Anda di halaman 1dari 6

Ragam bahasa ilmiah populer merupakan gabungan dua jenis tulisan yang bisa menjadi jembatan

untuk memahamkan istilah-istilah ilmiah dengan gaya bahasa yang populer. Jadi, jika tulisan ilmiah
hanya cocok untuk kalangan akademisi, dan tulisan populer untuk kalangan manapun, maka tulisan
bergaya ilmiah populer cocok bagi kedua kalangan tersebut.

Itu sebabnya, membuat tulisan ilmiah yang disampaikan dengan gaya bahasa yang populer,
memerlukan keterampilan khusus yang bisa kita pelajari. Selain menjadi jembatan bagi mereka yang
awam untuk memahami masalah ilmiah, juga tulisan bergaya ilmiah populer membuat pembaca
menikmati citarasa tersendiri dari sebuah bacaan. Bayangkan, betapa senangnya bisa mengetahui
seluk-beluk senjata nuklir, cara kerja senjata biologi dalam membunuh manusia dengan bahasa yang
mudah dicerna.

Ragam Bahasa Ilmiah Populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi diungkapkan
dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Karya ilmiah populer tidak selalu merupakan hasil
penelitian ilmiah. Tulisan itu dapat berupa petunjuk teknis, pengalaman dan pengamatan biasa yang
diuraikan dengan metode ilmiah. Persyaratan yang berlaku pada karya lmiah populer sama dengan
karya ilmiah. Namun, dalam karya ilmiah populer terdapat persoalan lain, seperti kritik terhadap
pemerintah, analisis terhadap suatu peristiwa yang sedang populer di tengah masyarakat, jalan
keluar bagi persoalan yang sedang dihadapii masyarakat, atau sekedar informasi baru yang ingin
disampaikan kepada masyarakat.

Perbedaan antara karya ilmiah dengan karya ilmiah populer lainya terdapat pada struktur penulisan
kedua jenis karya ini. Jika karya ilmiah memiliki struktur yang baku, karya ilmiah populer tidak
sebaku itu. Hal itu karena karya ilmiah populer biasanya disajikan melalui media surat kabar dan
majalah sehingga format penyajiannya mengikuti format yang berlaku dalam laras jurnalistik.

Karakteristik Karya Ilmiah Populer

1. Opini tentang suatu masalah atau peristiwa disertai fakta empiris dan teori pendukung.
2. Sarana komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat (orang awam).
3. Gaya bahasa populer atau bahasa media (bahasa jurnalistik) yaitu sederhana, mudah dipahamii
orang awam, singkat, dan efektif.
4. Menerjemahkan bahasa iptek yang sulit ke dalam bahasa yang mudah dimengerti secara umum.
6. Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari.
7. Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan kebutuhan masyarakat.

Struktur Penulisan Karya Ilmiah Populer

1. Judul
2. Nama penulis
3. Pendahuluan (lead)
4. Penghubung pendahuluan dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah atau pertanyaan
5. Isi tulisan atau uraian yang biasanya terdiri atas sub-subjudul
6. Penutup; biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu, atau pertanyaan tanpa jawaban
Teknik membaca:

Kemampuan seperti ini dapat dikuasai dengan melatih Kecepatan Efektif Membaca (KEM).

Berikut ini adalah teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM).

a. Skimming Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum,
bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca. Misalnya ketika
membaca buku pelajaran

b. Scanning Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau
informasi tertentu, misalnya katakata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.

c. Selecting Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini
dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar.

Membaca Teknik:

Membaca teknis sering juga disamakan dengan membaca nyaring. Membaca nyaring (oral reading)
adalah lawan dari membaca pemahaman atau membaca dalam hati (silent reading). Dalam
pemahaman sehari-hari kita cenderung memakai istilah membaca teknis dari pada membaca
nyaring. Sebab secara sepintas membaca nyaring sering diasosiasikan sebagai membaca bersuara
atau membaca yang dibunyikan. Padahal tujuan nya lebih dari itu,bukan hanya menyuarakan saja,
tetapi juga menggunakan teknik-teknik tertentu supaya pennyuaraan / pengucapnya benar dab
tepat, sehingga orang yang mendengar menangkap serta memahami maksud si pembaca dengan
baik.Untuk itu, istilah yang cocok untuk pngertian ini adalah membaca teknis.

Hubungan antara menyimak dengan berbicara

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan berbeda namun erat dan tidak terpisahkan. Ibarat
mata uang, satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan satu sisi lainnya ditempati kegiatan menyimak.
Kegaiatan menyimak pasti dilakukan terlebih dahulu daripada kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara
dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-
cakap, diskusi, bertelepon , tanya-jawab dan interviuw.

Dalam komunikasi lisan, pembicara dan penyimak berpadu dalam suatu kegiatan yang
resiprokal berganti peran secara spontan, mudah, dan lancar dari pembicara menjadi penyimak, dan
dari penyimak menjadi pembicara. Pembicara cemas akan kepastian responsi pendengar. Pembicara
baru dapat memberikan responsi pendengar setelah dia mendapat responsi dari penyimak.
Pendengar baru dapat memberikan responsi yang tepat bila ia memahami pesan yang disampaikan
pembicara.

Kegiatan berbicara dan menyimak saling mengisi, saling melengkapi. Tidak ada gunanya orang
berbicara bila tidak ada orang yang menyimaknya. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada
orang yang berbicara. Karena itulah maka dikatakan kegiatan berbicara dan menyimak merupakan
kegiatan yang resiprokal. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata dan
struktur kalimat. Pengenalan terhadap cara mengucapkan kata, mengenal dan memahami struktur
kalimat merupakan landasan yang kuat bagi pengembangan keterampilan menyimak.

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan
komunikasi tatap muka atau face to face communication. Antara menyimak dan berbicara terdapat
hubungan yang erat dari hal-hal berikut:

a) Ujaran(speech)biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru(imitasi)

b) Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang(stimuli) yang ditemuinya.

c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat
tempat hidupnya

d) Anak yang masih kecil masih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan
rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya

e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan berbicara


seseorang

f) Bunyi atau suara seseorang merupakan suatu factor penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata-kata sang anak.

g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang
lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya sang anak mempergunakan/meniru bahasa yang
didengarnya.

Dipandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa
lisan.Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan.
Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui
menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikuti kegiatan
menyimak, atau kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional
bagi komunikasi, dua-duanya tidak terpisahkan.

Ibarat mata uang, sisi muka ditempati kegiatan berbicara, sedangkan sisi belakang ditempati
kegiatan menyimak.Sebagai mana mata uang tidak akan laku bila kedua sisinya tidak terisi, maka
komunikasi lisan pun taka akan berjalan bila kedua kegiatan tidak berlangsung saling melengkapi.
Hubungan Menulis dengan Membaca
Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis dan
diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambing bahasa yang dituliskan. Membaca dan
menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembca
sebagai penulis. Seseorang akan mempu menulis setelah membaca karya orang lain atau
secara tidak langsung akan membaca karangannya sendiri. Ketika seseorang membaca
karangan orang lain ia akan berperan juga seperti penulis, ia akan menemukan topik dan
tujuan, gagasan, serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca.
Dalam pembelajaran di kelas permulaan, menulis dan membaca sering dikaitkan dalam setiap
mata pelajaran tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia saja, melainkan mata pelajaran lain
seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam. Siswa sering diinstruksikan oleh guru untuk
menuliskan sesuatu setelah siswa menulis, siswa biasanya diinstruksikan guru untuk
membaca dari apa yang telah dituliskannya tersebut.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari empat aspek berbahasa yang disajikan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang meliputi aspek menyimak, aspek berbicara, aspek
membaca, dan aspek menulis. Kemampuan membaca adalah suatu proses pemahaman yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Kemampuan menulis adalah suatu proses merangkai, menyusun, dan
mencatat hasil pikiran individu dalam bahasa tulis. Semakin banyak siswa mendengar, melihat, dan
membaca maka siswa akan lebih mudah untuk memaparkan dalam bahasa tulisan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca dengan kemampuan menulis siswa
kelas V Sekolah Dasar X Bumi Serpong Damai. Subjek penelitian adalah siswa kelas VB yang
berjumlah 42 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif-korelatif, yaitu
mencari hubungan antara dua variabel, yaitu kemampuan membaca dengan kemampuan menulis.
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan membaca yang terdiri dari 45 soal dengan empat
pilihan jawaban dan 5 soal uraian. Sebelum digunakan sebagai alat mengumpulkan data, soal tes
tersebut terlebih dahulu diuji validitasnya. Dari 45 soal pilihan ganda, 26 butir soal dinyatakan valid
dengan reliabilitas instrumen sebesar 0,880. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
dilakukan tes mengarang. Skor penilaian menulis berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan
dan Spesifikasi Ujian Akhir Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan asional.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh data bahwa nilai rata-rata yang telah dicapai siswa dalam tes
kemampuan membaca adalah 75,59 dan tingkat kemampuan membaca siswa dapat dikategorikan
baik. Nilai rata-rata yang telah dicapai siswa dalam tes kemampuan menulis adalah 78,41 dan tingkat
kemampuan menulis siswa juga dikategorikan baik. Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang
positif antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
r-hitung diperoleh 0,785, sedangkan r-tabel 0,304. Dengan demikian r-hitung lebih besar daripada r-
tabel.

Kesimpulan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan menulis siswa kelas V Sekolah Dasar X Bumi Serpong Damai. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi masukan kepada guru agar dapat memotivasi siswa untuk senang
membaca buku dan mempublikasikan hasil tulisan siswa sehingga siswa termotivasi untuk terus
menulis dan menghasilkan karya tulis yang terbaik.
Berikut ini beberapa panduan untuk menulis daftar pustaka yang baik:
1. Nama penulis diurutkan sesuai alfabetis dari A-Z, nama pengarang yang ditulis lebih
dahulu adalah nama belakang, jika ada nama atau buku asing maka sebaiknya didahulukan
dulu untuk ditulis.
2. Beri Tanda titik sebagai jeda kemudian tulis tahun buku diterbitkan
3. Selanjutnya beri tanda titik lagi dan tulis judul buku yang dicetak miring atau ditulis tebal
dan diberi garis bawah.
4. Beri tanda titik lagi kemudian tulis kota tempat buku diterbitkan.
5. Yang terakhir setelah kota beri titik dua dan tulis penerbit buku tersebut
6. Jika yang dipakai referensi pengarangnya sama tapi bukunya berbeda, anda dapat
menuliskannya tepat dibawah nama penulis dan memberi garis panjang.
7. Sebaiknya dipisah antara referensi yang berasal dari buku, internet atau media cetak.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari internet

Pertama; tulis nama,


Kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda
titik),
Ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi,
Keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu
beri tanda koma,
Kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
Seperti contoh dibawah ini:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance).
From
http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=3
0, 3 August 2008

2. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari buku

Pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama
belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan
dilanjutkan dengan nama depan,
Kedua; Tahun pembuatan atau penerbitan buku,
Ketiga; Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan
(tanda titik),
Keempat; Tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua),
Kelima; Penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).Seperti contoh dibawah ini:

Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset. Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server
Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang
sama.

Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda
koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah
nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga
ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya
orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua
selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika
penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai,
Kedua; Tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan
kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik).
Ketiga; Judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf
miring ok.
Keempat; Yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan
terakhir
Kelima; Nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.
Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.Nah ini contohnya Seperti
dibawah ini:
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning,
Bandung: Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods.
Indianapolis: McGraw-Hill Education.

4. Penulisan daftar pustaka Dengan Banyak Pengarang/Penulis

Jika dalam penulisan daftar pustaka memiliki banyak nama pengarang


Pertama; Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik
Kedua; Untuk mengganti nama-nama pengarang lainnya gunakan singkatan et al yang
artinya dan lain-lain
contoh penulisan banyak pengarang;
Morris, Alton C., et al. College English, the Firts Year. New York: Harcourt,
Brace&World.Inc., 1964.

5. Penulisan daftar pustaka Untuk Buku hasil terjemahan

Untuk penulisan daftar pustaka dari buku-buku terjemahan cara penulisannya


Pertama; Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis
Kedua; Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisah dengan
tanda koma,
Contoh Penulisannya;
Multatuli. Max Havelaar, atau lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, Terj. H.B Jasin,
Jakarta: Djambatan, 1972

6. Penulisan Daftar Pustaka dari majalah, Jurnal

Untuk penulisan daftar pustaka jurnal dan majalah Baca di Penulisan Daftar Pustaka
Jurnal, koran dan majalah

Anda mungkin juga menyukai