Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi

Kisah – kisah dalam Al-qur’an

Secara lughawi kisah berasal dari bahasa arab qishah yang berarti suatu cerita, hikayat,
atau riwayat. Kata tersebut berasal dari al-qish yang berarti menelusuri atas (jejak). Seperti
yang ada didalam Alqur’an surat Al-Kahfi ayat 64 yang artinya “ Musa berkata : “itulah
tempat yang kita cari”.1 Lalu keduanya kembali mengikuti jejak meraka semula. Secara
terminologis, Qashashul Qur’an adalah pemberitaan AlQur’an tentang nabi-nabi terdahulu,
umat yang telah lalu, pribadi atau tokoh pada masa lalu, dan peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi pada masa yang lalu termasuk yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW.
Manna Al-Qathan membagi kisah dalam Alquran menjadi 3 macam , antara lain :

1. Kisah para Nabi dan Rasul.


Kisah para Nabi dan Rasul berisikan tentang ajakan para nabi kepada kaumnya,mukjizat-
mukjizat dari Allah yang memperkuat dakwah mereka,sikap orang yang memusuhinya,
serta tahapan-tahapan dakwah perkembangannya, dan akibat yang menimpa orang
beriman dan orang yang mendustakan para Nabi.
2. Kisah Umat,Tokoh atau Pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-peristiwa masa lalu.
Dua Pribadi yang diceritakan pertama adalah putera Nabi adam yaitu Habil dan Qabil
tatkala Qabil dengki dengan saudaranya sendiri kemudian membunuhnya. Inilah
pembunuhan pertama kali dalam sejarah umat manusia.2 Contoh kisah lain yang
diceritakan dalam AL-Qur’an yaitu :
a. Kisah tentang Luqman (QS.Luqman: 12-13)
b. Kisah tantang Dzul Qarnain
c. Kisah tentang Ashabul Kahfi
d. Kisah tentang thalut dan jalut (QS.Al-Baqarah: 246-251)
e. Kisah tentang Yajuj Ma’juj (QS.Al-Anbiya: 95-97)
f. Kisah tentang bangsa Romawi (QS.Ar-Rum: 2-4).
g. Kisah tentang Maryam
h. Kisah tentang Fir’aun (QS. Al-Baqarah: 49-50,dll)
i. Kisah tentang Qorun (QS. Al-Qashash: 76-79,dll)

1
Susilawati,”Nilai-Nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam AL-Qur’an”.Jurnal Pendidikan Islam,vol.1,2016,hlm
25.
2
Yunahar Ilyas,Kuliah Ulumul Quran(Yogyakarta : ITQAN Publishig,Cetakan III,2014),hlm 229.
3. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhamma SAW
Alqur’an bercerita tentang peristiwa yang terjadi sebelum Nabi Muhammad lahir,yaitu
penyerbuan tentara gajah ke Makkah yang dipimpin oleh Abrahah.Alqur’an juga
bercerita beberapa bagian kehidupan Nabi Muhammad SAW waktu kecil sebagai anak
yatim, miskin dan belum mendapatkan wahyu menggunakan bahasa yang singkat dan
puitis.
Kisah – kisah yang ada di dalam Alqur’an tentu banyak mengandung nilai – nilai
edukatif. Kisah-kisah tersebut menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi
pembentukan jiwa yang mentauhidkan Allah SWT. Karena itu ditegaskan Allah SWT “
faqshush alqashash la‟allahum yatafakkarun”, maka kisahkanlah kisah-kisah agar mereka
berpikir.3 Dunia pendidikan pada hakikatnya menjadi upaya menjelaskan hasil
eksperimentasi sebuah kisah kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dalam pendidikan kisah
– kisah yang positif dijadikan rujukan. Pengambilan kisah teladan ini sekaligus memiliki
kesamaan dengan misi Al-Qur’an yaitu membawa manusia kepada sosok insan paripurna
(al-insan al-kamil) yang memiliki budi pekerti yang luhur (al-akhlaq alkarimah).
Dalam kisah Al-Qur’an terdapat nilai – nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya,
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Nilai Pendidikan Tauhid. Salah satu tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an adalah
untuk memperbaiki akidah seseorang agar kembali kepada agama tauhid, tidak
menyekutukan tuhan. Oleh sebab itu, ada sebagian kisah yang mengandung dan
memperkokoh nilai-nilai pendidikan tauhid. Sebagai contoh adalah kisah nabi Ibrahim
ketika berdebat dengan kaumnya raja namruz.
b. Nilai Pendidikan Intelektual. Melalui kisah, Allah juga mengajak manusia untuk
mengembangkan akal (daya pikir), mendidik, meluaskan wawasan, dan cakrawala
berpikir, melalui kisah seseorang bisa mengembangkan, mendidik akal pikirannya,
serta meluaskan cakrawala berpikirnya.
c. Nilai Pendidikan Akhlak/Moral. Nilai pendidikan akhlak/moral antara lain bisa
dibaca dalam dialog kisah luqman dengan puteranya. Salah satu hamba allah yang
wasiatnya diabadikan dalam Al-Qur’an adalah Luqman Al-hakim. Beliau adalah
seorang laki-laki yang diberi hikmah oleh Allah, sebagaimana dijelaskan dalam
firmannya: “dan sungguh telah kami berikan hikmah kepada luqman”.
d. Nilai Pendidikan Seksual. Seksualitas dalam prespektif Islam tidak harus dimatikan,
tetapi dimenej dengan baik agar tidak liar. Al-Qur’an memuji orang-orang yang bisa
mengendalikan seks, termasuk orang yang beruntung. kisah nabi yusuf adalah sosok
orang yang bisa mengendalikan nafsu seksnya, meski ia sempat digoda oleh
perempuan bangsawan yang cantik rupawan.
e. Nilai Pendidikan Spiritual. Salah satu pendidikan spiritualitas dalam Al-Qur’an,
dapat dicermati dalam kisah Maryam. Ia merupakan sosok perempuan yang sangat
menarik untuk diteladani berkaitan dengan aspek spiritualitas Islam. Sebab ia telah
memberikan keteladanan tentang nilai-nilai kesabaran.
f. Nilai pendidikan Demokrasi. Di dalam Al-Qur’an ada model pendidikan demokratis
yang pernah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Beliau adalah nabi yang dikenal sebagai
bapak monoteistik sejati. Salah satu keteladanan nabi Ibrahim adalah beliau telah
menunjukkan sikap lembut, kasih sayang dan demokratis dalam mendidik anak.

Adapun tujuan kisah dalam Alqur’an antara lain :


1. Menjelaskan asas-asas dakwah dan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para
Nabi.
2. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan hati umat Muhammad atas agama Allah,
serta memperkuat keyakinan bahwa kebenaran pasti menang melawan kebatilan.
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, mengenang dan mengabdikan jejak
peninggalan merreka.
4. Memperlihatkan kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW dengan berita yang
dibawanya mengenai umat terdahulu melintas generasi dan zaman.
5. Mengungkap kebohongan ahli kitab dalam menyembunyikan kebenaran dan
merubah isi kitab.
6. Menarik hati pendengar dan memantapkan penerimaan terhadap pesanpesan yang
terkandung didalamnya.
7. Sebagi bukti bahwa beliau utusan Allah an kitab Alqur’an yang dibawanya benar-
benar firman Allah SWT.
8. Menjadi pelajaran bagi umat manusia dari bermacam peristiwa yang diceritakan
oleh Alqur’an.
9. Menjelaskan bahwa secara keseluruhan ajaran yang dibawa oleh para rasul
sebelum nabi Muhammad SAW adalah ajaran Islam dan menjelaskan bahwa
ummat Islam itu merupakan umat yang satu.
10. Untuk memberikan bukti akan kerasulan nabi Muhammad Saw yang sudah
dipersiapkan Allah jauh sebelumnya seperti dinyatakan oleh Nabi Isa AS.4
11. Untuk memperingatkan kepada manusia akan adanya bahaya penyesatan oleh
syeitan dan memperlihatkan akan adanya permusuhan yang abadi antara manusia
dengan syaitan sejak Nabi Adam AS.

Sedangakan menurut Sayyid Quthb tujuan kisah dalam Al-qur’an ialah:


1. Menetapakan wahyu dan risalah Muhammad SAW (yusuf:2-3)
2. Menerangkan bahwa agama seluruhnya dari Allah, dan bahwa kaum mu’minin
seluruhnya adalah umat yang satu. (al-anbiya : 48-50)
Jadi dapat disimpulakan bahwa tujuan kisah Alqur’an adalah untuk tujuan
agama, namun tetap tidak mengabaikan sisi sastranya. Dengan demikian tujuan kisah
dalam Alqur’an bukan semata-mata menceritakan kisahnya tetapi juga untuk
membuktikan kekuasaan Allah dan membuktikan bahwa manusia dapat berhubungan
dengan Tuhan.

Adapun tujuan sekunder kisah dalam Al-Qur’an adalah :


1. Untuk menetapkan bahwa Nabi Muhammad SAW. benar-benar menerima wahyu
dari Allah, bukan berasal dari orang-orang ahli kitab seperti Yahudi dan Nasrani.
2. Untuk pelajaran bagi umat manusia. Hal ini tampak dalam dua aspek. Pertama,
menjelaskan besarnya kekuasaan Allah dan kekuatan-Nya. Aspek kedua ialah
menggambarkan kepada manusia bahwa misi agama yang di bawa oleh para Nabi
sejak dulu sampai sekarang adalah sama.
3. Membuat jiwa Rasulullah Muhammad SAW. tenteram dan tegar dalam berdakwah.
4. Mengkritik para ahli kitab terhadap berbagai keterangan yang mereka sembunyikan
tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW. dengan mengubah isi kitab mereka.
5. Menanamkan pendidikan akhlak al-Karimah dan mempraktikkannya.
Kisah – kisah dalam Al-qur’an terjadi pengulangan. Dari aspek penyajiannya, kisah –
kisah dalam Alqur’an dibagi menjadi dua kategori, antara lain :
1. Kisah yang disajikan dalam satu surat atau bagian suarat saja, tidak disebutkan lagi
pada bagian yang lain.
2. Kisah yang disebutkan berulang dalam beberapa tempat dalam surat yang berbeda
dengan bentuk dan gaya pengungkapan yang berbeda.

Adapun hikmah dari pengulangan kisah antara lain :


1. Menunjukkan balâghah Al-Qur’an yang tinggi, karena kisah yang sama
diungkapkan secara variatif.
2. Menunjukkan mukjizat Al-Qur’an, karena satu makna dapat diungkapkan dalam
berbagai bentuk susunan kalimat yang tidak dapat ditandingi oleh sasterawan Arab
mana pun.
3. Menunjukkan betapa pentingnya pesan yang dibawa oleh kisah, sehingga sebuah
kisah diungkapkan berulang kali dengan bentuk yang berbeda-beda.
4. Pengungkapan sebagian dari sebuah kisah di satu tempat sementara di tempat lain
tidak disebutkan sesuai dengan pesan yang ingin di sampaikan.5

Sebagai wahyu Allah Alqur’an tentunya tidak ada yang bersifat fiktif, semuanya
merupakan fakta. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan karya – karya susterawan.
Kebenaran semua kisah yang diungkapkan oleh Al-Qur’an itu didasarkan kepada
keyakinan bahwa semua firman Allah dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang datang
dari Allah Yang Maha Benar. Kisah – kisah yang diungkapkan dalam Al-Qur'an tentang
Nabi dan Rasul, pribadi dan tokoh, umat dan peristiwa adalah fakta, bukan fiktif. Bukan
dongeng atau hanya sekadar karya sastera yang sengaja diciptakan untuk
menyampaikan pesan – pesan moral dan pelajaran tertentu. Kisah-kisah Al-Qur'an
adalah realita sejarah yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang indah dan
mempesona.6

5
Yunahar Ilyas,Kuliah Ulumul Quran(Yogyakarta : ITQAN Publishig,Cetakan III,2014),hlm 234.
6
Mannâ’ Al-Qaththân Mabâhits fî ‘Ulûm Al-Qur’an (Riyadh: Muassasah ar-Risâlah, 1976), hlm.309.

Anda mungkin juga menyukai