Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALIRAN SALAF

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ilmu Kalam

Dosen Pengampuh :
Tita Rostitawati S.ag. M.fil.i,M.fil.I
Di susun oleh :
Waraqotul Jannah Abdul Haris
Juliana Ananda Sako

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillahirobbilalain, segala puji hanya layak kita panjatkan kehadirat Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidaya-Nya yang
tidak terkira besarnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Aliran
Salaf”
Semoga semua ini memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi kedepannya. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan namun tak ada gading yang tak retak, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan penulisan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Sejarah dan perkembangan aliran salaf ...............................................................
B. Tokoh-tokoh aliran salaf .....................................................................................
C. Pokok ajaran aliran salaf .....................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Perkembangan dakwah Islam meluas sampai ke luar semenanjung Arab, kaum
Muslim menjalin hubungan langsung dengan budaya, agama, dan kecenderungan filsafat
yang berbeda, seperti Yahudi, Kristen, dan Zoroaster. Kaum Muslim dihadapkan dengan
situasi dan tantangan intelektual baru yang harus ditanggapi dengan respons yang
mencerminkan keimanan Islam. Di samping Qur’an, kaum Muslim juga menggunakan
pemikiran rasional untuk menghadirkan serta menjelaskan konsep dan doktrin Islam, seperti
persoalan eksistensi Allah, sifat ketuhanan (ilahiyah), dan sifat Qur’an. Persoalan tersebut
dimulai sejak konflik kekerasan yang terjadi di kalangan kaum Muslim tentang pergantian
kepemimpinan (khilafah) setelah wafatnya Khalifah Usman ibn Affan pada 35 H/ 656 M juga
membuka banyak kontroversi tentang topik-topik lain seperti iman, status orang berdosa, sifat
tindakan manusia, kebebasan dan tekad, serta keimanan. Oleh karena itu, disiplin dan arus
intelektual baru bermunculan dalam perkembangan sejarah Islam.
Para penganjurnya menjawab masalah-masalah tersebut dan memakai penafsiran Qur’an
yang subjektif, menggunakan analogi, filsafat, dan ada juga yang menempatkan pemikiran
rasional di atas wahyu. Keragaman opini dan debat sengit yang terjadi dalam perkembangan
sejarah Islam, menimbulkan kecenderungan intelektual lain yang menganjurkan kaum
Muslim kembali kepada Islam yang murni dan sederhana, serta pemahaman doktrin
berdasarkan Qur’an, dan Hadis, yang kemudian membentuk suatu paham yang dikenal
dengan nama Salafiyah. Sejarah Perkembangan Gerakan Salafiyah Istilah Salafiyah berasal
dari akar kata bahasa Arab, salafa-yaslufu-salaf, berarti mendahului, nenek moyang, leluhur,
dan mazhab salaf.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan aliran salaf?
2. Siapa tokoh aliran salaf?
3. Bagaimana ajaran pokok aliran salaf?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Salaf


Kata Salafiyah berasal dari kata kerja salafa, yaslufu, salafan yang berarti sudah
berlalu, sudah lewat atau yang terdahulu. Jika dikaitkan dengan generasi maka generasi
terdahulu atau disebut generasi salaf. Pemikiran Islam umat terdahulu atau generasi pertama
Islam disebut Al-Salaf Al-Shalih. Masa salaf adalah masa yang paling murni perkembangan
Islam karena belum dimasuki interpretasi-interpretasi filosofis akibat masuknya pengaruh
Hellenisme ke dunia Islam lewat filsafat. Gerakan Hanabilah yang memberi istilah Salaf pada
abad ke-4 H dengan mempertalikan dirinya kepada pendapat-pendapat Imam Ahmad bin
Hanbal yang menghidupkan dan mempertahankan pendirian Ulama Salaf. Masa Salaf adalah
masa Nabi, Sahabat dan Tabi’in yang Al-Tsalatsah Al-Ula.

B. Tokoh-tokoh aliran salaf


Berikut beberapa tokoh aliran salaf :
1. Imam Ahmad bin Hambal

Ia adalah seorang ulama dan intelektual Muslim terpenting dalam sejarah peradaban
Islam. Umat Islam di Indonesia biasa menyebutnya Imam Hambali. Sosok ahli fikih pendiri
Mazhab Hambali itu begitu populer dan legendaris. Namun, ulama yang hafal satu juta hadis
dan selalu tampil bersahaja itu tak pernah ingin apalagi merasa dirinya terkenal.Ahmad bin
Hanbal dikenal sebagai ulama yang berotak brilian. Kecerdasannya diakui para ulama besar
di zamannya. Penulis sederet kitab penting bagi umat Islam itu juga dikenal sebagai seorang
ulama yang berilmu tinggi, saleh, dan berakhlak mulia. Kemuliaan yang ada dalam diri Imam
Ahmad bin Hanbal telah membuat guru-gurunya kagum dan bangga.

Imam Syafi'i menjuluki muridnya itu sebagai imam dalam delapan bidang. Imam
dalam hadis, Imam dalam fikih, Imam dalam bahasa, Imam dalam Alquran, Imam dalam
kefakiran, Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara', dan Imam dalam sunah. Ia terlahir di
Merv, Asia Tengah (sekarang Turkmenistan), pada 20 Rabiul Awal tahun 164 H. Ia tutup
usia di baghdad pada 12 Rabi'ul Awal tahun 241 H, di usianya yang ke-77.
2. Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah adalah ulama dan pemikir Islam yang disegani karena ketokohan dan
keluasan ilmunya. Ia telah menulis ribuan buku. Ia dijuluki beragam gelar, seperti Syaikhul
Islam, Imam, Qudwah, 'Alim, Zahid, Da'i, dan lain sebagainya.Ia bernama lengkap Ahmad
bin Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidir bin Muhammad bin Taimiyah An-Numairy al-
Harrany al-Dimasyqy. Terlahir di Harran, sebuah kota induk di Jazirah Arabia yang terletak
di antara sungai Dajalah (Tigris) dan Efrat, pada Senin, 12 Rabi'ul Awal 661 H (1263
M). Ketika masih berusia belasan tahun, Ibnu Taimiyah sudah hafal Alquran dan mempelajari
sejumlah bidang ilmu pengetahuan di Kota Damsyik kepada para ulama-ulama terkenal di
zamannya. Dia kemudian menjadi Bapak Pembaharuan Islam lewat gerakan Salafiyah yang
dikembangkannya.

3. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Nama lengkapnya Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub bin Sa'ad Zur'i ad-Damsyiq.
Ulama besar ini lebih dikenal dengan sebutan Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Ia adalah seorang
ulama, ahli tafsir, penghafal Alquran, ahli nahwu, usul fikih, ilmu kalam, dan juga seorang
mujtahid (ahli fikih) kenamaan.Tak cuma itu, Ibnul Qayyim al-Jauziyah dikenal pula sebagai
seorang cendekiawan Muslim dan ahli fikih kenamaan dalam mazhab Hanbali yang hidup
pada abad ke-13 Masehi. Ulama yang bergelar Abu Abdullah Syamsuddin ini dilahirkan di
Damaskus, Suriah pada 691 H/1292 M, dan wafat pada 751 H/1352 M. Ia merupakan murid
Ibnu Taimiyah yang sangat fanatik.

4. Jamaluddin Al-Afgani

Nama lengkapnya adalah Jamaluddin al-Afgani as-Sayid Muhammad bin Shafdar al-
Husain. ia lebih dikenal dengan Jamaluddin al-Afgani. Dunia Islam mengenalnya sebagai
seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal. Kebencian al-Afgani terhadap
kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta gerakan nasionalisme dan
pan-Islamisme yang gigih, baik melalui pidatonya maupun tulisan-tulisannya.Di tengah
kemunduran kaum Muslimin, al-Afgani menjadi seorang tokoh yang amat mempengaruhi
perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20. Ia dilahirkan di
Desa Asadabad, Distrik Konar, Afganistan pada tahun 1838, al-Afgani masih memiliki ikatan
darah dengan cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali bin Abi Thalib. Pada tahun 1879, al-
Afgani membentuk partai politik dengan nama Hizb al-Watani (Partai Kebangsaan).

5. Muhammad Abduh

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Ia Dilahirkan
di desa Mahallat Nashr di Kabupaten al-Buhairah, Mesir pada 1849 M dan wafat pada 1905
M. Pendidikan pertama yang ditekuni Muhammmad Abduh adalah belajar Alquran. Pada usia
12 tahun, ia telah hafal kitab suci Alquran.Ketika menjadi mahasiswa di Al Azhar, pada
tahun 1869 Abduh bertemu dengan seorang ulama' besar sekaligus pembaharu dalam dunia
Islam, Jamaluddin Al Afghani, dalam sebuah diskusi. Sejak saat itulah Abduh tertarik kepada
pemikiran Jamaluddin Al Afghani dan banyak belajar darinya. Al-Afghani banyak
mempengaruhi pemikiran Muhammad Abduh.

6. Rasyid Ridha

Ia bernama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin
Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya dengan nama
Muhammad Rasyid Ridha. Ia lahir di daerah Qalamun (sebuah desa yang tidak jauh dari Kota
Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H bertepatan dengan tahun 1865 M.Selain
menekuni pelajaran di sekolah tempat ia menimba ilmu, Rasyid Ridha juga rajin mengikuti
beberapa perkembangan dunia Islam melalui surat kabar Al-'Urwah Al-Wusqo (sebuah surat
kabar berbahasa Arab yang dikelola oleh Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh,
dan diterbitkan selama masa pengasingan mereka di Paris).Melalui surat kabar ini, Rasyid
Ridha mengenal gagasan dua tokoh pembaru yang sangat dikaguminya, yaitu Jamaluddin Al-
Afghani, seorang pemimpin pembaru dari Afghanistan, dan Muhammad Abduh, seorang
pembaru dari Mesir. Ide-ide brilian yang dipublikasikan itu begitu berkesan dalam dirinya
dan menimbulkan keinginan kuat untuk bergabung dan berguru pada kedua tokoh itu.

7. Sir Sayid Ahmad Khan

Sir Sayid Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat
Islam India pada abad ke-19. Dia dilahirkan di India pada 1817. Nenek moyangnya berasal
dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik
pada zaman dinasti Bani Umayyah.
C. Ajaran pokok aliran salaf

Aliran salafiyah mempunyai tiga ciri utama dalam ajarannya yaitu:

a. Mendahulukan syara’ dari akal, aliran salafiyah berpegang teguh pada hukum-hukum
syara’ sebagaimana yang telah dinashkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Apa pun yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits yang shahih adalah kebenaran. Seorang muslim
tidak boleh mengenyampingkan kandungan Al-Qur’an dan Hadits tersebut walaupun
bertentangan dengan akal.
b. Meninggalkan takwil kalami. Takwil kalami adalah penakwilan ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadits Nabi yang diputar ke maknanya yang bukan harfi, tetapi makna majazinya.
Penakwilan sebenarnya bersumber dari penalaran akal, dalam system berpikir filsafat hal-
hal yang tidak diterima oleh akal dalam makna harfi harus diberi makna metaforis atau
takwil.
c. Berpegang teguh pada nash Al-Qur’an dan Hadits Nabi , apa yang sudah ditetapkan oleh
Al-Qur’an dan yang telah dijelaskan oleh Hadits Nabi haruslah diterima dan tidak boleh
ditolak. Akal manusia tidak mempunyai wewenang untuk menakwilkan nash agama.
Tugas akal hanya untuk mencari argumentasidalam upaya memberikan informasi yang
dibawa oleh nash agama. Akal harus tunduk di bawah nash, karena nash itu adalah firman
Allah, akal tidak boleh menghakimi apa yang disebutkan oleh nash, apalagi menolaknya.

Pokok ajaran kaum salaf dalam masalah aqidah memiliki beberapa pemikiran diantaranya:

a. Ke-Esaan zat dan sifat Allah

Menurut aliran salafiyah dalam hal “pengEsaan” dan “penyucian” zat Allah, pendapat
aliran salaf sama dengan aliran Mu’tazilah yakni meniadakan sifat-sifat Allah. Sedangkan
dalam hal “penyerupaan” dan “penjisiman” adalah menetapkan sebagian sifat-sifat itu.
Seperti, nama-nama, perbuatan-perbuatan dan keadaan yang tercantum dalam Al-Qur’an dan
Hadits (sepert: Al-Hayyu, Al-Hakim, Dzul ‘Arsyil Majid, berada di atas dan di bawah,
mempunyai tangan dan lain-lain) aliran salaf memegangi arti lahir, meskipun dengan
pengertian bahwa sifat-sifat tersebut tidak sama dengan sifat-sifat makhluk.
b. Ke-Esaan penciptaan

Menurut aliran salafiyah Allah menciptakan langit dan bumi, isi keduanya dan yang
terletak di antara keduanya tanpa sekutu dalam menciptakannya dan tidak pula
mempersengketakan kekuasaannya, segala sesuatu pekerjaan, dating dan kembali kepada-
Nya.

c. Ke-Esaan beribadah

Menurut aliran salafiyah, seorang manusia mengarahkan ibadahnya hanya kepada


Allah SWT, hal ini apabila dua hal berikut ini terpenuhi:

1. Menyembah hanya kepada Allah SWT, apabila mengikut sertakan makhluk untuk
disembah bersama Tuhan atau mempersamakan Tuhan dengan makhluknya berarti syirik.
2. Menyembah Tuhan dengan aturan-aturan yang telah ditentukan Tuhan dan Rasul Nya
serta semua ibadah harus diniatkan dan pernyataan syukur kepada Tuhan.

Selanjutnya dari kedua hal tersebut memunculkan pendapat-pendapat:

- Haram untuk memberikan nazar kepada kuburan atau penjaga kubura, hal ini tidak ada
bedanya nazar kepada berhala.

- Larangan untuk mengangkat manusia yang hidup atau yang mati sebagai perantara
kepada Tuhan.

- Haram berziarah ke kubur-kubur orang saleh dan nabi-nabi untuk meminta berkah atau
mendekatkan diri kepada Allah, tetapi diperbolehkan atau dianjurkan apabila berziarah ke
kubur untuk mencari suri tauladan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata Salafiyah berasal dari kata kerja salafa, yaslufu, salafan yang berarti sudah
berlalu, sudah lewat atau yang terdahulu. Jika dikaitkan dengan generasi maka generasi
terdahulu atau disebut generasi salaf. Masa Salaf adalah masa Nabi, Sahabat dan Tabi’in
yang Al-Tsalatsah Al-Ula.

Tokoh aliran salafi :

 Imam Ahmad bin Hanbal.


 Ibnu Taimiyah.
 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.
 Jamaluddin Al-Afgani.
 Muhammad Abduh.
 Rasyid Ridha.
 Sir Sayid Ahmad Khan

Aliran salafiyah mempunyai tiga ciri utama dalam ajarannya yaitu:

 Mendahulukan syara’ dari akal


 Meninggalkan takwil kalami
 Berpegang teguh pada nash Al-Qur’an dan Hadits Nabi
DAFTAR PUSTAKA

http://silviasekar.blogspot.com/2018/06/makalah-aliran-ahlisunah-salaf.html

https://www.republika.co.id/berita/ly5t39/inilah-tokohtokoh-gerakan-salafiyah

http://mium24.blogspot.com/2017/06/sejarah-pemikiran-kalam-aliran-salafiyah.html

Anda mungkin juga menyukai