Anda di halaman 1dari 21

Perkulihan E-Learning

mugiriyanto.mr@gmail.com

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
MEMBACA UNTUK MENULIS
Tatap Muka

04
Fakultas: Kode Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Program Studi: Disusun Oleh: Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd

Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, pembaca (1) Menjelaskan pengertian membaca
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang (2) Menjelaskan tujuan membaca
benar mengenai cara dan langkah – langkah (3) Menjelaskan manfaat membaca
membaca serta menulis dengan tepat. (4) Menyebutkan jenis jenis membaca secara
lengkap
(5) Menjelaskan pengertian menulis
(6) Menjelaskan tujuan menulis
(7) Menjelaskan manfaat menulis
(8) Menyebutkan dan menjelaskan jenis –
jenis menulis
(9) Menjelaskan tahapan- tahapan memnaca
dan menulis

PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Membaca

Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang tertulis.
Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo (1973: 119),
mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado (1976: 132), membaca
adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber yang lain juga
mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja
sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan
dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah proses
memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis
kepada pembacanya.

4.2 Tujuan Membaca

Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
a.       Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
b.      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang dilami
sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk
mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
c.       Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk mengetahui
urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or organization).
d.      Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang yang membuat
meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
e.       Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar. (Reading to classify).
f.       Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang
tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh
bekerja dalam cerita itu. (Reading to evaluate).
g.      Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai
pembaca. (Reading to compare or contrast).
Sementara lain tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami
teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca
puisi (Depdiknas, 2004:15). Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca, yaitu
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-
gagasan utama ( Depdiknas, 1994:18 ).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

4.3 Manfaat Membaca

Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:


1. Memperoleh banyak pengalaman hidup.
2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna
bagi kehidupan.
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan
taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai.
7. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
8. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir,
1996: 6)
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang filosof
kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan diri
sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai
pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat
langsung dari pembacaan buku-buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang
seorang filosof terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai
kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan
ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan
dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja. Dengan demikian
semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan,
tidak terpenjara dalam dunianya.

4.4 Jenis Membaca

Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus
yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:
1)      Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a)      Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar
TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama dan
membaca teks pidato. Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :
Intonasi
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, bisa
mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Contoh:
Tian salah paham kepada bapak.
Tian salah paham kepada bapak?
Tian salah paham kepada bapak!
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh beberapa
orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat tinggal mereka,
pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan suara (fon).
Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang
tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi
kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai
dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;],
tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi
pengertian atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan/dokter Joko Susanto/memang sakit.
    (yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter/Joko Susanto/memang sakit.
    (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/Susanto/memang sakit.
    (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia
akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut gairah
hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya. Sebaliknya
orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram, seperti tidak ada
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
aura kehidupan terpancar dari wajahnya. Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka
atau urat-urat muka dan tubuh yang menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung
kembang kempis. Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang
kepalanya, serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak
sendiri rambutnya. Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-
setengah, wajah agak memerah, senyam senyum sendiri!.

b)      Membaca Teknik


Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
 Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
 Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga
menimbulkan intonasi yang teratur.
 Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c)      Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam
apresiasi sastra.

2)      Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)


Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati yang
mencakup
a)      Membaca teliti.
b)      Membaca pemahaman.
c)      Membaca ide.
d)     Membaca kritis.
e)      Membaca telaah bahasa.
f)       Membaca skimming.
g)      Membaca cepat

Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan
yang menyeluruh. Contoh: membaca paragraf dengan pengertian, membaca pilihan yang lebih

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku], membaca dalam kelas,
menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan kembali, meninjau kembali])

Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan


memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih
dalam lagi. Contoh: standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi

Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan


ide-ide yang terdapat pada bacaan.

Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:


 Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya untuk memerbesar daya kata dan
mengembangkan kosa kata. a) memperbesar daya kata, dengan mengetahui: ragam bahasa,
makna konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna, idiom,
sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa kata, dengan
mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk konteks  
 Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian
keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca sastra, beberapa hal yang
perlui diperhatikan: a) memahami bahasa ilmiyah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa,
meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan (majas)
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide
pokok.
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

4.5  Hal Yang Harus Di Hindari Dalam Membaca

1.     Subvokalisasi
Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati sama-
sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa mengulangi bacaan,

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca cepat,
kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang kita gunakan
ketika pada masa kecil belajar membaca. Misalnya, metode Phonic yang
memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan dengan mengulang kata-kata. Ada
juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi” langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa
mengontrol dan mengoreksi pengucapan siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini
merupakan salah satu kendala dalam membaca cepat (speed reading), sehingga perlu
dihindari.

2.   Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting. Dalam perkembangannya para pakar
membaca cepat justru membolehkan teknik membaca cepat menggunakan
pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan penunjuk atau jari tangan dalam
membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan mempercepat proses membaca,
karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya,
silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti ini.
3. Regretio 
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga
membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan
regretio.

4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan bacaan
(kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan kesalahan
membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan penglihatan

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit melakukan speed
reading.

5. Menggerak-gerakkan Kepala
Yang dimaksud dari menggerak gerakan kepala adalah saat membaca terkadang kepala
kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut seharusnya
juga dihindari disaat membaca.

4.6 Pengertian Menulis

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara


penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis
gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan
simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap
sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:
141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Gebhardt dan
Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of the most important things you do in college.
Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah.
Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan,
baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan juga
oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen
message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka
ulang tulisan yang sudah ada. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989:
18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to
interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku
kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu:
sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah
suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu
aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141)
merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal
yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya
tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis ialah proses
menuangkan ide/gagasan untuk menghasilkan suatu tulisan, sehingga dapat dipahami oleh
pembaca.

4.7 Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu:


a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat
dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi
di muka bumi ini.
b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan
sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif.
Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila
penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan
mudah dicerna.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil
tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah,
yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang.  Orang-orang yang
berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai
pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa,
radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak
pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot,
cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk
melepaskan ketegangan setelah seharian  sibuk beraktifitas.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah
dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan
di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”.
Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Mengubah keyakinan pembaca;
2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3) Merangsang proses berpikir pembaca;
4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5) Memberitahu pembaca; dan
6) Memotivasi pembaca.
Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara lain:
1. Tujuan penugasan (assingnment purpose)
2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)
3. Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
4. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive
purpose)
5. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

4.8 Manfaat Menulis

Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis


lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain:
1. Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4. Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan
dan pengorganisasian.
5. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan
terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan:
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan
kalau kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik
yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara
teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkret.
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara
tertib.
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-
mengarang, yaitu:
1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana
untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
2. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang
seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap
sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang
lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan
suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and
feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan
kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan
sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s
environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan
inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat
perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang,
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif
melibatkan diri dengan ciptaannya.
6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan
menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the
language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan
membaca dan mengerti apa yang ditulis.
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu:
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai
konsep atau ide yang kita milki.
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah
sekaligus.
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif
dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis,
yaitu:
1. Kekayaan pahala
2. Kekayaan uang
3. Kekayaan sahabat
4. Kekayaan pengetahuan
5. Kekayaan nama
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
1. Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan
untuk memperoleh penghasilan.
2. Secara non material
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa
mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti kinerja
pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan pahala dari Allah
swt.
3. Popularitas
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana,
dikota, luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.
Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative
Writting mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang,
diantaranya:
1. Sarana pengungkapan diri
2. Sarana untuk memahami sesuatu
3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri
4. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling
5. Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat
6. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa

4.9 Jenis Menulis

Jenis-jenis Menulis
         Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1)
deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang
bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan
(4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi
(Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang
hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi,
menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya
sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi
digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang diamatinya.
Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis seperti, bahagia, takut,
sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk
menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang
cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar
dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu
sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling
berkaitan.

Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi
orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi
tempat, karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini,
siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan
dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan
keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang deskripsi.

Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54).


Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan
maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1)
hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada
pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau


menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan
adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari
pendirian teguh seseorang.

Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat
suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan,
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan
argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat
atau penguatan terhadap pendapat tersebut.

A.      Membaca untuk Menulis

Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang


relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Menulis adalah proses kreatif

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi informasi, meyakinkan atau
menghibur yang menghasilkan karangan atau tulisan
Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah. Istilah mengarang lebih
melekat pada proses kreatif yang nonilmiah. Tulisan populer seperti rubrik iptek, yang memuat
tulisan tulisan yang memaparkan aspek khusus iptek dengan menggunakan bahasan umum
sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. Karakter tulisan populer:
1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu,
maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional
dalam bidang lain
2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia
bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer Menuliskan
nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta
penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat
singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
4. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar
materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak
meyertakan informasi-informasi tersebut.
5. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah
populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi,  gambar, foto, dll
6. Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar
sebagai “referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan
oleh editor majalah.
Langkah-langkah membaca tulisan populer
1.      Mengenali persoalan utama/isu yang dibahas
2.      Menentukan relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan
3.      Memanfaatkan isu tulisan populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis
4.      Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah

B. Tahapan Membaca dan Menulis


1) Tahapan Membaca
a. Tahap I 
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang
mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian,
serangkaian kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah
dialami.Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk mengembangkan atau meningkatkan
responsi-responsi visual yang otomatis terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan dilihat
pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar memahami bahwa kata-kata tertulis itu
mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.
b. Tahap II 
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui menjadi
bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam
membaca bahan yang baru disusun.
c. Tahap III 
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa.
Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan
bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan
di antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca acap kali teks-teks tata bahasa berisi
paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan.
d. Tahap IV 
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-
teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.
e. Tahap V 
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak dibatasi
(Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

2) Tahapan Menulis
Tahap Pertama - Pemilihan Topik/Tema
Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis kita
belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah pondasi awal
dari pembahasan yang mau kita tuliskan, seperti:
 Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi korban dari
kekejaman hidup dijalanan.
 Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan
akhirnya menemukan rahasia di buku catatan suaminya.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas
atau tuliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan
sesuatu. Jika kita sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah paksakan diri.
Buatlah otak kita refresh barang beberapa saat. Setelah itu kita bisa browsing di internet,
jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan atau pergi ke suatu tempat untuk mencari
sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.

Tahap Kedua - Membuat Kerangka Tulisan (Draft)


Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya. Memang
lain penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah membuat
kerangka tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Salah satunya adalah
istri saya. Tapi untuk mempermudah dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula,
membuat kerangka tulisan sangat diperlukan. Ibarat kita mau pergi ke suatu tempat yang
belum pernah kita ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan
itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam. Untuk membuat
kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
 Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di
sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft
tulisan.
 Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin apa saja
yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama tokoh baik utama
maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk menambah daging dalam
tulang dari tulisan yang akan kita buat.
 Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan
penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita
pikirkan belakangan.

Tahap Ketiga - Menulis (Merangkai Kata)


Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian tulisan. Poin-
poin yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah kita rancang,
mulai kita tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena
kita bisa menulis tanpa ada hal-hal yang terlewatkan. Saran-saran yang bisa dilakukan pada
saat menulis:

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
 Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu khusus 1-2 jam.
Ini akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat sebuah karya tulis yang bagus.
 Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah karya,
bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya sambil chat, buka
facebook atau twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu jauhkan semua itu pada saat
kita sedang menulis.
 Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti kita
sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari kerangka
dan topik, jangan pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata
dengan gaya penulis bebas yang sudah pernah saya ulas sebelumnya.
 Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah
pro dan ahli, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan
pernah memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk
menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang segar dan energi
yang besar. Karena itu seorang penulis membutuhkan istirahat dan makanan bergizi yang
cukup.

Tahap Keempat - Merevisi (Mengedit)


Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada ejaan
yang salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan tokoh
yang salah, alur yang tiba-tiba meloncat atau mau merubah susunan atau jalan ceritanya dan
sebagainya. Meski kita menulis dengan menggunakan microsoft office word terbaru, jangan
terlalu mudah percaya dengan "spell check". Karena bisa jadi kita mau menulis "bisa" jadinya
malah "bias".
Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk
dikomersilkan. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara agar kita
bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog sendiri dengan
bentuk yang acak-acakan, itu sih hak setiap pemilik blog. Paling pengunjung yang nyasar dan
membaca tulisan yang tidak beraturan, akan menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi.
Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu membeli karya kita. Jika banyak terjadi kesalahan,
maka bersiaplah untuk menerima komplain dari mereka.

Tahap Kelima – Penerbitan

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang
blogger bisa meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang
mahasiswa bisa menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa
menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan seorang penulis bisa menyerahkan
naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.
Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat komersil,
tentunya ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah kita bisa
diterima. Sama dengan kita melamar pekerjaan, bagaimana sebuah perusahaan akan
menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada kualifikasi dari kita yang dibutuhkan oleh
perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan mengikuti prosedur yang ada, maka
kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita sendiri. Tapi tentunya dibutuhkan modal dan
kerja yang sangat keras, karena kita akan memasarkan karya kita sendiri tanpa bantuan
penerbit.

B.      Simpulan

Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa
tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis adalah
proses menuangkan ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat
dipahami oleh pembaca. Manfaat dari membaca ialah  Memperoleh banyak pengalaman
hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna
bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah Memperluas dan meningkatkan
pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan. Dan jenis-jenis
menulis ialah deskriptif, eksposisi, argumentasi. 

DAFTAR PUSTAKA
2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Alek A dan Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Kencana: Jakarta.
Pengertian, Jenis, dan Tujuan Membaca_InfoToko Surya 62.html.
Pengertian Membaca_long life education.html
Ismail, Nanang. 2009. “Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Latihan
Berjenjang Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Irsyad
Semarang”. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes.

Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakrta : Raja Grafindo Persada.


Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung : Tinta Emas.

2020 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Mugiriyanto, S.Pd.,M.Pd http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai