Disusun Oleh :
Nama
: Widiya
NIS
: 141931
Kelas
: XII IPS3
MAN 3 BONE
Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa kami tujukan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari alam gelap gulita menuju
alam yang terang benderang.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai Perkembangan Islam
Secara Modern (Muhammad Bin Abdul Wahab). Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................
A. Latar Belakang....................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................
C. Tujuan..................................................................................
1
2
2
PEMBAHASAN.......................................................................
3
5
6
BAB II
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran/Kritik.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
8
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekitar abad ke-18 M Islam mengalami stagnasi pemikiran. Pada Umumnya
umat Islam disibukkan oleh asketisme.Di mana pintu ijtihad telah tertutup
semakin gencar. Disamping itu, tradisi yang bersifat bidah dan khurafat semakin
merajalela. Hal tersebut mengakibatkan butanya umat terhadap ajaran-ajaran yang
termakstub dalam al- Quran dan sunnah Nabi. Di negara-negara Islam terdapat
banyak kuburan syekh tarekat bertebaran. Tiap kota, bahkan kampung-kampung
mempunyai kuburan syekh atau wali yang dikuburkan di dalamnya untuk
menyelasaikan problema hidup mereka sehari-hari. Ada yang meminta supaya
diberi anak, ada pula yang meminta supaya diberi jodoh, ada lagi yang meminta
supaya disembuhkan dari penyakitnya. Syekh atau wali yang telah meninggal
dunia itu di pandang sebagai orang yang berkuasa untuk menyelsaikan segala
persoalan yang dihadapi di alam ini.
Melihat kondisi semacam ini, ternyata menimbulkan inspirasi dan motivasi
bagi Muhammad bin abd Wahab untuk merespon dengan mencoba menggagas
kembali semangat rujuk kepada ajaran Islam murni, sebagaimana yang pernah
dilakukan oleh pendukungnya Ahmad ibnu Hanbal dan Ibnu Taimiyah. Dalam
melakukan dakwahnya selain melalui lisan dan tulisan, juga melalui sebuah
gerakan keagaman yang cukup terorganisir dan sukses, baik dalam aspek
keagamaan maupun politik.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab memiliki nilai-nilai yang
bermanfaat dalam dunia pendidikan karena pendidikan itu luas cakupannya, tidak
terbatas hanya pengajaran di kelas.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah biografi Muhammad Bin Abdul Wahab?
2. Pemikiran apasajakah yang berjalan pada masa Muhammad Bin Abdul
3.
Wahab, jelaskan !
Apasajakah peninggalan-peninggalan atau bukti bahwa pemikiran
Muhammad Bin Abdul Wahab memang benar ada, sebutkan!
C.
mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI), selain itu tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
Siswa mengetahui dan memahami bagaimana yang dimaksud Gerakan
Pembaharu Muhammad Bin Abdul Wahab
BAB II
PEMBAHASAN
terutaman
di
fiqhnya, serta ilmu gramatika (ilmu qawaid). Selain belajar, ia sempat juga
berdakwah di kota ini.
Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah, tempat
di mana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu. Akan tetapi dakwahnya
di sana kurang bersinar, karena menemui banyak rintangan dan halangan dari
kalangan para ulama setempat.
Di antara pendukung dakwahnya di kota Basrah ialah seorang ulama yang
bernama Syeikh Muhammad al-Majmui. Tetapi Syeikh Muhammad bin `Abdul
Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian
ulama yang dituduhnya sesat. Akhirnya beliau meninggalkan Basrah dan
beberapa
lama,
beliau
lalu
kembali
ke al-Ahsa menemui
gurunya Syeikh Abdullah bin `Abd Latif al-Ahsai untuk mendalami beberapa
bidang pengajian tertentu yang selama ini belum sempat dipelajarinya. Di sana
beliau bermukim untuk beberapa waktu, dan kemudian ia kembali ke kampung
asalnya Uyainah.
Pada tahun 1139H/1726M, bapanya berpindah dari 'Uyainah ke Huraymilah
dan dia ikut serta dengan bapanya dan belajar kepada bapanya. Tetapi beliau
masih meneruskan tentangannya yang kuat terhadap amalan-amalan agama di
Najd. Hal ini yang menyebabkan adanya pertentangan dan perselisihan yang hebat
antara beliau dengan bapanya yang Ahlussunnah wal jama'ah (serta pendudukpenduduk Najd). Keadaan tersebut terus berlanjut hingga ke tahun 1153H/1740M,
saat bapanya meninggal dunia.
Pada tahun 1738 ayahnya wafat, akhirnya ia kembali ke Uyainah. Selang
setahun di sana ia menghabiskan waktunya untuk merenung dan baru setelah ia
mengajukan doktrin ke masyarakat. Pada masa awal dakwahnya ia banyak
mendapat tantangan. Pandangannya mendapat perhatian dari luar Uyainah
sehingga ia pergi ke Dariyah dan mendapatkan pengikut hampir seluruh
penduduk kota dan membangun masjid di sana.
Banyak tantangan yang dihadapi oleh Muhammad bin Abd. Wahab pada saat
di Dariyah, namun hal tersebut dapat dihadapi berkat dukungan politik
sepenuhnya dari Muhammad bin Saud. Pada tahun 1795, Universitas Islam
Muhammad
bin
Saud
berhasil
mengumpulkan
karya-karyanya
dan
membukukannya menjadi 12 jilid, yang meliputi bidang tauhid, fiqh, hadits dan
tafsir.
Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun
lebih di Dariyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar,
berdakwah dan berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan
Saudi di Tanah Arab. Muhammad bin Abdul wahab berdakwah sampai usia 92
tahun, beliau wafat pada tanggal 29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun
1793 M, dalam usia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Dariyah (Najd).
Ajarannya diteruskan oleh murid-muridnya dan misi ini menjadi gerakan
reformis yang sangat kuat selama abad ke-18 hingga abad ke-20 M.
c)
Hadits
Tidak dapat dipisahkannya kepercayaan dari tindakan, seperti shalat dan
a)
d)
e)
f)
g)
pemberian amal
Percaya bahwa al-Quran itu bukan ciptaan manusia
Kepercayaan nyata terhadap al-Quran dan hadits
Percaya akan takdir
Mengutuk segenap pandangan dan tindakan yang tidak benar
Hanya al-Quran dan al-hadits yang merupakan sumber asli dari ajaran-
b)
c)
bin Abdul
Wahhab
yang
Riyadh :
Rancangan kedepan pembangunan lembaga yang menyangkut sejarah
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali
bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif
at- Tamimi al-Hambali an- Najdi adalah seorang ahli teologi agama Islam dan
seorang tokoh pemimpin gerakan salafiah yang pernah menjabat sebagai menteri
penerangan Kerajaan Arab Saudi. Muhammad bin Abdul Wahab berusaha
membangkitkan kembali pergerakan perjuangan Islam, para pendukung
pergerakan ini sering disebut Wahabbi, tetapi mereka menolak istilah ini karena
pada dasarnya ajaran bin Wahhab adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan
ajarannya sendiri. Karenanya, mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka
sebagai Salafis atau Muwahhiddun, yang berertisatu Tuhan.
Dalam konsep pemahaman keagamaan Muhammad bin Abd. Wahab,
persoalan tauhid merupakan ajaran yang paling mendasar dalam Islam. Oleh
karena itu, fokus perhatian Muhammad bin Abd. Wahab adalah mencoba
merespon persoalan-persoalan tersebut. Dengan perhatian terhadap aspek inilah,
kemudian ia menulis kitab pertamanya yang berjudul Kitab At-Tauhid. Di
dalamnya menyoroti tentang khufarat, bidah, tawasub, ziarah ke kubur para wali
dan sebagainya.
Dari pemikiran tentang pemurnian tauhid, terkandung di dalamnya nilai-nilai
pendidikan yang sangat penting, diantaranya:
a.
Mengajar manusia untuk bebas berpikir, berijtihad, berkreasi ddan tidak boleh
taklid kepada para ulama atau syekh. Hal ini mendidik kita untuk senantiasa
b.
kepada manusia. Dengan akal dan pikiran yang dimilikinya itu pulalah manusia
menempati tempat tertinggi di antara mahluk-mahluk lain, baik malaikat, jin,
binatang dan sebagainya.
Hanya al-Quran dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaranajaran Islam
B.
2.
3.
Saran
Islam memberikan pengharagaan yang tinggi terhadap akal. Tidak sedikit ayat
akalnya
dan
banyak
berpikir
untuk
mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
10