Anda di halaman 1dari 34

ALFAN FIKRILHAKIM 1

Islamisasi di Pasuruan
Sebelum membahas masuknya Islam di Pasuruan, lebih etis
kalau kita ulas terlebih dahulu proses islamisasi di Indonesia.
A. Masuknya Islam di Indonesia
Masuknya Islam di Indonesia secara pasti belu diketahui, namun
dari peninggalan-peninggalan arkeologis dan berita-berita asing
dapat membantu kita dalam usaha mengetahui kedatangan Islam di
Indonesia. Seperti menurut berita Tionghoa (Cina) zaman dinasti
Tang pada abad ke-7 dan ke-8 kerajaan Sriwijaya mengembangkan
kekuasaanya, di Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-
pedagang muslim dalam pelayaranya ke negeri-negeri di Asia
Tenggara dan Asia Timur (Djoened:1). Berdasarkan berita itu juga
diduga masyarakat muslim telah ada, baik di Kanfu (Kanton) maupun
di daerah Sumatera sendiri (Groeneveldt:14). Perkembangan
pelayaran dan perdagangan yang bersifat internasional antara negeri-
negeri di Asia bagian barat dan timur mungkin disebabkan oleh
kegiatan kerajaan Islam di bawah Bani Umayyah di bagian barat
maupun kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia Timur serta
kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara.
B. Teori Masuknya Islam ke Indonesia
(1). Teori Pertama
Teori yang pertama yang dikemukakan oleh Orientalis
dari Belanda bernama Christian Snouck Hurgronje. Menurut
Hurgronje, proses islamisasi di Indonesia mulai berlangsung
sekitar setengah abad sebelum serangan Mongol ke Baghdad
pada 1258 M hal ini berdasarkan sumber-sumber arkeologis
dan berita perjalanan dari Marcopolo pada abad ke-13 dan
Ibn Batutah pada abad ke-14. Hurgronje juga mengatakan

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 1


ALFAN FIKRILHAKIM 2

bahwa tidak ada peran Negara dalam islamisasi di pantai


pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau
kecil lainya, usaha ini semata-mata adalah usaha yang
dilakukan oleh saudagar muslim dan para penetap dari
negara-negara di India (Gujarat). Saudagar-saudagar muslim
itu kemudian turut ambil bagian dalam kehidupan masyarakat
nusantara.

Gambar 1.1. Dr. Christian Snouck Hurgronje.


Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a4/Christiaan_Snou
ck_Hurgronje.jpg

Tentang saudagar-saudagar Muslim itu memasukkan


islam di lingkungan masyarakat pribumi teori ini selanjutnya
mengemukakan bahwa mula-mula saudagar muslim itu
menetap bersama masyarakat setempat. Disitu mereka
mencoba menciptakan kehidupan baru terutama lingkungan
keluarga sendiri. Mereka kemudian memperistri wanita
pribumi dengan terlebih dahulu mengislamkan penduduk
tersebut terlebih dahulu yang kemudian mengajak anggota
keluarga lainya untuk memeluk agama Islam. Teori pertama
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 2
ALFAN FIKRILHAKIM 3

ini dapat disimpulkan bahwa islamisasi mulai berlangsung


sejak awal abad ke-13, selanjutnya islam datang ke Indonesia
tidak dari Arab melainkan dari India, kemudian proses
islamisasi dilakukan dengan melakukan perkawinan.
Teori ini juga memiliki kelemahan, menurut Taufik
Abdullah kelemahan teori ini adalah dari segi pendekatan dan
metodologi penggunaan konsep-konsep ilmu sosial terhadap
sumber-sumber sejarah yang diganakan oleh Snouck, mau
tidak mau menimbulkan kesangsian yang serius atas apa yang
dikemukakanya. Disamping itu, teori ini telah mengabaikan
dan bahkan menoak tradisi lokal seperti tambo, hikayat atau
babad yang menurut Snouck tidak lebih dari cerita-cerita
naif belaka, padahal mungkin tradisi tersebut juga
mengandung ingatan-ingatan historis yang terselubung.
Menurut Tjandrasasmita, kelemahan teori ini karena
Snouck tidak memperhitungkan jalur pelayaran yang sudah
ramai jauh sebelumabad ke-13 M, melalui Selat Malaka dan
pesisr barat Sumatera yang diberitakan oleh sumber-sumber
muslim maupun tionghoa mengenai tambahan bukti yang
dikemukakan oleh J.P. Moquette, yaitu batu nisan Malik As-
Shalih.

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 3


ALFAN FIKRILHAKIM 4

Gambar 1.2. Nisan Malikus Shalih


Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=nisan+sultan+malik+al+saleh&espv
=2&biw=1366&bih=613&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj
1_6vJh9TQAhVIpY8KHfhVBAoQ_AUICCgB#imgrc=K2M2NXBZ60mHRM
%3A

Gambar 1.3. Nisan Fatimah binti Maimun


Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=nisan+fatimah+binti+maimun&espv=2&biw=

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 4


ALFAN FIKRILHAKIM 5

1366&bih=613&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjhvMGWidTQAhU
MLo8KHbkGBwwQ_AUIBigB#imgrc=5NeyeTsuO0xXzM%3A

Tjandrasasmita juga mengajukan nisan kubur di Lerang


(Gresik) dalam huruf Kufi yang memuat nama Fathimah binti
Maimun bin Hibatullah yang wafat tahun 1082 M. Dengan
demikian, pulau jawa saja pada abad ke-11 sudah ada
kedatangan Islam atau Islamisasi. Tjandrasasmita juga
menyanggah argumen Moquette yang dikatakan sama dengan
makam Umar bin Al-Kazaruni dari Cambia pada tahun 1333
M, ternyata menurut Tjandrasasmita (dalam A. Hasjmi:357)
adalah tidak sama. Jenis batuan maupun bentuk nisan kubur
Malik As-Shalih merupakan produk Samudra Pasai sendiri,
yang ada kesamaan dengan nisan di Cambai adalah nisan
kubur Sultanah Nahrasyah (1428 M) di Kuta Kareueng dan
beberapa batu nisan lainya abad ke-15. Demikian pula nisan
di makam Malik Ibrahim di Jawa (1419 M).

Gambar !.4. Dr. Uka Tjandrasasmita.


Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/3/38/Uka_Tjandrasasmita.jpg

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 5


ALFAN FIKRILHAKIM 6

Menurut Hamka, penyataan atau teori dari Snouck ini


bukanlah pernyataan akademik melainkan pernyataan politis
yang mengabdi kepada kepentingan kolonial dalam rangka
menghilangkan keyakinan anak negeri melayu terhadap
hubungan rohaniah yang mesra. Dalam hal ini juga Hamka
menyatakan beberapa orientalis yang digerakkan oleh
penyiar-penyiar kristen. Mereka mencoba mencari kelemahan
dan kekurangan Islaam di Indonesia. Penyataan dari Hamka
ini juga menegaskan bahwa mereka bermaksud menegaskan
bahwa Islam di Indonesia sudah tidak asli lagi, karena
diterima dari tangan kedua.

(2). Teori Kedua.


Teori kedua ini muncul sebagai reaksi dari teori
pertama yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Beberapa
ahli sejarah meragukan teori dari Snouck, mereka mengajukan
argumen dan bukti secara fragmentaris, maka munculah teori
pertama ini. Berdasarkan berita-berita tionghoa dari abad ke-7
masa Dinasti Tang dan sumber-sumber Jepang pada abad ke-
8 M, para ahli berpendapat bahwa orang-orang muslim dari
arab telah datang ke negeri-negeri Melayu khususnya
Sumatera pada abad ke-7 M (Hasjmi:1981).
Dijelaskan Tjandrasasmita dan Hamka, sumber-sumber
tionghoa itu menyebutkan bahwa di Chopo (Jawa) pada massa
itu terdapat kerajaan Holing (Kalingga) di Jawa Timur yang
pada 674-675 M diperintah oleh Ratu Sima (Hasjmi:1981).
Berita ini sampai ke negeri Ta-Cheh atau Ta-Shih (Arab) yang
kemudian mengirim utusanya ke Holing. Sementara itu

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 6


ALFAN FIKRILHAKIM 7

sumber Jepang menceritakan tentang banyaknya kapal orang


T-Cheh dan orang-orang Posse (Pasai) yang berlabuh di
Khantu (Kanton). Sedangkan raja Arab pada waktu itu adalah
Muawiyyah yang memerintah pada 657-780 M. Dengan
demikian utusan raja Ta-Cheh ke Holing adalah utusan
Muawiyyah yang dikirim dalam rangka menjajaki
kemungkinan pembentukan Armada Islam yang lebih besar.
Mengenai letak Ta-Cheh, J.L. Moens tidak sependapat
dengan Hamka dan Tjandrasasmita. Tha-Cheh yang dalam
karya Moens disebutnya Tazi, tak lain adalah Aceh, sama
dengan Yamin yang dalam Peta Sejarahnya menempatkan Tazi
dibawah Samudra Pasai (Yamin:1956). Selanjutnya W. P.
Groeneveldt berpendapat Tazi letaknya di Pantai Barat
Sumatera dimana pada tahun 674 M telah menjadi koloni
orang-orang Arab dan Persi. Kesimpulan ini lahir dari analisa
seperti yang dikemukakan oleh Moens, bahwa pelayaran dari
Kedah ke negeri Arab memerlukan waktu 60 hari, padahal
menurut sumber-sumber Cina tersebut pelayaran dari Kaling
ke Tazi hanya 5 hari saja. Karena itu tidak mungkin Tazi ada di
Arab.
Perkiraan bahwa Islam telah datang ke gugusan
pulau- pulau Melayu pada abad ke-7 M, menurut Thomas W.
Arnold (dalam Balti.317:1979) di perkuat dengan
pengetahuaan tentang adanya perdagangan yang luas dengan
dunia Timur yang di lakukan oleh orang-orang Arab sejak
masa permulaan sekali. Pada abad ke-2 sebelum Masehi
perdagangan dengan Seilon sepenuhnya berada ditangan
orang-orang Arab. Pada awal abad ke-7 M, perdagangan
dengan Cina melalui Seilon mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pesat sehingga pada pertengahan abad ke-8
M, sudah banyak orang-orang Arab yang di temui di

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 7


ALFAN FIKRILHAKIM 8

Kanton, sementara antara abad 10-15 M, hingga


datangnya bangsa Portugis, mereka telah merupakan Raja-
raja perdagangan Timur yang sudah mantap.
Selanjutnya menurut A. Syalaby (dalam Belti.26-
27:1970), setelah pelayaran orang-orang Greek terhenti pada
abad ke-3 M, tempatnya di gantikan oleh saudagar-saudagar
Parsi (Iran), kemudian sudagar- saudagar Arab terutama
Yaman Hadramaut dan Oman yang sejak sebelum tarikh
Masehi memang telah menjalin hubungan niaga dengan
Nusantara.
Berita-berita Cina, Jepang dan Greek tersebut di atas,
diperkuat lagi oleh berita-berita dari pelaut-pelaut, ahli-ahli
geografi, sejarah dan peneliti-peneliti kalangan Muslim sendiri
yang berasal dari abad-abad sebelum ke-13 M. Misalnya :
berita Ibn Khurdadhbih tentang jalan pelayaran dan
perdagangan ke Cina pada 846 M. Yang memberikan
petunjuk pula bagi Ibn Batutah yang pada 1345 M.
mengunjungi kerajaan Samudra. Nahkoda Ibn Syahriar (955
M) telah menerima laporan tentang Sribizah dan Lamuri
yang oleh Alberuni (1030 M) diperkirakan masing-masing
terletak di bagian ujung Selatan Sumatera, dan dibagian Utara
Equator. Sementara itu, Ibn Rustah dalam tahun 903 M.
melaporkan tentang kebiasaan menyabung ayam dikalangan
warga kepulauan (Belti:2014).
Dari uraian-urain di atas, sebenarnya telah cukup
terang bahwa para ahli dari kelompok teori kedua ini, pada
umumnya berpendapat kedatangan Islam ke Indonesia adalah
langsung dari Arab (kecuali Arnold). Beberapa argumentasi
juga diberikan untuk memperkuat pendapat ini.

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 8


ALFAN FIKRILHAKIM 9

Wan Husein Azmi, misalnya menyatakan bahwa


saudagar- saudagar Arab yang mengunjungi Indonesia pada
abad ke-7 M itu, yakni orang-orang Arab dari Yaman dan
Oman, adalah saudagar- saudagar Muslim. Keyakinan ini
berdasarkan atas sebuah hadits yang menceritakan tentang
sahabat Muadz bin Jabal yang dikirim Nabi Muhammad saw.
ke sana untuk mengajar Quran dan hukum hukum agama
Islam. Saudagar-saudagar inilah yang membawa Islam
langsung ke Nusantara melalui Lautan Hindia dan juga Laut
Cina Selatan.(Baloch dalam Belti. 24-25:1980).
Rusdi Sufi memperkuat keyakinan ini berdasarkan
cerita- cerita yang termuat dalam tradisi lokal. Berpegang
pada berita- berita dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan
Sejarah Melayu ia sampai pada kesimpulan bahwa Islam
yang masuk ke Indonesia langsung dari Arab, dilakukan oleh
Syekh Ismail, seorang perutusan dari Mekah.
Prof . Gabril Ferrand dan Prof .Paul Wheatly demikian
pula. Mereka menyimpulkan bahwa berdasarkan keterangan
para musafir dan pedagang Arab, agama itu datang ke
Indonesia langsung dari Arab. Pada abad ke-7 M. tersebut
mereka telah mengunjungi wilayah Nusantara, malah telah
terdapat daerah kota-kota tertentu yang menjadi tempat
tinggal mereka. Tempat-tempat itu kemudian dikenal sebagai
fondasi-fondasipara pedagang muslim yang pada gilirannya
membentuk komunitas Islam setempat.
Motivasi kedatangan dan proses Islamisasi
tersebut mungkin terutama berhubungan dengan faktor
ekonomi, yaitu melalui pelayaran dan perdagangan. Namun
demikian proses ini dapat pula secara khusus melalui Dakwah
Islamiyah yang dilakukan para penyiar (Muballigh) yang

ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI 9


ALFAN FIKRILHAKIM 10

kedatanganya dapat bersama-sama dengan para pedagang,


atau tersendiri. Sejak abad 13 M.
Penyebaran Islam melalui Tasawuf termasuk
kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial
bangsa Indonesia, yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas
pada tulisan-tulisan antara abad ke-13 dan 18 M. hal yang
bertalian langsung dengan penyebaran Islam di Indonesia,
memegang suatu peranan dan bagian terpenting dalam
organisasi masyarakat kota-kota pelabuhan, dan sifat spesifik
Tasawuf yang memudahkan penerimaan masyarakat yang
belum Islam kepada lingkungannya. Ahli-ahli Tasawuf
Indonesia pada periode ini amat terkenal, seperti: Hamzah
Fansuri, Ar-Raniry, Syamsuddin Al-Samatrani, Syekh Kuala,
Syihabuddin dari Palembang, Kemas Fakhruddin, Abdul Al-
Samad Al-Falimbani, Syekh Arsyad Banjar, Syekh Nawawi
Banten, Syekh Yusuf Makasar dan lain-lain.
Erat kaitannya, dengan proses terjadinya Islamisasi
tersebut, maka orang-orang Muslim dapat pula membentuk
dan mendirikan Pesantren-pesantren, dan Madrasah-
madrasah (jalur pendidikan formal). Melalui kelembagaan di
masyarakat tersebut dapat pula disebarkan, dan dikembangkan
ke daerah dan lingkunganya, atau ke daerah-daerah di
luarnya. Proses perkawinan antara pedagang Muslim dengan
anak- anak bangsawan Indonesia, juga dapat mempercepat
pembentukan dan perkembangan Islam dari inti sosial,
yaitu keluarga hingga masyarakat lingkunganya.
Diungkapkan U.K. Tjandrasasmita (dalam Belti.363-
364) akibat perkawinan orang-orang Muslim dengan anak-
anak Bangsawan atau Raja-raja, terutama apabila setelah

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
0
ALFAN FIKRILHAKIM 11

perkawinan itu ia kemudian dilibatkan dalam birokrasi


kerajaan, sebagai Syahbandar, Kadi atau jabatan lainnya,
mengakibatkan proses Islamisasi lebih dipercepat. Hal itu
disebabkan karena secara tidak langsung orang Muslim
tersebut status sosialnya dalam pandangan masyarakat
setempat lebih dipertinggi dengan karismatik kebangsawanan.

Dari materi diatas hal penting


apakah yang dapat kita ambil
pelajaran ?

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
1
ALFAN FIKRILHAKIM 12

C. Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia


Masuknya bangsa barat ke Indonesia ditandai dengan
masuknya Portugis pada abad ke-16 yang kemudian diteruskan
dengan kedatangan bangsa Belanda yang merupakan negara
paling lama yang menjajah Indonesia, menyusul kemudian Inggris
yang juga pernah datang dan menjajah Indonesia. Riklefs (2008:
70-71) menceritakan tentang sejarah baru Indonesia yang
dimulai pada bulan Juni 1596. Kapal-kapal yang dipimpin oleh
Cornelis de Houtman tiba di Banten yang merupakan pelabuhan
lada terbesar di Jawa Barat. Di situ, orang-orang Belanda
segera terlibat dalam konflik kepentingan dengan orang-orang
Portugis dan pribumi sendiri. Setelah kedatangan Belanda yang
pertama kali, banyak perusahaan ekspedisi Belanda yang bersaing
untuk mendapatkan rempah-rempah Indonesia. Perseroan-
perseroan yang saling bersaing itu bergabung membentuk
Perserikatan Maskapai Hindia Timur, VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie) pada bulan Maret 1602 VOC sebagai serikat
dagang Belanda bertujuan untuk menguasai perdagangan
rempah-rempah di Nusantara. Hegemoni politik dan sistem
eksploitasi membawa perubahan dalam berbagai bidang,
seperti: sistem birokrasi, industrialisasi, transportasi, edukasi,
komunikasi, dan berbagai bentuk hubungan sosial lainnya.
Perubahan ini yang akhirnya membawa dampak psikologis
berupa kesadaran berbangsa dan bertanah air, yaitu nasionalisme
itu sendiri (Ratna, 2008: 8).
D. Sekilas Profil Wilayah Pasuruan

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
2
ALFAN FIKRILHAKIM 13

Gambar 1.5. Peta Pasuruan tahun 1940


Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=pasuruan&espv=2&biw=1366&bih=61
3&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjPiejTx9TQAhXMsI8KHXCY
B0EQ_AUICCgD#tbm=isch&q=peta+pasuruan&imgrc=d0rBIjkSOfi3gM%3A

Pasuruan merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang


berbatasan dengan laut Jawa di Utara, kemudian Kabupaten
Probolinggo di Timur, Kabupaten Malang di Selatan, Kota Batu di
Barat Daya dan Kabupaten Mojokerto di Barat. Terletak pada
Koordinat 11,30 - 12,30 Bujur Timur dan 7,30 - 8,30 Lintang
Selatan. Kota Pasuruan merupakan wilayah datar, melandai dari
selatan ke utara dengan kemiringan 0-1%, berada pada ketinggian

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
3
ALFAN FIKRILHAKIM 14

0-10 m di atas permukaan air laut, disebelah utara terdapat bagian


yang agak cekung sehingga pembuangan airnya terlambat. Wilayah
Kota Pasuruan merupakan dataran aluvium dari campuran bahan
endapan yang berasal dari daerah tufvulkanis intermedier
Pegunungan Tengger di sebelah selatan bukit lipatan dan
Pasuruanan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di
bagian timur. Pasuruan dalam sejarah terkenal dengan kota Paravan
dan Kota Gembong Kuno.
Pasuruan merupakan kota pelabuhan yang sangat terkenal di
masa Hindia-Belanda, bahkan
sempat menjadi ibukota
karesidenan. Selain itu pada masa
sebelumnya Pasuruan juga sudah
sangat ramai. Gambaran Pasuruan TAHUKAH KAMU
pada masa sebelum kolonial Pasuruan pernah
dijelaskan oleh F.A Sutjipto menjadi Ibukota
Tjiptoatmodjo (dalam Nurhajarini) Karesidenan pada
Berita adanya peperangan Raja masa Hindia
Pasuruan dan Raja Blambangan Belanda diawal
(Palemboan) pada abad ke-15 abad ke-18.
abad ke-16 merupakan suatu
petunjuk bahwa di Pasuruan ada seorang raja yang memiliki
pasukan dan angkatan bersenjata dengan jumlah yang sangat besar.
Ada dugaan bahwa pada masa itu Pasuruan memiliki dinding-
dinding dari kayu yang mengelilingi Pasuruan. Selain itu dalam
Tjariosipoen Babad Kitha Pasoeroean menceritakan bahwa Pasuruan
awal abad ke-18 diperintah oleh Bupati Nitiadiningrat yang pada
saat itu Pasuruan dihuni oleh berbagai etnis dan Pasuruan memiliki
pemandangan tata kota yang indah dan serasi serta ditata dengan
baik (Tjiptoatmodjo, 1983:263).

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
4
ALFAN FIKRILHAKIM 15

Kedudukan Pasuruan sebagai kota, kabupaten dan ibukota


Karesidenan menjadikan Pasuruan sebagai denyut nadi kegiatan
ekonomi, politik dan pemerintahan yang kemudian diikuti dengan
perkembangan menjadi sentra perkebunan dan industri tebu. Pada
tahun 1931 terjadi penghapusan sejumlah wilayah baik
Karesidenan, Distrik, Onderdistrik, dsb. Kemudian dilakukan juga
penggabungan dari daerah yang dihapus wilayahnya kedalam
wilayah yang dipandang lebih cocok. Penggabungan dan
pengurangan daerah-daerah tersebut disebabkan oleh penerimaan
kas negara yang turun sehingga pemerintah kolonial mengambil
kebijakan penghematan anggaran dengan mengganti atau
menghapus dan menggabungkan beberapa wilayah salah satu yang
terkena dampak kebijakan ini adalah Pasuruan.
Karena seluruh pusat karesidenan mayoritas berada di
wilayah pantai utara Jawa (pantura) dan sebagai langkah
penghematan anggaran maka salah satu karesidenan yang dihapus
dan diganti pusat/ibukota nya adalah Pasuruan. Karesidenan
Pasuruan selanjutnya diubah dan dipindah ibukota nya ke Malang.
Selain itu Pasuruan juga kemudian dibagi dengan adanya
Staatsblad tahun 1918 nomor 320 yang menyatakan berdirinya
Pasuruan sebagai wilayah Gemeente (Kotapraja/kotamadya) dan
Dewan Kota (Gemeenteraad). Hal ini membuka era baru bagi
Pasuruan.

E. Riwayat Hidup Sayyid Sholih dan Kiai Hasan Sanusi.

1
ISLAMISASI DI PASURUAN MASA SAYYID SHOLIH DAN KIAI HASAN SANUSI
5
Alfan FikrilHakim 16

Gambar 1.6. Nasab Sayyid Sholih dan Kiai Hasan Sanusi


Sumber : dokumen pribadi.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 16


Alfan FikrilHakim 17

1. Sayyid Sholih
Sayyid Sholih atau biasa dikenal dengan Mbah Sholeh
Semendi atau Habib Sholih ini merupakan putra dari Sultan
Banten Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunung Jati), beliau juga adalah adik dari Mbah Ratu Ayu
Bangil atau Syarifah Khodijah. Beliau merupakan seorang
alim yang ditugaskan oleh Guru nya untuk berdakwah ke
timur pulau Jawa, dalam perjalanan untuk mengerjakan tugas
dakwah ini beiau sampai di daerah Lekok pada sekitar awal
abad ke-16 M, di salah satu pesisir utara Jawa yang terletak di
timur pasuruan. Setelalah beberapa waktu berada di Lekok
kemudian Sayyid Sholih hijrah menuju sekitar wilayah bandar
di Pasuruan tepatnya di dekat Sungai Rejoso. Sayyid Sholih
kemudian meneteap di daerah bernama Winongan.
Mengenai riwayat Sayyid Sholih, ada versi lain yang
menjelaskan bahwa Sayyid Sholih bukan keturunan Sunan
Gunung Jati, melainkan cucu buyut dari Sunan Pangandaran II
atau Sunan Tembayat, berikut uraian nasab Sayyid Sholih :
Nabi Muhammad SAW
Fatimah Az-Zahra
Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan
Fatimah Az-Zahra binti Muhammad
Al-Imam Sayyidina Hussain
Sayyidina Ali Zainal Abidin
Sayyidina Muhammad Al Baqir
Sayyidina Jafar As-Sodiq
Sayyid Al-Imam Ali Uradhi
Sayyid Muhammad An-Naqib
Sayyid Isa Naqib Ar-Rumi
Ahmad al-Muhajir
Sayyid Al-Imam Ubaidillah

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 17


Alfan FikrilHakim 18

Sayyid Alawi Awwal


Sayyid Muhammad Sohibus Saumiah
Sayyid Alawi Ats-Tsani
Sayyid Ali Kholi Qosim
Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
Sayyid Amir Abdul Malik Al-Muhajir
(Nasrabad, India)
Sayyid Abdullah Al-Azhomatu Khan
Sayyid Ahmad Shah Jalal (Ahmad Jalaludin Al-
Khan)
Sayyid Syaikh Jumadil Qubro (Jamaluddin Akbar
Al-Khan)
Sayyid Maulana Malik Ibrahim Asmoroqandi
Sayyid Sunan Ampel Denta
Pangeran Tumapel/Pangeran Lamongan/Syech
Kambyah
Sunan Pandanaran Ii/Sunan Tembayat
Panembahan Djiwo/Raden Ishaq
Panembahan Minang Kabul
Pangeran Masjid Wetan I
Raden Semendi I/Raden Sumendi I
Raden Semendi Winong Pasuruhan Jawa Timur

Di winongan, Sayyid Sholih menyebarkan agama Islam


melalui dakwah keliling dan mengajarkan Al-Quran (ngaji
quran), dan murid Sayyid Sholih yang paling terkenal adalah
Sayyid Arif Segoropuro (Sayyid Abdurrahman Baasyaiban)
dan Sayyid Sulaiman yang merupakan keponakan Sayyid
Sholih sendiri dan putra dari Ratu Ayu Bangil (Syarifah
Khodijah) dengan Sayyid Abdurrahman Baasyaiban.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 18


Alfan FikrilHakim 19

Di Winongan sebelah utara (Winongan Lor) terdapat


kompleks makam Sayyid Sholih, penemuan makam Sayyid
Sholih ini pertama kali ditemukan oleh Al Habib Umar bin
Salim bin Muhammad Baaroqbah dan Kiai Nur Salim
Podokaton, pada awal ditemukannya makam ini hanya ada
nisan sebelah utara saja atau dibagian kepala yang terbuat dari
batu karang laut dan ornamen atau corak yang berbentuk
sulur daun yang sangat indah dan megah.

Gambar 1.7. Nisan Sayyid Sholih.


Sumber : dokumen pribadi
Menurut cerita masyarakat setempat, pada saat
pertama kali mbah Sholeh Semendi ini datang ke Winongan
mendapat tekanan dari penguasa daerah setempat yang

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 19


Alfan FikrilHakim 20

menurut beberapa penuturan warga penguasa beragama


Buddha.
Gelar mbah dan habib yang disandang oleh Sayyid
Sholih adalah salah satu nilai kearifan lokal masyarakat. Di
Jawa, tokoh penyebar agama Islam biasa disebut dengan Wali,
kata wali senidiri merupakan kependekan dari Waliyyullah.
Wali merupakan orang yang sangat cinta, taat dan taqwa
kepada Allah memiliki ilmu dan pemahaman Islam yang
sangat luas dan tinggi. Dan Habib merupakan julukan atau
sebutan bagi keturunan yang dinisbatkan kepada Rosulullah
SAW melalui jalur Fatimah Az-Zahrah yang berputera Hasan
dan Husain. Gelar Habib tersebut terutama ditujukan kepada
mereka yang memiliki pengetahuan agama Islam yang
mumpuni dari golongan keluarga tersebut. Gelar Habib juga
berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari
golongan keluarga tersebut. Hanya keturunan laki-laki saja
yang berhak menyandang gelar habib.
2. Kiai Hasan Sanusi
Kiai Hasan Sanusi atau biasa dikenal oleh masyarakat
pasuruan dan sekitarnya dengan nama mbah Slagah yang
artinya Singa (Macan) Putih julukan ini didapat menurut
penuturan masyarakat ketika perjuangan melawan penjajah
kolial, Kiai Hasan Sanusi tampak seperti Singa Putih ataupun
bisa dianalogikan ketika penyebaran syiar Islam dan
perjuangan melawan penjajahan kolonial sangatlah berani dan
gigih seperti Seekor Singa Putih. Mbah Slagah merupakan
keturunan dari Sayyid Sholih (Mbah Sholeh Semendi) dengan
jalur nasab Kiai Hasan Sanusi bin Saad bin Sakaruddin bin
Sayyid Sholih Semendi. Kiai Hasan Sanusi merupakan seorang
penyiar agama Islam dan pejuang untuk melawan penjajah
kolonial di Indonesia pada umumnya dan di Pasuruan
Malang pada khususnya di masa itu.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 20


Alfan FikrilHakim 21

Di Pasuruan, beliau dibantu oleh adiknya yang


bernama mbah Mas Khotip namun mbah Mas Khotip gugur
dalam perjuanganya dan dimakamkan di dekat Pelabuhan
Kota Pasuruan tepatnya di desa Mayangan. Dalam perjuangan
melawan penjajahan kolonial mbah Slagah rela bolak-balik
dari Pasuruan ke Malang ataupun sebaliknya. Atas jasa ini
kemudian oleh Bupati Pasuruan saat itu Raden Adipati
Nitiadiningrat I menghadiahkan tanah kepada Kiai Hasan
Sanusi yang kemudian dibangunkan masjid oleh beliau sebagai
sarana ibadah dan dakwah syiar Islam.
Kompleks makam Kiai Hasan Sanusi berada di
kompleks Makam Kedunglo disebelah selatan Stadion Untung
Suropati, Pasuruan. Tepatnya di jalan Slagah desa/kelurahan
Pekuncen, Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan. Makam
Kiai Hasan Sanusi pertama kali ditemukan pada tahun 1916,
makam Kiai Hasan Sanusi berdekatan dengan orang yang
pernah menolong dan membantu perjuangan beliau melawan
penjajahan kolonial bernama mbok Rondo didasarkan
menurut penuturan warga setempat dan Qosidah riwayat
hidup yang ditulis oleh KH. Achmad Nadhif bin kiai Mas Imam
bin Thohir yang juga merupakan keturunan dari Kiai Hasan
Sanusi.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 21


Alfan FikrilHakim 22

Gambar 1.8. Kondisi penemuan pertama kali makam Kiai Hasan Sanusi.
Sumber : dokumen pribadi dan Juru Kunci Makam

Dari materi diatas hal penting apakah


yang dapat kita ambil pelajaran ?

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 22


Alfan FikrilHakim 23

RANGKUMAN
Masuknya Islam di Indonesia secara pasti belu diketahui,
namun dari peninggalan-peninggalan arkeologis dan
berita-berita asing dapat membantu kita dalam usaha
mengetahui kedatangan Islam di Indonesia.
Teori yang pertama yang dikemukakan oleh Orientalis
dari Belanda bernama Christian Snouck Hurgronje.
Menurut Hurgronje, proses islamisasi di Indonesia mulai
berlangsung sekitar setengah abad sebelum serangan
Mongol ke Baghdad pada 1258 M hal ini berdasarkan
sumber-sumber arkeologis dan berita perjalanan dari
Marcopolo pada abad ke-13 dan Ibn Batutah pada abad
ke-14, usaha ini semata-mata adalah usaha yang
dilakukan oleh saudagar muslim dan para penetap dari
negara-negara di India (Gujarat).
Teori kedua ini muncul sebagai reaksi dari teori pertama
yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Beberapa ahli
sejarah meragukan teori dari Snouck, mereka mengajukan
argumen dan bukti secara fragmentaris, maka munculah
teori pertama ini. Berdasarkan berita-berita tionghoa dari
abad ke-7 masa Dinasti Tang dan sumber-sumber Jepang
pada abad ke-8 M, para ahli berpendapat bahwa orang-
orang muslim dari arab telah datang ke negeri-negeri
Melayu khususnya Sumatera pada abad ke-7 M.
Masuknya bangsa barat ke Indonesia ditandai dengan
masuknya Portugis pada abad ke-16 yang kemudian
diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang
merupakan negara paling lama yang menjajah Indonesia,
menyusul kemudian Inggris yang juga pernah datang dan
menjajah Indonesia.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 23


Alfan FikrilHakim 24

RANGKUMAN
Pasuruan merupakan kota pelabuhan yang sangat
terkenal di masa Hindia-Belanda, bahkan sempat
menjadi ibukota karesidenan. Pasuruan merupakan salah
satu daerah di Jawa Timur yang berbatasan dengan laut
Jawa di Utara, kemudian Kabupaten Probolinggo di
Timur, Kabupaten Malang di Selatan, Kota Batu di Barat
Daya dan Kabupaten Mojokerto di Barat.
Salah satu penyebaran Islam di Pasuruan dilakukan oleh
Sayyid Sholih atau biasa disebut Mbah Sholih Semendi.
Sayyid Sholih atau biasa dikenal dengan Mbah Sholeh
Semendi atau Habib Sholih ini merupakan putra dari
Sultan Banten Maulana Hasanuddin bin Syarif
Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), beliau juga adalah
adik dari Mbah Ratu Ayu Bangil atau Syarifah Khodijah.
Di winongan, Sayyid Sholih menyebarkan agama Islam
melalui dakwah keliling dan mengajarkan Al-Quran
(ngaji quran).
Kiai Hasan Sanusi atau biasa dikenal oleh masyarakat
pasuruan dan sekitarnya dengan mbah Slagah yang
artinya Singa (Macan) Putih julukan ini didapat
menurut penuturan masyarakat ketika perjuangan
melawan penjajah kolial, Kiai Hasan Sanusi tampak
seperti Singa Putih. Kiai Hasan Sanusi merupakan seoran
penyiar agama Islam dan pejuang untuk melawan
penjajah kolonial di Indonesia pada umumnya dan di
Pasuruan Malang pada khususnya di masa itu. Di
Pasuruan, beliau dibantu oleh adiknya yang bernama
mbah Mas Khotip namun mbah Mas Khotip gugur dalam
perjuanganya dan dimakamkan di dekat Pelabuhan Kota
Pasuruan tepatnya di desa Mayangan.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 24


Alfan FikrilHakim 25

EVALUASI

Kesimpulan
(1). Masuknya Islam di Indonesia secara pasti belu diketahui, namun
dari peninggalan-peninggalan arkeologis dan berita-berita asing
dapat membantu kita dalam usaha mengetahui kedatangan Islam
di Indonesia. Dari bukti-bukti arkeologis, catatan perjalanan dan
berita asing dalam interpretasinya juga berbeda-beda dari setiap
ilmuan.
(2). Masuknya bangsa barat ke Indonesia ditandai dengan
masuknya Portugis pada abad ke-16 yang kemudian
diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang
merupakan negara paling lama yang menjajah Indonesia,
menyusul kemudian Inggris yang juga pernah datang dan
menjajah Indonesia.
(3). Sayyid Sholih atau biasa dikenal dengan Mbah Sholeh
Semendi atau Habib Sholih ini merupakan putra dari Sultan
Banten Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunung Jati) ada juga pendapat lain bahwa Sayyid Sholih
bukan keturunan Sunan Gunung Jati, melainkan cucu buyut
dari Sunan Pangandaran II atau Sunan Tembayat.
(4). Kiai Hasan Sanusi atau biasa dikenal oleh masyarakat
pasuruan dan sekitarnya dengan mbah Slagah yang artinya
Singa (Macan) Putih julukan ini didapat menurut
penuturan masyarakat ketika perjuangan melawan penjajah
kolial, Kiai Hasan Sanusi tampak seperti Singa Putih ataupun
bisa dianalogikan ketika penyebaran syiar Islam dan

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 25


Alfan FikrilHakim 26

perjuangan melawan penjajahan kolonial sangatlah berani


dan gigih seperti Seekor Singa Putih.

Tujuan & Maksud Evaluasi.


Sebagai upaya mengetahui dan memantau perkembangan
pembelajaran, kegiatan evaluasi perlu diadakan secara
sistematis dan terstruktur. Setelah peserta didik mempelajari
dan memahami buku ini, pastikan bagi guru mengujikan
pemahaman peserta didik dengan beberapa instrumen
evaluasi yang telah tersedia. Adapun maksud dan tujuan dari
kegiatan evaluasi ini adalah sebagai berikut :
(1). Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
mengenai isi buku.
(2). Untuk mengetahui kualitas materi dari buku ini
sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan
perbaikan.
Kegiatan evaluasi dilakukan dalam bentuk pengujian
secara tertulis melalui tes objektif berupa Pilihan Ganda
dengan jumlah soal sebanyak 25 butir soal. Dalam soal
bentuk objektif ini setiap soal yang dijawab dengan benar
dinilai 2, dan jika salah maka bernilai -1, jika tidak dijawab
bernilai 0 sehingga total niali yang didapat adalah 50 jika
benar semua. Selanjutnya kegiatan evaluasi juga dilakukan
dengan soal uraian (essay), pada soal uraian setiap jawaban
yang benar mendapat nilai 10, jika salah mendapat nilai -5,
kemudian jika tidak dijawab mendapat nilai 0. Sehingga jika
diakumulasi semua soal baik pilihan ganda ataupun uraian
dijawab semua dengan benar akan mendapat nilai 100.
Tingkat keberhasilan pemahaman peserta didik terhadap
materi dalam buku ini dapat dilihat dari jawaban yang benar
dengan kriteria sebagai berikut

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 26


Alfan FikrilHakim 27

NILAI PREDIKAT
90-100 SANGAT BAIK
80-89 BAIK
70-79 CUKUP
60-69 KURANG
0-59 SANGAT KURANG

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 27


Alfan FikrilHakim 28

LATIHAN !

Setelah membaca materi di atas, untuk memperdalam


pemahaman kalian, silakan berlatih soal-soal berikut !
A. Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan dengan memilih
jawaban a, b, c, d dan e dengan benar !
1. Proses islamisasi di Indonesia mulai berlangsung sekitar
setengah abad sebelum serangan Mongol ke Baghdad pada
1258 M hal ini berdasarkan sumber-sumber arkeologis
dan berita perjalanan dari Marcopolo pada abad ke-13 dan
Ibn Batutah pada abad ke-14 merupakan teori yang
dikemukakan oleh ....
a. Snouck van Marwijk
b. Jan Peter Coen
c. Snouck Hurgronje
d. Koentjoroningrat
e. Sartono Kartodiredjo
2. Perhatikan Nama-Nama Tokoh dibawah ini !
1) Taufik Abdullah
2) Uka Tjandrasasmita
3) Jan Peter Coen
4) Herman William Deandels
5) Luis Napolleon
6) Napolleon Bonaparte

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 28


Alfan FikrilHakim 29

Dari tokoh-tokoh diatas, yang membantah teori yang


dikemukakan oleh Snouck Hurgronje adalah ....
a. 1 & 3
b. 4 & 5
c. 2 & 6
d. 5 & 2
e. 1 & 3
3. Pimpinan armada kapal-kapal Belanda yang datang ke
Nusantara pertama kali dan mendarat di pelabuhan Banten
adalah ....
a. Cornellis de Houtman
b. Thomas Stamford Raffles
c. Jan Peter Coen
d. Jan Vertonghen
e. Max Havellar
4. Menurut teori kedua, yang menyatakan bahwa Islam
datang langsung dari Arab melalui pedagang-pedagang
arab, para dai (ulama) dan lain sebagainya. Berikut ini
adalah tokoh-tokoh yang mendukung teori ini, kecuali ....
a. Wan Husein Azmi
b. Thomas W. Arnold
c. Rusdi Sufi
d. Max Havellar
e. Prof. Gabril Ferrand
5. Pasuruan pernah menjadi kota dengan pemandangan serta
tata letak kota yang mengagumkan, hal ini diperkuat oleh

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 29


Alfan FikrilHakim 30

Tjariosipun Babad Kitha Pasuruan yang terjadi pada masa


bupati ....
a. Darmoyoedo
b. Onggodjoyo
c. Wironegoro
d. Nitiadiningrat
e. Soegondo

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan benar!


1. Sebutkan nama-nama tokoh yang menjelaskan mengenai
teori masuknya Islam ke Indonesia beserta teorinya!
2. Mengapa ibukota karesidenan dari Pasuruan dipindah ke
Malang?
3. Analisislah bagaimana perjuangan Sayyid Sholih dan
Kiai Hasan Sanusi dalam proses islamisasi di Pasuruan?
4. Mengapa Sayyid Sholih lebih memilih untuk berdakwah
ke Pasuruan? Padahal beliau merupakan salah satu putra
Raja Banten
5. Cermati baik-baik gambar dibawah ini !

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 30


Alfan FikrilHakim 31

Filosofi apa yang terkandung dari bentuk makam seperti


gambar diatas?

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 31


Alfan FikrilHakim 32

KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. C
2. E
3. A
4. B
5. D

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 32


Alfan FikrilHakim 33

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1973. Pengantar dalam Islam Hindia Belanda.


Jakarta: Bhratara.
Groeneveldt, W. P. 1980. Historical Notes On Indonesia and
Malaya Compiled From Chinese Sources. Jakarta:
Bhratara.
Hamka. 1976. Sejarah Umat Islam, Jilid IV, Jakarta: Bulan
Bintang.
Hasjmi, A. 1981. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Indonesia. Jakarta: PT.Al-Maarif.
Nurhajarini, Dwi Ratna. 2010. Gemeente Pasuruan 1918-1942.
(Online).
(http://kebudayaan.kemendikbud.go.id/bpnbyogyak
arta/wp-
content/uploads/sites/24/2015/02/Jantra_Vol._V_
No._10_Desember_2010.pdf) diakses pada 20 Maret
2017
Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. 2009.
Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tjandrasasmita, Uka. 1981. Proses Kedatangan Islam dan
Munculnya Kerajaan- kerajaan Islam di Aceh.
Jakarta: PT. Al-Maarif.
Tjandrasasmita, Uka. & Hamka, 1981. Aceh Serambi Mekah,
dan Wan Hussein Azmi. Islam di Aceh, Masuk dan
Berkembangnya hingga Abad ke- XVI, Jakarta: PT
Al-Maarif.

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 33


Alfan FikrilHakim 34

Tjandrasasmita, Uka. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta:


Gramedia.
Tjiptoatmodjo, Sutjipto F.A. 1983. Kota-Kota Pantai Di Sekitar
Selat Madura 9Abad XVII Sampai Medio Abad XIX.
Disertasi. Yogyakarta: UGM.
Yamin. Muh. Atlas Sejarah, Djembatan, Jakarta, 1956.
_______. Meluruskan Silsilah Nasab Mbah Sholeh Semendi Winong
Pasuruhan. (http://ranji.sarkub.com/meluruskan-silsilah-
nasab-mbah-soleh-semendi-winongan-pasuruhan/)
(Online). Diakses pada 21 November 2016.
Baiti, Rosita. 2014. Teori dan Proses Islamisasi di Indonesia.
(http;//jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/warda/ar
ticle/viewFile/193/161) (Online). Diakses pada 21
November 2016

BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM & SEJARAH LOKAL 34

Anda mungkin juga menyukai