Anda di halaman 1dari 4

REVIEW BUKU JJ RAS, MASYARAKAT DAN KESUSASTRAAN DI JAWA

Judul Buku : Masyarakat dan Kesusastraan di


JAWA
Penulis : J.J. Ras
Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Terbit : September 2014
Kota Terbit : Jakarta
Penerjemah : Achadiati Ikram
Dimensi : 16x24 cm
Tebal : x+398 hlm
ISBN 978-979-461-867-7
Buku ini merupakan karya dari Johannes Jacobus Ras(JJ Ras) berupa diktat
semasa Ia menjadi Guru Besar Emeritus Bahasa dan Sastra Jawa di
Universitas Leiden, Belanda. Ia menjabat sebagai Guru Besar mulai dari
tahun 1985-1992. Pada 1961, Ia sempat mengajar di University of Malaya
dan pada 1969 menjabat sebagai Kepala Kantor Cabang KITLV (Koninklijk
Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde), sebuah lembaga ilmiah yang
bergerak di bidang Ilmu Bahasa, Negara, dan Antropologi pertama di
Jakarta.
Hans Ras, nama panggilan JJ Ras, memiliki ketertarikan di bidang bahasa,
khususnya bahasa Jawa dan bahasa Arab. Pada usianya yang ke-24, Hans
Ras

dikirim untuk bekerja di Indonesia. Ia ditempatkan di kota Batavia

(Jakarta)

kemudian

dipindah

ke

Banjarmasin.

Pada

akhirnya,

Ia

memutuskan untuk tidak melanjutkan bekerja di Indonesia dikarenakan


hubungan Belanda dan Indonesia yang sedang genting saat itu. Masa
tugasnya di Kalimantan itulah yang membuat Hans Ras tertarik pada
Indonesia dan mulai mempelajari bahasa Indonesia yang kemudian
semakin mendalami sastra dan budaya Jawa. Banyak buku karya JJ Ras

yang menulis tentang Indonesia pada umumnya, dan Jawa pada


khususnya. Buku-buku tersebut adalah Masyarakat dan kesusastraan di
Jawa, The Shadow of the Ivory Tree: Language, Literature and History in
Nusantara, Hikajat Bandjar, dan Bunga Rampai Sastra Jawa Mutakhir.
Buku yang memiliki judul asli Maatschappij en Letterkunde op Java ini
adalah sebuah diktat dari Mata Kuliah Interpretatie &Filologizche yang
diampu oleh Hans Ras yang dikeluarkan oleh Vakgroep Talen en Culturen
van Zuidoost Azi en Oceani Rijksuniversiteit Leiden (1988). Diktat
berbahasa

Belanda

ini

kemudian

diterjemahkan

kedalam

bahasa

Indonesia oleh Prof. Dr. Achadiati Ikram.


Masyarakat dan Kesusastraan di Jawa merupakan buku yang menguraikan
tentang sejarah kesusastraan Jawa dari abad ke-8 hingga awal abad 20.
Agar lebih terperinci, buku ini terbagi menjadi 3 bagian yang menjelaskan
periode-periode tertentu secara runtut. Pada bagian satu dijelaskan
mengenai sejarah awal masuknya sastra Jawa pada periode 732-928 M,
dilanjutkan pada bagian kedua dengan kurun waktu 929-1527 M, dan
bagian ketiga dengan batasan temporal 1511-1920 M. Periodisasi tersebut
mencakup awal mula kesusastraan di Jawa dan perkembangannya hingga
batasan temporal tersebut diatas.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa sejarah sastra tulis Jawa berawal pada
tahun 856 M dengan ditemukannnya teks puisi tertua dalam bahasa Jawa
Kuno. Teks tersebut dianggap sebagai bukti awal perkembangan sastra
Jawa dikarenakan pada teks-teks puisi sebelumnya menggunakan bahasa
Sansekerta. Maka dari itu, kesimpulan yang diambil penulis adalah bahwa
kesusastraan yang ada di Jawa mendapat pengaruh dari kebudayaan
India. Bukti tertua dari pengaruh kebudayaan India di Jawa adalah
sejumlah prasasti dari abad ke-5 yang ditemukan di daerah Bogor, Jawa
Barat. Disitu disebutkan nama seorang Raja Purnawarman, yang berkuasa
di negeri Tarumanegara, dan diumpamakan sebagai dewa Hindu Wishnu
(Krom 1938:128).

Pengaruh budaya India di Jawa tidak hanya pada kesusastraan saja,


melainkan juga berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan saat itu.
Sehingga pada periode tersebut, orang cenderung lupa bahwa Jawa
merupakan bagian dari dunia Indonesia yang memilik identitas budaya
yang khas, dikarenakan tidak ditemukannya bukti dokumen sastra yang
menunjukkan khas Jawa asli tanpa terkena pengaruh dari India. Inilah
yang ingin dibuktikan oleh Ras, bahwa akar-akar khas Jawa asli tetap ada
dalam berbagai hal. Sebagai pembanding, Ia juga menjelaskan tentang
suku Dayak Ngaju di Kalimantan Selatan yang kurang tersentuh dari arus
budaya besar yang mentransformasikan wajah Jawa. Salah satu alasan
dipilihnya suku Dayak Ngaju adalah penggunaan bahasa yang berkerabat
dekat dengan bahasa Jawa.
Kembali ke kesusastraan Jawa, Hans Ras memaparkan pengaruh budaya
India yang mempengaruhi tatanan masyarakat Jawa saat itu. Faktor
utama mengapa Jawa mudah dalam menerima budaya India dijelaskan
oleh Ras karena adanya persamaan dalam satu prinsip sentral; baik dalam
agama Indonesia purba maupun agama Siwa dan agama Wishnu.
Persamaan dasar pada aspek teologi ini yang memungkinkan adanya
penggabungan konsep antara budaya Indonesia dengan adat-istiadat
Hindu untuk mendampingi atau menggantikan kandungan asli yang sudah
ada tanpa menimbulkan benturan.
Selanjutnya, setelah menjelaskan latar belakang kesusastraan Jawa, Ras
mengembangkan penjelasannya dengan uraian panjang pada kurun
waktu 929-1527 M . Uraian tersebut diawali dengan Dinasti Kerajaan
Mataram Lama yang berada di Jawa Timur pada lingkup latar belakang
politik, agama, para raja, kesusastraan dan tokoh pujangga beserta karyakaryanya. Disitu dijelaskan pula kerajaan-kerajaan lain yang mempunyai
andil cukup besar dalam kesejarahan di Jawa, seperti kerajaan Majapahit.
Selain itu, Ras juga membicarakan tentang sastra kidung sebagai genre
pribumi

murni

dan

tradisi

keberlangsungan sastra kawi.

kawi

sebagai

usaha

untuk

menjaga

Beralih ke periode berikutnya pada bagian ketiga

yang membicarakan

kedatangan Islam di Jawa, masa peralihan agama, dan zaman keemasan


pesisir.

Masuknya

agama

Islam

tertulis

dalam

sejarah

Indonesia,

khususnya di Jawa, menjadi saat-saat penting peralihan dari zaman


Hindu-Jawa menjadi zaman Islam. Disini dijelaskan gambaran dari
keruntuhan Majapahit sebagai jalan pembuka bagi proses berkembangnya
agama Islam di Nusantara secara berangsur-angsur. Melalui proses yang
berangsur-angsur tersebut, Ras mengawali zaman Jawa Baru melalui
pemusatan kekuasaan politik dan ekonomi sebagai orientasi baru
terhadap proses pembaharuan budaya.
Disampaikan pula dalam buku ini mengenai masyarakat, kesusastraan
dan kebudayaan pada zaman Mataram sekitar tahun 1587-1677, yang
dilanjutkan hingga zaman Surakarta dan Yogyakarta. Sastra Jawa Kuno
diakhiri pada tahun 1920 dengan terbitnya Serat Riyanta, sebuah roman
modern yang dewasa. Kemudian mulai bermunculan cerpen, puisi
modern, dan berbagai bentuk drama modern. Dalam perkembangan ini,
wajah kebudayaan Jawa tidak lagi ditentukan oleh keraton, melainkan
dimana pendidikan bagi orang banyak, jurnalistik, kehidupan dalam
perkumpulan, dan nasionalisme mempersiapkan masyarakat Jawa sebagai
bagian yang terintegrasi dalam negara Indonesia.

Daftar Pustaka
Chotib, Mochamad Nasrul & Fidelia F. 2015. Profil Johannes Jacobus Ras.
http://profil.merdeka.com/mancanegara/j/johannes-jacobus-ras/
(diakses
pada 11 September 2016 pukul 20.49 WIB)

Anda mungkin juga menyukai