04
EKONOMI AKUNTANSI Elvira junisa, M.Pd
Abstract Kompetensi
A. Pengertian Membaca
Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan
dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo (1973:
119), mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado (1976: 132),
membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber yang lain
juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan
oleh penulis kepada pembacanya.
B. Tujuan Membaca
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,
masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang dilami sang tokoh dan
merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. (Reading
for main idea).
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,
apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or organization).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau
tidak benar. (Reading to classify).
f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau
bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
(Reading to evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. (Reading
to compare or contrast).
Sementara lain tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks
pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi
( Depdiknas ; 2004 : 15 ). Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-gagasan utama
( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
C. Manfaat Membaca
D. Jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus
yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama
dan membaca teks pidato.
Intonasi
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, bisa
mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.
Contoh:
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat tinggal
mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan suara (fon).
Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang
tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi
kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai
dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;],
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia
akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut
gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya.
Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram,
seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.
Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang
menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.
Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya,
serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri
rambutnya.
Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah agak
memerah, senyam senyum sendiri!.
b) Membaca Teknik
Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga
menimbulkan intonasi yang teratur.
Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam
apresiasi sastra.
a) Membaca teliti.
b) Membaca pemahaman.
c) Membaca ide.
d) Membaca kritis.
f) Membaca skimming.
g) Membaca cepat.
Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya untuk memerbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata. a) memerbesar daya kata, dengan mengetahui:
ragam bahasa, makna konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna,
idiom, sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa kata, dengan
mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk konteks
Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian
keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca sastra, beberapa hal yang
perlui diperhatikan: a) memahami bahasa ilmiyah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa,
meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan (majas)
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.
F. Pengertian Menulis
Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan,
baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan
juga oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce
writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau
mereka ulang tulisan yang sudah ada. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William
Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because
its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis
adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau
merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah
suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan
Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu
aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008:
141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih
hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan
pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat
kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan ide/gagasan
dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.
G. Tujuan Menulis
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat
dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di
muka bumi ini.
b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan
sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif.
Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil
tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah,
yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang
berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai
pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa,
radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak
pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot,
cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan
ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.
6) Memotivasi pembaca.
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan
dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau
kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yag
ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis
maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkret.
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara
tertib.
Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-
mengarang, yaitu:
1. Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan
untuk memperoleh penghasilan.
1. Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota,
luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.
Arifin, E, Zaenal. 1990. Penggunaan bahasa indonesia dalam karangan ilmiah. Jakarta:
mediyatama sarana perkasa.
Satata, Sri. 2019. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta. Mitra wacana media.