Anda di halaman 1dari 14

BAHASA INDONESIA

Membaca untuk menulis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
EKONOMI AKUNTANSI Elvira junisa, M.Pd

Abstract Kompetensi

Bahasa mencakup dua bidang, Mahasiswa mampu memahami


dan menganalisis materi
yaitu bunyi vokal yang
membaca untuk menulis
dihasilkan oleh alat ucap
manusia dan arti atau makna
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca

Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan
dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo (1973:
119), mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado  (1976: 132),
membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber yang lain
juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan
oleh penulis kepada pembacanya.

B. Tujuan Membaca

Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah


dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,
masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang dilami sang tokoh dan
merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. (Reading
for main idea).

c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,
apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan


seperti .cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang pengarang kepada

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang yang membuat meraka berhasil atau
gagal. (Reading for inference).

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau
tidak benar. (Reading to classify).

f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau
bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
(Reading to evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. (Reading
to compare or contrast).

Sementara lain tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks
pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi
( Depdiknas ; 2004 : 15 ). Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :

1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-gagasan utama
( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

C. Manfaat Membaca

Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:

1. Memperoleh banyak pengalaman hidup.


2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi
kehidupan.
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan taraf
hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi
cerdik dan pandai.
7. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
8. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir, 1996: 6)
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang
filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan
diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai
pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat
langsung dari pembacaan buku-buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang
seorang filosof terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai
kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan
ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan
dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja. Dengan demikian
semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang
didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.

D. Jenis Membaca

Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus
yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:

1) Membaca yang Bersuara

Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:

a) Membaca nyaring dan keras

Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama
dan membaca teks pidato.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :

Intonasi

Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, bisa
mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.

Contoh:

Tian salah paham kepada bapak.

Tian salah paham kepada bapak?

Tian salah paham kepada bapak!

Lafal

Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat tinggal
mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan suara (fon).

Jeda

Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang
tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi
kalimat yang diungkapkan.

Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai
dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;],

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi
pengertian

atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.

Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit

Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,

a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.

    (yang sakit dokter Joko Susanto)

b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.

    (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)

c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.

    (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Ekspresi

Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia
akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut
gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya.

Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram,
seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.

Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang
menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.

Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya,
serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri
rambutnya.

Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah agak
memerah, senyam senyum sendiri!.

b) Membaca Teknik

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

 Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
 Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga
menimbulkan intonasi yang teratur.
 Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah

Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam
apresiasi sastra.

2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)

Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan


pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang
mencakupi:

a) Membaca teliti.

b) Membaca pemahaman.

c) Membaca ide.

d) Membaca kritis.

e) Membaca telaah bahasa.

f) Membaca skimming.

g) Membaca cepat.

Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan


pendidikan yang menyeluruh. Contoh : (membaca paragraph dengan pengertian, membaca
pilihan yang lebih panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku], membaca
dalam kelas, menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan kembali, meninjau
kembali] )

Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada


keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan
penulis kaji lebih dalam lagi. Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-
pola fiksi)

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang


hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:

 Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya untuk memerbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata. a) memerbesar daya kata, dengan mengetahui:
ragam bahasa, makna konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna,
idiom, sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa kata, dengan
mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk konteks  
 Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian
keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca sastra, beberapa hal yang
perlui diperhatikan: a) memahami bahasa ilmiyah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa,
meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan (majas)

Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide


pokok.

Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

F.     Pengertian Menulis

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara


penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan
dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif,
Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat
dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y.
Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of the most important things you do
in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah.

Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan,
baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan
juga oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce
writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau
mereka ulang tulisan yang sudah ada. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William
Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because
its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis
adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau
merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.

M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah
suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu
aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008:
141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih
hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan
pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat
kompleks.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan ide/gagasan
dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.

G.    Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu:

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat
dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di
muka bumi ini.

b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan
sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif.
Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan
mudah dicerna.

c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil
tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah,
yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang.  Orang-orang yang
berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai
pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.

d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa,
radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak
pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot,
cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan
ketegangan setelah seharian  sibuk beraktifitas.

Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di


sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas
yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”.

Menurut Syafie’ie (1988:51-52),  tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Mengubah keyakinan pembaca;

2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;

3) Merangsang proses berpikir pembaca;

4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;

5) Memberitahu pembaca; dan

6) Memotivasi pembaca.

Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25)  mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara


lain:

1. Tujuan penugasan (assingnment purpose)


2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)
3. Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
4. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive purpose)
5. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

H.    Manfaat Menulis

Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis


lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain:

1. Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.


2. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4. Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorganisasian.
5. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan
terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:

1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan
dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau
kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yag
ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis
maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkret.
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara
tertib.
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-
mengarang, yaitu:

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk
mengungkapkan perasaan seseorang.
2. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang
seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap
sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih
mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu
perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-
worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan
terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling
seseorang (a tool for increasing awareness and  perception of one’s environment),
maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan
mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun
tingkat kerohaniahan.
5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang,
seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan
diri dengan ciptaannya.
6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan
menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the
language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan
membaca dan mengerti apa yang ditulis.
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu:

1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat


mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai
konsep atau ide yang kita milki.
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah
sekaligus.
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif
dan tidak hanya menjadi penerima informasi.
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis,
yaitu:

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
1. Kekayaan pahala
2. Kekayaan uang
3. Kekayaan sahabat
4. Kekayaan pengetahuan
5. Kekayaan nama
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:

1. Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan
untuk memperoleh penghasilan.

1. Secara non material


Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa
mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti kinerja
pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan pahala dari Allah swt.

1. Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota,
luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.

Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative


Writting mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang,
diantaranya:

1. Sarana pengungkapan diri


2. Sarana untuk memahami sesuatu
3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri
4. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling
5. Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat
6. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id
KEPUSTAKAAN

Arifin, E, Zaenal. 1990. Penggunaan bahasa indonesia dalam karangan ilmiah. Jakarta:
mediyatama sarana perkasa.

Satata, Sri. 2019. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta. Mitra wacana media.

Sugihartati, Drs.Rahma. 2010. Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme. Yogjakarta: Graha


Ilmu.
Dalman,Dr.H. 2013. Ketrampilan Membaca. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung:
Percetakan Angkasa.
Hatami, Chaerul. 2011. Pengertian Membaca Menurut Beberapa Ahli.
Alwasilah, Ch. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi.
Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Kurniawan, K. (2004). “Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Proses”.
Jurnal Mimbar Pendidikan No. 2 Tahun XXIII 2004.
Kurniawan, K. (2000). “Pembaharuan Pendidikan Baca-Tulis Menuju Masyarakat Madani”,
Jurnal Pendidikan Mimbar Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, No. 1
Tahun XIX 2000.
Sampurno, A. (2003). Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sutari, I. (1997). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung : FPBS IKIP.
Tarigan, H.G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Elvira Junisa,M.Pd http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai