Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI

MASJID AGUNG AL – ANWAR SEBAGAI WUJUD

PERKEMBANGAN ISLAM DI PASURUAN

OLEH :

1. Yulia Putri Adawiyah 18660021


2. Ilyas 18660024
3. Muhammad Rahmad Hidayat 18660028
4. Ikhda Sholihatin Alfaini 18660029
5. Dhiyaunnabilah Assyauqi 18660088

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik,
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah observasi ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman kami terbatas,
oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak M. Mukhlis Fahruddin,M.SI selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Jurusan Teknik Arsitektur yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini bisa tersusun.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita, amin.

Malang, 22 Oktober 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….…….1
B. Rumusan Makalah……………………………………………………………….....1
C. Tujuan Makalah…………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...2
A. peran kh. Hasan sanusi dalam menyebarkan islam di pasuruan...............................2
B. wujud peninggalan islam KH. Hasan Sanusi di pasuruan..........................................2
C. Gaya arsitektur pada masjid agung al - anwar............................................................4
D. Lampiran hasil observasi............................................................................................9

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………10


A. Kesimpulan………………………………………………………………………10
B. Saran………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Pasuruan merupakan kawasan kota kuno yang mempunyai banyak


peninggalan benda-benda purbakala dan sejarah perkembangan peradaban islam. Banyak ulama
yang menyebarkan islam di tanah pasuruan salah satu yang terkenal adalah KH. Hasan Sanusi
yang merupakan pendiri Masjid Jami’ Agung Al - Anwar tepatnya berada di alun-alun kota
Pasuruan.

KH. Hassan Sanusi memiliki nama julukan yaitu Mbah Slaga ( macan putih ) karena
beliau menyebarkan agama islam di kota Malang. Selanjutnya di Pasuruan terjadi peperangan
dengan belanda yang menimbulkan banyak korban, akan tetapi pada akhirnya Belanda gagal
dalam menduduki Pasuruan. Setelah perang usai, bupati pasuruan menghendaki Mbah Slaga
menetap di Pasuruan, yang akhirnya mendirikan Masjid Jami’ hingga saat ini, selain sebagai
pejuang Mbah Slaga juga seorang ulama besar pula, dimana wafatnya selalu diperingati dengan
memberi do’a setiap hari raya ketujuh bulan syawal.

Sebagai seorang kyai, beliau tidak kenal lelah dalam melakukan syiar agama Islam di
seluruh Pasuruan dan sekitarnya. Hingga akhirnya, penyebarannya sampai di daerah Malang.
Saat itu, penjajah belanda mulai dirasakan di Pasuruan. Untuk itu, beliau diminta Bupati
Pasuruan untuk kembali ke Pasuruan guna melawan penjajah. Belanda saat itu memasuki
pelabuhan utara dan terletak di Mayangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran KH. Hasan Sanusi dalam menyebarkan islam di Pasuruan


2. Bagaimana wujud peninggalan islam KH. Hasan Sanusi di Pasuruan
3. Bagaimana gaya arsitektur pada Masjid Agung Al-Anwar

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui peran oleh kh. Hasan Sanusi dalam menyebarkan islam di Pasuruan
2. Mengetahui wujud peninggalan islam di Pasuruan
3. Mengetahui gaya arsitektur pada Masjid Agung Al-Anwar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran KH. Hasan Sanusi dalam menyebarkan islam di Pasuruan

Mbah Slagah, pada masa mudanya bernama mbah Hasan Sanusi, karena beliau
menyebarkan Agama Islam di daerah Malang, maka mendapat julukan Mbah Slagah (Macan
Putih). Selanjutnya di Pasuruan terjadi peperangan dengan Belanda yang menimbulkan
banyak korban, akan tetapi pada akhirnya Belanda gagal dalam menduduki Pasuruan.

Mbah Slagah adalah seorang pejuang dalam pertempuran tersebut. Setelah perang
usai, Bupati Pasuruan menghendaki Mbah Slagah menetap di Pasuruan, yang akhirnya
mendirikan masjid Jami’ hingga saat ini. Selai sebagai Pejuang Mbah Slagah juga seorang
ulama besar pula, dimana wafatnya selalu diperingati dengan memberikan do’a bersama
yang agak unik oleh ahli waris atau keturunan serta umat islam yang ada di Pasuruan dan
sekitarnya dengan cara pembacaan syair do’a setiap hari raya ketujuh (Hari Raya ketupat),
bulan syawal.Mbah Slagah bernama asli Hasan Sanusi, putra Sa-ad bin Syakaruddin
keturunan dari sayyid sholeh semendi kakak kandung sayyidah khodijah binti hasanuddin
bin syarif hidayatullah sunan gunung jati. Nama Slagah berarti singa putih. Sebab, menurut
keterangannya, saat berjuang melawan penjajah dulu, sosok Mbah Slagah bisa tampak
seperti singa putih yang siap menerkam sehingga dinamakan Slagah.

Sebagai seorang kyai , beliau tidak kenal lelah dalam melakukan syiar agama Islam
di seluruh Pasuruan dan sekitarnya. Hingga akhirnya, penyebarannya sampai di daerah
Malang. Saat itu, penjajahan Belanda mulai dirasakan di Pasuruan. Untuk itu, beliau diminta
Bupati Pasuruan saat itu, Raden Surgo, untuk kembali ke Pasuruan guna melawan penjajah.
Belanda saat itu memasuki Pelabuhan Utara yang terletak di Mayangan.

Perjuangan mengusir penjajah Belanda berhasil, meski adik Mbak Slagah, Mbah
Khotib harus meninggal dari tangan penjajah. Setelah itu, oleh bupati dia disuruh menetap di
Pasuruan kota, tepatnya di Desa Kebonsari, Kecamatan Bugul. Dia juga diberi kepercayaan
untuk mendirikan masjid besar di wilayah tesebut. Masjid Jamik tersebut terus berdiri
megah hingga sekarang di tengah-tengah kota.

B. Wujud peninggalan islam KH. Hasan Sanusi di Pasuruan

Masjid Agung Al Anwar merupakan salah satu kebanggan warga Kota Pasuruan.
Pasalnya, Mbah Slagah yang membangun masjid dikenal sebagai julukan Macan Putih
(Slagah) Pasuruan. Tak hanya gagah dalam menyebarkan ajaran Agama Islam, Mbah Slagah
juga salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia saat dijajah oleh Belanda.

Mbah Slagah kala itu merasa belum ada masjid utama di Pasuruan yang dapat
dijadikan tempat beribadah jemaah. Ia sempat ingin membangun sebuah masjid di kawasan
Kebonsari. Namun akhirnya Bupati kala itu memberikan sebidang tanah untuk Mbah Slagah
di dekat alun-alun Pasuruan.

2
Meski Mbah Slagah berjasa bagi masjid tersebut, ia berbeda dengan pendiri masjid-
masjid bersejarah lain di mana mereka akan dimakamkan dekat dengan masjid yang ia
dirikan. Namun Mbah Slagah enggan melakukan hal tersebut. Jenazah Mbah Slagah
disemayamkan di komplek makam Mbah Slagah, Jalan Slagah Pasuruan.

Masjid bercorak Timur tengah ini dibangun sekitar 5 abad lalu oleh Adipati
Nitiadiningrat (I), Bupati Pasuruan kala itu bersama mbah slagah. Dulunya di masa
pemerintahan Belanda, kota dan kabupaten Pasuruan memang menjadi satu pemerintahan,
maka tak heran apabila hingga kini masih ada beberapa perkantoran Kabupaten Pasuruan
yang berada di Kota Pasuruan. pembangunan masjid ini dibantu oleh Kyai Hasan Sanusi
atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Slagah, salah satu tokoh pejuang Islam di Pasuruan.

Kota Pasuruan yang dikenal sebagai kota santri, memiliki banyak Pondok Pesantren.
Salah satu yang terkenal ialah Pondok Pesantren Salafiyah yang berada di Jalan Jawa, area
belakang Masjid Jami’ Al Anwar Pasuruan.

Makam tokoh legenda seperti Mbah Slagah yang berada di sebelah stadion Untung
Suropati Kota Pasuruan (sekitar 3 Km dari alun-alun), seringkali dikunjungi para peziarah.
makam Kyai Hamid, guru besar pondok Salafiyah, yang berada di area makam belakang
Masjid Jami’ Al Anwar. Beliaulah tiang penyangga masyarakat, saka guru moralitas.
Semasa hidupnya, Beliau adalah teladan, panutan, dan dipuja dimana-mana walaupun secara
pribadi Beliau tidak suka (bahkan marah) jika ada orang yang mengkultuskannya. Juru
kunci yaitu Pak Ali mengatakan bahawa terdapat beberapa peninggalan disitu seperti kereta
kuda, bentuk nisan yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan, dan juga payung.

Selain kedua tokoh tersebut, ada juga makam Kiai Nitiadiningrat I sampai Kiai
Nitiadiningrat IV (generasi Bupati Pasuruan) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat
Pasuruan dengan sebutan Mbah Surga-Surgi, dan beberapa ulama lainnya. Masjid ini telah
beberapa kali mengalami pemugaran, namun tidak sedikitpun merusak keindahannya.

Kebanyakan ornamennya adalah kaligrafi Arab dalam bentuk-geometris, dan hampir


semua ornamen di dinding masjid ini masih asli seperti sejak saat didirikannya. Sayangnya
untuk sholat di sana, para wanita menempati area yang menurut saya sangatlah kecil.
Letaknya di sebelah utara, dengan tempat wudhu di lantai 1 dan sholatnya di lantai 2. Para
wanita dilarang masuk dan menikmati keindahan di dalam masjid, tempat para pria sholat.
Yaaa seperti prinsip pondok Shalafiyah, pria dan wanita harus terpisah, karenanya ada juga
mushola khusus wanita yang letaknya di selatan masjid. Jadi, mohon maaf kalau saya tidak
menampilkan potret ornamen di dalam masjid, hanya bisa tulis ceritanya saja.

3
B E
A. MASJID KHUSUS PRIA
B. MASJID KHUSUS
WANITA
A B C. TAMAN
D
D. TOKO
E. AREA MAKAM KH
ABDUL HAMID
D C D F. JALAN
G. ALUN-ALUN
PASURUAN
F

C. Gaya arsitektur pada Masjid Agung Al - Anwar

Masjid Agung Al Anwar luasnya mencapai 3.770 meter persegi, termasuk komplek
pemakaman KH Abdul Hamid yang terletak di belakang.

Masjid Agung Al Anwar terdiri dari dua lantai. Seluruhnya difungsikan untuk laki-laki.
Sementara untuk wanita diperkenankan shalat di tempat terpisah yaitu Musala Al Anwar.
Pemisahan seperti ini memang terjadi tak hanya di masjid tapi juga komplek pemakanan
yang telah menjadi budaya lingkungan sekitar.

Masjid berwarna putih ini berhiaskan ukiran dan kaligrafi bercat hijau. Di tengah-tengah
masjid terdapat kubah besar berwarna putih. Tak lupa pula terdapat masjid di sisi
selatannya yang terdiri dari 3 tingkat. Ruang-ruang yang difungsikan sebagai perpustakaan,
balai pengobatan, dan kantor administrasi.

Meskipun telah direnovasi berulang kali, namun nuansa masjid kuno masih terasa. Masjid
ini sudah berumur 3 abad. Diperkirakan Masjid Agung Al Anwar ini berdiri pada tahun
1759 masehi oleh ulama besar Pasuruan, KH Hasan Sanusi atau lebih disapa sebagai Mbah
Slagah.

4
Petunjuk waktu di Masjid Agung Al Anwar juga masih menggunakan jam istiwa’ atau jam
matahari. Hingga kini bedug akan ditabuh sesuai jam istiwa’ yang kira-kira berjarak 30
menit dari Waktu Indonesia Barat.

Mimbar yang biasanya digunakan saat kutbah juga merupakan benda yang unik. Mimbar
tersebut dibuat pada tahun 1930-an. Hingga saat ini mimbar hingga roda-roda kecil di kaki
mimbar masih dapat berfungsi dengan baik.

Tabel Gaya Arsitektur pada Masjid Agung Al – Anwar Pasuruan

NO BAGIAN KETERANGAN
1.
Bangunan fasadnya bercorak timur tengah
dan modern, karena telah beberapa kali
mengalami renovasi

2.
Denah masjid yang kotak untuk dua lantai
dengan dua sisi gerbang masuk berupa
portal dan hiasan geometris serta pagar
yang dihiasi oleh kubah – kubah kecil
sebagai ornamen.

3.
Masjid berwarna putih dan bentuk
ornamennya adalah kaligrafi Arab dalam
bentuk-geometris bercorak hijau yang
diterapkan pada dinding – dinding masjid

5
4.
Menara terletak di sebelah selatan masjid
dengan jendela – jendela kecil yang terbagi
dalam 3 tingkatan. Fungsinya yaitu sebagai
tempat pengeras suara agar suara adzan
bisa terdengar ke penjuru kota, ruang –
ruang menara juga digunakan menjadi
perpustakaan, balai penyembuhan dan
kantor administrasi

5.
Kubah masjid berbentuk setengah bola
yang berujung lancip khas dari perpaduan
gaya timur tengah

6.
Pada pintu masuk masjid banyak
ditemukan arsitektur lengkungan yang
memberi kesan bangunan atau ruangan
tampak lebih luas.

7. Mimbar masjid ini termasuk antik dengan


dibalut warna emas yang antik karena
mimbar tersebut dibuat pada tahun 1930-
an. Hingga saat ini roda-roda kecil di kaki
mimbar masih dapat berfungsi dengan
baik.

8.

6
Interior bangunan masjidnya masih sangat
kuno dan sederhana dengan lengkungan –
lengkungan diatasnya yang merupakan
(Shaf sholat jamaah laki laki) perpaduan gaya arsitektur timur tengah.

Bukaan – bukaan pada dinding yang masih


kental dengan gaya belanda.

(Shaf sholat jamaah perempuan)

Tabel Wujud Peninggalan K.H Hasan Sanusi di Pasuruan

NO WUJUD/BENTUK PENINGGALAN KETERANGAN


1.
Bangunan seluas 3000 m2 seluas
3600 m2

(Masjid Agung Al- Anwar)


2.
Nitiadiningrat I sampai
Nitiadiningrat IV (generasi Bupati
Pasuruan) atau yang lebih dikenal
oleh masyarakat Pasuruan dengan
sebutan Mbah Surga-Surgi,

(Makam)

7
3.
Makam Kyai Hamid. Beliaulah
tiang penyangga masyarakat, saka
guru moralitas. Semasa hidupnya,
Beliau adalah teladan, panutan, dan
dipuja dimana-mana walaupun
secara pribadi Beliau tidak suka
(bahkan marah) jika ada orang
(Makam Kyai Hamid) yang mengkultuskannya.
4.
Pembeda makam laki –laki dan
perempuan.
Pada batu nisan yang laki – laki
bentuk tengahnya lancip,
sedangkan yang perempuan itu
lebih ke datar ciri ini merupakan
khas jawa

5.
(Ciri Khas pada Bentuk Payung)

8
C, Lampiran hasil obsevasi kelompok

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mbah Slagah adalah seorang pejuang dalam pertempuran tersebut. Setelah perang
usai, Bupati Pasuruan menghendaki Mbah Slagah menetap di Pasuruan, yang akhirnya
mendirikan masjid Jami’ hingga saat ini. Selai sebagai Pejuang Mbah Slagah juga seorang
ulama besar pula, dimana wafatnya selalu diperingati dengan memberikan do’a bersama
yang agak unik oleh ahli waris atau keturunan serta umat islam yang ada di Pasuruan dan
sekitarnya dengan cara pembacaan syair do’a setiap hari raya ketujuh (Hari Raya ketupat),
bulan syawal.Mbah Slagah bernama asli Hasan Sanusi, putra Sa-ad bin Syakaruddin
keturunan dari sayyid sholeh semendi kakak kandung sayyidah khodijah binti hasanuddin
bin syarif hidayatullah sunan gunung jati. Nama Slagah berarti singa putih. Sebab, menurut
keterangannya, saat berjuang melawan penjajah dulu, sosok Mbah Slagah bisa tampak
seperti singa putih yang siap menerkam sehingga dinamakan Slagah.

Masjid bercorak Timur tengah ini dibangun sekitar 5 abad lalu oleh Adipati
Nitiadiningrat (I), Bupati Pasuruan kala itu bersama mbah slagah. Dulunya di masa
pemerintahan Belanda, kota dan kabupaten Pasuruan memang menjadi satu pemerintahan,
maka tak heran apabila hingga kini masih ada beberapa perkantoran Kabupaten Pasuruan
yang berada di Kota Pasuruan. pembangunan masjid ini dibantu oleh Kyai Hasan Sanusi
atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Slagah, salah satu tokoh pejuang Islam di Pasuruan.
Makam tokoh legenda seperti Mbah Slagah yang berada di sebelah stadion Untung Suropati
Kota Pasuruan (sekitar 3 Km dari alun-alun), seringkali dikunjungi para peziarah. makam
Kyai Hamid, guru besar pondok Salafiyah, yang berada di area makam belakang Masjid
Jami’ Al Anwar. Beliaulah tiang penyangga masyarakat, saka guru moralitas.

B. Saran

Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi yang baik , bukan yang se
mbarangan agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi berkelanjut
an agar lebih akurat. Dan dalam melakukan observasi buatlah suasana senarutal mungkin ag
ar tidak ada kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.

10
DAFTAR RUJUKAN

Habaib. 2013. Sayyid Hasan Sanusi Pasuruan (online). (https://mistikus-


sufi.blogspot.com/2013/11/sayyid-hasan-sanusi-mbah-selaga-pasuruan.html, diakses tanggal
21 Oktober 2019)

Zufairiyah. 2015. kisah dibalik macan putih yang berpengaruh di pasuruan. (online).
(https://www.kompasiana.com/zufairiyah/565883b65497731407f3b6a5/kisah-dibalik-macan-
putih-yang-berpengaruh-terhadap-pasuruan, diakses 22 Oktoer 2019)

Fitria. 2019. masjid agung al-anwar peninggalan macan putih pasuruan. (online).
(https://jatim.idntimes.com/travel/destination/fitria-madia/masjid-agung-al-anwar-
peninggalan-macan-putih-pasuruan, diakses 22 Oktober 2019)

Generasisalaf.com. 2007. Sayyid Hasan Sanusi Pasuruan, pejuang pelawan belanda. (online)
(https://generasisalaf.wordpress.com/2012/11/19/sayyid-hasan-sanusi-pasuruan-pejuang
pelawan-penjajah/amp/, diakses 22 Otober 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai