Anda di halaman 1dari 1

BI0GRAFI Muhammad bin Abd al-Wahab

Syeikh Muhammad bin Abd al-Wahab nama lengkap Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad
bin `Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin
Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi. dilahirkan pada tahun 1115H/1701
M di Uyainah (Najd), 70 Km arah barat laut kota Riyadh,beliau wafat pada tahun 1206H/1793M.
Ia seorang pakar teologi agama islam dan juga seorang pemimpin Gerakan keagamaan yang
pernah menjabat sebagai mufti untuk Daulah Su’udiyah.1

Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab berkembang dan dibesarkan dalam kalangan keluarga
terpelajar. Ayahnya adalah ketua jabatan agama/kodisetempat. Sedangkan kakeknya adalah
seorang qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu
masalah yang bersangkutan dengan agama. Oleh karena itu, kita tidaklah hairan apabila kelak
beliau juga menjadi seorang ulama besar seperti datuknya.Sebagaimana lazimnya keluarga
ulama, maka Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab sejak masih kanak-kanak telah dididik dan
ditempa jiwanya dengan pendidikan agama, yang diajar sendiri oleh ayahnya, Syeikh `Abdul
Wahhab.2 Semasa kecilnya Muhammad bin Abdul Wahab memiliki daya minat yang cukup
tinggi terhadap buku buku tafsir, hadist dan akidah serta mempelajari fiqih mazhab Hanbali dari
Ayahnya yang merupakan seorang ulama bermazhab Hanbali.

Sejak kecil Muhammad bin `Abdul Wahab sudah kelihatan tanda-tanda kecerdasannya.
Beliau tidak suka membuang masa dengan sia-sia seperti kebiasaan tingkah laku kebanyakan
kanak-kanak lain yang sebaya dengannya.Berkat bimbingan kedua ibu-bapaknya, ditambah
dengan kecerdasan otak dan kerajinannya, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah berjaya
menghafal al-Qur’an 30 juz sebelum berusia sepuluh tahun,Setelah itu beliau belajar kepada
ayahnya tentang beberapa bidang pengajian dasar yang meliputi bahasa dan agama, belum
merasa cukup ia kemudian melanjutkan pembelajaranya ke Madinah dengan mendalami ilmu-
ilmu agama pada Syekh al-Qurdi dan Muhammad al-Hayat al-Sindi, setelah menyelesaikan
pendidikannya di Madinah Muhammad bin Abdul Wahab melanjutkan studinya ke Bashrah dan
menetap selama empat tahun, setelah itu beliau melanjutkan ke Persi lalu ke Bagdad di kota
Bagdad inilah ia menikah, namun hal itu tidak berselang lama karna setelah lima tahun menikah
istrinya meninggal dunia oleh karena itu ia pindah ke Kurdistan dan menetap selama satu tahun
dan mengembara keberbagai negara Islam selama dua tahun, lalu ke Isfaham dan di kota inilah
mempelajari dan mendalami ilmu tasawuf dan filsafat, kemudian pergi ke Qumm dan akhirnya
kembali ke negeri asalnya.3

1
Ryan, Cooper, dan Tauer, Pemikiran Hukum Islam, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
2013.
2
Din Din, “Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab,” diakses 6 Maret 2023,
https://www.academia.edu/19802936/Syaikh_Muhammad_bin_Abdul_Wahhab.
3
R. (2019). Riswandi, “Muhammad Bin Abdul Wahab Telaah Atas Pemikiran, Gerakan Serta Dampaknya Di
Indonesia,” Uin Alauddin Makasar, 2020, 1–58, http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1178/1/rezki.pdf?cv=1.

Anda mungkin juga menyukai