Disusun Oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbedaan pemahaman merupakan suatu fenomena yang sudah
ada sejak terbentuknya komunitas manusia, sekecil apa pun
komunitas itu. Perbedaan tersebut dapat meliputi seluruh aspek
kehidupan termasuk agama dan keyakinan.
Di dalam islam perbedaan telah ada sejak zaman Rasulullah
SAW, namun setiap perbedaan pendapat dan permasalahan umat
yang muncul dapat lansung diselesaikan melalui beliau. Ketika
Rasulullah telah tiada, maka beberapa perbedaan dikalangan
umat islam ketika itu mulai bermunculan. Mulai dari masalah
pemerintahan sampai akhirnya berujung pada aliran keagamaan
dalam islam. Dan salah satu aliran yang ada dalam islam adalah
salafi yaitu suatu aliran yang mengajarkan syariat secara murni
tanpa adanya tambahan.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telang dikemukakan diatas,
maka adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut
1. Pengertian Salafi
2. Siapakah tokoh Salafi
3. Apa saja ajaran-ajaran Salafi
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa salafi itu?
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh salafi
3. Untuk mengetahui ajaran-ajaran salafi
1
http://gudangmakalahkuliah.blogspot.com/2013/05/salafiyah.html
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Salafi
Salafi adalah berasal dari istilah “salaf”. Secara terminologi sosial, salaf berasal
dari “Salaf as-Shalih” yang merujuk pada tiga golongan generasi peradaban Islam
terdahulu. Para sahabat, tabi’in dan atba’it tabiin. Dalam kitab Nazarat fi
Jauharatit Tauhid oleh Dr. Abdul Hamid Ali Izz Al-Arab, Dr. Shalah Mahmud
Al-‘Adily, dan Dr. Ramadhan Abdul Basith Salim, menjelaskan salafi adalah
ulama maupun orang biasa yang datang setelah tahun 300 H yang menganut
manhajnya (metodenya).
Secara sederhana, salafi adalah golongan orang yang menganut manhaj salaf atau
Ahlussunnah wal Jamaah. Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah sumber
rujukannya memahami akidah dalam manhaj salaf yang terdiri dari Al-Qur`an,
Hadis, dan Ijma salaful salih atau Ulama Salaf.
Kaum salafi adalah bagian dari umat Islam yang rujukan utamanya tetap Al-
Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW. Di kalangan umat muslim
kebanyakan, salafi adalah mereka yang memiliki pemikiran mencoba memurnikan
kembali perintah Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. Ahli dalam
bidang ini Imam al-Safarani menjelaskan salah satu rujukan lain kaum salafi
adalah mazhab Ahmad bin Hambali. Metodenya dilakukan bebas dari berbagai hal
yang tidak dilakukan nabi Muhammad SAW (bi`dah), khurafat, dan syirik dalam
Islam.
Ada beberapa prinsip kaum salafi:
1. Rujukan Utama
Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah sumber rujukannya memahami
akidah dalam manhaj salaf yang terdiri dari Al-Qur’an, Hadis, dan Ijma salaful
salih atau Ulama Salaf.
2. Wujud Ketaatan
Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah ada kewajiban untuk menaati
pemimpin kaum muslimin selama mereka tidak memerintahkan untuk berbuat
3
maksiat. Jika sebaliknya, umat Islam tidak boleh menaatinya, namun tetap wajib
taat dalam kebenaran lainnya.
3. Pengkafiran
Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah pada masalah pengkafiran, manhaj
salaf berpendapat tidak boleh mengkafirkan seseorang atau kelompok dengan
sembarangan. Prinsip yang dipegang tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum
muslim kecuali apabila dia melakukan perbuatan yang membatalkan akidah atau
keimanan dan keislamannya sendiri.
4. Nilai Akidah
Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah al-wala’ wal bara’. Setiap muslim
yang beragama dengan prinsip akidah ini wajib mencintai orang-orang yang
memegang teguh akidah Islam dan berpaling dari orang-orang yang memusuhi
akidah Islam.
5. Dakwah
Prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah dengan amar makruf nahi
mungkar. Berisi perintah menegakkan yang benar dan mencegah yang salah.2
2
https://www.republika.co.id/berita/ly5t39/inilah-tokohtokoh-gerakan-salafiyah
4
Imam Syafi'i menjuluki muridnya itu sebagai imam dalam delapan
bidang. Imam dalam hadis, Imam dalam fikih, Imam dalam bahasa, Imam
dalam Alquran, Imam dalam kefakiran, Imam dalam kezuhudan, Imam
dalam wara', dan Imam dalam sunah. Ia terlahir di Merv, Asia Tengah
(sekarang Turkmenistan), pada 20 Rabiul Awal tahun 164 H. Ia tutup usia
di baghdad pada 12 Rabi'ul Awal tahun 241 H, di usianya yang ke-77.
2. Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah adalah ulama dan pemikir Islam yang disegani karena
ketokohan dan keluasan ilmunya. Ia telah menulis ribuan buku. Ia dijuluki
beragam gelar, seperti Syaikhul Islam, Imam, Qudwah, 'Alim, Zahid, Da'i, dan
lain sebagainya.
Ia bernama lengkap Ahmad bin Abdis Salam bin Abdillah bin Al-Khidir bin
Muhammad bin Taimiyah An-Numairy al-Harrany al-Dimasyqy. Terlahir di
Harran, sebuah kota induk di Jazirah Arabia yang terletak di antara sungai Dajalah
(Tigris) dan Efrat, pada Senin, 12 Rabi'ul Awal 661 H (1263 M).
Ketika masih berusia belasan tahun, Ibnu Taimiyah sudah hafal Alquran dan
mempelajari sejumlah bidang ilmu pengetahuan di Kota Damsyik kepada para
ulama-ulama terkenal di zamannya. Dia kemudian menjadi Bapak Pembaharuan
Islam lewat gerakan Salafiyah yang dikembangkannya.
3. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Nama lengkapnya Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub bin Sa'ad Zur'i ad-
Damsyiq. Ulama besar ini lebih dikenal dengan sebutan Ibnul Qayyim al-
Jauziyah. Ia adalah seorang ulama, ahli tafsir, penghafal Alquran, ahli nahwu, usul
fikih, ilmu kalam, dan juga seorang mujtahid (ahli fikih) kenamaan.
Tak cuma itu, Ibnul Qayyim al-Jauziyah dikenal pula sebagai seorang
cendekiawan Muslim dan ahli fikih kenamaan dalam mazhab Hanbali yang hidup
pada abad ke-13 Masehi. Ulama yang bergelar Abu Abdullah Syamsuddin ini
dilahirkan di Damaskus, Suriah pada 691 H/1292 M, dan wafat pada 751 H/1352
M. Ia merupakan murid Ibnu Taimiyah yang sangat fanatik.
4. Jamaluddin Al-Afgani
5
Nama lengkapnya adalah Jamaluddin al-Afgani as-Sayid Muhammad bin Shafdar
al-Husain. ia lebih dikenal dengan Jamaluddin al-Afgani. Dunia Islam
mengenalnya sebagai seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal.
Kebencian al-Afgani terhadap kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator
paham serta gerakan nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui
pidatonya maupun tulisan-tulisannya.
Di tengah kemunduran kaum Muslimin, al-Afgani menjadi seorang tokoh yang
amat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-
19 dan ke-20. Ia dilahirkan di Desa Asadabad, Distrik Konar, Afganistan pada
tahun 1838, al-Afgani masih memiliki ikatan darah dengan cucu Rasulullah SAW,
Husain bin Ali bin Abi Thalib. Pada tahun 1879, al-Afgani membentuk partai
politik dengan nama Hizb al-Watani (Partai Kebangsaan).3
5. Muhammad Abduh
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Ia
Dilahirkan di desa Mahallat Nashr di Kabupaten al-Buhairah, Mesir pada 1849 M
dan wafat pada 1905 M. Pendidikan pertama yang ditekuni Muhammmad Abduh
adalah belajar Alquran. Pada usia 12 tahun, ia telah hafal kitab suci Alquran.
Ketika menjadi mahasiswa di Al Azhar, pada tahun 1869 Abduh bertemu dengan
seorang ulama' besar sekaligus pembaharu dalam dunia Islam, Jamaluddin Al
Afghani, dalam sebuah diskusi. Sejak saat itulah Abduh tertarik kepada pemikiran
Jamaluddin Al Afghani dan banyak belajar darinya. Al-Afghani banyak
mempengaruhi pemikiran Muhammad Abduh.
6. Rasyid Ridha
Ia bernama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin
Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya
dengan nama Muhammad Rasyid Ridha. Ia lahir di daerah Qalamun (sebuah desa
yang tidak jauh dari Kota Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H
bertepatan dengan tahun 1865 M.
Selain menekuni pelajaran di sekolah tempat ia menimba ilmu, Rasyid Ridha juga
rajin mengikuti beberapa perkembangan dunia Islam melalui surat kabar
3
https://www.republika.co.id/berita/ly5t39/inilah-tokohtokoh-gerakan-salafiyah
6
Al-'Urwah Al-Wusqo (sebuah surat kabar berbahasa Arab yang dikelola oleh
Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, dan diterbitkan selama masa
pengasingan mereka di Paris).
Melalui surat kabar ini, Rasyid Ridha mengenal gagasan dua tokoh pembaru yang
sangat dikaguminya, yaitu Jamaluddin Al-Afghani, seorang pemimpin pembaru
dari Afghanistan, dan Muhammad Abduh, seorang pembaru dari Mesir. Ide-ide
brilian yang dipublikasikan itu begitu berkesan dalam dirinya dan menimbulkan
keinginan kuat untuk bergabung dan berguru pada kedua tokoh itu.
7. Sir Sayid Ahmad Khan
Sir Sayid Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat
Islam India pada abad ke-19. Dia dilahirkan di India pada 1817. Nenek
moyangnya berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat,
Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti Bani Umayyah.4
4
https://islami.co/sejarah-salafi-di-indonesia-1/
7
Al-salaf al-shalih adalah generasi yang cinta damai bahkan cenderung menjauh
dari pertikaian politik, tidak sebagaimana penggambaran dunia Barat.
Kemunculan gerakan salafi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemunculan
ideologi Wahabi yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1794
M). Gerakan ini mengajak seluruh umat Islam kembali kepada dasar hukum Islam
yang murni, yaitu Al-Qur`an dan Sunnah, dan melakukan pembersihan tauhid dari
berbagai kesyirikan. Gerakan ini berawal di daerah Uyaynah –sebuah daerah yang
sekarang terletak di bagian timur Negara Saudi Arabia– tanah kelahiran
Muhammad bin Abdul Wahhab.
Di awal kemunculannya, Ibn Abdul Wahhab banyak mengkritisi praktik-praktik
peribadatan Islam yang menurutnya banyak yang menyimpang dari ajaran Islam
yang sesunggguhnya (Al-Qur`an dan Sunnah). Ia berupaya meluruskan semuanya
dengan dialog-dialog sehat yang dikuatkan dengan dalil-dalil teks suci. Dalam
praktiknya, ia hanya memahami dalil-dalil teks suci umat Islam dengan
pendekatan tekstualis yang kaku.
Bagi Ibnu Abdul Wahhab dan pengikutnya, semua orang yang tidak sepaham
dengan dirinya akan dianggap sebagai kafir, musyrik, dan murtad. Tuduhan-
tuduhan seperti ini sering meraka lontarkan bahkan sebelum mereka memiliki
kekuatan bersenjata, yakni pada awal-awal berdirinya aliran ini, pada pertengahan
abad ke-18 M.
Jika melihat pada pola pengkafiran terhadap sesama muslim semacam ini, maka
bukan seperti itulah yang biasa dilakukan oleh al-salaf al-salih. Justru pola
semacam itu biasa dilakukan oleh kelompok Khawarij, sekte sempalan yang
menjadi sedari awal memusuhi al-salaf al-shalih. Khawarij yang tidak setuju
dengan tindakan Ali bin Abi Thalib yang melakukan arbitrase dalam perang
Shiffin melawan tentara Muawiyah menganggap bahwa semua selain mereka
telah berhukum dengan selain hukum Allah dan karenanya dianggap kufur.
8
D. Pemikiran salafi
Pemikiran yang kita dambakan itu juga bercorak "salafi". Yang dimaksud dengan
"Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin
dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah
Al-Qur’an dan tuntunan Nabi SAW.
9
Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah
dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka
mendapat pujian langsung dari Allah di dalam Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi
serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah berhasil
mentransfer Al-Qur’an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah.
Mempelopori berbagai kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan
keluhuran (ihsan). Mendirikan "negara ilmu dan Iman". Membangun peradaban
robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat
dalam sejarah.5
5
http://gudangmakalahkuliah.blogspot.com/2013/05/salafiyah.html
10
3. Keesaan ibadah kepada Allah, dimaksudkan adalah bahwa ibadah tidak
dihadapkan serta dilaksanakan kecuali kepada Allah, dengan secara ketat
mengikuti ketentuan syara’ dan tidak didorong oleh tujuan lain, kecuali untuk
dan sebagai sikap taat serta pernyataan syukur kepada-Nya. Kajian ibadah
tidak dimasudkan untuk melihat sah-batalnya dan tidak pula dalam tinjauan
rukun dan syaratnya, tetapi yang dikehendaki adalah ada tidaknya jiwa tauhid
didalam ibadah (ritual) itu.
Konsekwensi dimasukkan ibadah dalam kajian teologi kaum salaf melahirkan
tindakan praksis yaitu: pelarangan mengangkat manusia (hidup atau mati)
sebagai perantara (wasilah) kepada Tuhan atau dengan kata lain dilarang
bertawassul, larangan memberi nazar kepada kuburan atau penghuninya atau
penjaganya, dan larangan ziarah kubur orang saleh dan para nabi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salafi merupakan salah satu aliran dalam islam yang mengajarkan islam
secara murni tanpa adanya penambahan dan pengurangan. Salafi
menyandarkan prinsip ajarannya pada tiga generasi yaitu; Muhammad
SAW dan sahabat-sahabatnya, dan dua generasi berikut setelah mereka;
Tabi'in dan Taba 'at-Tabi'in, sebagai contoh bagaimana Islam harus
diperlakukan. Salafi dalam masalah fiqh berkiblat pada mazhab Imam
Ahmad Bin Hambali, sehingga salafi masih dikategorikan sebagai
Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Ibnu Taymiyyah merupakan tokoh salafi yang paling berpengaruh dalam
perkembangan ajaran salafi. Ia menegaskan bahwa jika terjadi
pertentangan antara aql dan naql maka yang harus diutamakan
adalah naql karena yang lebih tahu adalah Allah dan Rasulnya.
B. SARAN
Sehingga penulis menyarankan bagi mereka yang ingin mengetahui
Makalah ini berbicara sekilas tentang salah satu aliran yang ada dalam
Islam yaitu; salafi, tentu makalah ini tidak bisa memberikan gambaran
yang sempurna tentang salafi itu sendiri di karenakan terbatasnya referensi
yang panulis miliki, tentang salafi lebih dalam lagi diharapkan dapat
membaca buku yang menjelaskan tentang salafi secara terperinci. Dan
penulis juga ingin mengingatkan pada para pembaca untuk tidak
menyikapi perbedaan secara anarkis, apalagi dengan menggunakan
kekerasan fisik.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://hot.liputan6.com/read/4813874/salafi-adalah-kaum-yang-
menganut-manhaj-salaf-ini-rujukan-dan-prinsip-prinsipnya
https://www.republika.co.id/berita/ly5t39/inilah-tokohtokoh-gerakan-
salafiyah
https://islami.co/sejarah-salafi-di-indonesia-1/
http://gudangmakalahkuliah.blogspot.com/2013/05/salafiyah.html 6
http://gudangmakalahkuliah.blogspot.com/2013/05/salafiyah.html
13