Anda di halaman 1dari 7

Pemikiran Politik Islam Modern dan Kontemporer

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Filsafat Politik
Dosen Pengampuh: Prof. Dr. H. Zainun Kamaluddin Fakih, M.A.

Disusun Oleh:

Adam Maulana Ibarahim (11170331000013)

rois

roy

PROGRAM STUDI AQIDAH FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI


SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
banyak sekali nikmat terutama nikmat iman dan islam. Kedua kalinya shalawat beserta
salam kita haturkan kepada Nabi kita pahlawan reformasi sejati Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita hingga terang benderang seperti
sekarang ini, dari zaman yang bathil hingga hak, dan memberi petunjuk bagi kita dari
zaman kemusyrikan menuju keislaman hingga akhir zaman.

Dengan selesainya penulisan makalah ini, saya berharap semoga pembaca dapat
memerima dengan baik dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk penulisan makalah.
Mak dari itu jika terdapat kessalahan penulisan ataupun bacaan dari maklah yang saya
tulis ini, saya mohon untuk pembaca memberikan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Ciputat, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Abad ke 19 hingga awal abad ke 20 melihatkan sosok buramwajah dunia islam. Hampir
seluruh wilayah islam berada dalam genggaman penjajah Barat. Umat islam lebih
banyak mengandalkan pemahaman ulama-ulama masa lalu dari pada melakukan
terobosan-terobosan baru untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang mereka
hadapi.

Kontak umat Islam dengan penjajah Barat teryata membawa hikmah juga bagi umat
Islam. Ada kontak tersebut menyadarkan umat Islam bahwa mereka
mengalamikemunduran dibandingkan dengan barat. keadaan ini terbalik ketika umat
Islam abad pertengahan menguasai ilmu dan peradaban dan Barat belajar banyak
kepada dunia Islam.

Pada zaman modern, hampir seluruh dunia Islam mengalami penjajahan Barat. Di
samping menjajah, Barat juga mengembangkan gagasan pemikiran dan kebudayaan
mereka ketengah-tengah masyarakat Muslim.

Menghadapi penetrasi Barat ini, sebagai pemikir Muslim ada yang bersikap apriori dan
anti Barat, ada juga yang menerima mentah-mentah segala yang datang dari Barat, serta
ada pula yang berusaha mencari nilai-nilai positif dari peradaban dan pemikiran barat,
disamping membuang nilai-nilaiyang bertentangan dengan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad Rasyid Ridha
Muhammad Rasyid Ridha dilahirkan di Qalmun wilayah pemerintahan Tarablus Syam
pada tahun 1282-1354 H/1865-1935 M. Dia adalah Muhammad Rasyid Ibn Ali Ridha
Ibn Muhammad Syamsuddin Ibn Muhammad Bahauddin Ibn Manla Ali Khalifah.
Keluarganya dari keturunan yang terhormatberhijrah dari Bagdad dan menetap di
Qalmun. Kelahirannya tepat paada 27 Jumad al-Tsani tahun 1282 H/18 Okteber tahun
1865 M. Dan dia adalah seorang bangsawan Arab yang mempunyai garis keturunan
langsung dari Sayyidina Husain, putra Ali ibn Abi Thalib dan Fatimah purti Rasulullah
SAW. Ridha dibesarkan ditengah keluarga terpandang. Kakeknya, Sayyid Syaikh
Ahmad adalah seorang ulama terkenal wara’ dan disegani oleh masyarakat. Demikian
juga ayahnya Sayyid Ali Ridha, adalah ulama yang dihormati.

Semasa kecilnya sudah belajar ilmu agama disekolah keagamaan negeri di Tarablus
kemudian melanjutkan di Beirut. Dia mempelajari ilmu keagamaan serta sastra Arab
dengan metode mirip dengan metode al-Azhar pada waktu itu. Setelah melalui masa
pengasuhan dalam lingkungan keluarga sendiri, maka pada usia yang ketujuh tahun,
Muhammad Rasyid Ridha dimasukan orang tuanya kesebuah lembaga pendidikan dasar
yang disebut Kuttah yang ada didesanya. Disinilah Rasyid Ridha mulai membaca al-
Qur’an, menulis dan berhitung. Beberapa tahun kemudian setelah menamatkan
pelajarannya di lembaga pendidikan dasar itu. Muhammad Rasyid Ridha meneruskan
pelajarannya di madrasah Ibtidaiyah al-Rusdiyah di kota Tripoli. Pada tahun 1882, ia
meneruskan pelajarannya di madrasah al-Wataniyah al-Islamiyah (sekolah nasional
islam) di Tripoli. Di madrasah ini, selain dari bahasa Arab diajarkan pula bahasa Turki
dan Prancis, dan disamping itu pengetahuan-pengetahuan agama juga pengetahuan-
pengetahuan moderen. Pada tahun 1898 Muhammad Rasyid Ridha hijrah kemesir.
Diumurnya ke dua puluh delapan (1310 H/1892 M) terjadi perubahan besar dalam
orientasi pemikirannya. Hal tersebut terjadi setelah dia membaca beberapa lembaran
majalah Ak-Urwah al-Watsqa koleksi ayahnya yang di terbitkan di Paris (1310 H/1884
M) oleh Jamaluddin al-Afghani. Kemudian mulai mencari dan menyempurnakan
lembaran-lembaran tersebut untuk menjadi sebuah eksemplar kedelapan belas yang
sempurna. Lembaran-lembaran tersebut ditemukan di perpustakaan gurunya Husin al-
Jisr yang kemudian dia salin kembali dan dia tekuni dalam mempelajarinya baik dari
segi metode, pemikiran maupun tujuan-tujuannya. Hal ini menimbulkan perubahan pada
bentuk pemikiran dan model ke Islamannya dalam usahanya memperbaiki keadaan
kaum muslimin.

Karya-karya Muhammad Rasyid Ridha


1. Al-Hikam al-Syar’iyah fi Muhkamah al-Qadriyah wa al-Rifa’iyah (tentang etika
dan tasawuf).
2. Tarikh al-Ustadz al-Iman Muhammad Abduh (tentang biografi Muhammad
Abduh dan tentang perkembangan Mesir waktu itu).
3. Al-Wahy al-Muhammady (tentang pembuktian ilmiah wahyu Allah kepada
Muhammad).
4. Dzikra al-Mawalid al-Nabawiy (tentang perjalanan hidup Nabi SAW dan
persoalan peringatan maulid Nabi).
5. Al-Khilafat wa al-Imamah al-‘Uzhma (konsep Negara Islam).
6. Al-Wihda al-Islamiya Wa al-Ukhuwat al-Diniyat (konsep persatuan Isalam).
7. Subuhat al-Nashara wa Hujjaj al-Islam (tentang pembuktian kebenaran Islam).
8. Al-Manar wa al-Azhar (tentang sejarah dan tentang misi al-Azhar).
9. Majalla al-Manar (terbit sejak 1898-1935).
10. Tafsir al-Manar.
11. Al-Urwah al-Wutsqa.

Disamping itu terdapat pula karya-karya beliau dalam bentuk artikel dan ditulis singkat,
seperti dalam bidang politik; al-Muslim wa al-Qiblati wa al-Mu’tamar al-Mishri, al-
wahabiyyaun wa al-Hijaz dan al-Islam wa al-Madaniyah. Dalam bentuk suplemen
tafsir, seperti; tafsir al-Fatihah. Dalam bidang hukum Islam terdapat; ‘Umdat al-Ahkam
min Kalam Khyr al-Anam, al-Riba wa al-Mu’amalah fi al-Islam dan Yusr al-Islam wa
Ushul al-Tasyri’ al-‘Am. Dalam bidang sosial terdapat; Huquq al-Nisa’ fi al-Islam
(tentang emansipasi wanita).

Muhammda Rasyid Ridha sebagai ulama yang selalu menambah ilmu pengetahuan dan
selalu pula berjuang salama hayatnya. Telah menutup lembaran hidupnya pada tanggal
23 Jumadil ‘Ula 1354 H, bertepatan dengan 22 Agustus 1935 M. Muhammad Rsayid
Ridha wafat dengan wajah yang sangat cerah disertai dengan senyuman.

Pemikiran politik

Rasyid Ridha aktif dalam di bidang Politik setelah wafat gurunya, kemunculan
pemikiran Rasyid Ridha di bidang politik Islam memberikan reaksi terhadap persoalan-
persoalan umat Islam yang pada saat mengalami kemunduran total didalam segala
bidang kehidupan pada saat itu.

Rasyid Ridha juga melihat perlunya dihidupkan kembali kesatuan umat Islam. Karena
menurutnya, salah satu sebab lain bagi kemunduran umat Islam ialah adanya
perpecahan yang terjadi dikalangan umat

Anda mungkin juga menyukai