Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

Penulis:
Fauzan Djam'an
Muhammad Khairil
Khoiril Alamsyah
Mata Pelajaran: Bimbingan Konseling
Guru MAPEL: Nurul Hidayah

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
Jakarta, 23 mei 2023

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Aliran Wahabi................................................. 5
B. Paham Serta Ajaran Aliran Wahabi Sebelum Muhammad Bin Abdul
Wahab muncul............................................................................ 7
C. Ciri khas tokoh ulama wahabi...................................................... 9
BAB III PENUTUP

3
A. Kesimpulan................................................................................ 11
B. Saran......................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Akhir-akhir ini marak perkembangan gerakan “keagamaan” yang disebut sebagai
gerakan Salafi. Sering mereka mengklaim bahwa mereka hadir bermaksud
menghidupkan kembali ajaran ulama salaf untuk menyelamatkan umat dari amukan dan
badai fitnah yang melanda dunia Islam hari ini. Acapkali gerakan ini menegaskan bahwa
kelompok yang selain mereka tidak ada jaminan memberikan alternatif (baca:
keselamatan). Tidak jarang juga mereka mengklaim bahwa golongan yang selamat yang
dinubuatkan oleh Nabi Saw adalah golongan mereka. Tentu saja, konsekuensi dari klaim
ini adalah menafikan kelompok yang lain. Artinya bahwa kelompok mereka yang benar
selainnya adalah sesat (itsbat asy-syai yunafi maa adahu). Kalau kita mau berkaca pada
sejarah, gerakan Salafi ini sebenarnya bukan gerakan baru. Mereka bermetamorfosis
dari gerakan pemurnian ajaran Islam Wahabi yang dikerangka konsep pemikiranyna
oleh Ibn Taimiyah yang kemudian dibesarkan oleh muridnya Muhammad bin
Abdulwahab, menjadi gerakan Salafi. Metamorfosis ini jelas untuk memperkenalkan
ajaran usang dengan pendekatan dan nama baru yaitu Aliran Wahabisme

4
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan sedikit memaparkan tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan gerakan wahabi, diantaranya: 1. Sejarah berdirinya aliran wahabi ? 2.
Paham serta ajaran wahabi ? 3. Tokoh Ulama Wahabi ?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam
serta untuk menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Selain itu makalah ini juga bertujuan memberikan sedikit informasi
kepada para pembaca agar mengetahui siapakah aliran wahabi. Setelah membaca
makalah ini diharapkan para membaca tidak terjerumus kedalam aliran wahabi yang di
anggap sebagian masyarakat sebagai aliran yang menyimpang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Aliran Wahabi

Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang dipelopori oleh
Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi (1115- 1206 H / 1703-1792 M)
dari Najd, Semenanjung Arabia. Istilah Wahabi telah dikenal semasa Ibn Abdul Wahab
hidup, tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan berasal dari lawan-lawannya. Ini
berarti, istilah Wahabi merupakan bagian dari rangkaian stigma terhadap gerakannya.
Menurut Hanafi (2003/198), Muhammad bin Abdul Wahab merupakan seorang ulama
pembaharuan dan ahli teologi agama Islam yang mengetuai gerakan salafiah. Wahabi
dianggap sebagai ultra-konservatif berbanding salafi. Ia dianggap sebagai gerakan
pembaharuan, bukan suatu mazhab. Beliau memperkenalkan semula undang-undang
Syariah di Semenanjung Arab. Beliau sangat dipengaruhi oleh Ahmad ibn Hanbal dan
Ibn Taimiah. Selama beberapa bulan beliau merenung dan mengadakan orientasi, untuk
kemudian mengajarkan paham-pahamnya. Meskipun tidak sedikit orang yang
menentangnya, antara lain dari kalangan keluarganya sendiri, namun ia mendapat

5
pengikut yang banyak. Wahhabisme atau ajaran Wahabi muncul pada pertengahan
abad 18 di Dir’iyyah sebuah dusun terpencil di Jazirah Arab, di daerah Najd. Kata
Wahabi sendiri diambil dari nama pendirinya, Muhammad Ibn Abdul-Wahhab (1703-
1787). Laki-laki ini lahir di Najd, di sebuah dusun kecil Uyayna. Ibn Abdul- Wahhab
adalah seorang mubaligh yang fanatik, dan telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak
lebih dari 4 pada waktu bersamaan) dan mempunyai 18 orang anak. Kaum Wahabi
mengklaim sebagai muslim yang berkiblat pada ajaran Islam yang pure, murni. Mereka
sering juga menamakan diri sebagai Ahmad,Hanafi.
Muwahiddun, yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan keesaan Allah (tauhid).
Tetapi, mereka juga menyatakan bahwa mereka bukanlah sebuah mazhab atau
kelompok aliran Islam baru, tetapi hanya mengikuti seruan (dakwah) untuk
mengimplementasikan ajaran Islam yang (paling) benar. Menurut Hamid, muncul nya
gerakan wahabi tidak bisa dipisahkan dari gerakan politik, perilaku keagamaan,
pemikiran dan social ekonomi umat islam. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup
di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab
bin Sulaiman adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Muhammad bin
Abdul wahab memang dikenal orang yang haus ilmu. Ia berguru pada Syeikh Abdullah
bin Ibrahim an-N ajdy, Syeikh Efendi ad Daghastany, Ismail al-Ajlawy, syeikh Abdul
lathief al-‘Afalaqy dan Syeikh Muhammad al-‘afalaqy. Di antara mereka yang paling
lama menjadi guru adalah Muhammad hayat Sindhi dan Syeikh Abdullah al-Najdy. Tidak
puas dengan itu ia pergi ke syiria untuk belajar sambil berdagang. Disana ia menemukan
buku-buku karya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim yang sangat ia idolakan. Akhirnya ia
semakin jauh terpengaruh terhadap dua aliran reformis itu. Tak lama kemudian ia pergi
ke Basrah dan berguru pada Syeikh Muhammad al-majmuu’iyah. Di kota ini ia
menghabiskan mencari ilmu selama empat tahun, sebelum akhirnya ia ditolak
masyarakat karena pandangannya dirasa meresahkan dan bertentangan dengan
pandangan umum yang berlaku di masyarakat setempat, kurnia. Kemudian Muhammad
bin Abdul Wahab diusir dari tempat tersebut dan menuju ke subuah tempat yang
bernama Najd. Di situlah Abdul Wahab bertemu dengan Abdul Aziz Al Sa’ud yang
sedang memerintah Dir’iyyah. Beliau pun mendapat angin segar, karana Abdul Aziz Al
Sa’ud menaungi kehidupannya., bahkan menjadi pelindung dan pentirnya. Nasir.
Wahabisme dan keluarga Kerajaan Saudi telah menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan sejak kelahiran keduanya. Wahabisme-lah yang telah menciptakan kerajaan
Saudi, dan sebaliknya keluarga Saud membalas jasa itu dengan menyebarkan paham
Wahabi ke seluruh penjuru dunia.

6
B. Paham Serta Ajaran Aliran Wahabi Sebelum Muhammad Bin Abdul Wahab
muncul

Keadaan kaum muslimin dijazirah arab sangat memprihatinkan. Baik dalam segi akidah
maupun dari segi peribadatan, sudah tidak lagi sesuai dengan ajaran islam yang
sebenarnya, bahkan kembali kepada karakter jahiliyah. Setelah Abdul Wahab hadir
dikalangan tersebut, beliau mengamati keadaan dan berkeinginan untuk merubah
keadaan tersebut kembali ke islam murni. Menurut Nasir (2010/292), akidah-akidah
yang pokok dari aliran wahabi pada hakikatnya tidak berbeda dengan apa yang
dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah. Perbedaan yang ada hanya dalam cara melaksanakan
dan menafsirkan beberapa persoalan tertentu. Akidah-akidahnya dapat disimpulkan
dalam dua bidang, yaitu bidang tauhid (pengesaan) dan bidang bid’ah2. Gerakan
wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan
kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar
menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik
dan ahli bid’ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka
tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri.
Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali
Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini. ( Doktrin-doktrin

7
wahabi Secara umum tujuan gerakan wahabi adalah mengikis habis segala bentuk
takhayul, bid’ah, khurafat dan bentuk-bentuk penyimpangan pemikiran dan praktik
keagamaan umat islam yang dinilainya telah keluar dari ajaran islam yang sebenarnya.
Ada beberapa yang didoktrinkan atau diajarkan dalam praktik gerakan ini, yaitu sebagai
berikut : Menurut penuturan al-Maghfurlah KH. Siradjuddin Abbas, praktik dan ajaran
wahabi di Makkah dan Madinah antara lain adalah 2 Nasir, Sahilun, Pemikiran Kalam
Teologi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010:
A. Semua objek peribadatan selain Allah adalah palsu dan siapa saja yang
melakukannya harus menerima hukuman mati atau dibunuh.
B. Orang yang berusaha memperoleh kasih tuhannya dengan cara mengunjungi
kuburan orang-orang suci bukanlah orang orang yang bertauhid, tetapi termasuk orang
musyrik.
C. Tidak boleh membunyikan radio.
D. Tidak boleh melagukan kasidah, dan melagukan bacaan al-quran.
E. Tidak boleh membaca kitab-kitab shalawat, seperti Dala’il Khairat, Burdah, Diba’,
karena di dalamnya banyak memuji Nabi muhammad SAW.
F. Tidak boleh mempelajari sifat wajib dan mustahil bagi Allah, sebagaimana dalam
kitab Kifayatul’Awam dan sebagainya.
G. Kubah-kubah diatas kuburan para sahabat nabi, yang berada di Ma’la (Makkah), di
Baqi dan uhud di Madinah semuanya diruntuhkan. Namun untuk kubah hijau yang
disebut qubbatul khadra’ makam nabi Muhammad SAW tidak diruntuhkan karena
terlalu banyak protes dari kaum muslim dunia.
H. Kubah besar di atas tanah tempat dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan juga
diruntuhkan, bahkan dijadikan tempat unta. Namun atas desakan umat islam seluruh
dunia, akhirnya tempat kelahiran nabi di bangun gedung perpustakaan.
I. Perayaan maulid nabi di bulan Rabi’ul awal dilarang karena termasuk bid’ah.
J. Perayaan isra’ Mi’raj juga dilarang keras.
K. Pergi untuk ziarah ke makam nabi dilarang. Yang dibolehkan hanya melakukan shalat
di masjid Nabawi di Madinah. Berdoa menghadap makam nabi juga dilarang.
L. Berdoa dengan tawassul dilarang.
M. Ada usaha hendak memindahkan batu makam nabi Ibrahim di depan ka’bah dan
telaga zamzam ke belakang kira-kira 20 mater. Bahkan sempat penggalian sudah
dilakukan.
N. Amalan-amalan thariqat dilarang keras, seperti thariqat Naqsabandi, Qadiri, Shathari
dan lain-lain.

8
O. Membaca zikir tahlil bersama-sama sesudah shalat, dilarang. Membaca do’a qunut
dalam sembahyang subuh, namun shalat tarawihnya 20
P. Imam tidak membaca “bismillah” pada permulaan fatihah dan juga tidak rakaat.
Q. Dilarang ziarah kemakam atau kuburan para Wali Allah.
R. Membaca manaqib seorang yang berjasa dibidang spiritual menegakkan kebenaran
akhlak dan tauhid kepada Allah. Seperti manaqib Syaikh abdul Qadir al-Jailani, dilarang.

C. Ciri khas tokoh ulama wahabi

1. Kata kunci dan tema sentral dari fatwa para ulama Wahabi Salafi berkisar pada (a)
bid’ah; (b) syirik; (c) kufur; (d) syiah rafidlah kepada kelompok Islam atau muslim lain
yang tidak searah dengan mereka. Kita akan sering menemukan salah satu dari 4 kata
itu dalam setiap fatwa mereka.
2. Dalam memberi fatwa, tokoh utama ulama Wahabi Salafi akan langsung berijtihad
sendiri dengan mengutip ayat dan hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa
ulama, mereka akan cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah atau Ibnul Qayyim.
Selanjutnya, mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil
para pengikut Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta
pada ulama Wahabi.
3. Kalangan ulama atau tokoh Wahabi Salafi tidak suka atau sangat jarang mengutip
pendapat ulama salaf seperti ulama madzhab yang empat dan yang lain kecuali
madzhab Hanbali yang merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang fiqih
walaupun tidak mereka akui secara jelas. Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul
Qayyim yang sering dikutip untuk pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu Abdil
Wahhab terutama dalam bidang yang menyangkut aqidah.

9
4.Di mata ulama Wahabi, perayaan keislaman yang boleh dilakukan hanyalah hari raya
idul fitri dan idul adha. Sedangkan perayaan yang lain seperti maulid Nabi Muhammad,
peringatan Isra’ Mi’raj dan perayaan tahun baru Islam dianggap haram dan bid’ah.
5. Gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di luar Wahabi Salafi atau yang tidak
segaris dengan manhaj (aturan standar ideologi) Wahabi akan mendapat label syirik,
kufur atau bid’ah.
6. Semua lulusan universitas Arab Saudi dan afiliasinya adalah kader Wahabi Salafi.
Sampai terbukti sebaliknya.
7. Pengikut/aktivis Wahabi Salafi tidak mau taklid (mengikuti pendapat) ulama salaf
(klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati taklid kepada pendapat dan
fatwa ulama-ulama Wahabi Salafi atau fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Al-Lajnah ad-
Daimah lil Buhuts wal Ifta’ (‫ ةنجلال ةمئادال‬amalu atres agabmel nad ( ‫شاد واإلر دعوة وال تاء‬
‫ واإلف ية لم ع ال بحوث ل ل‬-ulama yang menjadi anggota Hai’ah Kibaril Ulama (‫) ةئيه رابك‬
‫ ءاملعال‬yang nama lengkapnya adalah Ar-Riasah al-Ammah lil Buhuts wal Ifta’ ( ‫ةسائرال‬
‫(تاء واإلف‬. ‫ةماعال ثوحبلل ةيملعال‬
8. Pengikut/aktivis sangat menghormati ulama-ulama mereka dan selalu menyebut
para ulama Wahabi dengan awalan Syekh dan kadang diakhiri dengan rahimahu- Llah
atau hafidzahulLah. Seperti, Syeikh Utsaimn, Syeikh Bin Baz, dll. Tapi, menyebut
ulama-ulama lain cukup dengan memanggil namanya saja.
9. Ulama Wahabi Salafi utama (kecuali Nashiruddin Albani yang asli Albania) mayoritas
berasal dari Arab Saudi dan bertempat tinggal di Arab Saudi. Oleh karena itu, mereka
umumnya memakai baju tradisional khas Arab Saudi yaitu (a) gamis/jubah warna putih
(b) surban merah (c) surban putih (d) maslah yaitu jubah luar tanpa kancing warna
hitam atau coklat yang biasa dipakai raja.
Lihat baju luar yang dipakai Abdul Wahab dan Al-Utsaimin ( TOKOH ULAMA WAHABI
Daftar nama tokoh ulama Wahabi level pertama. Ulama atau tokoh Wahabi level kedua
dan seterusnya akan mengutip pendapat tokoh level I ini sebagai rujukan pendapat
mereka.
A. Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H – 1206 H/1701 – 1793 M) ( Jabatan penting
di Kerajaan Arab Saudi: - Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi. – Mufti Kerajaan
Arab Saudi.
B. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1330 H – 1420 H / 1910 M – 1999 M) Jabatan
penting di Kerajaan Arab Saudi: - Qadhi (Hakim) di daerah al-Kharaj semenjak tahun
1357-1371 H, - Tahun 1390 H – 1395 H Rektor Universitas Islam Madinah. – tahun 1414
H Mufti Umum Kerajaan.
C. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (1347 H – 1421 H) Al Utsaimin adalah pakar fiqih-
nya kalangan Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru yang difatwakan olehnya.
Seperti haramnya mengucapkan selamat natal, dan lain-lain.
10. Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi:

10
- Imam masjid jami’ al Kabir Unaizaih – Mengajar di perpustakaan nasional Unaizah –
Dosen fakultas syariah dan fakultas ushuluddin cabang Universitas Islam Imam
Muhammad bin saud di Qasim
- Muhammad Nashiruddin Al-Albani (1333 H – 1420 H/1914 M – 1999 M) Jabatan
penting di Kerajaan Arab Saudi: - Tahun 1381 – 1383 H: Dosen Hadits Universitas Islam
Madinah
- Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (1345 H - ) Jabatan penting di Kerajaan Arab
Saudi: - Dosen Institut Pendidikan Riyad – Dosen Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushulud
Dien, Mahkamah Syariah – Anggota Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta’ (Komite Tetap
Riset Ilmiah dan Fatwa).
- Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin (‫) دبع هلال نب دبع نمحرال نب‬2009 - 1933 ‫ نيربج‬M /
1353 – 1430 H. Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi – Asisten Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz – Anggota tetap majlis riset dan fatwa Arab Saudi – Dosen syariah dan
ushuluddin di Arab Saudi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari pemaparan materi ini yaitu sebagai berikut :
1. Sejarah Berdirinya Aliran Wahabi Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan
pemurnian Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-
Tamimi (1115- 1206 H / 1703-1792 M) dari Najd, Semenanjung Arabia. Istilah Wahabi
telah dikenal semasa Ibn Abdul Wahab hidup, tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan
berasal dari lawan-lawannya. Ini berarti, istilah Wahabi merupakan bagian dari
rangkaian stigma terhadap gerakannya
2. Paham Ajaran Wahabi Menurut penuturan al-Maghfurlah KH. Siradjuddin Abbas,
praktik dan ajaran wahabi antara lain adalah
a. Semua objek peribadatan selain Allah adalah palsu dan siapa saja yang melakukannya
harus menerima hukuman mati atau dibunuh.

11
B. Orang yang berusaha memperoleh kasih tuhannya dengan cara mengunjungi kuburan
orang-orang suci bukanlah orang orang yang bertauhid, tetapi termasuk orang musyrik.
C. Tidak boleh membunyikan radio. D. Tidak boleh melagukan kasidah, dan melagukan
bacaan al-quran.
E. Tidak boleh membaca kitab-kitab shalawat, seperti Dala’il Khairat, Burdah, Diba’,
karena di dalamnya banyak memuji Nabi muhammad SAW.
F. Tidak boleh mempelajari sifat wajib dan mustahil bagi Allah, sebagaimana dalam
kitab Kifayatul’Awam dan sebagainya.
G. Kubah-kubah diatas kuburan para sahabat nabi, yang berada di Ma’la (Makkah), di
Baqi dan uhud di Madinah semuanya diruntuhkan. Namun untuk kubah hijau yang
disebut qubbatul khadra’ makam nabi Muhammad SAW tidak diruntuhkan karena
terlalu banyak protes dari kaum muslim dunia.
H. Kubah besar di atas tanah tempat dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan juga
diruntuhkan, bahkan dijadikan tempat unta. Namun atas desakan umat islam seluruh
dunia, akhirnya tempat kelahiran nabi di bangun gedung perpustakaan.
I. Perayaan maulid nabi di bulan Rabi’ul awal dilarang karena termasuk bid’ah.
J. Perayaan isra’ Mi’raj juga dilarang keras.
K. Pergi untuk ziarah ke makam nabi dilarang. Yang dibolehkan hanya melakukan shalat
di masjid Nabawi di Madinah. Berdoa menghadap makam nabi juga dilarang.
L. Berdoa dengan tawassul dilarang.
M. Ada usaha hendak memindahkan batu makam nabi Ibrahim di depan ka’bah dan
telaga zamzam ke belakang kira-kira 20 mater. Bahkan sempat penggalian sudah
dilakukan.
N. Amalan-amalan thariqat dilarang keras, seperti thariqat Naqsabandi, Qadiri, Shathari
dan lain-lain.
O. Membaca zikir tahlil bersama-sama sesudah shalat, dilarang. Membaca do’a qunut
dalam sembahyang subuh, namun shalat tarawihnya 20
P. Imam tidak membaca “bismillah” pada permulaan fatihah dan juga tidak rakaat.
Q. Dilarang ziarah kemakam atau kuburan para Wali Allah.
R. Membaca manaqib seorang yang berjasa dibidang spiritual menegakkan kebenaran
akhlak dan tauhid kepada Allah. Seperti manaqib Syaikh abdul Qadir al-Jailani, dilarang.

B. Saran

12
Adapun saran saya sebagai pembuat makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, baik dalam bentuk
penyempurnaan kalimat maupun penyajajian kalimat. karena itu saya sebagai penulis
akan terbuka subyektif jika nanti ada khalayak pembaca yang kurang puas dan ingin
mengkritik makalah ini yang sifatnya membangun.

13

Anda mungkin juga menyukai