Disusun Oleh :
Dosen :
Badar Tomtomi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang tanpa karunianya makalah ini tidak akan
selesai. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Pemikiran Modern dalam Islam merupakan suatu topik yang cukup menarik
untuk dibahas, karena kontroversi-kontroversi yang ditimbulkan dan efeknya
terhadap perkembangan peradaban islam sangatlah signifikan. Selain timur tengah
yang menjadi pusat berkembangnya ghazwatul fikr ini, Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam juga tak lepas terkena gelombang dari peristiwa ini.
Maka dari itu, respon para ulama-ulama nusantara juga beragam, ada yang
menggunakan metode tradisional ada yang menggunakan metode modern, namun
kedua-duanya sama sama bersifat moderat.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, kami mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam pengantar ini. Semoga Allah SWT selalu meridhoi
segala usaha kita. Wallahul muafiq ila aqwamit thariq, Wassalamualaikum wr.wb.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
BAB II ISI
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Daftar Pustaka........................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan ini seolah menggugah dunia Islam dari yang semula sibuk pada
konflik internal untuk kembali lagi mewujudkan peradaban seperti masa
kejayaannya. Dampaknya, muncul sinkretisme antara nilai Islam dan unsur modern,
seperti contoh di bidang aqidah mucul gerakan pemurnian tauhid oleh Muhammad
bin Abdul Wahhab yang gerakannya dikenal dengan nama Wahabi, pada bidang
Tafsir Quran muncul corak penafsiran Al Quran dengan teori-teori Iptek Modern
yakni Tafsir Ilmi, Dalam bidang politik muncul tokoh seperti Hasan al Banna
pendiri Ikhwanul Muslimin yakni organisasi ikatan persaudaraan Islam modern,
Begitu juga dengan Jamaluddin al Afghani yang meletakkan prinsip sekuler dan
demokrasi dalam sistem politik Islam. Oleh karena inilah makalah ini disusun untuk
membahas lebih rinci terkait Pemikiran Islam Modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemikiran Islam Modern ?
2. Bagaimana paradigma Pemikiran Islam Modern ?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui definsi Pemikiran Islam Modern .
2. Mengetahui paradigma Pemikiran Islam Modern.
D. Manfaat
1. Dapat memahami secara komprehensif corak pemikiran Islam Modern
BAB II
ISI
2
sebelumnya, tetapi pemikirannya mengilhami gerakan-gerakan
pembaharuan Islam pada abad setelahnya.
1
Idahram, S. (2014). Bukan Fitnah Tapi Inilah Faktanya . Jakarta: Pesantren Terjemah Indonesia.
3
al Azhar 1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh. Diantara
pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam bidang agama, social,
ekonomi, memberantas khurafat dan bid'ah. Serta paham-paham
yang dibawa tarekat.
Adapun Tafsir yang terkenal karya Rasyid Ridho adalah Tafsir Al-
modern atau biasa disebut Tafsir Ilmi ini banyak mendapat
pertentangan karena landasan filosofis dari Ilmu pengetahuan tidak
bisa disamakan dengan pendekaatan wahyu.
a. Jamaluddin al-Afghani
2
Maskumambang, K. M. (2015). An-Nushush Al-Islamiyyah Fi Ar-Rad 'Ala Madzhab Al-
Wahabiyyah. Depok: Sahifa.
4
modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada
akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
a. Al Tahtawi
5
Dalam hal agama dan peranan ulama, al Tahtawi menghendaki agar
para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Ini mengandung
arti bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar.
C. NU dan Muhamadiyah
6
Perbedaan kedua organisasi ini sebenarnya belum terlihat jauh pada masa
awal. Menurut (Shodiqin, 2014) merujuk pada Kitab Fiqh Muhammadiyah tahun
1924, fiqih Muhammadiyah terlihat mirip dengan NU, sebagai contoh
membolehkan qunut, melafalkan niat Ushalli, menggunakan kata Sayyidina.
Namun seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah mengalami beberapa dinamika
sehingga ada revisi yang cukup banyak pada bidang fiqih terutama masalah
furuiyah.3
Gerakan modern moderat ala NU dan Muhammadiyah ini tak lepas dari
tokoh-tokoh pembawanya. Di NU kita mengenal banyak tokoh seperti KH. Hasyim
Asyari yang pemikirannya tentang membela negara merupakan kewajiban agama,
KH. Wachid Hasyim terkenal sebagai tokoh panitia sembilan yang menyetujui
penghapusan tujuh kata di piagam Jakarta, KH. Abdurrahman Wahid guru bangsa
yang wawasannya luas begitu juga dari Muhammadiyah kita mengenal tokoh-tokoh
besar seperti KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, KH Mas Mansur, Buya
3
Shodiqin, M. A. (2014). Muhammadiyah itu NU. Jakarta : Penerbit Noura Books.
7
Hamka cendekiawan sekaligus penulis novel, Buya Syafii Maarif dan sebagainya.
Berikut profil beberapa tokoh modern moderat beserta pemikirannya.
4
Timur, T. A. (2016). Khazanah Aswaja. Surabaya: Aswaja NU Center.
8
d. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Dari
kitab ini para pembaca akan mendapat gambaran bagaimana pemikiran
dasar dia tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits serta pesan
penting yang menjadi landasan awal pendirian jam’iyah NU. Boleh dikata,
kitab ini menjadi “bacaan wajib” bagi para pegiat NU.
9
pengetahuan, nilai dan keterampilan dari generasi terdahulu kepada
generasi muda, dalam konteks ini termasuk dalam pengertian
pendidikan adalah kegiatan pengajian, tabligh dan sejenisnya.
5
Wahid, K. A. (2006). Islamku Islam Anda Islam Kita, Agama Masyarakat Negara Demokrasi.
Jakarta: The Wahid Institute.
10
Bagi Gus Dur tidak ada konsep kenegaraan yang baku dalam
islam. Sebab dalam Al-Quran sendiri tidak ada term ad-dawlah
ataupun baldah yang bermakna politis. Selain itu tidak ada pula
petunjuk pelaksanaan yang secara teknis berasal dari Nabi Muhammad
Saw. Bagi Gus Dur yang terpenting bukanlah formalisme islam secara
institusional melainkan termanifestasikannya ajaran islam dalam etis
masyarakat.
11
terkadang bersikap keras di tempat yang seharusnya bersikap halus dan bersikap
halus di dalam tempat yang seharusnya bersikap keras.” (Syekh an-Nawawi al-
Jawi, Tafsir Munir, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2005, cetakan ketiga, jilid
II, halaman 59)
Dewasa ini pengamalan amar maruf nahi munkar agak bergeser dari rel
yang sebenarnya. Maraknya penggunaan arsi anarkisme dalam amar maruf nahi
munkar membuat distorsi pemahaman sebagian orang bahawa amar maruf nahi
munkar itu identik dengan kekerasan. KH Hasyim Muzadi pernah bercerita atas
pertanyaan tamunya dari luar negeri yang berkata, “Apakah Allahuakbar itu
artinya merusak?” beliau merasa tergelitik sekaligus maklumm, bahwa stigma
barat terhadap islam terkadang disebabkan oleh perilaku umat islam yang tidak
Islami.
BAB III
KESIMPULAN
Pemikiran Modern dalam Islam menuai pro dan kontra terutama diawal
kemunculannya. Disatu sisi Islam butuh bangkit untuk merespon dan menyesuaikan
diri terhadap nilai Barat yang sarat akan modernitas, disisi yang lain juga harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip fundamental dalam syariat. Muncul banyak
tokoh dan pemikirannya di Timur Tengah dengan segala kelebihan dan
kontroversinya. Angin perubahan ini tentu memunculkan berbagai tendensi dan
dinamika termasuk ke Nusantara. Ulama Nusantara merespon dengan dua metode
yakni modernis moderat dan tradisionalis moderat, terbukti kedua metode ini
menghasilkan kehidupan agama yang harmonis, dinamis, moderat yang
berlangsung hingga sekarang. Pola amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan
turunan dari metode ini juga harus dilakukan secara tepat, bukan dengan kekerasan
yang menambah keruh keadaaan.
12
Daftar Pustaka
Idahram, S. (2014). Bukan Fitnah Tapi Inilah Faktanya . Jakarta: Pesantren Terjemah
Indonesia.
Wahid, K. A. (2006). Islamku Islam Anda Islam Kita, Agama Masyarakat Negara
Demokrasi. Jakarta: The Wahid Institute.
http://www.nu.or.id/post/read/85112/tantangan-santri-generasi-alfa
http://www.nu.or.id/post/read/65559/memahami-islam-dan-gerakannya-bagian-i
http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-12243-detail-moderat-dalam-bersikap-
berfikir-dan-bertindak.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hasjim_Asy%27ari
http://arfianbayu.blogspot.com/2012/10/pemikiran-kh-ahmad-dahlan-tentang_26.html
http://hmjaf.blogspot.com/2011/03/pemikiran-abdurrahman-wahid.html
http://www.nu.or.id/post/read/84166/memahami-amar-maruf-nahi-munkar-secara-benar
https://www.youtube.com/watch?v=CgcmhndtUpk
13