Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Kami mengucapkan Alhamdulillah dan segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas
terselesaikannya makalah ini yang berjudulkan PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA
MODERN.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembacanya dan teman-teman
sekalian, terutama untuk kami, karena dengan pembuatan makalah ini, hal tersebut menambah
ilmu dan manfaat bagi kami.

Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tiada gading yang tak retak”’ kami mengharapkan saran dan
kritikan karena kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang Punya dan Mahakuasa. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Dan apabila ada kata-kata yang salah, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Mei 2010

Penyusun

Daftar Isi

1
1. Kata Pengantar………………………………………………………………….….. 1

2. Daftar Isi…………………………………………………………………...………2

3. Sekilas tentang Dunia Islam pada Masa Modern………………………………………3

4. Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern………………………….……………3

a. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam…………………………..…………..…4

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa modern………………………..……………8

a. Pola Pembaharuan Pendidikan Islam……………………………………..…………10

6. Perkembangan Kebudayaan pada Masa Modern…………………………………….…11

a. Kaligrafi Islam…………………………………………………..………………12

7. Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Masa Modern………...……………14

a. Manfaat Sejarah Islam Pada Masa Modern………………………………………14

b. Perilaku Cerminan terhadap Sejarah Islam pada Masa Modern…………...………….15

8. Daftar Pustaka……………………………………………………………………..16

1. Sekilas tentang Dunia Islam pada Masa Modern

1
5
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan
menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi
pemimpin peradaban.

Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut
untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan
untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun
tekhnologi.

2. Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern

Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama
Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul
Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh
Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan
reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid
mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di
dunia Islam

Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-
makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh
atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta
pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah
kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit,
dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali
yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan
segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam
Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT

Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada
persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.

ø Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya
telah dinyatakan sebagai musyrik

1
5
ø Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan
gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik

ø Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan
sebagai syirik

ø Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik

ø Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik

ø Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran

ø Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.

ø Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.

Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi


denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham
syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab
yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah
sebagai berikut.

ø Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama
bukanlah sumber

ø Taklid kepada ulama tidak dibenarkan

ø Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup

Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan


pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di
Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah
banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787,
beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang
dikenal dengan nama Wahabiyah.

a. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam

Ada beberapa tokoh pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam, antara lain yaitu :

1. Jamaluddin Al-Afghani (Iran 1838 – Turki 1897)

1
5
Ia dilahirkan di Mesir tahun 1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Ketika berusia
20 tahun ia telah menjadi pembantu Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan.
Tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan, kemudian ia diangkat menjadi Perdana
Menteri oleh Muhammad A’zam Khan.

Dalam hal itu, Inggris telah mulai mencampuri urusan politik Afghanistan dan dalam
pergolakan yang terjadi Al-Afghani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong
Inggris. Pihak pertama kalah, dan Al-Afghan memilih meninggalkan tanah tempat lahirnya
dan pergi ke India tahun 1869. Di Inggris ia juga tidak merasa bebeas bergerak, karena
negara itu telah jaruh kepihak Inggris, dan ia pindah ke Mesir tahun 1871. Ia menetap di
Cairo mulanya menjauhi persoalan politik Mesir dan pemusatkan perhatian pada bidang
ilmiah dan sastra Arab. Di tempat ia tinggal kemudian menjadi tempat pertemuan murid-
muridnya. Disanalah ia memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Muridnya berasal dari
berbagai golongan, seperti orang pemerintahan, pengadilan, dosen dan mahasiswa Al-
Azhar serta perguruan tinggi lain.

Dari Mesir ia pergi ke Paris dan disanalah ia mendirikan perkumpulan Al-Urwatul Al-
Wusqa yang anggotanya terdiri dari orang Islam Mesir, India, Suria, Afrika Utara dan lain-
lain. Diantara tujuan yang hendak dicapai adalah memperkuat rasa persaudaraan, membela
Islam, dan membawa umat Islam kepada kemajuan. Kemudian, pada tahun 1892 ia pergi ke
Istanbul atas undangan Sultan Abdul Hamid, namun kemudian ia terjebak dan tidak bisa
keluar dari Istanbul karena dijadikan tahanan hingga ia wafat pada tahun 1897.

Pemikiran pembaharuan yang dilakukan Al-Afghani adalah didasari pada pendapatnya


bahwa Islam adalah relevan pada setiap zaman, kondisi, dan bangsa. Untuk itu kemunduran
umat Islam adalah karena tidak diterapkannya Islam dalam segala segi kehidupan dan
meninggalkan ajaran Islam murni. Jalan untuk memperbaiki kemunduran Islam hanyalah
dengan membuang segala bentuk pengertian yang bukan berasal dari Islam, dan kembali
pada jaran Islam murni.

2. Rasyid Ridha (Suriah 1865-1935)

Rasyid Ridha adalah murid dari Muhammad Abduh (yang merupakan murid dari
Jamaluddin Al-Afghani). Ia lahir pada 1865 Suria. Semasa kecil ia dimasukkan ke sekolah
madrasah tradisional, kemudian ia meneruskan sekolah ke Sekolah Nasional Islam. Setelah
selesai ia meneruskan ke sekolah agama yang ada di Tripoli, dan banyak belajar dari Al-
urawatul Wusqa Jamaluddin dan Muhammad Abduh. Ia banyak belajar dengan
Muhammad Abduh ketika Muhammad Abduh sedang dalam buangan di Beirut. Ia mulai
mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan ketika masih berada di Suria dan mendapat
tantangan dari Pihak Turki Utsmani, lalu ia memutuskan pindah ke Mesir dan berada di

1
5
dekat gurunya Muhammad Abduh pada tahun 1898. Beberapa bulan setelah itu, ia
menerbitkan majalah Al-Manar, yang juga terkenal.

Rasyid Ridha merasa perlu diadakan pembaharuan dibidang pendidikan, dan melihat
perlu ditambahkannya kedalam kurikulum mata pelajaran berikut : teologi, pendidikan
moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, ilmu hitung, kesehatan, bahasa asing,
disamping fiqih, tafsir, hadist dan lain-lain.

3. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873- 1938)

Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan kahir di
Sialkot tahun 1867. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar
disana sampai memperoleh gelar kesarjaan MA. Di tahu 1905 ia pergi ke negara Inggris
dan belajar filsafat di Universitas Cambridge. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich
Jerman, dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang tasawwuf.

Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua
India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang
pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di
tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam
(Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah
recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa
modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan
perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20

Sama dengan pembaharu lainnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama
500 tahun dikarenakan kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai pada
keadaan statis. Untuk memperbaharui Islam di segala bidang (termasuk pendidikan), maka
diperlukan sebuah institusi penegak Hukum Islam yang menanungi seluruh umat Islam
dalam sebuah naungan negara yang dinamakan Khilafah Islamiyah.)

4. Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat
muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu

1
5
pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan
yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas
itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang
bersifat fisik materiil.

Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman


kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib
membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari
pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan
menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang
memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an

5. Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)

Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian
terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis
(kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi.
Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.

6. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.

Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang


dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu
pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan
mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan
tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup
memuaskan mereka.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa modern

Tercatat beberapa nama ulama besar yang berperan sebagai pembaharu bidang pendidikan
Islam yang muncul di Timur Tengah, seperti Muhammad Ali Pasya, Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dari Mesir dan sebagainya. Pada masa kemunduran Islam
abad 13-18, segala warisan filsafat dan ilmu pengetahuan diperoleh Eropa dari Islam, ketika umat

1
5
Islam larut dalam kegemilangan sehingga tidak memperhatikan lagi pendidikan, maka Eropa
tampil mencuri ilmu pengetahuan dan belajar dari Islam. Eropa kemudian bangkit dan Islam
mulai dijajah dan mengalami kemunduran. Hampir seluruh wilayah dunia Islam dijajah oleh
Bangsa Eropa.

Penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi muncul di Eropa. Misalnya
dalam bidang mesin, listrik, radio, yang semuanya itu menunjang semakin kuatnya Eropa
terhadap dunia Timur. Dunia jadi berbalik, dunia Timur terpukau dan terbius kemujuan yang
dialami Eropa.

Kesadaran akan kelemahan dan ketertinggalan kaum muslimin dari Bangsa Eropa telah
timbul mulai abad ke 11 sampai ke 17 Masehi. Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu
pengetahuan telah dimulai sejak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada
abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami
melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul
mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan
usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov
kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699.

Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan


usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan
rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis
sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang
penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini
dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa
untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat.

Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusus
mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta
memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit,
observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia
lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris.

Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M)
untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis
bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara
Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis
yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia
bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan
tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari
Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke

1
5
dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk
pertama kalinya.

Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim
Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan
barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usaha penerjemahan buku-buku barat ke
dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada
tahun 1717 M.

Dalam membuka mata kaum muslimin akan kelemahan dan keterbelakangannya,


sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan,
untuk mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan, termasuk usaha-usaha dibidang pendidikan.

Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan Islam adalah dalam
rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam dengan pelopor-pelopor di berbagai daerah
masing-masing. Adapun mereka mengemukakan opini kebangkitan dengan mengacu kepada
tema yang sama yaitu adalah :

ø Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur-unsur aslinya, dengan bersumberkan kepada Al-
Qur’an, Hadist dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul, dan mistik.

ø Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad setelah beberapa abad dinyatakan ditutup.

a. Pola Pembaharuan Pendidikan Islam

Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam
sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab
kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi
tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di Barat.

1
5
Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat
adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
Golongan ini berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia
Islam. Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu
harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena
pola pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang
sukses itu. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir
abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur
pada masa itu.
Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus
meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa setara
dengan pendidikan mereka.

2. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.

Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari
kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam telah
membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena tidak lagi
melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang sudah tidak
murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.

Menurut Jamaluddin Al-Afghani, kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam,


sebagaimana dianggap oleh kebanyakan orang karena tidak sesuai dengan perubahan zaman
dan kondisi baru. Umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang
sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam. Ajaran Islam
sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan dan diatas kertas. Jadi, umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam murni yang tidak terkontaminasi oleh ajaran dan paham asing. Kalau
manusia berpedoman kepada agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya.

3. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.

Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan
berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan
kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur
dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing.

Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi
dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata
mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari

1
5
budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri
dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali
pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan negara
tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.

4. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan

Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua
dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan
modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon
Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar
dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian
kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini
terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad
Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh
pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894

Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu
terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama
karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa
sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke
Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab.
Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama
kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari
Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi,
kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.

Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi
dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu
tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur
Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih,
masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan
kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah
masjid yang awalnya berasal dari gereja Aya Sophia.

Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang
gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini.
Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap
merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.

1
5
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran
Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad
mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat
Islam di dunia.

a. Kaligrafi Islam

Contoh kaligrafi Islam dari abad 11 dari Persia.

Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur ayat-
ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali
juga ditatahkan di atas logam atau kulit. Salah satu bentuk penerapan kaligrafi Islam sebagai seni
hias adalah di Istana Al Hamra, Spanyol.

Jenis-jenis tulisan kaligrafi sebenarnya banyak macamnya. Tapi yang paling dasar dan
dianjurkan serta dikembangkan oleh para penulis kaligrafi terdiri dari 6 jenis, yaitu :

1. Nasakh atau naskhi


Nasakh adalah salah satu jenis khat yang paling awal berkembang. Itu pertama kali
diperkenalkan oleh seorang master kaligrafer bernama Imam Muqlah pada abad ke-10.
Kemudian dikembangkan lagi oleh Ibnu Bawwab dan para kaligrafer lainnya ke dalam
tulisan teks al Qur'an. Karena jenis ini relatif sangat mudah dibaca dan ditulis, maka tulisan
ini paling banyak digunakan oleh para muslim dan orang Arab di belahan dunia.

2.Tsuluts atau tsulutsy


Khat Tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7 pada zaman khalifah Ummayah akan
tetapi baru dikembangkan pada akhir abad ke-9. Kata Tsuluts berarti sepertiga, hal ini
mungkin disebabkan karena tulisan ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan
dengan gaya tulisan lainnya. Walaupun tulisan ini jarang digunakan untuk tulisan Al
Qur'an, tsuluts tetap sangat populer dan memegang peran penting terutama untuk tulisan
hiasan/dekorasi, judul, dan kepala surat.

1
5
3. Diwani, ada 2 macam diwani 'aady dan diwani jaly
Tulisan ini berkembang luas di akhir abad ke-15 yang dipelopori oleh seorang kaligrafer
Ibrahim Munif dari Turki. Dan mencapai puncaknya pada abad ke-17 atas jasa seorang
kaligrafer terkenal yaitu Shala Pasha. Seperti tulisan riq'ah, diwani pernah menjadi tulisan
favorit pada zaman kekaisaran Ottoman. Diwani Jaly adalah tulisan diwani yang bernuansa
ornamen atau hiasan. Ia pertama kali dikembangkan oleh Hafiz Uthman.

4. Ta'liq atau Farisi


Ta'liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Tulisan ini
dipercaya pertama kali dikembangkan oleh orang-orang Persia (Iran). Ta'liq disebut juga
Farisi, termasuk gaya tulisan yang sederhana dan digunakan sejak awal abad ke-9. Abdul
Hayy, seorang kaligrafer yang telah berperan besar di awal perkembangan tulisan ini. Dia
termotivasi oleh Shah Ismail sebagai peletak dasar-dasar tulisan ta'liq. Gaya ini disukai
oleh orang-orang Arab dan merupakan gaya tulisan kaligrafi asli bagi orang Persia, India,
dan Turki.

Seorang kaligrafer Persia Mir Ali Sultan al-Tabrizi kemudian mengembangkan gaya ini
lebih halus dan variatif menjadi Nasta'liq. Nasta'liq asal kata dari 'nasakh dan ta'liq'. Namun
demikian para kaligrafer Turki, Persia tetap menggunakan tulisan ini pada momen-momen
penting. Ta'liq dan nasta'liq biasa digunakan untuk penulisan literatur dan syair-syair
tentang kepahlawanan, bukan untuk penulisan AlQur'an.

5. Riq'ah atau riq'iy


Tulisan ini disebut juga dengan ruq'ah, yang dikembangkan dari nasakh dan tsuluts, namun
ia tetap mimiliki ciri khas yang berbeda. Riq'ah lebih simpel dan sederhana, memiliki
bentuk huruf tebal dengan batang huruf pendek dan huruf alif tidak pernah ditulis dengan
berkepala.
Riq'ah dulu adalah tulisan favorit para kaligrafer Ottoman dan banyak mengalami
pengembangan oleh Syakh Hamdullah al Amasi. Kemudian riq'ah banyak direvisi oleh
para kaligrafer lainnya dan menjadi tulisan yang popluler dan dipakai secara luas di dunia
Arab.

6. Kufi
Kufi termasuk tulisan paling dominan pada zaman dahulu. Ia dibuat setelah berdirinya 2
kota muslim yaitu Basrah dan Kufah pada dekade kedua era Islam sekitar abad ke-8
Masehi. Ia memiliki bentuk huruf yang proporsional kaku dan persegi. Dari kata Kufah
maka tulisan ini dikenal dengan Kufi.

Keenam jenis tulisan ini yang sering diperlombakan pada kegiatan lomba kaligrafi baik di
tingkat dunia maupun nasional. Termasuk di Indonesia, keenam jenis tulisan ini menjadi khat
wajib dalam cabang kaligrafi untuk golongan naskah (penulisan buku) pada MTQ dari tingkat
kota/kabupaten sampai tingkat nasional.

1
5
5. Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam pada Masa Pembaharuan

a. Manfaat Sejarah Islam Pada Masa Pembahaaruan

1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat
manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat
kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an.
Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang
mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.

2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap.

Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang
tersebut akan mendapat keselamatan.

3. Pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-


perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien

4. Dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan
bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran
ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi

5. Pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan.

Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah
tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. Oleh karena itu,
dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu
pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.

6. Corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi
persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk
menentukannya.

Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan
dari kerajaan Usmani.

b. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah
perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai
dengan ajaran Al Qur’an dan hadis

1
5
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar
kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.

3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan
agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng
kembali.

4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu
sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun
gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT

5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan
sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi
gemerasi-generasi muslim di masa depan.

Daftar Pustaka

http://hbis.wordpress.com/2008/12/16/perkembangan-islam-pada-masa-modern/

http://rulrid.wordpress.com/.../perkembangan-islam-zaman-pembaharuan/

www.hardja-sapoetra.co.cc/.../judul-pendidikan-islam-pada-masa.html

http://www.lembagaqurani.com/2009/11/macam-macam-kaligrafi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kaligrafi

http://hbis.wordpress.com/2008/12/16/perkembangan-islam-pada-masa-modern/

http://spupe07.wordpress.com/2010/01/09/islam-pada-masa-pembaharuan-modern/

http://nanpunya.wordpress.com/2009/04/14/manfaat-sejarah-islam-pada-masa-pembaruan/

1
5

Anda mungkin juga menyukai