Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sempurna dan suci. Islam memberikan
kebebasan kepada umatnya untuk menganut mazhab yang dipercayai oleh
umat islam yang sesuai dengan akidah islam yang sesungguhnya. Pada abad
ke-18 ada seorang tokoh pembaruan Islam yang bernama Muhammad Rasyid
Ridho. Ide pembaruannya meliputi bidang agama, pendidikan, dan politik.
Beliau berpendapat faktor utama yang menyebabkan umat Islam lemah,
karena tidak lagi mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Muhammad Rasyid Ridho ?
2. Bagaimana Ide Pemikirannya ?
3. Apa Saja Pengaruh dari Pemikirannya ?
4. Apa saja karya karya Rasyid Ridho ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Pemikiran Modern Islam serta untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bisa bermanfaat bagi semuanya baik bagi penulis
makalah dan bagi pembaca makalah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Rasyid Ridho


Rasyid Ridho merupakan nama populernya, adapun nama lengkapnya
adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridho bin Muhammad Syama Al bin Al-
Kalamuny. Rasyid Ridha lahir di Kalamun, suatu desa yang letaknya tidak
jauh dari kota di Poli Lebanon, Suriah pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H
atau Oktober 1865 M. Ia hidup dalam keluarga dan lingkungan yang
mengutamakan ilmu pengetahuan. Selain belajar dengan orang tuanya sendiri,
ia belajar dngan beberapa orang guru.1
Ayah dan ibu Ridho berasal dari keturunan al-Husayn, putera ‘Ali ibn Abi
Thalib dengan Fatimah, puteri Rasulullah SAW. Itulah sebabnya Ridho
menyandang gelar al-Sayyid di depan namanya dan sering menyebut tokoh-
tokoh ahlul bait, seperti ‘Ali ibn Abi Thalib, al-Husayn dan Ja’far al-Shadiq
dengan Jadduna (nenek moyang kami).2
Rasyid Ridha menjadikan Al-Afghani dan Muhammad Abduh sebagai
idolanya. Ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide kedua tokoh tersebut. Meski
tidak bertemu dengan Al-Afghani, ia merasa puas dapat berdialog dengan
Muhammad Abduh.3
Ia mulai pendidikan di madrasah traadisional di Qalamun. Dari madrasah
tersebut ia meneruskan pendidikan ke Madrasah Al-Wathaniah Al-Islamiyah
di Tripoli. Madrasah ini didirikan oleh Syekh Husein Al-Jisr yang telah
bersentuhan ide-ide pembaruan. Ketika madrasah ini ditutup, Rasyid Ridho
meneruskan pendidikan di sekolah agama di Tripoli. Namun hubungannya

1
Ahmad Taufik, Dimyati Huda dan Binti Maunah, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme
Islam, (Jakarta: Rajagrafindo, 2005), h. 102
2
A. Athaillah, Rasyid Ridho Konsep Teologi Rasional Dalam Tafsir Al-Manar. (Jakarta: Erlangga,
2006), h. 26
3
Ahmad Taufik, Loc.Cit

2
dengan Syeh Husein ALJisr terus berlanjut dengan bimbingan intelektual yang
dia terima.4
Rasyid Ridha wafat dalam sebuah kecelakaan mobil setelah mengantar
Pangeran Sa'ud al-Faisal ( yang kemudian menjadi raja Saudi Arabia ) dari
kota Suez di Mesir pada tanggal 22 Agustus 1935 M.

B. Ide Pemikiran Rasyid Ridho


Pemikiran seorang Rasyid Ridho tumbuh dengan pengaruh dari Syekh Al-
Jisr. Juga ia sudah mulai berhubungan dengan pemikiran Jamaluddin Al-
Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwatul al-Wutsqo.
Persentuhan ini lebih intens lagi ketika Muhammad Abduh dibuang ke Beirut,
Rasyid Ridho mempunyai kesempatan yang panjang untuk berdialog dengan
Muhammad Abduh. Demikianlah Rasyid Ridho tumbuh sebagai pemikir
pembaru Islam melalui pengaruh tokoh-tokoh pemikir Syekh Husein Al-Jisr,
Sayyid Jamaluddin Al-Afghany dan Syekh Muhammad Abduh.5
Ia sebagai tokoh Pembaruan yang masih condong pada ajaran Ibnu
Taimiyah dan sebagai penyokong aliran wahabi. Ajarannya berpaham salaf
yang bertujuan mngembalikan ajarna islam kepada AlQur’an dan Hadits. Ide
pembaruan Rasyid Ridho meliputi bidang agama, pendidikan dan politik.6

1. Bidang Agama
Pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha dalam bidang keagamaan bisa
dikatakan sama seperti pemikiran Muhammad Abduh. Umat Islam
mengalami kemunduran karena tidak menganut ajaran-ajaran Islam yang
sebenarnya. Hal ini dikarenakan banyak faham-faham yang tidak sesuai
masuk ke dalam tubuh islam, seperti segala khurafat, takhayul, bidah
jumud dan taklid. Oleh karena itu, menurut analisis Rasyid Ridha ajaran
Islam yang murni akan membawa kemajuan umat Islam, itulah sebabnya

4
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 198
5
Ibid, h. 198
6
Ahmad Taufik, Dimyati Huda dan Binti Maunah, Op.Cit, h. 102-103

3
segala macam khurafat, takhayul, bidah, jumud, taklid, ajaran-ajaran yang
nyeleweng dari ajaran Islam harus dikikis dan disingkirkan.7
Paham fatalisme diakibatkan oleh sikap Jabariyah yang memandang
bahwa manusia tidak mempunyai kehendak dan perbuatan bebas.
Kehendak dan perbuatan sudah ditentukan oleh Allah. Oleh sebab itu
manusia tidak mempunyai inisiatif dalam berbuat. Menurut Rasyid Ridho,
hal inilah yang telah membawa kemunduran umat Islam.8
Rasyid Ridho juga berpendapat bahwa akal mempunyai peranan
penting dalam memahami ajaran agama. Dengan akal manusia dapat
menuntun hidup kemasyarakatan dapat diinterpretasi dan dikembangkan.
Namun untuk ayat-ayat yang berkaitan dengan ibadah akal tidak dapat
diberlakukan lagi. Itu sebabnya dalam ibadah tidak boleh dilakukan
ijtihad. Semua ketentuan ibadah harus diterima dengan penuh keimanan.9

2. Bidang Pendidikan
Menurut Ridho membangun saran pendidikan lebih baik daripada
membangun masjid, menurutnya masjid tidak besar nilainya apabila
mereka yang shalat di dalamnya hanyalah orang-orang bodoh. Akan tetapi,
dengan membangun sarana prasarana pendidikan dapat menghapuskan
kebodohan. Dengan begitu, pekerjaan duniawi dan ukhrawi akan menjadi
baik.10
Di bidang pendidikan ia mendirikan sekolah sebagai misi Islam dengan
nama Madrasah al-dakwah Wa al-Irsyad di Kairo pada tahun 1912 M.
Para alumni madrasah ini disebarkan keberbagai dunia Islam. Muhammad
Rasyid Ridha sebagai penggerak pembaharuan Islam yang masih condong
pada ajaran-ajaran Ibnu Taimiyah. Ia sebagai penyokong aliran Wahabi,
karena dalam ajaran aliran tersebut dikemukakan pengakuan bermazhab

7
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam Prespektif Historis (Yogyakarta: Pusat Ilmu
Yogyakarta, 2010), h. 350.
8
M. Yunan Yusuf, Op.Cit, h. 198
9
M. Yunan Yusuf, Op.Cit, h. 199
10
Ahmad Taufik, Dimyati Huda dan Binti Maunah, Op.Cit, h. 104

4
salaf yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam kepada al-Qur’an dan
al-Hadis.11
Mengenai bidang pendidikan, ia mengadakan perubahan kurikulum
dengan melakukan penambahan materi-materi pengetahuan teknologi
modern agar umat islam mampu menggunakan teknologi.12
Rasyid Ridha juga merasa perlu dilaksanakannya ide pembaharuan
dalam bidang pendidikan. untuk itu ia melihat perlu ditambahkan ke dalam
kurikulum mata-mata pelajaran berikut: teologi, pendidikan moral,
sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan,
bahasa-bahasa asing dan ilmu mengatur rumah tangga (kesejahteraan
keluarga), yaitu disamping fiqh, tafsir, hadits dan lain-lain yang biasa
diberikan di Madrasah-madrasah tradisional.13

3. Bidang Politik
Dalam bidang politik, Muhammad Rasyid Ridho juga tidak
ketinggalan, sewaktu beliau masih berada di tanah airnya, ia pernah
berkecimpung dalam bidang ini, demikian pula setelah berada di Mesir,
akan tetapi gurunya Muhammad ‘Abduh memberikan nasihat agar ia
menjauhi lapangan politik. Namun nasihat itu diturutinya hanya ketika
Muhammad ‘Abduh masih hidup, dan setelah ia wafat, Muhammad
Rasyid Ridho aktif kembali, terutama melalui majalah al-Manar.14
Rasyid Ridho berpendapat bahwa salah satu penyebab kemunduran
umat islam adalah perpecahan yang terjadi di kalangan umaat Islam. Oleh
karena itu, untuk memperbaikinya, umat perlu dihimpun dalam kesatuan
bangsa, agama, hukum, persaudaraan, kewarganegaraan, peradilan dan
bahasa. Kesatuan yang dimaksud Ridho adalah kesatuan atas dasar
keyakinan yang sama, bukan atas dasar kesatuan bahasa atau bangsa

11
A. Munir & Sudarsono, Aliran Modern Dalam Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), h. 163.
12
Ahmad Taufik, Dimyati Huda dan Binti Maunah, Op.Cit, h. 105
13
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1994), h. 671
14
Muhammad Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam
Dunia Islam, (Surabaya : al-Ikhlas, 1994), h. 86

5
semata. Kedaulatan umat berada di tangan umat dan berdasarkan prinsip
musyawarah, karena itu bentuk Negara yang dianjurkannya adalah Negara
dalam bentuk kekhalifahan. Ide pembaruannya dala bidang politik adalah
mengenai bentuk Negara.15

C. Pengaruh Pemikiran Rasyid Ridho


Ide pembaharuan Rasyid Ridha mendapat perhatian dan mempengaruhi
dunia Islam. Setelah pembukaan Dar al-Da’wah wa al-Irsyad di Kairo, Rasyid
mendapat undangan dari kalangan tokoh Islam India untuk membuka lembaga
pendidikan semacam itu di India. Hal ini membuktikan bahwa idenya
mendapat perhatian dan mempengaruhi umat Islam India. Ide-idenya yang
terkandung dalam majalah al-Manar kuat sekali mempengaruhi umat Islam
Indonesia. Idenya yang sangat terasa di Indonesia adalah pemberantasan
bid’ah dan khurafat, serta perumusan kembali keyakinan dan pengamalan
Islam disesuaikan dengan pemikiran dan peradaban modern.16
M. Rasyid Ridha aktif dalam kegiatan politik, pembaharuan dan dakwah.
Pada tahun 1921 M, M. Rasyid Ridha Menghadiri konferensi Islam di Mekkah
dan di Yerusalem pada tahun 1931 M. pada tahun 1920 M, M. Rasyid Ridha
menjabat sebagai presiden kongres suria, kemudian anggota komite politik di
kairo pada tahun 1925-1926 M. pada tahun 1917 M. M. Rasyid Ridha
mendiikan Madrasah al-Dahwat al-Iad sebagai sekolah kader da’i.17

D. Karya-karya Rasyid Ridho


Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridha pun cukup
banyak. Antara lain Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh, Nida' Li
Al-Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita), Al-Wahyu Al-
Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW), Yusr

15
Ahmad Taufik, Dimyati Huda dan Binti Maunah, Op.Cit, h. 104
16
Kurnial Ilahi, Perkembangan Modern dalam Islam, (Riau: Lembaga Penelitian dan
Perkembangan Fakultas Usuluddin UIN SUSKA dan Yayasan Pusaka Riau, 2002), h. 24
17
Reni Susanti, Pemikiran Modern Dalam Islam, (LP2 STAIN Curup, Curup: 2011), hal., 108

6
Al-Islam wa Usul At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan Dasar-
Dasar Umum Penetapan Hukum Islam), Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma
(Kekhalifahan dan Imam-Imam Besar), Muhawarah Al-Muslih wa Al-
Muqallid (Dialog antara Kaum Pembaharu dan Konservatif), Zikra Al-Maulid
An-Nabawi (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan Huquq Al-
Mar'ah As-Salihah (Hak-Hak wanita Muslim).18

18
Harun Nasution, Pembaruan Dalam Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996).hlm.29

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammad Rasyid bin Ali Ridho bin Muhammad Syama Al bin Al-
Kalamuny. Rasyid Ridha lahir di Kalamun, suatu desa yang letaknya tidak
jauh dari kota di Poli Lebanon, Suriah pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H
atau Oktober 1865 M. Rasyid Ridha wafat dalam sebuah kecelakaan mobil
setelah mengantar Pangeran Sa'ud al-Faisal ( yang kemudian menjadi raja
Saudi Arabia ) dari kota Suez di Mesir pada tanggal 22 Agustus 1935 M.
Ia sebagai tokoh Pembaruan yang masih condong pada ajaran Ibnu
Taimiyah dan sebagai penyokong aliran wahabi. Ajarannya berpaham salaf
yang bertujuan mngembalikan ajarna islam kepada AlQur’an dan Hadits. Ide
pembaruan Rasyid Ridho meliputi bidang agama, pendidikan dan politik.
Idenya yang sangat terasa di Indonesia adalah pemberantasan bid’ah dan
khurafat, serta perumusan kembali keyakinan dan pengamalan Islam
disesuaikan dengan pemikiran dan peradaban modern.
Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridha pun cukup
banyak. Antara lain Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh, Nida' Li
Al-Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita), Al-Wahyu Al-
Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW), Yusr
Al-Islam wa Usul At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan Dasar-
Dasar Umum Penetapan Hukum Islam), Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma
(Kekhalifahan dan Imam-Imam Besar), Muhawarah Al-Muslih wa Al-
Muqallid (Dialog antara Kaum Pembaharu dan Konservatif), Zikra Al-Maulid
An-Nabawi (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan Huquq Al-
Mar'ah As-Salihah (Hak-Hak wanita Muslim).

8
DAFTAR PUSTAKA

Athaillah, A. 2006. Rasyid Ridho Konsep Teologi Rasional Dalam Tafsir Al-
Manar. Jakarta: Erlangga.

Taufik, Ahmad, Dimyati Huda dan Binti Maunah,. 2005 Sejarah Pemikiran dan
Tokoh Modernisme Islam. Jakarta: Rajagrafindo

Nasution, Harun. 1996. Pembaruan Dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang

Nasution, Harun. 1994. Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan


Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.

Susanti, Reni. 2011. Pemikiran Modern Dalam Islam. LP2 STAIN Curup: Curup

Ilahi, Kurnial. 2002. Perkembangan Modern dalam Islam. Riau: Lembaga Penelitian dan
Perkembangan Fakultas Usuluddin UIN SUSKA dan Yayasan Pusaka Riau.

Asmuni, Muhammad Yusran. 1994. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan


Pembaharuan dalam Dunia Islam. Surabaya : al-Ikhlas.

Syaefudin, Machfud, dkk,. 2010. Dinamika Peradaban Islam Prespektif Historis.


Yogyakarta: Pusat Ilmu Yogyakarta

Yunan, M. Yusuf. 2014. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Kencana.

Munir, A. & Sudarsono. 1994. Aliran Modern Dalam Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai