Anda di halaman 1dari 25

Keterampilan Menyimak

oleh Noermanzah
A. Pendahuluan

Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari,


kiranya tidak perlu diragukan lagi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada
berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat dituntut untuk mampu menyimak
berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi,
telepon, dan internet, maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan
bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui
kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan
semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki keterampilan menyimak yang memadai.
Jika diperinci, minimal ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu sebagai
landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, pelancar
komunikasi, dan penambah informasi.
Apabila dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain, aktivitas menyimak selalu
melebihi kegiatan berbicara, membaca, dan menulis (hasil penelitian Paul T. Rankin: menyimak:
42%; berbicara: 25%; membaca: 15%; menulis: 11% ). Hal itu menunjukkan bahwa menyimak
mempunyai peran yang penting.
Mengingat betapa penting peran menyimak dalam kehidupan manusia, pembelajaran
menyimak sebagai bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA/MA sudah
selayaknya mendapat perhatian yang sama dengan pembelajaran keterampilan berbahasa yang
lain. Pembelajaran menyimak perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh sebagaimana
pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain.
Agar dapat melaksanakan pembelajaran menyimak dengan baik, guru dituntut memiliki
keterampilan menyimak yang memadai dan dapat mengelola pembelajaran menyimak secara
efektif.
Di dalam makalah ini berturut-turut ini diuraikan secara singkat beberapa hal yang
berkaitan dengan pengembangan keterampilan menyimak, yaitu konsep menyimak, aspek
kemampuan menyimak di dalam kurikulum, beberapa teknik pembelajaran menyimak, contoh
model pembelajaran menyimak, penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran menyimak, contoh
penilaian pembelajaran menyimak, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
menyimak.
B. Konsep Menyimak
Menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses, peristiwa menyimak diawali
dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung atau tidak langsung. Bunyi bahasa
yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi jenis dan pengelompokannya menjadi suku kata, kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh penyimak.
Bunyi bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan dinilai kebenarannya agar dapat
diputuskan diterima tidaknya. Dengan kata lain, menyimak merupakan suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalam wacana lisan.
Tujuan utama menyimak antara lain untuk mendapatkan fakta, menganalisis fakta,
mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan
berbicara.
Secara garis besar menyimak dibagi menjadi dua jenis, yakni menyimak ekstensif dan
menyimak intensif (Tarigan, 1990). Akan tetapi, ada juga yang menyatakan menyimak ditinjau
dari sumber suara, terdiri dari menyimak intra personal dan menyimak antar personal. Semua
jenis menyimak ini memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan konteks kebutuhan
penyimak.
Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
seperti menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, dan menyimak pengumuman
(Tarigan, 1990).
Jenis-jenis menyimak ekstensif (S2AP) meliputi (1) menyimak sekunder, yaitu
menyimak yang terjadi secara kebetulan, misalnya, sambil memasak mendengarkan siaran berita,
(2) menyimak sosial, yaitu menyimak yang berlangsung dalam situasi-situasi sosial seperti di
pasar atau terminal, (3) menyimak apresiatif, yaitu menyimak untuk menghayati dan menikmati
sesuatu, misalnya menyimak pembacaan puisi, atau menyimak drama, dan (4) menyimak pasif,
yaitu menyimak yang dilakukan tanpa upaya sadar Jenis-jenis menyimak ini lebih banyak
digunakan secara alamiah.
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan penuh konsentrasi agar dapat menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak
intensif diakhiri dengan kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang dipahami secara lisan
maupun tulis (Tarigan,1990).
Jenis-jenis menyimak intensif (K3EIS) adalah (1) menyimak kritis, yaitu kegiatan
menyimak untuk memberikan penilaian secara objektif mengenai kebenaran informasi yang
disimak; (2) menyimak konsentratif, yaitu menyimak dengan dengan penuh perhatian untuk
memperoleh pemahaman yang baik tentang informasi yang disimak; (3) menyimak eksploratif,
yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan untuk menemukan informasi baru; (4) menyimak
kreatif, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
penyimak, misalnya dengan cara mengemukakan kembali gagasan pembicara; (5) menyimak
interogatif, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut; (6) menyimak
selektif, yaitu kegiatan menyimak yang memusatkan perhatian pada hal tertentu yang sudah
dipilih.
Agar dapat menyimak secara efektif, penyimak harus menyimak dengan penuh
konsentrasi, menelaah materi simakan, menyimak dengan kritis, dan apabila bahan simakan
cukup panjang dapat diikuti dengan kegiatan mencatat. Di samping itu, penyimak hendaknya
siap fisik dan mental, bermotivasi, objektif, menyeluruh, selektif, tidak mudah terganggu,
menghargai pembicara, cepat menyesuaikan diri, tidak mudah emosi, kontak dengan pembicara,
dan responsif.
Pada saat menyimak, perlu dihindari beberapa kebiasaan yang kurang menguntungkan,
antara lain keegosentrisan, keengganan ikut terlibat, ketakutan akan perubahan, keinginan
menghindari pertanyaan, puas terhadap penampilan eksternal, menghindari penjelasan yang sulit,
penolakan terhadap pembicara, mengritik penampilan/cara berbicara pembicara, perhatian pura-
pura, mencatat detil pembicaraan, dan menyerah pada gangguan.
Demikianlah beberapa konsep menyimak yang perlu diketahui guru untuk
mengembangkan keterampilan menyimaknya, yang pada gilirannya akan dapat mengelola
pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
C. Teknik Pembelajaran Menyimak
Agar pembelajaran menyimak berhasil dengan memuaskan perlu dipilih teknik
pembelajaran yang sesuai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknik
pembelajaran, antara lain teknik yang dipilih hendaknya:
(1) relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai;
(2) menantang dan merangsang siswa untuk belajar;
(3) mengembangkan kreativitas siswa secara individual/kelompok;
(4) memudahkan siswa memahami materi pelajaran;
(5) mengarahkan aktivitas belajar siswa pada tujuan pembelajaran;
(6) mudah diterapkan dan tidak menuntut peralatan yang rumit, dan
(7) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Ada beberapa teknik pembelajaran menyimak, beberapa di antaranya dipaparkan di
bawah ini.
1. Simak-Ulang Ucap
Teknik simak-ulang ucap biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa
dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau memutar
rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata mutiara
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Setelah itu, siswa menirukan ucapan guru. Pengucapan
ulang bunyi bahasa tersebut dapat dilakukan secara klasikal, kelompok, atau individual.
2. Bermain Tebak-tebakan
Bermain tebak-tebakan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang sederhana, guru
mendeskripsikan secara lisan suatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Tugas siswa
menerka nama benda itu. Tentu saja guru dapat memodifikasi permainan ini agar lebih menarik.
3. Mengidentifikasi Kata Kunci
Untuk menyimak kalimat yang panjang, siswa perlu mencari kalimat intinya. Kalimat inti
dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertioan kalimat.
Guru menyiapkan kalimat panjang dan disampaikan secara lisan. Setelah menyimak, siswa harus
menentukan beberapa kata kunci yang mewakili pengertian kalimat.
4. Mengidentifikasi Kalimat Topik
Setiap paragraf dalam wacana mengandung dua unsur, yakni kalimat topik dan kalimat
pengembang. Guru memperdengarkan sebuah wacana pendek (satu paragraf). Setelah
menyimak, siswa disuruh menyebutkan kalimat topiknya.
5. Menjawab Pertanyaan
Melalui teknik ini siswa dilatih untuk memahami isi bahan simakan. Setelah menyimak,
siswa diminta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi wacana yang diperdengarkan.
Pertanyaan yang harus dijawab siswa tentu saja dikembangkan sesuai dengan bahan simakan.
Adapun bahan simakan dapat berupa wacana nonsastra maupun wacana sastra.
6. Menyelesaikan Cerita
Guru atau salah seorang siswa diminta menceritakan sebuah kisah yang sudah
dipersiapkan, sedangkan siswa lain mendengarkan cerita tersebut. Setelah guru/siswa
mengisahkan sebagian cerita, siswa lain diminta meneruskan cerita tersebut. Demikian
seterusnya secara bergiliran siswa diminta melanjutkan cerita temannya sampai cerita itu
berakhir. Dengan cara demikian, siswa harus menyimak jalan cerita yang disampaikan sebab
pada giliran berikutnya setiap siswa mungkin ditunjuk guru untuk melanjutkan cerita.
7. Bisik Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan
itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan kepada siswa ketiga. Begitu
seterusnya. Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara keras dan jelas di depan kelas.
Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai kepada siswa terakhir atau tidak.
8. Merangkum
Merangkum atau menyingkat isi bahan simakan berarti menyimpulkan isi bahan simakan
secara singkat. Siswa mencari inti bahan simakan. Bahan yang dilisankan dapat berupa wacana
sastra maupun nonsastra.
9. Memparafrase
Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran sastra, parafrase diwujudkan dalam
bentuk memprosakan puisi. Guru mempersiapkan puisi yang sesuai. Puisi dibacakan dengan
suara dan intonasi yang tepat. Siswa menyimak dan kemudian menceritakan kembali dengan
kata-katanya sendiri.
Demikianlah sebagian dari beberapa teknik pembelajaran yang dapat dipilih dalam
pembelajaran kemampuan mendengarkan. Tentu saja, dalam pelaksanaannya teknik-teknik
tersebut dapat dimodifikasi, divariasi, digabungkan, ditambah, atau dikurangi sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Di samping itu, teknik pembelajaran mendengarkan juga
dapat dikembangkan sendiri oleh guru sesuai dengan keperluan.
D. Model Kegiatan Pembelajaran Menyimak
Di dalam KTSP SMA/MA 2006 disebutkan bahwa ada 12 standar kompetensi (SK) yang
harus dikuasai siswa dalam kemampuan berbahasa dan bersastra subaspek kemampuan
menyimak dengan rincian 6 SK kemampuan menyimak aspek kemampuan berbahasa dan 6 SK
kemampuan menyimak aspek kemampuan bersastra. Enam SK kemampuan menyimak aspek
kemampuan berbahasa dikembangkan menjadi 24 kompetensi dasar (KD), sedangkan 6 SK
kemampuan menyimak aspek kemampuan bersastra dikembangkan ke dalam 24 KD.
Adapun penjabaran SK dan KD pada tiap kelas dan tiap semester adalah sebagai berikut.
KELAS X Semester 1
Standar Kompetensi:

1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

2. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

Kompetensi dasar:

1. Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan nonberita).

2. Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan
secara langsung/melalui rekaman.

3. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikans ecara langsung


ataupun melalui rekaman.

4. Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui
rekaman.

KELAS X Semester 2
Standar Kompetensi:

1. Memahami informasi melalui tuturan.

2. Memahami cerita rakyat yang dituturkan.

Kompetensi dasar:

1. Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung.

2. Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau
teks yang dibacakan).

3. Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman.

4. Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman.

KELAS XI Semester 1
Standar Kompetensi:

1. Mendengarkan berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara.

2. Memahami pementasan drama.

Kompetensi dasar:

1. Menemukan pokok-pokok isi sambutan/khotbah yang didengar.

2. Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara.

3. Mengidentifikasi persitiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada


pementasan drama.

4. Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasan.


KELAS XI Semester 2
Standar Kompetensi:

1. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar.

2. Memahami pembacaan cerpen.

Kompetensi Dasar:

1. Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar.

2. Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi/seminar.

3. Mengidentifkasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan.

4. Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan.

KELAS XII Semester 1


Standar Kompetensi:
1. Memahami informasi dari berbagai laporan.
2. Memahami pembacaan novel.
Kompetensi Dasar:

1. Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan.

2. mengomentari berbagai laporan lisan dengan memberikan kritik dan saran.

3. Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan.

4. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel.

KELAS XII Semester 2


Standar Kompetensi:

1. Memahami informasi dari berbagai sumber yang disampaikan secara lisan.


2. Memahami pembacaan teks drama.

Kompetensi Dasar:

1. Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan secara langsung.

2. Mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang disampaikan melalui radio/televisi.

3. Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan.

4. Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan teks drama.

Berkaitan dengan pencapaian dua belas KD tersebut, guru perlu menyiapkan bahan
pembelajaran berupa (1) pembacaan wacana nonberita dan wacana berita, (2) pembacaan cerita,
(3) pembacaan puisi, (4) tuturan langsung/tidak langsung, (5) pembacaan cerita rakyat, (6)
pembacaan sambutan/khotbah, (7) wawancara/rekaman wawancara, (8) pementasan drama, (9)
diskusi/seminar (10) pembacaan cerpen, (11) laporan lisan, (12) pembacaan penggalan novel,
(13) rekaman informasi dari radio/TV, dan (14) pembacaan teks drama.
Selanjutnya, berikut disajikan beberapa contoh model kegiatan pembelajaran menyimak.
1. Menyimak Berita
Berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita yang
lengkap selalu memuat jawaban atas pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan
bagaimana. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, baik langsung
maupun melalui berbagai media.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran menyimak, kompetensi yang akan dicapai melalui
pembelajaran menyimak berita adalah agar siswa mampu mendengarkan siaran atau informasi
dari media elektronika atau pembacaan teks dan memberikan tanggapan. Indikator
pencapaiannya adalah siswa mampu (1) mencatat pokok-pokok isi berita, (2) mengajukan
pertanyaan tentang isi berita, (3) menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi berita, dan
(4) mengungkapkan kembali isi berita yang didengar dalam beberapa kalimat secara runtut.
Untuk pembelajaran menyimak, berita dapat diambil dari siaran (langsung) radio/televisi,
atau dapat dibacakan di kelas.
Berikut dipaparkan salah satu model kegiatan pembelajaran menyimak berita.
(1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang berita hangat hari itu dengan berpedoman pada 5 W +
1 H (what, who, where, whem, why, how).
(2) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
(3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(4) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
(5) Siswa mendengarkan rekaman/pembacaan berita radio/televisi.
(6) Siswa mencatat pokok-pokok isi berita.
(7) Siswa membuat pertanyaan mengenai isi berita.
(8) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
(9) Siswa mengungkapkan kembali secara tertulis isi berita.
(10) Siswa bersama guru menyimpulkan cara efektif menyimak berita.
(11) Refleksi
2. Menyimak Khotbah
Khobah merupakan salah satu jenis pidato yang terutama menguraikan ajaran-ajaran
agama. Karena itu, bahasa khotbah bersifat persuasif.
Kompetensi dasar yang akan dicapai melalui pembelajaran menyimak khotbah adalah
siswa mampu menyimak khotbah dengan indikator pencapaian kompetensi siswa mampu (1)
mencatat pokok-pokok isi khotbah yang didengarkan, (2) menuliskan pokok-pokok isi khotbah
dalam beberapa kalimat, dan (3) menyampaikan secara lisan ringkasan isi khotbah.
Contoh Model Kegiatan Pembelajaran:
(1) Guru menunjukkan gambar peristiwa khotbah
(2) Guru menanyakan apa saja yang didapatkan dari sebuah khotbah
(3) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
(4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(5) Guru memperdengarkan rekaman khotbah.
(6) Siswa mencatat pokok-pokok isi khotbah melalui identifikasi kata kunci dan kalimat topik.
(7) Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk menentukan pokok-pokok isi khotbah.
(8) Setiap kelompok menuliskan pokok-pokok isi khotbah dalam beberapa kalimat.
(9) Wakil setiap kelompok menyampaikan ringkasan khotbah secara lisan.
(10) Kelompok lain menilai dengan menggunakan rubrik yang sudah dipersiapkan.
(11) Guru dan siswa mengukuhkan simpulan cara efektif menyimak khotbah dan cara menyimpulkan
isi khotbah.
(12) Refleksi
3. Menyimak Puisi
Ada banyak hal yang dapat diperoleh ketika seseorang mendengarkan pembacaan puisi.
Dengan mendengarkan puisi rasa keindahan bertambah tajam, sikap berempati dan bersimpati
berkembang, pengetahuan dan pengalaman bertambah luas, dan pembaca dapat merefleksikan
hasil pembacaan itu dalam berbagai bentuk, seperti menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
yang ada di dalam puisi.
Berikut dipaparkan salah satu model pembelajaran mendengarkan puisi untuk mencapai
kompetensi dasar mendengarkan puisi yang disampaikan secara langsung dan mengungkapkan
unsur-unsur di dalamnya yang indikator pencapaiannya adalah siswa mampu: (1) menentukan
tema puisi yang dibacakan, (2) mengungkapkan makna yang terkandung dalam puisi yang
dibacakan, dan (3) mengungkapkan pesan dalam puisi yang dibacakan.
Contoh model kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
(1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang masalah yang berkaitan dengan puisi.
(2) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
(3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(4) Siswa mendengarkan model pembacaan puisi.
(5) Salah seorang siswa membacakan puisi.
(6) Siswa lain mengomentari pembacaan puisi.
(7) Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk menentukan tema, makna, dan pesan yang
terkandung dalam puisi disertai data yang mendukung.
(8) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya dalam selembar karton dan
menempelnya di dinding.
(9) Setiap kelompok menilai hasil diskusi kelompok lain dan menentukan mana yang paling baik.
(10) Guru dan siswa mengukuhkan simpulan cara menemukan tema, makna, dan pesan puisi yang
disimak.
(11) Refleksi
4. Menyimak Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat yang
diwariskan secara lisan. Dongeng, mite, legenda, fabel, dan parabel adalah contoh-contoh cerita
rakyat.
Di dalam pembelajaran menyimak, bahan simakan yang berupa cerita rakyat dapat
berupa penyajian secara langsung, dibacakan, atau melalui rekaman.
Adapun tujuan pembelajaran menyimak cerita rakyat adalah: siswa mampu
mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan mengungkapkan unsur-unsur
di dalamnya. Ketercapaian tujuan tersebut ditandai oleh indikator: siswa mampu (1) menentukan
isi atau amanat yang terdapat di dalam cerita, dan (2) mengutarakan secara lisan amanat dalam
cerita rakyat dengan memperhatikan pelafalan kata dan kalimat yang tepat
Contoh model penyajiannya sebagai berikut.
(1) Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada kaitannya dengan tema cerita
rakyat yang akan diperdengarkan.
(2) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
(3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(4) Siswa mendengarkan pembacaan cerita rakyat oleh guru.
(5) Siswa secara berkelompok membuat pertanyaan tentang cerita rakyat yang baru saja
diperdengarkan.
(6) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
(7) Siswa secara berkelompok menentukan amanat cerita rakyat yang diperdengarkan dengan bukti
yang mendukung.
(8) Wakil dari setiap kelompok siswa menyampaikan amanat cerita rakyat secara lisan dan siswa
dari kelompok lain memberikan penilaian dengan menggunakan rubrik yang telah disiapkan
untuk menentukan yang terbaik.
(9) Refleksi
5. Menyimak Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab antara pewawancara dengan seseorang yang
diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Di dalam
wawancara, pewawancara membimbing arah percakapan melalui serangkaian pertanyaan.
Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih kepekaan siswa dalam
menerima atau mencari informasi. Karena itu, menyimak wawancara dapat diarahkan pada
upaya menemukan pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara dan membuat rangkuman isi
pembicaraan dalam beberapa kalimat.
Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara langsung, atau dari rekaman
kaset atau video.
Salah satu model penyajiannya sebagai berikut.
(1) Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada kaitannya dengan tema
wawancara yang akan disaksikan.
(2) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh jika siswa menguasai kompetensi tersebut.
(3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
(4) Siswa mendengarkan wawancara antara guru dan kepala sekolah mengenai topik tertentu.
(5) Siswa mencatat pokok-pokok isi wawancara.
(6) Siswa menuliskan rangkuman isi wawancara.
(7) Siswa menyampaikan hasil rangkumannya secara lisan dan ditanggapi oleh siswa lain.
(8) Siswa bersama guru menyimpulkan cara menyimak wawancara yang baik.
(9) Refleksi.
E. Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Menyimak
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2004, penilaian pembelajaran menyimak mengacu
pada penilaian berbasis kelas Penilaian berbasis kelas dalam arti penilaian sebagai assessment
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang
hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM).
Adapun bentuk-bentuk alat penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pembelajaran menyimak antara lain sebagi berikut.
1. Portofolio, yaitu kumpulan hasil karya siswa baik dalam bentuk tertulis, karya seni, maupun
berbagai penampilan yang tersimpan dalam bentuk kaset video atau audio yang ditata untuk
tujuan penilaian.
2. Tes performasi, yaitu penilaian terhadap suatu kompetensi yang memfokuskan pada unjuk kerja
siswa. Pada tes performansi, penilai mengamati penampilan/hasil karya siswa sesuai dengan
pedoman yang telah dikembangkan.
3. Rubrik, yaitu sebuah daftar yang memuat indikator-indikator dari sebuah kompetensi dan
pemaknaannya. Rubrik merupakan alat untuk melakukan penyekoran, penilaian, dan menentukan
'grade' sebuah unjuk kerja. Rubrik merupakan pedoman penilaian pada tes performansi.
4. Lembar Observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aspek afektif yang terjadi
pada diri siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran, sikap khusus siswa, maupun respon siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Contoh Pelaksanaan Penilaian dalam Pembelajaran Menyimak
1. Penilaian Pembelajaran Menyimak Khotbah
a. Rubrik
Pembelajaran Menyimak Khotbah
(untuk penilaian penyampaian secara lisan isi khotbah yang diperdengarkan)
No. Aspek yang Dinilai Pertanyaan Pemandu Skor
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi Apakah semua rincian sesuai
dengan isi khotbah?
2. Kelengkapan isi Apakah rincian lengkap sesuai
dengan butir-butir
keseluruhan yang ada pada
khotbah?
3. Ketepatan simpulan Apakah simpulan yang dibuat
merangkum keseluruhan detil
isi dan hal yang inti?
4. Pelafalan & intonasi Apakah pelafalannya tepat
dan menggunakan intonasi
yang bervariasi?
5. Penggunaan Bahasa Apakah menggunakan pilihan
kata yang tepat dan kalimat
yang baik dan benar?
6. Kelancaran Apakah penyampaiannya
lancar, tidak tersendat-sendat?
JUMLAH SKOR (maks.30)
b. Lembar Observasi
No. Nama Siswa ketekunan Kerjasama Keaktifan Keberanian

c. Jurnal
Nama :
Tanggal :
Judul Wacana yang Disimak:
1. Yang saya pahami dari wacana yang diperdengarkan ..
2. Bagian yang saya sukai dan alasannya .
3. Bagian yang tidak saya pahami atau tidak saya sukai

4. Yang saya harapkan dari pembelajaran kemampuan mendengarkan

5. Kesulitan yang saya alami dalam mendengarkan
...
6 dst.
F. Hal-hal Lain yang Harus Diperhatikan
Agar pembelajaran menyimak dapat berlangsung dengan baik, paling tidak hal-hal di
bawah ini hendaknya mendapat perhatian.
1. Pelaksanaan pembelajaran menyimak perlu memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan
kontekstual.
2. Jika bahan berupa teks yang dibacakan, usahakan agar teks tersebut belum dibaca oleh siswa.
3. Usahakan agar model/pembaca teks membacakan teks secara jelas dan tepat sehingga tidak
mengganggu proses pemahaman penyimak.
4. Jika dalam pembelajaran menggunakan media (audio/audiovisual), usahakan agar kondisi media
betul-betul siap pakai.
5. Bahan yang diperdengarkan hendaknya tidak terlalu panjang (dibatasi waktunya) mengingat
daya konsentrasi siswa terbatas.
6. Usahakan agar tercipta suasana yang kondusif untuk menyimak.
7. Sebelum kegiatan menyimak dilaksanakan, kemukakan secara jelas tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
8. Ajaklah siswa untuk bersama-sama menilai unjuk kerja teman-temannya.
F. Penutup
Sebagaimana dikemukakan pada bagian awal tulisan ini, pembelajaran menyimak
merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kemampuan berbahasa yang sama pentingnya
dengan aspek kemampuan berbahasa yang lain, yaitu berbicara, membaca, dan menulis. Oleh
sebab itu, guru hendaknya dapat mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran menyimak
dengan sebaik-baiknya agar pembelajaran dapat betul-betul bermakna. Bagaimanapun, kunci
sukses pembelajaran berada di tangan guru.
DAFTAR BACAAN
Ariani, Farida. 2004. Keterampilan Menyimak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud. 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA 2004. Jakarta.
Harsiati, Titik. 2004. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Kamijan, Suyono, dan Kisyani Leksono. 2003. Menyimak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Nurhadi dan Agus Gerald Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Suyatno. 2004a. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC
Suyatno. 2004b. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Tarigan, Djago. 1990. Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim LPMP. 2007. Pengembangan Menyimak dan Berbicara di SMU. Jawa Tengah.

Underwood, Mary. 1989. Teaching Listening. London: Longman.


Panduan Pelatihan Menyimak
1. Menyimak Berita
Untuk mendapatkan informasi tentang peristiwa-peristiwa aktual, kita dapat melakukan
berbagai aktivitas, salah satunya adalah dengan mendengarkan berita yang disiarkan melalui
media radio maupun televisi. Untuk dapat memperoleh informsi yang lengkap mengenai berita
tersebut, kita dituntut untuk menjadi penyimak berita yang baik. Agar dapat menjadi penyimak
berita yang baik, kita perlu banyak berlatih.
Sekarang, mari kita berlatih menyimak berita dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Menyimak Berita
Simaklah dengan seksama berita yang akan diperdengarkan kepada Anda. Kenalilah
pokok-pokok beritanya dengan berpedoman pada 5 W + 1 H (what, who, where, when, why,
how).
b. Menjawab Pertanyaan tentang Kelengkapan Berita
Setelah menyimak berita tadi, silakan Anda mengisi format berikut berdasarkan berita
yang Anda simak:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa?
2. Siapa?
3. Di mana?
4. Apabila/Kapan?
5. Mengapa?
6. Bagaimana?
c. Menuliskan Pokok-Pokok Berita
Silakan Anda menuliskan pokok-pokok berita yang Anda simak.
Pokok-Pokok Berita
.

.
d. Menuliskan Isi Berita secara Runtut
Setelah memahami pokok-pokok berita, silakan Anda mengembangkan pokok-pokok
berita tersebut menjadi sebuah paragraf.
Isi Berita
.

e. Bertanya Jawab tentang Isi Berita


Silakan Anda membuat beberapa empat pertanyaan yang bersangkut paut dengan isi
berita. Selanjutnya, pertanyaan Anda akan dijawab oleh peserta pelatihan yang lain. (kegiatan ini
dapat dilakukan secara kelompok atau individual)
Pertanyaan
.

f. Menyimpulkan Cara Menyimak Berita


Setelah melaksanakan latihan menyimak berita, tentu Anda dapat menyimpulkan cara
menyimak berita. Tulislah simpulan Anda tentang langkah menyimak berita secara efektif.
Langkah Menyimak Berita secara Efektif
.

.
2. Menyimak Pembicaraan dalam Wawancara
a. Menyimak Wawancara
Berikut ini akan diperdengarkan sebuah wawancara tentang topik tertentu. Simaklah
dengan seksama wawancara tersebut.
b. Menuliskan Informasi Penting
Kegiatan berikutnya, tuliskan informasi-informasi penting dalam wawancara tersebut
yang menyangkut narasumber, pewawancara, dan pokok-pokok isi pembicaraan.
Pewawancara : ..
Nara Sumber : ..
Pokok-Pokok Isi Pembicaraan:
(1)
(2) .
(3) .
(4) .
c. Merangkum Isi Pembicaraan
Berdasarkan catatan Anda, tuliskan seluruh isi pembicaraan dalam beberapa kalimat.
Isi Pembicaraan
.




.
3. Menyimak Pembacaan Cerpen
Kali ini kita akan berlatih menyimak cerita. Pelatihan ini dilaksanakan untuk
mempertajam kemampuan menyimak sastra Anda. Marilah kita ikuti langkah-langkah berikut:
a. Menjawab Pertanyaan
Untuk mengawali kegiatan ini, silakan Anda menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apakah yang terpikir di benak Anda ketika Anda mendengar nama-nama berikut disebut: Paijo,
Wage, Endang, Bambang, Mince, Dice, Laila Karimah, Luthfi Al-Aziz, Kusumaningdyah, Haryo
Purbaningrat.
(2) Apa yang akan terjadi andaikata ada seorang anak dari keluarga modern yang bernama Paijo?
(3) Apa pula yang akan terjadi andaikata ada anak yang lahir di kolong jembatan diberi nama
Kusumaningdyah Ayu Saraswati?
(4) Apakah yang dapat Anda simpulkan dari gambaran tentang nama-nama tersebut?
b. Menyimak Cerpen
Coba bandingkan jawaban atas pertanyaan tadi dengan informasi yang Anda peroleh
melalui kegiatan menyimak cerpen yang akan diperdengarkan kepada Anda.
c. Melanjutkan Cerita
Selanjutnya, untuk melatih daya simak Anda, ikutilah kegiatan berikut:
Salah seorang peserta menceritakan kembali sebagian cerita. Peserta lain melanjutkan cerita
tersebut, yang kemudian diikuti oleh peserta yang lain lagi sampai cerita berakhir.
d. Memahami Cerita
Sekarang, Anda sudah mengetahui jalan cerita cerpen yang Anda simak. Selanjutnya,
agar pemahaman terhadap cerita yang Anda simak menjadi lebih baik, kerjakan tugas-tugas di
bawah ini.

1. Siapakah tokoh utama cerita yang Anda simak? Bagaimana ciri-cirinya?

2. Apa konflik yang dihadapinya?

3. Bagaimana pengarang menyelesaikan konflik itu?

4. Lukiskankanlah latar cerpen tersebut.

5. Bagaimana pengaruh latar terhadap unsur cerita yang lain?

6. Apa yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita tersebut?

e. Mengubah Cerita
Cerita yang baru saja Anda simak akan berbeda jalan ceritanya jika salah satu unsurnya
diubah. Untuk melatih keterampilan kreatif Anda, ubahlah cerita tadi dengan mengerjakan tugas
berikut:
Seandainya Sukidi tidak mau memenuhi permintaan isterinya untuk memberi nama Wage
kepada anaknya, dan tetap bersikeras menamainya dengan nama yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, apa yang akan terjadi?
Yang Akan Terjadi
.

.
.

d. Menirukan Dialog Hasil Simakan


Ingat-ingatlah kembali dialog antara Sukidi dengan isterinya ketika mempersoalkan nama
bagi calon anaknya. Sekarang, bentuklah pasangan-pasangan yang berperan sebagai Sukidi dan
isterinya.

a. Rencanakan dialog antara Sukidi dan isterinya dengan bahasa Anda sendiri.

b. Peragakanlah dialog itu di hadapan peserta.

4. Menyimak Puisi
Banyak sekali pengalaman menarik yang dapat kita peroleh dari menikmati karya sastra.
Bahkan tidak jarang, kita dapat memperoleh pengalaman baru yang mungkin tidak kita jumpai
dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk dapat menikmati puisi, kita dapat membaca sendiri puisi
tersebut, atau bisa juga dengan menyimak pembacaan puisi oleh orang lain. Kali ini kita akan
berlatih menyimak puisi. Ikutilah langkah di bawah ini.
a. Menyimak Puisi
Simaklah puisi yang akan diperdengarkan kepada Anda dengan penuh penghayatan.
b. Menirukan Pembacaan Puisi
Kepada Anda akan diperdengarkan kembali pembacaan puisi tadi. Setiap diperdengarkan
satu baris, tirukanlah sepersis mungkin.
c. Membaca Puisi
Kini giliran Anda membacakan puisi. Silakan salah satu di antara Anda membacakan
puisi yang sama dengan yang Anda dengarkan tadi. Setelah itu, komentarilah pembacaan puisi
rekan Anda tersebut.
d. Menentukan Tema Puisi
Untuk menentukan tema puisi, silakan Anda kerjakan tugas berikut.
(1) Tulislah empat pernyataan kemungkinan tema puisi yang Anda dengarkan tadi.
(2) Cermatilah bagaimana hubungan keempat pernyataan tema yang telah Anda tentukan. Apakah
keempatnya mempunyai hubungan yang (a) sejajar, (b) sebab akibat, (c) akibat sebab, (d)
pernyataan dan contoh, atau mempunyai hubungan lainnya.
(3) Dari hasil menceramati hubungan tema yang Anda buat tersebut, tentukanlah tema puisi.
(4) Tema itu dinyatakan oleh penyair di awal, tengah, akhir, atau dalam keseluruhan puisi?
e. Menentukan Kembali Tema Puisi
Diskusikanlah temuan Anda tentang tema puisi tersebut dengan rekan Anda untuk
menemukan tema yang paling sesuai.
f. Menunjukkan Relevansi Tema dengan Situasi
Tema dalam puisi merupakan hasil pemikiran dan perasaan penyair. Ia bisa merupakan
hasil tanggapan atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati, dan dialami penyair.
Apakah puisi yang Anda dengarkan tadi juga mencerminkan hal itu? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, silakan Anda menjawab pertanyaan berikut.
(1) Bagaimanakah cara yang dilakukan kebanyakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa
Indonesia sesudah tahun 2000 setelah dilakukan peningkatan mutu guru?
(2) Bagaimanakah cara yang dilakukan kebanyakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa
Indonesia sebelum tahun 2000?
(3) Keadaan pembelajaran bahasa Indonesia yang manakah yang digambarkan dalam puisi yang
Anda simak tadi?
g. Menyimpulkan Pesan Puisi
Penyair sering menyampaikan pesan dan ajaran moral melalui puisi yang diciptakan.
Kepada Anda akan diperdengarkan bagian-bagian puisi yang tadi Anda simak kemudian
tentukan pesan yang ada di dalamnya.
Pesan Puisi



.
5. Merancang Model Kegiatan
Rancanglah sebuah model kegiatan pembelajaran menyimak. Usahakan kegiatan yang
Anda rancang memenuhi prinsip-prinsip pendekatan kontekstual. Hasilnya, diskusikan dengan
rekan Anda.
SOAL MENYIMAK

1. Jenis menyimak yang bertujuan mengevaluasi dan merespon informasi termasuk jenis
menyimak .

A. interogatif
B. eksploratori
C. konsentratif
D. analitis
E. estetis

2. Untuk dapat menemukan tema cerpen yang disimak, penyimak harus melakukan kegiatan
berikut, kecuali .

A. menyimak cerpen dengan penuh perhatian


B. mengidentifikasi urutan peristiwa
C. mengidentifikasi asal usul pengarangnya
D. mengidentifikasi tokoh dan konfliknya
E. memahami sikap pengarang

3. Bahan menyimak wawancara berikut sesuai dengan prinsip pendekatan kontekstual,


kecuali .

A. mengundang narasumber untuk diwawancarai di kelas


B. memutar VCD rekaman wawancara di televisi
C. guru membacakan teks wawancara di depan kelas
D. guru mewawancarai siswa berprestasi
E. dua orang siswa berperan sebagai pewawancara dan yang diwawancarai

4. Di dalam pembelajaran menyimak, guru memperdengarkan wacana pendek. Siswa


diminta mencari kata-kata yang menunjukkan gagasan utama wacana tersebut. Teknik
yang digunakan guru dalam pembelajaran menyimak tersebut adalah teknik .

A. simak-ulang ucap
B. identifikasi tema wacana
C. identifikasi kalimat topik
D. identifikasi kata kunci
E. merangkum

5. Dalam pembelajaran menyimak, guru menilai penampilan siswa dalam menceritakan


kembali cerpen yang disimak. Dalam menilai penampilan siswa tersebut, guru dapat
menggunakan alat penilaian yang berupa .

A. rubrik
B. lembar observasi
C. portofolio
D. jurnal
E. performansi
KUNCI JAWABAN

1. B

2. C

3. C

4. D

5. A

Anda mungkin juga menyukai