Anda di halaman 1dari 6

Pemikiran Politik Rasyid Ridha

Siti Fadhillah

E-mail: fadhillahpriani@gmail.com

Mahasisi Universitas Darussalam Gontor/ Program study Hubungan


Internasional

Pendahuluan

Rasyid Ridha yang biasa dikenal sebagai Muhammad Rasyid ibn

Ali Ridha ibn Muhammad Syamsuddin al-Qalamuni, yang lahir di

Libanon tepatnya di desa Qalamun. Ia lahir pada tanggal 23 September

1865, juga berasal dari keturunan bangsawan Arab serta memliki garis

keturunan langsung dari Husain bin Ali yaitu cucu Muhammad dari

keturunan Fatimah. Dikarenakan hal ini Rasyid Ridha memiliki gelar

sebagai Sayyid.

Ayahnya adalah seorang ulama tarekat Zyazaliyah, oleh karena itu

sejak kecil Rasyid Ridha terbiasa mengenakan jubah dan sorban serta

tekun dalam pengajuian dan wirid. 1Ia melalui pendidikan formalnya di

madrasah Tradisional desa al-Qalamun, dan kemudian melanjutkan

pendidikannya dalam bidang aqidah, fiqih, geografi, bahasa arab dan

turki, dan ilmu alat ( Nahwu dan Sharaf ) di madrasah Ibtidaiyyah

Rasyidah Tripoli. Dikarenakan seolahnya yang lama hanya memfokuskan

anak didiknya dalam bidang pegawai pemerintah, maka setelah setahun

Rasyid Ridha pindah ke Madrasah al-Wataniyah Tripoli yang didiran oleh

Syaikh Husain al Jisr yang sangat mengagumi Al-Afghani.

1
M. Khoirul Hadi. Pemikiran Politik Rasyid ridha dalam Fiqih Munakahat. Vol, 10,

No 2, Desember 2013: 221-236. Yogyakarta. Hal:223


Rasyid ridha adalah seorang penilis yang produktif dengan karya-

karya yang sangat baik, salah satu dari karyanya adalah: Tarikh al-ustadz

al-imam al-Syaikh Abduh, Nida’ Li al Jins al Lathif, Al Wahyu Al

Muhammadi, Yusr al Islam wa ushul al Yasyri al’Am, Al Khilafat, Al

Wahabiyah wa al Hijaz, Munawarat al-Muslih wa al Muqallid, Zikra al

Maulid al Nabawi, Syubahat al-Nashara wa Hujaj al Islam, dan masih

banyak lagi karyanya yang dapat di bangakan.2

Rasyid Ridha juga merupakan pemikir politik Islam era modern

dari Mesir. Ridha juga menelaah ulang teori konstruksi khalifah dan

berusaha memperbaiki lembaga politik dalam rangka rehabilitasi

kehidupan umat Islam, Ridha berpendapat Bahwasannay adanya khalifah

adalah suatu hal yang mutlak dan diperlukan dalam penegakan hukum

dan kesejahteraan hukum. Ridha Juga dikenal sebagai sosok yang

modernis dengan paradigm pemikiran yang konservatif sekaligus

rasionalis, dengan didasari oleh lingkuangan dimana ia hidup.

Pembahasan

Pembaharuan yang dikemukaan oleh Rsyid Ridha tidak jauh

berbeda oleh ide yang dikemukakan oleh Jamaluddin al-afghani dan

Muhammad Abduh, Ridha juga memiliki pendapat bahwa penyebab

kemunduran dan keter belakangan umat Islam adalah karena umat Islam

tidak lagi melaksanakan ajaran islam yang sesuai dengan al-Quran dan

Hadits. 3Ajaran tarekhat yang berlebihan dan pengkultusan seorang

2
Ahmad Yamin. 2006. Konsepsi Muhammad Rasyid Ridha Tentang Syura Sebagai

Azas Pemerintahan islam. Jurnal Penelitian keagamaan Vol. 21 No. 1, Juni 2006. Kerinci-

Jambi. Hal: 32
3
Anas Amin Alamsyah. 2016. Pola Pemahaman Agama Islam dan Pengembangan

Pendidikan-Kontribusi Rasyid Ridha. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol. 6 N0. 2
syaikh, sehingga menyebabkan kepatuhan yang sangat berlebihan,

sehingga menganggap syekh adalah utusan sebagai perantara antara

umat manusia kepada tuhannya, baik semasa hidup ataupun meninggal

nya syaikh tersebut.

Rasyid Ridha sangat menghargai akal umat manusia, menurut

Ridha akal dapat dipakai terhadap ajaran-ajaran mengenai hidup

kemasyarakatan dan tidak terhadap peribadatan, sepeti halnya terhadap

ayat al-Qur’an dan Hadits yang tidak perlu dipertimbangakan kembali,

karena didalamnya telah terdapat makna yang jelas dan tegas. Meskipun

halnya Ridha menghargai akal manusia dia juga memahami batasan-

batasan yang dimiliki.

Kegiatan yang dilakukan oleh Rasyid Ridha dilakukan semata-

mata untuk menegakkan dakwah Islam dalam rangka memperbaiki

seluruh umat manusia, serta tidak menginginkan gerakan dakwah hanya

dalam lingkungan keluarga saja melainkan juga dapat menembus


4
masyarakat luas. Ridha juga dipandang oleh para pembesar

Pemerintahan Usmani sebagai tokoh yang terpandang, oleh karena itu

Ridha sering dikunjungi para pembesar untuk meminta nasehat, dalam

hal inilah Ridha mengambil kesempatan untuk melakukan kajian kitab

bersama petinggi-petinggi negara tersebut.

Rasyid Ridha mengkritik penguasa Usmani bukan hanya dalam

satu hal saja, akan tetapi dari banyak sisi yang dikritik salah satunya

dalam aspek beribadah, berpakaian, serta ilmu pengetahuan yang

Nop 2016. Mojokerto. Hal: 135


4
H. Fauzul Imam. 2002. Muhammad Rasyid Ridha Sejarah Dan Pemikiranya. Vol. 19,

No. 92 ( Januari-Maret 2002). Hal: 32


dikuasai. 5Dalam aspek ibadah Ridha pernah kritik terhadap seorang

gubernur menjaankan shalat tidak dengan khusyu, sedangkan dalam ilmu

pengetahuan, dia mengatakan bahwasannya penguasa Usmani adalah

pemerintahan yang didukung oleh para ulama yang lemah terhadap

bidang politik dan ilmu pengetahuan agama.

Rasyid Ridha juga merupakan tokoh Nasionalisme, dimana dia

menolak pendapat Nasionalisme yang diterapkan oleh Mustafa Kamil di

Mesir, serta gerakan Nasionalsme di Turki yang diterapkan oleh Turki

Muda. 6Hal yang sangat tidak disukai Ridha bahwasannya persaudaraan

yang di implementasikan dengan membeda-bedakan tanah air , bahasa

serta bangsa. Oleh karena itu Ridha lebih sepakat dengan pembahasan

yang ditorehkan oleh Ibnu Khaldun dalam konsep Nasionalisme, yang

lebih mengedepankan nilai-nilai solidaritas. Ibnu Khaldun

mengedapankan tiga konsep dalam teorinya, yaitu: soidaritas ( agama/

ideology ), solidaritas kesukuan, solidaritas sebangsa. Dari tiga hal ini

mengambarkan bahwa sesungguhnya dalam islam tidak ada batasan

apapun untuk memisahkan persaudaraan. Kemudian setelahnya Ridha

memutuskan gagasan bahwa rasa persaudaraan umat islam harus

dijalankan tanpa adanya perbedaan madzhab, bahasa, tanah air, dan

perbedaan setiap bangsa.

Konsep negara yang dituliskan oleh Rasyid Ridha terdapat dalam

bukunya yang berjudul al-Khalifah, buku ini diawali dengan penyantuan

pegertian-pengertian terkait khalifah, pengangkatan khalifah, pihak yang


5
H. Masnur Kasim. 2012. Muhammad Rasyid Ridha ( Antara Rasionalesme dan

Tradisionalisme). Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2 Juli- Desember 2012. Riau. Hal:

129
6
Triono. 2011. Corak pemikiran Politik Dalam Islam. Jurnal TAPIs Vol. 7 No. 12

Januari-juli 2011. Hal: 35


menetapkan khalifah kemudian menyentuh tentang penyadaran bahwa

adanya kekuatan umat yang harus diakomodir, persyaratan ahli dalam

memilih, calon khalifah, pembaiatan, kewajiban bagi rakyat terhadap

pemimpin, serta kewajiban seorang imam terhadap rakyat. Untuk

menduukung pendapatnya tersebut Ridha menegaskan bahwa Khalifah,

Imamat al-uzma, dan imamat al-mu’min adalah seorang kepala

pemerintah untuk menjalankan urusan dunia dan urusan akhirat.

Kesimpulan

Muhammad Rasyid Ridha adalah seorang pemikir politik Islam

dimana ia juga disebut sebagai seorang tokoh nasionalis yang memiliki

teori bahwasannya tidak ada batasan bagi umat muslim dalam

mengikatkan tali persaidaraan, seperti batasan budaya, bahasan, etnis.

Meskipun ada banyak perbedaan didalamnya tetapi menjadi tetap dalam

satu lingkup yaitu umat islam. Ridha juga memiliki theory bahwasanya

keruntuhan dan kemunduran umat muslim dikarenakan berkurangnya

ajaran-ajaran agama, dan implementasi agama dalam kehidupan sehari-

hari serta segala sesuatu yang diajarkan tidak sesuai dengan apa yang

diperintahkan dan apa yang disunnahkan didalam al-Qur’an dan hadits

Rasulullah. Ridha juga mengatakan bahwa konsep negara sesuai dengan

apa yang di praktekan pada zaman rasulullah, dimana seorang pemimpin

bagi negaranya adalah juga seorang pemimpin bagai agama, untuk terus

memajukan agamanya, dikarenakan hal tersebut pula antara politik da

agama tidak dapat dipisahkan.

Daftar Isi

M. Khoirul Hadi. Pemikiran Politik Rasyid ridha dalam Fiqih

Munakahat. Vol, 10, No 2, Desember 2013: 221-236. Yogyakarta.


H. Masnur Kasim. 2012. Muhammad Rasyid Ridha ( Antara

Rasionalesme dan Tradisionalisme). Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2

Juli- Desember 2012. Riau.

Triono. 2011. Corak pemikiran Politik Dalam Islam. Jurnal TAPIs Vol. 7

No. 12 Januari-juli 2011. H. Fauzul Imam. 2002. Muhammad Rasyid Ridha

Sejarah Dan Pemikiranya. Vol. 19, No. 92 ( Januari-Maret 2002).

H. Masnur Kasim. 2012. Muhammad Rasyid Ridha ( Antara

Rasionalesme dan Tradisionalisme). Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 37, No. 2

Juli- Desember 2012. Riau.

Ahmad Yamin. 2006. Konsepsi Muhammad Rasyid Ridha Tentang

Syura Sebagai Azas Pemerintahan islam. Jurnal Penelitian keagamaan Vol. 21

No. 1, Juni 2006. Kerinci-Jambi. Hal: 32

M. Khoirul Hadi. Pemikiran Politik Rasyid ridha dalam Fiqih

Munakahat. Vol, 10, No 2, Desember 2013: 221-236. Yogyakarta. Hal:223

Anda mungkin juga menyukai