Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DAKWAH ISLAM DI AMERIKA

Disusun Oleh:

Kelompok IX
1. Ineke Syaputri (2124066)
2. Ulandari (2124063)

1
Program Studi Psikogi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“DAKWAH ISLAM DI AMERIKA”. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut- pengikutnya hingga akhir zaman.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu yang sudah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa dan
makalah ini digunakan sebagai sumber berdiskusi sebagaimana mestinya. Kami menyadari
banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini karena itu kami memohon maaf atas
segala kekurangan. Sekian kata pengantar yang dapat kami sampaikan
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFATR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusuan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Makalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dakwah Islam Di Amerika ..........................................................................3
B. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Dakwah Islam Di Amerika...........6
C. Faktor-Faktor Penghambat Dakwah Islam Di Amerika................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam adalah salah satu agama yang memiliki pengaruh sangat kuat.
Dalam perkembangannya islam selalu mengalami kemajuan sangat pesat diseluruh
dunia, baik itu dibidang ilmu pengetahuan, budaya, sosial, politik dan lain-lain.
Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa Barat pada priode ini sebenarnya
memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam.
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat
untuk bergerak menuju kearah negara-negara Islam serta menguasai dan
menjajahnya. Menyadari kekalahan dan kelemahan dalam berbagai aspek kehidupan
dari bangsa-bangsa Barat, umat Islam mulai bangkit kembali untuk mengejar
ketertinggalan dan keterbelakangan, untuk mengejarketertinggalan tersebut
memaksa para penguasa Islam untuk banyak belajar dari Eropa, kemudian Islam
bangkit kembali yang disebut dengan masa pembaharuan, dimana pembaharuan ini
ditandai dengan kesadaran dirinya terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan
untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang. Khususnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Islam adalah agama terbesar ketiga yang dianut oleh masyarakat Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat, penduduk yang memeluk agama Islam diperkirakan
sekitar 3,3 juta dari beragam usia dan golongan. Sejarah Islam di Amerika Serikat
bermula sekitar abad ke 16, di mana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama

4
yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. 1 Walau begitu, kebanyakan para peneliti
di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan
para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim
ke AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut
"gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang
menyebabkan gelombang ini.2
Populasi Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, di mana
sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak
orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap
tahun dibanding dua dekade sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dakwah Islam di Amerika ?
2. Apa saja Faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Islam di Amerika ?
3. Apa saja faktor-faktor penghambat Dakwah Islam di Amerika ?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui informasi mengenai dakwah Islam yang ada di Amerika.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Islam di
Amerika.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Dakwah Islam di Amerika.

1
Queen, Edward L., Stephen Prothero and Gardiner H. Shattuck Jr. 1996. The Encyclopedia of American
Religious History. New York: Facts on File.
2
Smith, Jane I., Pola-pola Imigrasi Muslim, Kehidupan Muslim di Amerika, hal:14, Kantor Program Informasi
Internasional Departemen Luar Negeri AS

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dakwah Islam di Amerika
Masuknya Islma ke Amerika masih bersifat spekulatif karena tidak ada teori
dengan tegas tentang masuknya Islam ke Amerika. Sebagian ahli berpendapat
bahwa para pelaut muslim samudra atlantik dan tiba di pantai-pantai amerika.
Sebagian lain mengatakan, bahwa Cristhoper Colombus telah dibimbing utuk
mendarat di benua itu oleh navigator-navigator dan pembantu-pembantu muslim
Andalusia atau Maroko yang jelas-jelasnya telah dibayar oleh Colombus.
Para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang
bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnnya orang-orang muslim di Amerika
Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat
itulah para imigran muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang
ke Amerika Utara dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar ataupun
kecil kemudian kembali ke tanah airnya. 3
Rujukan lain menyebutkan bahwa asal-usul Islam di Amerika adalah sejarah
perdagangan budak di AS. Diantara budak-budak yang terhitung dalam American
Ethnological Cociety terhadap budak muslim yang terpelajar, diantaranya adalah
Ayyub Ibnu Sulaiaman Diallo, pangeran Bundu dari Afrika yang diculik dan dijual
sebagai budak pada tahun 1730, setelah tiga tahun (1733), ia dimerdekakan sebagai
rasa terima kasih atas atas kepandaian dan kejujuran serta rasa simpatinya terhadap
orang kulit putih.
3
Catatan Kuliah Sejarah Peradaban dan Perkembangan Agama di Barat, S2 IAIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta,
tanggal 21 Mei 2003, dosen pengampu, Dr. Alef Theria Wasyim.

6
Pendapat tersebut mungkin benar, mengingat secara faktual komunitas muslim
yang termasuk kelompok minoritas tersebar dipesisir Amerika Utara dan Selatan
termasuk Suriname. Fakta kedua yang sulit dibantah adalah bahwa pemeluk Islam di
kawasan ini terdiri atas orang-orang yang berkulit hitam, dan orang-orang imigran
dari negara-negara Islam seperti Libanon, Siria, Irak, Pakistan, dan lain-lain. Tercatat
dalam sejarah Amerika bahwa orang-orang kulit hitam (Afrika) masuk ke negara ini
sebagai budak atau sebagai pekerja rendahan. Kenyataan historis seperti ini sangat
berpengaruh terhadap sikap orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit
hitam (negro) dan sekaligus terhadap Islam sebagai suatu sistem kepercayaan yang
dianutnya.
Fakta lainnya tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Colombus
datang juga diungkapkan Dr. Berry Fell seorang arkeolog dan ahli bahasa dari
Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga Amerika, Fell menyebutkan
bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Colombus. Namun, umat Islam juga telah
membangun peradaban di benua itu.
Hampir pasti bahwa Muslim yang menyeberangi Atlantik dan juga Pasifik jauh
sebelum Columbus mencapai dunia baru. Namun kunjungan ini sama sekali tidak
meningglkan bekas yang yang tidak hilang-hilang. Yang paling terkenal dari mereka
ini adalah Jenderal Estevanio de Azemor yang nama muslimya tidak diketahui. Dia
dapat mencapai wilayah New Mexico dan Arizona. Namun muslim pertama ini tidak
dapat memelihara Islam dalam kalangan keturunannya. Selama periode yang sama
seorang pangeran Mesir dengan nama Nasir al-Din bergabung dengan Suku Mohawk
di daerah yang membentuk negara bagian New York sekarang. Dia menduduki
kedudukan yang sangat tinggi dalam suku ini. Namun dalam satu sumber
menyebutkan bahwa orang Arab yang pertama ke Negri ini adalah keturunan Wahab
yang menetap di Ocracoke Island dan Carolin Utara pada abad ke-18. Mereka
tercatat sebagai budak yang tidak memakan babi, dan beriman kepada Allah dan
Muhammad.
Adapun orang Amerika yang pertama sebagai pemeluk Islam yang pertama
adalah Reverend Norman, seorang misionaris gereja Methodisty di Turki yang
memeluk Islam pada tahun 1970, pada dekade berikutnya seorang Afro Amerika.
Muhammad Alexandder Russel Webb yang masuk Islam ketika ia bertugas sebagai

7
konsul jenderal As di Filipina pada tahun 1887. Ia juga adalah pelopor yang pertama
mendirikan organisasi Islam di negri ini pada tahun 1893 dan menerbitkan The
Muslim World sebagai sarana dakwahnya. Ia juga mendirikan sekitar enam cabang
Moslem Brotherhood dan American Islamic Propaganda diberbagai kawasan Amerika,
kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti Noble Drew Ali mendirikan Morish
American Science Templete pada tahun 1913, sehingga Islam mulai bangkit sebagai
fenomena agama di kalangan masyarakat Amerika.
Memasuki abad ke 19, perdagangan budak di hentikan, terutama setelah
presiden Abrahan Linoln mengeluarkan emancipation proklamation (proklamasi
kemerdekaan) pada tanggal 1 januari 1663, yang menetapkan bahwa budak-budak
di Amerika Serikat adalah merdeka. Dengan demikian, banyak orang Islam berasal
dari Mesir, Yordania, Siria, Irak, Pakistan, India, Turki, Yugoslavia, Uni Soviet, dan
Albania yang berimigrasi ke Amerika pada tahun ini kemudian disusul dengan tahun
berikutnya4. Tercatat tidak kurang dari lima gelombang imigrasi orang-orang Islam
dari berbagai Negara untuk menetap di Amerika. Dengan kata lain fakta masuknya
agama Islam ke Amerika bukanlah disebabkan dari sebuah ekpedisi yang segara
sengaja dikirim dengan tujuanutnuk pembangunan wilayah (ekspensi) atau
pembanguna Islam secara struktural, dan bukan pula dibawa oleh para pedagang
muslim yang menyebarkan Islam secara kultural, tetapi melalui para komoditi para
budak yang sudah teguh memegang agamnya.
Sekurang-kurangnya ada 5 gelombang terjadinya migrasi orang-orang islam ke
Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 hingga paruh kedua abad ke-20, yaitu: :
1. Migrasi terjadi pada pada tahun 1875 hingga 1912. mereka yang bermigrasi
pada umumnya adalah para pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak
mempunyai keterampilan. Mereka berasal dari syiria, Jordania, Palestina,
dan Libanon yang ketika masih berada dibawah Pemeruntahan Utsmani.
Mereka bermigrasi karena keadaan ekonomi dinegrinya tidak
menguntungkan dan mereka berharap mendapatkan keuntungan financial di
Amerika Serikat. Pada umumnya, mereka bekerja di pabrik-pabrik dan took-
toko.

4
Ali, Mukti, A., Muslim Bilali dan Muslim Muhajir di Amerika Serikat, C.V. Haji Masagung, Jakarta, 1988.

8
2. Migrasi terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi Perang
Dunia Pertama. Mereka pada umumnya, orang-orang intelek dan terdidik
yang berasal dari perkotaan. Mereka umumnya adalah saudara, kawan, atau
orang kenalan imigran yang telah ada di Amerika Serikat.
3. Migrasi terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan karena
kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada
mereka yang keluarganya telah lebih dahulu menetap di Amerika Serikat.
4. Migrasi terjadi pada tahun 1947 hingga tahun 1960. para imigran yang
datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini bukan saja berasal dari
Timur Tengah, tapi berasal dari India, Pakistan, Eropa Timur, dan Uni
Soviet. Mereka datang untuk mencari kehidupan yang lebih baik,
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk mendapatkan latihan
teknik lanjutan dan memperoleh pekerjaan secara spesialis.
5. Migrasi dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang ke
Amerika Serikat pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi, juga
yang utama dikarenakan politik. Dunia arab pada masa-masa itu mengalami
penderitaan karena konfrontasi dengan Israel dan konflik-konflik lainnya.
Imigran Muslim ke Amerika Serikat yang populer pada gelombang ini, antara
lain Fazlur Rahman dari Pakistan yang menjadi Guru Besar Universitas
Chicago, Sayyed Hosein Nashr dari Iran yang menjadi Guru Besar
Universitas Washington, Ismail Al-faruqi yang menjadi Guru Besar
Universitas Harvard, dan lain-lain.

B. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Dakwah Islam di Amerika


1. Faktor Islam
Islam itu adalah kebenaran yang sempurna. Keindahan yang tiada tertandingi.
Kekuatan yang tidak terkalahkan. Kekurangan dan keburukan (ugliness) Islam tidak
pada nilai dan ajarannya. Tapi lebih pada prilaku pemeluknya melalui misrepresentasi
yang terkadang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan.
Islam itu damai, pemeluknya mudah emosi dan marah. Islam itu adil,
pemeluknya seringkali melakukan kezaliman dalam berbagai aspek kehidupan. Islam
itu maju, pemeluknya mayoritas terbelakang, bodoh dan miskin. Islam itu

9
mengedepankan kerja sama, pemeluknya mudah membenci dan konflik. Demikian
realita saat ini.
Maka perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dari kesempurnaan Islam
itu. Ketika warga Amerika mampu menembus batas-batas kesalah pahaman itu,
galibnya karena propaganda media dan politisi, mereka akan menemukan keindahan
agama ini. Keindahan dan kekuatan dalam segala aspeknya.

2. Faktor Amerika
Pertumbuhan Islam juga tentunya sangat ditentukan oleh faktor Amerikanya.
Bahwa antara Islam dan Amerika ada kesenyawaan, keselarasan dan komonalitas
yang tinggi.
Islam menjunjung tinggi kebebasan. Bahkan Islam dan kebebasan itu bagaikan
ikan dan air. Sebesar apapun ikan jika airnya kering, maka lambat laun ikan itu akan
mati.
Amerika pada saat uang sama adalah negara yang menjadikan kebebasan
sebagai pilar bernegara dan berbangsa. Amerika di mana-mana mengajarkan
freedom (kebebasan) sebagai hak asasi manusia (basic human right) yang paling
mendasar5.
Islam mengedepankan keadilan (justice) untuk semua manusia. Bahkan dalam
Islam kriteria kelebihan hanya ada pada kata “takwa”. Dan takwa hanya didefinisikan
oleh “iman dan amal”. Bukan ras, etnis, posisi sosial, warna kulit, dan seterusnya.
Demikian juga di Amerika kita kenal “justice for all” sebagai dasar perundang-
undangan. Dan hukum masih menjadi raja dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Islam berwawasan kebaikan dan kebahagiaan bersama (hasanah fid dunia wa
hasanah fil akhirah). Amerika juga mengamanatkan “pursuit of happiness” (mencari
kebahagiaan) sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Walau mungkin ada
perbedaan definisi tentang apa itu “happiness” di antara keduanya.
Demikian seterusnya. Nilai-nilai yang dikandung Islam dan Amerika sejalan.
Karena Islam itu adalah ajaran langit (firman Tuhan). Dan Amerika adalah kreasi

5
Barboza, Steven, Jihad Gaya Amerika,Islam Setelah Malcolm X, terj. Sudirman Said dan Fathiyah Basri,
Mizan, Bandung, 1996, cet.2.

10
bumi yang tidak suci. Langit dan bumi itu tidak akan pernah sejajar. Tapi dalam
realita pada tataran praktis kehidupan manusia keduanya senyawa.
Maka dengan nilai-nilai yang diajarkan Islam itu menjadikannya sangat mudah
diterima oleh warga Amerika. Karena sekali lagi, mereka telah memiliki filsafat hidup
yang demikian. Tidaklah salah ketika orang mengatakan yang diperlukan orang-
orang Amerika itu hanya “syahadat” saja. Secara karakter sosial, bahkan prilaku
hidup sudah banyak yang sejalan dengan ajaran Islam.
Nilai dan semangat atau komonalitas keduanya (Islam dan Amerika) di atas itu
menjadi faktor penting bagi perkembangan Islam yang tinggi di Amerika.

3. Faktor manusia Amerika


Tentu faktor lain yang penting juga adalah faktor karakter orang-orang
Amerika. Karakter orang-orang Amerika sesungguhnya secara alami, atau juga
karena bentukan lingkungan, menjadikan dakwah Islam mudah diterima.
Karakter orang-orang Amerika secara umum, tentu ada pengecualian-
pengecualian, dapat ditandai oleh tiga kecedenderungan.
Pertama, karakter yang terbuka. Karakter seperti ini menjadikan warga Amerika
begitu terbuka dengan hal-hal yang datang dari luar. Termasuk tentunya dari media.
Tidak mengherankan jika media kerap kali menentukan warna persepsi dan juga
prilaku orang-orang Amerika.
Kedua, mengedepankan rasionalitas. Amerika dikenal sebagai bangsa yang
liberal. Liberalisme itu salah satunya adalah kebebasan berpikir, yang terkadang
tanpa batas-batas. Sehingga semua cenderung dipahami dengan pandangan
nasionalitas.
Ketiga, bersahabat dan ramah. Tentu ini karakter umum. Walau ada juga di
sana sini yang judes. Tapi secara umum mereka ramah dan cepat bersahabat.
Keempat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika ada sesuatu yang sampai
ke mereka maka mereka akan cari tahu.
Semua karakter di atas menjadi pendukung besar bagi penerimaan Islam di
kalangan warga Amerika. Insya Allah ketika Islam sampai ke mereka, baik dengan

11
wajah buruk (mispersepsi) apalagi memang dengan wajah indah, mereka dengan
mudah menerimanya.
Ini yang menjadikan pribadi sangat optimistis bahwa apapun rintangannya
Islam di Amerika akan tetap berkembang dan jaya. Bahkan hadirnya phobia sebagai
akibat dari kebijakan pemerintahan DT tidak menjadi halangan. Mungkin dalam
bahasa yang sering saya sampaikan: “Itu hanya gangguan dalam perjalanan."
Maka seperti yang sering saya sampaikan, saya justru melihat tantangan-
tantangan itu dihadirkan sebagai pemacu bagi kemajuannya. Dengan kata lain,
tantangan sesungguhnya dapat dibalik menjadi peluang bagi kemajuan Islam di bumi
Amerika.

C. Faktor-Faktor Penghambat Dakwah Islam di Amerika


Berbicara tentang tantangan dan problematika yang dihadapi MuslimAmerika,
perlu kiranya menyinggung banyak hal, misalnya saja, peran politik, sosial budaya
dalam kehidupan dan dasar hukum yang dipakai sebagai petunjuk pelaksanaan
teknis layaknya orang hidup, cukup membawa perbedaan siginifikan di Muslim-
Amerika. Terutama sekali hubungan antar masyarakat Barat yang Nasrani-Yahudi
dengan minoritas muslim dalam aspek sosial keagamaan Amerika.
Komunitas Muslim yang minoritas sering dianggap oleh mayoritas Muslim
sebagai bagian integral dari Muslim yang lebih besar, sekalipun tinggal pada
yurisdiksi non-Muslim, status minoritas sering dianggap sebagai fase peralihan atau
sejarah yang masih bisa diperbaiki. Pada dasarnya, di tempat Muslim minoritas
tinggal, Islam bukanlah agama atau budaya dominan, sehingga mereka banyak
menghadapi permusuhan terhadap apapun yang berbau Islam. Kondisi yang
demikian memunculkan beberapa alternatif untuk mencari solusi bagi keutuhan
Muslim itu sendiri, pertama, disarankan untuk hijrah ke daerah Muslim atau ke
tempat yang lebih bisa menerima mereka, seperti yang dilakukan Rasulullah ketika
hijrah dari Makkah ke Madinah, kedua, menghadapi ancaman dengan berjihad. Wajib
bagi mereka untuk menjalin hubungan dengan sesama Muslim untuk menjaga dan
memperkuat identitas keislaman mereka, dan ketiga, keadaan toleransi dan

12
kebersamaan dengan mayoritas non-Muslim mulai diciptakan. Untuk itulah Muslim
dianjurkan dialog dengan non Muslim, baik dengan tujuan misi maupun tujuan hidup
berdampingan secara damai di tanah mereka.
Menurut Sulaiman S. Nyang, tantangan besar yang harus dihadapi Muslim
Amerika saat ini adalah, memelihara Identitas Islam, membangun dan
mempertahankan lembaga Islam, membangun struktur ekonomi Muslim dan
berpartisipasi dalam dunia politik Amerika.6 Dalam kaitannya dengan identitas, yang
menjadi problem adalah kemana integritas nilai akan diarahkan, pada nilai budaya
atau pada nilai syari‟at? Minoritas muslim mestinya mampu berintegrasi dengan
budaya Barat, baik dari sisi adat istiadat, sikap, cara berpikir, moral, cara pandang
hidup berikut segala aspeknya,7 dengan tidak meninggalkan unsur-unsur Islaminya.
Pandangan atas hal ini di dasarkan pada realitas yang terjadi di mana komunitas
muslim hidup berdampingan dengan komunitas Amerika sebagai mayoritasnya.
Seperti halnya orang Yahudi masa awal, mereka adalah minoritas keagamaan dan
minoritas kultural. Mereka dituntut untuk dapat diterima sebagai anggota
masyarakat, yang meskipun etnisnya berbeda, namun kulturnya Barat dan asal
usulnya adalah Kristen. Hingga mereka mampu menghadapi problem asimilasi tanpa
kehilangan identitas. Problem identitas nasional dan multikulturalisme/ pluralisme
tetap menjadi sesuatu yang urgen untuk dicari solusinya sampai saat ini. 8
Di samping itu, upaya untuk mewujudkan persatuan Muslim Amerika dari
berbagai sekte sudah dilakukan. Meskipun tidak bisa dikatakan berhasil, namun
upaya ini jauh lebih baik daripada fenomena persatuan Muslim yang terjadi di
Indonesia. Mereka berangkat dari status minoritasnya, hingga menyadari
dibutuhkannya satu identitas Islam yang utuh, meskipun dalam penerapan
keagamaannya berbeda-beda.9 Yang seharusnya dipikirkan oleh Muslim Amerika saat
ini, (atau umat Islam pada umumnya), adalah bagaimana mempelajari kemajuan di

6
Sulayman S. Nyang, “Convergence and Divergence in an Emergent Community : A Study of Challenges
Facing U.S. Muslims “, dalam Yvonne Y. Haddad (ed), The Muslim Of America, (Oxford University Press, Inc,
1991), hal. 237 – 248.
7
Alef Theria Wasim, “Minoritas dan Mayoritas”, hal. 93.
8
John L. Esposito, Ancaman Islam Mitos Atau Realitas, terj. Alwiyah Abdurrahman dan MISSI (Bandung :
Mizan, 1996), cet.3, hal. 221.
9
Lain dengan kondisi di Indonesia yang konflik antar paham-meskipun sama-sama Islam- terkadang lebih
parah dibanding konfrontasi dengan agama lain. Masih sering kita jumpai ungkapan-ungkapan,”asal bukan NU
atau asal bukan Muhammadiyah”. Dengan ungkapan tersebut mereka justru menempatkan umat agama lain
sebagai kawan untuk melawan saudara sendiri.

13
bidang teknologi yang selama ini didominasi penuh oleh masyarakat Barat. Ini
termasuk salah satu kelemahan umat Islam yang sering tidak merasa bertanggung
jawab atas perkembangan ilmu-ilmu teknologi, karena saking lamanya kondisi ini
menjajah umat Islam, hingga lupa bahwa sebenarnya kemajuan-kemajuan teknologi
yang dikembangkan oleh Barat pada dasarnya diambil dari kemajuan peradaban
zaman Andalusia dulu.
Kaum Muslim di Amerika ada dalam kultur Barat, dimana mereka sering
dianggap sebagai “orang lain”. Menurut Esposito, hal ini disebabkan karena Barat
tidak terlalu mengenal Islam selain sebagai ekstrimisme dan terorisme, disamping itu
masyarakat barat tidak dapat mengapresiasikan Islam sebagai bagian dari tradisi
Yahudi-Kristen-Islam. Yang sering dijumpai bahkan hingga saat ini adalah Barat
(Yahudi-Kristen) vis a vis Islam.10 Meminjam istilah Abul A‟laAl-Maududi, bahwa
Islam saat ini “tersalahpahami”.
Tantangan Muslim Amerika terberat yang dihadapi abad ini adalah bagaimana
merubah pandangan dunia yang sudah mengakar bahwa Islam adalah agama teroris,
agama perang dan berbagai kesan negatif lainnya tentang Islam. 11 Mengingat akhir-
akhir ini banyak sekali issu-issu teroris yang dikaitkan dengan Islam. Kini kaum
Muslim yang hidup sebagai minoritas tidak dapat lagi berharap status minoritas
mereka segera berubah atau mengharapkan bantuan dari mayoritas Muslim di
negara lain. Sebagai negara adikuasa untuk saat ini, Amerika mempunyai peranan
besar dalam perubahan era globalisasi ini, 12 termasuk pengaruhnya terhadap dunia
dalam konteks keagamaan. Untuk itu yang perlu di pertimbangkan bagi Muslim
Amerika saat ini adalah menyesuaikan diri secara emosional, religius, begitu juga
secara ekonomi dan politik. Menyesuaikan diri dalam pengertian, merubah dakwah
Islam yang dilakukan tidak sebatas pada orasi keagamaan saja melainkan lebih dari
itu, yakni membangun komunikasi keagamaan yang didasarkan pada studi atau
kajian khususnya pada wilayah studi Islam dengan memperbandingkan studi pada
masa klasik, pertengahan, modern dan kontemporer. Sehingga dari sini akan

10
Ibid., hal.211-213.
11
Bandingkan dengan penjelasan Zakiyuddin Baidhawy, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan,
Yogyakarta: Lesfi, 2002, lihat khusus pada bagian “Agama dan Fundamentalisme Kontemporer dan
Globalisasi Versus Radikalisme Jihad”.
12
Bandingkan juga dengan Seyyed Hossein Nasr, Traditional Islam in the Modern World, Kuala Lumpur:
Foundation for Traditional Studies, 1987.

14
kelihatan, bahwa realitas dakwah di Barat-Amerika memang sangat membutuhkan
sentuhan tangan terampil penyiar Islam yang berkapasitas keilmuan keislaman yang
baik, pasalnya, Barat-Amerika mempunyai cukup strategi keilmuan untuk itu sebagai
perangkat metodisnya. Di samping juga tidak menutup kemungkinan mencoba
belajar pada realitas dan tradisi kehidupan politik, ekonomi dan budaya mereka.
Di samping itu, untuk bisa mewujudkan Muslim yang berkualitas dan mampu
bersaing dengan non-Muslim di Barat, dibutuhkan dua pendekatan baru yaitu, self
refleksionisme, yaitu umat Islam belajar introspeksi menerima dan mengakui
kekurangan-kekurangan yang dimiliki, hingga mampu menata kembali dalam suatu
format dan cara berpikir yang progressive. Dan pendekatan neocomparativisme,
yaitu pendekatan yang tidak hanya terfokus pada satu agama yang dianut (Islam)
saja, tapi juga mempelajari agama-agama yang lain dengan tidak hanya mencari
persamaan, juga perbedaan, selain itu juga perlu mendalami lagi metodologi dan
strategi yang diterapkannya.13 Dengan ini, umat Islam tidak terjebak pada persoalan
wilayah Islam secara materiil saja, tapi mampu berpikir metodologis, strategik, kritis
dan menyadari bahwa di luar sana banyak komunitas-komunitas lain yang lebih maju
dan mempunyai power untuk menghandle dunia.

13
“Sejarah Peradaban dan Perkembangan Agama di Barat”, dalam Mata Kuliah yang disampaikan di
Program Pascasarjana S2 IAIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, tanggal 21 Mei 2003, dosen pengampu Dr. Alef
Theria Wasyim.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang
bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnnya orang-orang muslim di Amerika
Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat
itulah para imigran muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang
ke Amerika Utara dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar ataupun
kecil kemudian kembali ke tanah airnya.
Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Dakwah Islam di Amerika adalah :
1) Islam itu adalah kebenaran yang sempurna. Keindahan yang tiada
tertandingi. Kekuatan yang tidak terkalahkan. Kekurangan dan keburukan
(ugliness) Islam tidak pada nilai dan ajarannya. Tapi lebih pada prilaku
pemeluknya melalui misrepresentasi yang terkadang sangat menyedihkan
dan mengkhawatirkan.
2) Pertumbuhan Islam juga tentunya sangat ditentukan oleh faktor
Amerikanya. Bahwa antara Islam dan Amerika ada kesenyawaan,
keselarasan dan komonalitas yang tinggi.
3) Tentu faktor lain yang penting juga adalah faktor karakter orang-orang
Amerika. Karakter orang-orang Amerika sesungguhnya secara alami, atau
juga karena bentukan lingkungan, menjadikan dakwah Islam mudah
diterima.

16
Karakter orang-orang Amerika secara umum, tentu ada pengecualian-
pengecualian, dapat ditandai oleh tiga kecedenderungan.
Berbicara tentang tantangan dan problematika yang dihadapi MuslimAmerika,
perlu kiranya menyinggung banyak hal, misalnya saja, peran politik, sosial budaya
dalam kehidupan dan dasar hukum yang dipakai sebagai petunjuk pelaksanaan
teknis layaknya orang hidup, cukup membawa perbedaan siginifikan di Muslim-
Amerika. Terutama sekali hubungan antar masyarakat Barat yang Nasrani-Yahudi
dengan minoritas muslim dalam aspek sosial keagamaan Amerika.

B. Saran
Usaha yang tulus dan jujur untuk terlibat dalam kehidupan islami yang
bermanfaat, di bawah pengayomam non-Muslim, harus terus diupayakan. Islam
adalah jalan hidup yang menghimpun semua situasi manusia dan memberikan
petunjuk abadi dalam dimensi spasialnya. Untuk itulah diperlukan akomodasi dan
pemahaman yang tinggi antar dua kelompok yakni, mayoritas dan minoritas.
Menjalin hubungan yang damai dengan mayoritas non Muslim, dengan tetap
mempertahankan pilar-pilar Islam, justru akan meningkatkan kualitas keislaman,
setidaknya meyakinkan mereka bahwa Islam adalah agama perdamaian, bukan
seperti yang mereka gambarkan saat ini. Yang lebih penting untuk diperhatikan lagi
adalah merubah cara berfikir umat Islam saat ini yang cenderung locally, pasalnya,
sebagian dari mereka belum menyadari bahwa dunia terus berjalan menurut
logikanya. Sementara umat Islam cenderung puas dan bangga kepada “gemuruh
romantisme masa lalu” dengan kualitas keislamannya yang relatif tertinggal pada
persoalan-persoalan tertentu dari agama-agama lain.

17
REFERENSI

Ali, Mukti, A., Muslim Bilali dan Muslim Muhajir di Amerika Serikat, C.V. Haji
Masagung, Jakarta, 1988.
Baidhawy, Zakiyuddin, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan, Yogyakarta:
Lesfi, 2002.
Barboza, Steven, Jihad Gaya Amerika,Islam Setelah Malcolm X, terj. Sudirman Said
dan Fathiyah Basri, Mizan, Bandung, 1996, cet.2.
Catatan Kuliah Sejarah Peradaban dan Perkembangan Agama di Barat, S2 IAIN
Sunan Kalijaga,Yogyakarta, tanggal 21 Mei 2003, dosen pengampu, Dr. Alef
Theria Wasyim.
Emmerson, Donald K., “Konflik Peradaban Atau Fantasi Huntington?”, dalam jurnal
Ulumul Qur`an, No.5, Vol. IV, Tahun 1993.
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, jilid 1,Mizan, Bandung ,
2001.
Kepel, Gilles, Allah in The West, Islamic Movement in America and Europe,
California, Stanford University Press, 1997.
Nasr, Seyyed Hoseein, Traditional Islam in the Modern World, Kuala Lumpur:
Foundation for Traditional Studies, 1987.
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Amerika_Serikat
https://www.republika.co.id/berita/qlfiz5320/dakwah-islam-di-amerika-serikat-yang-
semakin-pesat-abad-ini

18
https://kumparan.com/shamsi-ali/islam-di-amerika-tantangan-dan-peluang-
1pc4xNJskcx/full

19

Anda mungkin juga menyukai