Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ALIRAN WAHABI

Dosen Pengampu : MUJIBURROHMAN, M.Hum

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

1. SITI NURLELA

2. MIA SUMIYATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas
izin dan kehendak-Nya jugalah makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ilmu Kalam . Adapun yang kami bahas dalam makalah ini mengenai “Sejarah dan
perkembangan Aliran Wahabi“.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen kami yang telah
memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin, makalah ini masih banyak
kekurangan.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi
kami dan orang lain dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini
dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Parungpanjang, 10 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................iii

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................iii

C. Tujuan dan manfaat ........................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4

A. Sejarah Berdirinya Aliran Wahabi .................................................................................. 4

B. Paham Serta Ajaran Aliran Wahabi ................................................................................ 6

C. Ciri Khas Tokoh Ulama Dan Tokoh Ulama Wahabi ...................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhir-akhir ini marak perkembangan gerakan “keagamaan” yang disebut sebagai
gerakan Salafi. Sering mereka mengklaim bahwa mereka hadir bermaksud
menghidupkan kembali ajaran ulama salaf untuk menyelamatkan umat dari amukan dan
badai fitnah yang melanda dunia Islam hari ini. Acapkali gerakan ini menegaskan
bahwa kelompok yang selain mereka tidak ada jaminan memberikan alternatif (baca:
keselamatan). Tidak jarang juga mereka mengklaim bahwa golongan yang selamat
yang dinubuatkan oleh Nabi Saw adalah golongan mereka. Tentu saja, konsekuensi dari
klaim ini adalah menafikan kelompok yang lain. Artinya bahwa kelompok mereka yang
benar selainnya adalah sesat (itsbat asy-syai yunafi maa adahu). Kalau kita mau berkaca
pada sejarah, gerakan Salafi ini sebenarnya bukan gerakan baru. Mereka
bermetamorfosis dari gerakan pemurnian ajaran Islam Wahabi yang dikerangka konsep
pemikiranyna oleh Ibn Taimiyah yang kemudian dibesarkan oleh muridnya Muhammad
bin Abdulwahab, menjadi gerakan Salafi. Metamorfosis ini jelas untuk
memperkenalkan ajaran usang dengan pendekatan dan nama baru yaitu Aliran
Wahabbisme.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah berdirinya aliran wahabi ?

2. Bagaimana Paham serta ajaran wahabi ?

3. Bagaimana Tokoh Ulama Wahabi ?

C. Tujuan dan manfaat


1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya aliran wahabi ?

2. Untuk mengetahui Paham serta ajaran wahabi ?

3. Untuk mengetahui Tokoh Ulama Wahabi ?

iii
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Aliran Wahabi


Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang dipelopori oleh
Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi (1115- 1206 H / 1703-1792 M)
dari Najd, Semenanjung Arabia. Istilah Wahabi telah dikenal semasa Ibn Abdul Wahab
hidup, tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan berasal dari lawan-lawannya. Ini
berarti, istilah Wahabi merupakan bagian dari rangkaian stigma terhadap gerakannya.
Menurut Hanafi (2003/198), Muhammad bin Abdul Wahab merupakan seorang ulama
pembaharuan dan ahli teologi agama Islam yang mengetuai gerakan salafiah. Wahabi
dianggap sebagai ultra-konservatif berbanding salafi. Ia dianggap sebagai gerakan
pembaharuan, bukan suatu mazhab. Beliau memperkenalkan semula undang-undang
Syariah di Semenanjung Arab. Beliau sangat dipengaruhi oleh Ahmad ibn Hanbal dan
Ibn Taimiah. Selama beberapa bulan beliau merenung dan mengadakan orientasi, untuk
kemudian mengajarkan paham-pahamnya.

Meskipun tidak sedikit orang yang menentangnya, antara lain dari kalangan
keluarganya sendiri, namun ia mendapat pengikut yang banyak. Wahhabisme atau
ajaran Wahabi muncul pada pertengahan abad 18 di Dir‟iyyah sebuah dusun terpencil
di Jazirah Arab, di daerah Najd. Kata Wahabi sendiri diambil dari nama pendirinya,
Muhammad Ibn Abdul-Wahhab (1703- 1787). Laki-laki ini lahir di Najd, di sebuah
dusun kecil Uyayna. Ibn Abdul- Wahhab adalah seorang mubaligh yang fanatik, dan
telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak lebih dari 4 pada waktu bersamaan) dan
mempunyai 18 orang anak1. Kaum Wahabi mengklaim sebagai muslim yang berkiblat
pada ajaran Islam yang pure, murni. Mereka sering juga menamakan diri sebagai 1
Ahmad,Hanafi. Pengantar Teologi Islam, cet. III, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.
muwahiddun, yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan keesaan Allah (tauhid).
Tetapi, mereka juga menyatakan bahwa mereka bukanlah sebuah mazhab atau
kelompok aliran Islam baru, tetapi hanya mengikuti seruan (dakwah) untuk
mengimplementasikan ajaran Islam yang (paling) benar.

4
Menurut Hamid, muncul nya gerakan wahabi tidak bisa dipisahkan dari gerakan
politik, perilaku keagamaan, pemikiran dan social ekonomi umat islam. Mulanya
Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali,
bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab bin Sulaiman adalah seorang sunni yang baik,
begitu pula guru-gurunya. Muhammad bin Abdul wahab memang dikenal orang yang
haus ilmu.

Ia berguru pada Syeikh Abdullah bin Ibrahim an-N ajdy, Syeikh Efendi ad Daghastany,
Ismail al-Ajlawy, syeikh Abdul lathief al-„Afalaqy dan Syeikh Muhammad al-„afalaqy.
Di antara mereka yang paling lama menjadi guru adalah Muhammad hayat Sindhi dan
Syeikh Abdullah al-Najdy. Tidak puas dengan itu ia pergi ke syiria untuk belajar sambil
berdagang. Disana ia menemukan buku-buku karya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim
yang sangat ia idolakan. Akhirnya ia semakin jauh terpengaruh terhadap dua aliran
reformis itu. Tak lama kemudian ia pergi ke Basrah dan berguru pada Syeikh
Muhammad al-majmuu‟iyah.

Di kota ini ia menghabiskan mencari ilmu selama empat tahun, sebelum akhirnya
ia ditolak masyarakat karena pandangannya dirasa meresahkan dan bertentangan
dengan pandangan umum yang berlaku di masyarakat setempat, kurnia. Kemudian
Muhammad bin Abdul Wahab diusir dari tempat tersebut dan menuju ke subuah tempat
yang bernama Najd. Di situlah Abdul Wahab bertemu dengan Abdul Aziz Al Sa‟ud
yang sedang memerintah Dir‟iyyah. Beliau pun mendapat angin segar, karana Abdul
Aziz Al Sa‟ud menaungi kehidupannya., bahkan menjadi pelindung dan pentirnya.
Nasir. Wahabisme dan keluarga Kerajaan Saudi telah menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan sejak kelahiran keduanya. Wahabisme-lah yang telah menciptakan kerajaan
Saudi, dan sebaliknya keluarga Saud membalas jasa itu dengan menyebarkan paham
Wahabi ke seluruh penjuru dunia. One could not have existed without the other –
Sesuatu tidak dapat terwujud tanpa bantuan sesuatu yang lainnya.

5
B. Paham Serta Ajaran Aliran Wahabi

Sebelum Muhammad Bin Abdul Wahab muncul, keadaan kaum muslimin dijazirah
arab sangat memprihatinkan. Baik dalam segi akidah maupun dari segi peribadatan,
sudah tidak lagi sesuai dengan ajaran islam yang sebenarnya, bahkan kembali kepada
karakter jahiliyah. Setelah Abdul Wahab hadir dikalangan tersebut, beliau mengamati
keadaan dan berkeinginan untuk merubah keadaan tersebut kembali ke islam murni.
Menurut Nasir (2010/292), akidah-akidah yang pokok dari aliran wahabi pada
hakikatnya tidak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah.
Perbedaan yang ada hanya dalam cara melaksanakan dan menafsirkan beberapa
persoalan tertentu. Akidah-akidahnya dapat disimpulkan dalam dua bidang, yaitu
bidang tauhid (pengesaan) dan bidang bid‟ah2.

Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka
menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar.
Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan
tuduhan kafir, syirik dan ahli bid‟ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap
kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali
kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian
mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk
negeri ini.  Doktrin-doktrin wahabi Secara umum tujuan gerakan wahabi adalah
mengikis habis segala bentuk takhayul, bid‟ah, khurafat dan bentuk-bentuk
penyimpangan pemikiran dan praktik keagamaan umat islam yang dinilainya telah
keluar dari ajaran islam yang sebenarnya.

Ada beberapa yang didoktrinkan atau diajarkan dalam praktik gerakan ini, yaitu
sebagai berikut : Menurut penuturan al-Maghfurlah KH. Siradjuddin Abbas, praktik
dan ajaran wahabi di Makkah dan Madinah antara lain adalah 2 Nasir, Sahilun,
Pemikiran Kalam Teologi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

a. Semua objek peribadatan selain Allah adalah palsu dan siapa saja yang
melakukannya harus menerima hukuman mati atau dibunuh.

b. Orang yang berusaha memperoleh kasih tuhannya dengan cara mengunjungi kuburan
orang-orang suci bukanlah orang orang yang bertauhid, tetapi termasuk orang musyrik.

6
c. Tidak boleh membunyikan radio.

d. Tidak boleh melagukan kasidah, dan melagukan bacaan al-quran.

e. Tidak boleh membaca kitab-kitab shalawat, seperti Dala‟il Khairat, Burdah, Diba‟,
karena di dalamnya banyak memuji Nabi muhammad SAW.

f. Tidak boleh mempelajari sifat wajib dan mustahil bagi Allah, sebagaimana dalam
kitab Kifayatul‟Awam dan sebagainya.

g. Kubah-kubah diatas kuburan para sahabat nabi, yang berada di Ma‟la (Makkah), di
Baqi dan uhud di Madinah semuanya diruntuhkan. Namun untuk kubah hijau yang
disebut qubbatul khadra‟ makam nabi Muhammad SAW tidak diruntuhkan karena
terlalu banyak protes dari kaum muslim dunia.

h. Kubah besar di atas tanah tempat dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan juga
diruntuhkan, bahkan dijadikan tempat unta. Namun atas desakan umat islam seluruh
dunia, akhirnya tempat kelahiran nabi di bangun gedung perpustakaan.

i. Perayaan maulid nabi di bulan Rabi‟ul awal dilarang karena termasuk bid‟ah.

j. Perayaan isra‟ Mi‟raj juga dilarang keras.

k. Pergi untuk ziarah ke makam nabi dilarang. Yang dibolehkan hanya melakukan
shalat di masjid Nabawi di Madinah. Berdoa menghadap makam nabi juga dilarang.

l. Berdoa dengan tawassul dilarang.

m. Ada usaha hendak memindahkan batu makam nabi Ibrahim di depan ka‟bah dan
telaga zamzam ke belakang kira-kira 20 mater. Bahkan sempat penggalian sudah
dilakukan.

n. Amalan-amalan thariqat dilarang keras, seperti thariqat Naqsabandi, Qadiri, Shathari


dan lain-lain.

o. Membaca zikir tahlil bersama-sama sesudah shalat, dilarang. membaca do‟a qunut
dalam sembahyang subuh, namun shalat tarawihnya 20

7
p. Imam tidak membaca “bismillah” pada permulaan fatihah dan juga tidak rakaat.

q. Dilarang ziarah kemakam atau kuburan para Wali Allah.

r. Membaca manaqib seorang yang berjasa dibidang spiritual menegakkan kebenaran


akhlak dan tauhid kepada Allah. Seperti manaqib Syaikh abdul Qadir al-Jailani,
dilarang.

C. Ciri Khas Tokoh Ulama Dan Tokoh Ulama Wahabi

Ciri Khas Tokoh Ulama Wahabi

(a) bid'ah;

(b) syirik;

(c) kufur;

(d) syiah

1. pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta pada ulama Wahabi. 3. Kalangan ulama
atau tokoh Wahabi Salafi tidak suka atau sangat jarang mengutip pendapat ulama salaf
seperti ulama madzhab yang empat dan yang lain kecuali madzhab Hanbali yang
merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang fiqih walaupun tidak mereka akui
secara jelas. Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim yang sering dikutip
untuk pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu Abdil Wahhab terutama dalam
bidang yang menyangkut aqidah. 4.Di mata ulama Wahabi, perayaan keislaman yang
boleh dilakukan hanyalah hari raya idul fitri dan idul adha. Sedangkan perayaan yang
lain seperti maulid Nabi Muhammad, peringatan Isra' Mi'raj dan perayaan tahun baru
Islam dianggap haram dan bid'ah. 5. Gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di
luar Wahabi Salafi atau yang tidak segaris dengan manhaj (aturan standar ideologi)
Wahabi akan mendapat label syirik, kufur atau bid'ah. 6. Semua lulusan universitas
Arab Saudi dan afiliasinya adalah kader Wahabi Salafi. Sampai terbukti sebaliknya. 7.
Pengikut/aktivis Wahabi Salafi tidak mau taklid (mengikuti pendapat) ulama salaf
(klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati taklid kepada pendapat dan
fatwa ulama-ulama Wahabi Salafi atau fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Al-Lajnah
ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' (‫ ةمئبدال ةنجلال‬amalu atres agabmel nad (‫تبء وال دعوة واإلر شبد‬
‫ل ل بحوث ال ع لم يت واإلف‬-ulama yang menjadi anggota Hai'ah Kibaril Ulama ( ‫رابك ةئيه‬

8
‫ )ءاملعال‬yang nama lengkapnya adalah Ar-Riasah al-Ammah lil Buhuts wal Ifta' ( ‫ةسبئرال‬
‫ ةيملعال ثوحبلل ةمبعال‬.(‫ واإلف تبء‬8. Pengikut/aktivis sangat menghormati ulama-ulama
mereka dan selalu menyebut para ulama Wahabi dengan awalan Syekh dan kadang
diakhiri dengan rahimahu- Llah atau hafidzahulLah. Seperti, Syeikh Utsaimn, Syeikh
Bin Baz.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun simpulan dari pemaparan materi ini yaitu sebagai berikut : 1. Sejarah Berdirinya
Aliran Wahabi Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang
dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi (1115- 1206 H /
1703-1792 M) dari Najd, Semenanjung Arabia. Istilah Wahabi telah dikenal semasa Ibn
Abdul Wahab hidup, tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan berasal dari lawan-
lawannya. Ini berarti, istilah Wahabi merupakan bagian dari rangkaian stigma terhadap
gerakannya 2. Paham Ajaran Wahabi Menurut penuturan al-Maghfurlah KH. Siradjuddin
Abbas, praktik dan ajaran wahabi antara lain adalah a. Semua objek peribadatan selain
Allah adalah palsu dan siapa saja yang melakukannya harus menerima hukuman mati atau
dibunuh. b. Orang yang berusaha memperoleh kasih tuhannya dengan cara mengunjungi
kuburan orang-orang suci bukanlah orang orang yang bertauhid, tetapi termasuk orang
musyrik. c. Tidak boleh membunyikan radio. d. Tidak boleh melagukan kasidah, dan
melagukan bacaan al-quran. e. Tidak boleh membaca kitab-kitab shalawat, seperti Dala‟il
Khairat, Burdah, Diba‟, karena di dalamnya banyak memuji Nabi muhammad SAW. f.
Tidak boleh mempelajari sifat wajib dan mustahil bagi Allah, sebagaimana dalam kitab
Kifayatul‟Awam dan sebagainya.

1. Membaca zikir tahlil bersama-sama sesudah shalat, dilarang. membaca do‟a qunut
dalam sembahyang subuh, namun shalat tarawihnya 20 p. Imam tidak membaca
“bismillah” pada permulaan fatihah dan juga tidak rakaat. q. Dilarang ziarah
kemakam atau kuburan para Wali Allah.
2. Membaca manaqib seorang yang berjasa dibidang spiritual menegakkan
kebenaran akhlak dan tauhid kepada Allah. Seperti manaqib Syaikh abdul Qadir
al-Jailani, dilarang.

B. Saran

Adapun saran kami sebagai pembuat makalah ini,penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, baik dalam bentuk
penyempurnaan kalimat maupun penyajajian kalimat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Laoust, Henri, ‘Ibn ‘ Abdul Alwahab, Muhammad, ‘ Encyclopedia of islam ( new edition ),
III, h. 677-679

Noelle, cristine, ‘ The anti-Wahhabi Reaction in ninetieenth Century Afghanistan, “Muslim


World, LVIIIV (1995 ), h. 23-48

Peskes, Esther dan Werner Ende, “Wahhabiyya.

11

Anda mungkin juga menyukai