mereka sebagai
bahasa persatuan bangsa, bahasa nasional.

Sejak jaman sebelum kemerdekaan, berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bahasa
persatuan Indonesia telah dilakukan.Mulai dari perubahan ejaan, pengembangan
peristilahan, penyusunan kamus besar bahasa Indonesia, hingga perumusan tata bahasa
agar dicapai suatu bahasa yang standar yang dapat menjadi patokan seluruh jajaran
masyarakat.Idealnya, bangsa Indonesia dari segala generasi harus mampu menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Hal ini sangat penting, mengingat Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang
memersatukan negeri ini.Otomatis, bahasa nasional ini harus dipakai dalam segala
kegiatan yang bersifat formal dan kelembagaan, termasuk segala kegiatan di bidang
pendidikan. Namun kenyataan yang terjadi adalah bahasa gaul yang seharusnya hanya
menjadi bahasa pergaulan telah masuk ke ruang praktis pendidikan.

Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi.
Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar
menjadi prioritas utama.

Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh
adanya bahasa gaul. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia
film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal
dengan bahasa gaul.

Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal
ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk.Kemajemukan
ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu keseragaman tersebut.Di sinilah fungsi

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
bahasa sangat diperlukan sebagai alat integrasi sosial.Bahasa disebut sebagai alat
adaptasi sosial apabila seseorang berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat,
tata krama, dan aturanaturan dari tempatnya berasal.

Proses adaptasi ini akan berjalan baik apabila terdapat sebuah alat yang membuat satu
sama lainnya mengerti, alat tersebut disebut bahasa. Dalam pemakaian bahasa Indonesia,
termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah
yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Bahasa
Indonesia telah ditetapkan oleh UUD 1945 menjadi bahasa negara.

Di beberapa negara, bahasa Indonesia telah dipelajari. Namun, tidak berarti bahwa
keberadaan bahasa Indonesia bukan tanpa masalah. Munculnya bahasa gaul terjadi
karena dinamika kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi komunikasi yang pesat
turut mendorong perkembangan bahasa.Ditambah lagi dengan kemunculan situs jejaring
sosial di dunia maya. Awal tahun 2000 menjadi titik penting,dikenalnya istilah bahasa
gaul, terutamadi kalangan anak muda.

Ada tiga penting yang perlu diperhatikan jika kita berbicara tentang perkembangan
bahasa. Ketiga kriteria itu adalah: (1) media yang digunakan, (2) latar belakang penutur,
dan (3) pokok persoalan yang dibicarakan.

Berdasarkan media yang digunakan untuk dapat menghasilkan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara lisan dan menggunakan
Bahasa Indonesia secara tulisan.

2. 5 Pengertian Bahasa yang Baik

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi.Sebagai alat komunikasi,
bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara.
Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1) Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan
upacara pernikahan.
2) Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada
pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3) Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat
pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
4) Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
5) Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan
yang sangat akrab dan intim.

2. 6 Pengertian Bahasa yang Benar

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik
kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa
baku adalah sebagai berikut.

1) Penggunaan kaidahtata bahasanormatif. Misalnya dengan penerapan pola


kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami
sedang ikuti.
2) Penggunaankata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantic
banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3) Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam
bahasa Indonesia adalahejaan yang disempurnakan(EYD). Bahasa baku harus
mengikuti aturan ini.
4) Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum
ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa
lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau
bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/;
serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5) Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan
bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya
mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus
diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Dari semua ciri bahasa baku tersebut, sebenarnya hanya nomor 2 (kata baku)
dan nomor 4 (lafal baku) yang paling sulit dilakukan pada semua ragam. Tata
bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan
penyesuaian) mulai dari ragam akrab hingga ragam baku. Penggunaan kata
baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab malah akan
menyebabkan bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.

2. 7 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa
yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang
betul.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Berikut contoh pada undang-undang 1945:
Undang- undang dasar 1945, pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dari beberapa kalimat pada undang-undang dasar tersebut menunjukkan bahasa
yang sangat baku dan merupakan bahasa yang baik dan benar.

Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan
akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan
situasi. Hal seperti ini menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak
baik dan tidak tepat tempatnya.

Contohnya dalam tawar-menawar di sebuah pasar, misalnya pemakaian ragam


baku akan menyebabkan kegelian, kecurigaan atau keheranan. Karena akan sangat
ganjil seandainya dalam tawar-menawar antara pembeli dan penjual di pasar
menggunakan bahasa baku, contohnya seperti ini:
Penjual : Selamat siang bu, Ada yang bisa saya bantu ?
Pembeli : Selamat siang pak, Apakah Anda menjual Tahu yang dibuat di
Sumedang ?
Penjual : Saya mempunyai Tahu yang anda cari bu, Tahu dari sumedang ini
harganya adalah Rp. 50.000
Pembeli : mahal sekali pak, Apakah saya boleh menawarnya ?

Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi
tidak baik dan tidak efektif sebab tidak sesuai dengan situasi pemakaian kalimat-
kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, berikut penggunaan bahasa indonesia
yang lebih tepat.
Penjual : cari apa bu ?
Pembeli : saya lagi nyari tahu, tahu dari sumedang bang, ada gak ?
Penjual : oh, ada bu, nih bu harganya Rp. 50.000.
Pembeli : mahal amat bang, murahinlah bang.

Perhatikan pula contoh kalimat berikut:

Dirgahayau RI ataukah Dirgahayu HUT RI

Setiap tahun kita melihat hampir di setiap sudut kota, desa, gedung pemerintahan,
jalan kampung dihiasi kata dirgahayu dalam menyambut Hari Ulang Tahun
kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus. Perhatikan dengan
seksama tulisan (kalau boleh disebut kalimat) berikut ini :

DIRGAHAYU HUT RI KE-65


DIRGAHAYU HUT KE-65 RI

Penggunaan kata dirgahayu pada kalimat di atas tidak tepat karena kata tersebut
di tempatkan di depan kata hari ulang tahun (HUT). Jika kita mau membuka
KUBI (kamus Umum Bahasa Indonesia) Poerwadarminta, kita kan menemukan
makna kata dirgahayu, yaitu (mudah-mudahan) berumur panjang; mudah-

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
mudahan panjang usia; hidup! Kalau kita alih kalimat di atas, kalimat itu akan
dapat d kita ganti menjadi :

MUDAH-MUDAHAN PANJANG UMUR HUT RI KE-65


HIDUPLAH HUT RI KE-65

Yang didoakan panjang umur bukan negara Republik Indonesia tetapi hari ulang
tahunnya. Padahal, usia hari ulang tahun itu hanya sehari. Yang kita serukan hidip
bukanlah negara Republik Indonesia, melainkan hari ulang tahun yang ke-65.Jadi,
penggunan kata dirgahayu pada contoh kalimat di atas tidak tepat.
Agar penggunaan kata dirgahayu tepat, mari kita perhatikan yang berikut ini :

DIRGAHAYU RI BER-HUT KE-65


DIRGAHAYU RI BER-HUT LXV
HUTRIKE-65
DIRGAHAYU KEMERDEKAAN KITA

(Diambil dari : J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar)

2. 8 Kriteria Penggunaan Bahasa yang Benar

Kriteria penggunaan Bahasa yang benar adalah kaidah. Kaidah Bahasa itu meliput:

1) Tata bunyi (fonologi)

Fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi

a)Fonetik

Pengertian Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-


bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia

b)Fonemik

Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam


fungsinya sebagai pembeda arti.Kalau dalam fonetik kita mempelajari
segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana
tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan
menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat
mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2) Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah
terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.Yang
lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal).

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang
dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan
bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat
yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat
mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau
tidak.

Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat


predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut
adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat
ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat
pada unsur lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa
sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas
unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

3) Kosa kata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut
untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik
tulis maupun lisan.

Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika
lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara
lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam
pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut
gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai
bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam
ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui
proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan
penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas
pergaulannya.

Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau
penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi
atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan
bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa
yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4) Ejaan

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang


digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa
lisan. Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara ,
perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut
dinamakan tanda baca.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda
baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana
memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik
dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu
harus berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu
pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan
seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan
unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang
tepat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana


menggambarkan lambang-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi
antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu
bahasa disebut ejaan.

5) Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata


yang sesuai dengan tuntutan makna.Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat
digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat
digunakan dalam ragam bahasa ilmu).Jadi, pemakaian bahasa yang benar
adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.

Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa
yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan
topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara
(kalau lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat
pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa
bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.

2. 9 Fungsi Bahasa yang Baik dan Benar

Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi, yaitu:

1) Fungsi pemersatu yang mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa dengan


mengatasi batas-batas kedaerahan.
2) Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam
pergaulan dengan bangsa lain.
3) Fungsi pembawa kewibawaan karena kaitannya dengan orang yang
berpendidikan dan yang terpelajar.
4) Fungsi sebagai kerangkaacuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya
pemakaian bahasa.

Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian dengan tiga macam
sikap batin penutur bahasa, yaitu:

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
1) Fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa
membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu.
2) Fungsinya sebagai pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebanggaan
orang karena ia mampu beragam bahasa itu.
3) Fungsinya sebagai kerangkaacuan berhubungan dengan kesadaran orang akan
adanya aturan yang baku yang layak dipatuhi agar ia jangan terkena sangsi
sosial.

Perencanaan bahasa bersasaran untuk dapat diaktualisasikannya pemakaian


bahasa secara baik dan benar. Bahasa yang benar bermakna: korek, bersistem,
sesuai dengan kaidah dan aturan kebahasaan. Sedangkan bahasa yang baik
bermakna etis, logis, rasional dan situasional dalam makna dan penggunaan
(situational and contextual).Bahasa yang baik maupun benar peringkat struktur,
leksikal maupun ujarannya mengacu pada pemakaian bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan sekaligus mengikuti kaidah dan aturan kebahasaan secara tepat
dan akurat.

Sehingga dengan demikian makna baik dan benar dapat diformulasikan sebagai
berikut:
- Korek
- Bersistem
Benar - Kaidah
- Aturan

Bahasa yang - Struktur


baik dan benar - Leksikal - Etis
- Ujaran - Logis
Baik - Rasional
- Situasional
- Kontekstual

Penjelasan:

1) Struktur : frase ini hari merupakan bahasa yang baik di kalangan makelar, tetapi
bukan bahasa yang benar, karena letak kata dalam frase ini terbalik susunannya,
seharusnya hari ini.

2) Leksikal: Rambut nenek saya gundul, susunan kalimatnya baik tetapi secara
leksikal tidak benar karena rambut tidak pernah gundul, tetapi kepalalah yang
gundul, rambut yang gugur. Banyak rumah rakyat tergenang karena banjir.Baik
tetapi tidak benar.Karena rumah tidak tergenang, yang menggenang adalah air.
Yang benar adalah: a. Rumah terendam air. b. Rumah digenangi (oleh) air.

3) Variasi ujaran Pergeseran bunyi dapat ditolerir sepanjang tidak merobah makna,
umpamanya dalam kata selamat yang seharusnya diujarkan /ә/ dijadikan /e/. Tetapi
pasangan kata teras – teras /tәras/ - /teras/ tidak boleh diujarkan terbalik.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
4) Penerjemahan Baik tapi tidak benar secara situasional – kontekstual white coffee =
kopi putih, seharusnya kopi susu bukan milk coffee black coffee = kopi hitam,
seharusnya kopi manis bukan sweet coffee

5) Situasional Pemakaian kata anda untuk seorang pejabat umpamanya pada gubernur
dengan “anda mau ke mana” tidaklah etis seharusnya “Bapak mau ke mana”.

6) Kontekstual Seorang ibu melihat pinggang dan perut anak gadisnya yang belum
menikah dari hari ke hari semakin membesar.Karena rasa gundah si ibu tak
tertahan lagi untuk menanyakan kepada anak gadisnya.Terbukalah rahasia rupanya
lahan sudah digarap sebelum keluarnya izin dan hak penggarapan lahan atau dari
sudut undang-undang lalu lintas sebelum adanya SIM untuk mengemudi dan
mengenderai kenderaan.Si ibu berkata “aduh bagaimana ini kan ibu malu “, jadi
secara kontekstual merupakan budaya malu sedangkan sebenarnya harus lebih
berkonteks budaya takut, umpamanya “apa kau tidak takut amarah atau hukuman
Tuhan”.Dalam perencanaan bahasa, upaya yang perlu dilaksanakan adalah
pembinaan dan pemasyarakatan bahasa, apakah bahasa ibu atau bahasa sasaran,
dengan bahasa yang baik dan benar.Maksudnya sesuai dengan kaidah dan aturan
kebahasaan serta serasi pula dengan situasi dan lingkungan pemakaian.

2. 10 Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu
pemahaman.Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

1. langsung dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu


langsung dengan orang yang diajak berbicara.
2. tidak terikat ejaan bahasa indonesia tetapi terikat situasi pembicaraan dalam
berkomunikasi, seseorang diharapakan dapat mengetahui situasi dan kondisi
dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
3. tidak efektif dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan
bahasa sehari-hari sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat
basa-basi dengan orang yang diajak bicara.
4. kalimatnya pendek-pendek dalam berkomunikasi, seseorang terkadang
menggunakan bahasa yang menurut orang lain sudah mengetahui maksudnya.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
5. kalimat sering terputus dan tidak lengkap dalam berkomunikasi, seseorang
terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang lain sudah mengetahui
maksudnya.
6. lagu kalimat situasional dalam berkomunikasi, seseorang terkadang harus
mengerti situasi yang ada pada dengan orang yang diajak bicara atau
keadaan sekitarnya.

Ragam lisan meliputi :

a) Ragam bahasa cakapan


b) Ragam bahasa pidato
c) Ragam bahasa kuliah
d) Ragam bahasa panggung

2. 11 Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa yang pemakaiannya melalui media
tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur agar
dapat dipahami dengan mudah dan benar. Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang
baku dan teratur seperti tata cara penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat
dan lain-lain. Dapat dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.

Ciri-ciri ragam tulis :

a) Santun, memenuhi kaidah-kaidah yang ada dan pilihan kata atau istilah yang
tepat dan cermat.
b) Efektif, hemat dan singkat, tetapi kena dalam hal maksud yang
diungkapkannya.
c) Bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak, karena tak dapat
bertemu langsung, maka kita diharapkan dapat mengkomunikasikan segala
apa yang ada dengan harapkan orang yang menerima surat tidak salah
persepsi atau salah paham.
d) Ejaan digunakan sesuai dengan pedoman. Dalam penyampaian bahasa tulis,
memang ada pedoman yang harus digunakan atau dipatuhi agar tidak
menimbulkkan kesalahan dalam pemakaian atau penulisan kata.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
e) Penggunaan kosa kata pada dasarnya sudah dibakukan
Dalam hal ini, penggunaan kata atau pilihan kata harus tepat. Walaupun
maksud kita sama, namun apabila kita salah dalam memilih kata maka akan
menimbulkan kerancuan.

Ragam tulis yang antara lain meliputi:

a) Ragam bahasa teknis


b) Ragam bahasa undang-undang
c) Ragam bahasa catatan
d) Ragam bahasa surat

2. 12 Pembeda Ragam Bahasa Tulis dan Lisan

Adapun beberapa hal yang menjadi pembeda antara ragam bahasa tulis dan lisan
misalnya:

a) Ragam lisan memerlukan orang kedua sebagai lawan berbicara sedangkan tulis tidak.
b) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) tidak selalu dinyatakan dalam ragam lisan
karena memang dalam raga ini penggunaan bahasa sudah dibantu dengan situasi/
konteks, mimik pembicara, gerakkan, pandangan dan lain sebagainya, sedangkan
dalam ragam tulis hal tersebut tidak ada atau diperlukan fungsi gramatikal yang lebih
lengkap agar lawan bicara (pembaca tulisan) dapat memahami informasi yang
disampaikan dengan jelas dan benar.
c) Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu, sedangkan ragam
tulis tidak terikat.
d) Ragam lisan dipengaruhi oleh panjang pendek dan tinggi rendah suara sedangkan
ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf capital, huruf miring dan lain-lain.

2. 13 Kesimpulan

Dari uraian singkat di atas maka penulis mencoba memberikan kesimpulan


berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang
tidak memahami pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain
baik menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan.

Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dalam berinteraksi secara berbahasa secara
lisan maupun secara tulisan karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
bagaimana kita menggunakan bahasa yang dapat dipahami atau mudah dimengerti
oleh bangsa kita sendiri maupun bangsa lain.

2. 13 Latihan dan Tugas


a. Latihan

Tulislah huruf B jika jawaban itu Benar, S jika jawaban itu Salah
1. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti
alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
2. Bahasa formal juga bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi di sekolah-
sekolah dan universitas-universitas serta acara-acara resmi lainnya.
3. DIRGAHAYU HUT RI KE-65 dan DIRGAHAYU HUT KE-65 RI
Penggunaan kata dirgahayu pada kalimat di atas tepat karena kata tersebut di
tempatkan di depan kata hari ulang tahun (HUT).
4. Fonetik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya
sebagai pembeda arti.
5. Bahasa ilmu tepat digunakan kata-kata yang bermakna denotatif (kata sebenarnya
tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu).
6. Bahasa yang benar bermakna etis, logis, rasional dan situasional dalam makna
dan penggunaan (situational and contextual).
7. Secara leksikal contoh kalimat ini baik tetapi tidak benar adalah Banyak rumah
rakyat tergenang karena banjir.
8. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
9. Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang baku dan teratur seperti tata cara
penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat dan lain-lain.
10. Situasional Pemakaian kata kamu untuk seorang yang tua tidaklah pantas contoh
kalimatnya: Nama kamu siapa?

b. Tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2. a) Sebutkan perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan?
b) Berikan contoh kalimat ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan?

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Alwi, Hasan dan Dendy Sugondo. 2003. Politik Bahasa. Jakarta: Progres.

Bududu, Yus. 2010. Inilah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta:
Gramedia.

Depdikbud.1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1981. Bahasa Baku dalam Majalah Pembinaan Bahasa


Indonesia.Jilid II tahun 1981.

Purba, Antilan.1996. Bahasa Indonesia Kompetisi Komunikatif. Medan: USU

Saragih, Amrin.2006. Bahasa dan Konteks Sosial. Medan: UNIMED

Sugono, Dendy. 2002. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Kompas
Gramedia.
.

2018 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Ade Siti Haryanti, M.Pd http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai