Anda di halaman 1dari 4

Gerakan Pembaharuan Islam

Rasyid Ridha

1. Biografi Rasyid Ridha

Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini (Rasyid Ridha)
adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir di Suriah Utsmaniyah pada tahun 1865 di Al-
Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari Kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan,
ia berasal dari keturunan Al-Husain, cucu Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, ia memakai gelar Al-
Sayyid di depan namanya. Rasyid Ridha meninggal di Mesir, 22 Agustus 1935 dikenal sebagai Rasyid
Ridha adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam
yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh.

2. Pemikiran Rasyid Ridha tentang pembaharuan Islam

pemikiran pembaharuan Islam Muhammad Rasyid Ridha ( Anif) dapat dibagi menjadi beberapa bidang :

1) Pembaharuan Bidang Keagamaan

Pemikiran pembaharuan Rasyid Ridha dalam bidang keagamaan bisa dikatakan sama seperti pemikiran
Muhammad Abduh. Umat Islam mengalami kemunduran karena tidak menganut ajaran-ajaran Islam
yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan banyak faham-faham yang tidak sesuai masuk ke dalam tubuh
islam, seperti segala khurafat, takhayul, bidah, jumud dan taklid. Oleh karena itu, menurut analisis
Rasyid Ridha ajaran Islam yang murni akan membawa kemajuan umat Islam, itulah sebabnya segala
macam khurafat, takhayul, bidah, jumud, taklid, ajaran-ajaran yang nyeleweng dari ajaran Islam harus
dikikis dan disingkirkan.

2. Pembaharuan Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan


Peradaban Barat modern menurut Rasyid Ridha didasarkan atas kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dalam lapangan ini Rasyid Ridha sangat antusias mendukung program
Muhammad Abduh untuk melakukan pemasukan ilmu-ilmu

umum ke dalam lembaga pendidikan milik umat Islam (sekolah atau madrasah Islam

tradisional). Hal itu karena ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan

dengan Islam. Untuk kemajuan, umat Islam harus mau menerima peradaban Barat

yang ada (ilmu pengetahuan dan teknologi). Bahkan Rasyid Ridha melihat wajib bagi

umat Islam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi modern, asalkan

dimanfaatkan dalam hal kebaikan.

3) Pembaharuan Bidang Politik dan Sosial Kemasyarakatan

Semua umat bersatu di bawah satu keyakinan, satu sistem moral dan satu sistem

pendidikan dan tunduk pada satu sistem hukum. Hukum dan undang-undang tidak

dapat dijalankan tanpa kekuasaan pemerintah. Oleh karena itu, untuk kesatuan umat

perlu mengambil bentuk negara. Negara yang dianjurkan Rasyid Ridha ialah negara

dalam bentuk kekhalifahan. Sebab Rasyid Ridha memiliki program pelaksanaan yaitu

menghidupkan kembali sistem kekhalifahan di dalam zaman modern., karena bentuk

pemerintahan seperti ini akan membawa kesatuan umat islam

3. Peranan Rasyid Ridha

PERAN RASYID RIDHA DALAM WACANA MODERNISASI ISLAM ABAD 19

Pada abad 16-17 Barat mengalami suatu babak sejarahnya yang baru yaitu masa modern dengan
munculnya para pemikir modern yang menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil
menumbangkan kekuasaan agama, hal inilah yang menandai kekuasaan Islam memasuki kemuduran,
Kemunduran tersebut dimulai dengan lemahnya Umat Islam dan jauh ketinggalan oleh orang Barat yang
sangat menarik untuk dibahas. Penelitian ini berjudul “Peran Rasyid Ridha Dalam Wacana Modernisasi
Islam Abad 19”, memiliki rumusan masalah Bagaimana kondisi politik umat Islam abad 19 di Mesir dan
bagaimana peran Muhammad Rasyid bin Ali Ridha dalam wacana modernisasi Islam abad 19. Tujuan
penelitian ini adalah Untuk menjelaskan peran Muhammad Rasyid bin Ali Ridha dalam wacana
modernisasi Islam abad 19. Penelitian ini menggunakan penelitan kualitatif deskriptif kepustakaan
Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan sekunder buku Al-Masyru’ al-Hadbari
al-Islami karya Muhammad yasar, LC dan Muhammad hikam, LC, terjemahan Dr Muhammad Imarah
serta buku Jaringan Global Islam Nusantara karya Azyumardi Azra. Data akan dianalisis dengan teknik
analisis data berupa analisis isi (content analysis). Berdasarkan analisi data yang dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa umat Islam harus menjadi umat yang merdeka dari belenggu penjajahan dan menjadi
umat yang maju sehingga dapat bersaing dengan umat-umat dan bangsa-bangsa Barat diberbagai
bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan dan politik. Muhammad Rasyid
Ridha membangkitkan peradaban Islam melalui majalah Al-Manar yang membahas pada masalah
penyakit masyarakat dan kelemahannya beserta penanggulannya melalui proyek kebangkitan
peradaban yang meliputi pembaharuan dengan Back-Ground Islam, universalitas Islam dalam
pembaharuan, Reformasi politik, kepentingan ijtihad, juga pembaharuan untuk menyertai syariat dalam
penemuan-penemuan baru meliputi ruang dan waktu.

4. Cerita Rasyid Ridha bisa menerbitkan karya nya secara singkat

KARYA – KARYA MUHAMMAD RASID RIDHA (tika)

Majalah al-Manar mulai terbit pada tanggal 22 Syawal 1315 H/ 15 Maret 1898 M. Pada mulanya majalah
tersebut terbit dalam bentuk tabloid, sekali dalam seminggu, kemudian setengah bulan sekali, kemudian
sebulan sekali, dan kadang-kadang sembilan nomor dalam setahunnya. Majalah tersebut dapat
diterbitkan Rasyid Ridha seorang diri hingga akhir hayatnya. Apa yang telah dilakukan oleh Rasyid Ridha
adalah prestasi besar yang sulit ditandingi orang lain. Selama al-Manar terbit, sebayak 34 jilid besar dan
setiap jilidnya berisi 1000 halaman telah terkumpul seluruhnya.

Tafsir Al-Qur’an karya Rasyid Ridha itu berjudul Tafsir al-Qur’an al Hakim (Tafsir Al-Manar) bagian
pertamanya, yaitu surat al-Fatihah sampai dengan surat al-Nisa ayat 125 merupakan hasil kerjasama
dengan gurunya, Syekh Muhammad Abduh. Sedangkan bagian keduanya, yaitu dari surat al-Nisa ayat
126 sampai dengan surat Yusuf ayat 110 adalah hasil karyanya secara mandiri.

Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridha pun cukup banyak. Antara lain, Tarikh Al-Ustadz
Al-Imama Asy-Syaikh ‘Abduh (Sejarah Hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh), Nida’ Li Al-Jins Al-Latif
(Panggilan terhadap Kaum Wanita), Al-Wahyu Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW), Yusr Al-Islam wa Usul At-Tasyri’ Al-‘Am (Kemudahan Agama Islam dan dasar-dasar
umum penetapan hukum Islam), Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (Kekhalifahan dan Imam-imam
besar), Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqallid (dialog antara kaum pembaharu dan konservatif), Zikra Al-
Maulid An-Nabawiy (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan Haquq Al-Mar’ah As-Salihah
(hak-hak wanita Muslim).

Setelah berjuang dengan segala kecerdasan dan kemampuan yang ada padanya untuk kemajuan dan
kejayaan Islam, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha berpulang ke rahmatullah dalam usia 70 tahun pada
kamis, 23 Jumadil al-Ula 1354 H/ 22 Agustus 1935 M.
5. Gagasan gagasan lainnya Rasyid Ridha

Anda mungkin juga menyukai