Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ilham Purnomo Aji

Kelas : TEM B

NIM : 20163010059

BIOGRAFI HABIB UMAR BIN MUHAMMAD BIN SALIM BIN HAFIDZ

Nama Lengkap : Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
Lahir : Senin, 27 Mei 1963 M
Tempat Tinggal : Tarim, Hadhramaut, Yaman
Kebangsaan : Yamani
Warga negara : Yamani
Pekerjaan : Ulama, Guru, Da`i
Organisasi : Dar-al Musthafa
Dikenal atas : Pendiri dan Ketua Dar-al Musthafa, Risalah Amman
Orang Tua : Muhammad bin Salim bin Hafiz (ayah)

Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz merupakan seorang pendidik dan
sekaligus ahli dakwah. Meski berasal dari tempat yang terpencil, Tarim, Hadhramaut, namun
gema dakwah beliau sampai ke Mekah, Madinah, Oman, Bahrain, Yordania, beberapa negara di
Afrika, India, Malaysia, Indonesia, Amerika, Inggris, Kanada dan lain-lain. Hadramaut, sebuah
provinsi di Negara Yaman, yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia, hal ini
disebabkan telah terjalinnya hubungan yang begitu indah antara keduanya semenjak ratusan
tahun yang silam, di mana tercatat dalam sejarah bahwa dari negeri inilah cikal bakal Islam yang
berkembang di Indonesia.
Beliau telah mampu menghafal Al-Qur'an pada usia yang sangat muda dan juga
menghafal berbagai teks inti dalam fikih, hadits, Bahasa Arab dan berbagai ilmu-ilmu
keagamaan yang membuatnya termasuk dalam lingkaran keilmuan yang dipegang teguh oleh
begitu banyak ulama-ulama tradisional seperti Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan al-Shaikh
Fadl Baa Fadl serta para ulama lain yang mengajar di Ribat, Tarim. Dia pun mempelajari
berbagai ilmu termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya yang meninggal syahid, al-
Habib Muhammad bin Salim, yang darinya didapatkan cinta dan perhatiannya yang mendalam
pada da’wah dan bimbingan atau tuntunan keagamaan dengan cara Allah SWT. Ayahnya begitu
memperhatikan sang ‘Umar kecil yang selalu berada di sisi ayahnya di dalam lingkaran ilmu dan
zikir.
Namun secara tragis, ketika al-Habib ‘Umar sedang menemani ayahnya untuk sholat
Jum‘ah, ayahnya diculik oleh golongan komunis dan sang ‘Umar kecil sendirian pulang ke
rumahnya dengan masih membawa syal milik ayahnya, dan sejak saat itu ayahnya tidak pernah
terlihat lagi. Ini menyebabkan ‘Umar muda menganggap bahwa tanggung-jawab untuk
meneruskan pekerjaan yang dilakukan ayahnya dalam bidang Da‘wah sama seperti seakan-akan
syal sang ayah menjadi bendera yang diberikan padanya di masa kecil sebelum ia mati syahid.
Sejak itu, dengan sang bendera dikibarkannya tinggi-tinggi, ia memulai, secara bersemangat,
perjalanan penuh perjuangan, mengumpulkan orang-orang, membentuk Majelis-majelis dan
da’wah. Perjuangan dan usahanya yang keras demi melanjutkan pekerjaan ayahnya mulai
membuahkan hasil. Kelas-kelas mulai dibuka bagi anak muda maupun orang tua di mesjid-
mesjid setempat di mana ditawarkan berbagai kesempatan untuk menghafal Al-Qur’an dan untuk
belajar ilmu-ilmu tradisional.

Silsilah Nasab :

 Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim (Kakek, lahir di Bondowoso)
 Habib Muhammad bin Salim (ayah)
 Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (kakak)
Kitab :

Ditengah kesibukannya sebagai pendidik dan juru dakwah al Habib Umar masih sempat
menulis beberapa buku, diantaranya:

 Is’af tholibi ridho alkhallak bimakarimi alkhallak


 Taujihat tullab
 Syarah mandhumah sanad alawiy
 Khuluquna
 Dakhirah musyarafah
 Khulasoh madad an-nabawiy
 Diyaul lami bidhikri maulidi nabi as-syafi
 Syarobu althohurfi dhikri siratu badril budur
 Taujihat nabawiyah
 Nur aliman
 Almukhtar syifa alsaqim
 Al washatiah
 Mamlakatul qa’ab wa al ‘adha’

Mendirikan Pesantren :

Selanjutnya pada tahun 1413 H/1992 M, beliau pindah ke kota Syihr dam mengajar di
Ribath Syihr. Beliau menetap di sana selama beberapa tahun. Satu tahun setengah sebelum ke
Syihr, beliau tinggal di Oman untuk mengajar dan berdakwah di sana. Setelah itu beliau kembali
ke kota Tarim, dan pada tahun 1414 H/1994 M beliau mulai merintis pendirian pesantren ‘Darul
Musthafa’ yang kemudian secara resmi berdiri pada hari Selasa 29 Dzulhijjah 1417 H/6 Mei
1997 M.
Dakwah di Indonesia :

Awal kedatangan Habib Umar ke Indonesia adalah pada tahun 1994. Dia diutus oleh Al-
Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah untuk mengingatkan dan
menggugah ghirah (semangat atau rasa kepedulian) para Alawiyyin Indonesia, disebabkan
sebelumnya ada keluhan dari Habib Anis bin Alwi al-Habsyi seorang ulama dan tokoh asal Kota
Solo/ Kota Surakarta, Jawa Tengah tentang keadaan para Alawiyyin di Indonesia yang mulai
jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya.

Dakwahnya juga sangat dirasakan kesejukannya dan disambut dengan hangat oleh umat
Islam di Indonesia. Masyarakat menyambutnya dengan sangat antusias dan hangat, mengingat
bahwa kakeknya yang kedua, Al-Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim,
berasal dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Dakwahnya yang sangat indah dan
sejuk itu yang bersumber dan sang kakek Nabi Muhammad saw, sangatlah diterima oleh
berbagai kalangan, baik pemerintah maupun rakyat, kaya ataupun miskin, tua ataupun muda
Di Indonesia al-Habib Umar sudah beberapa kali membuat kerjasama dengan pihak
bahkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Ditjen Kelembagaan Keagamaan Kementerian
Agama Indonesia meminta pembuatan kerjasama dengan al-Habib Umar dan Dar-al Musthafa
untuk pengiriman Sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya para kiai pimpinan pondok
pesantren untuk mengikuti program pesantren kilat selama tiga bulan di bawah bimbingan
langsung al-Habib Umar Sampai saat ini, banyak sudah santri-santri di Indonesia yang menuntut
ilmu di pondok pesantren yang dia pimpin, Dar-al Musthafa di Hadhramaut, dan telah
melahirkan banyak da’i yang meneruskan perjuangan dakwahnya di berbagai daerah di
Indonesia

Penghargaan dan kiprah Internasional :

1. Pada tanggal 22 Februari sampai dengan 2 Maret 2003 (26-29 Dzul Hijjah 1423 H) di
Dar-al Musthafa, Tarim dia merintis upaya persatuan dalam aktifitas dakwah, dengan
mengadakan multaqa ulama atau simposium yang dalam pertemuan itu dihadiri oleh
berbagai ulama dari belahan dunia, dan kemudian berlanjut pada pertemuan berikutnya di
berbagai penjuru dunia dalam skala lokal maupun internasional
2. Habib Umar termasuk sebagai salah seorang penandatangan dari dua dokumen
internasional yang berpengaruh, yaitu Risalah Amman pada tahun 2005, pada urutan
tandatangan nomor 549], dan A Common Word (bahasa Inggris: A Common Word
Between Us and You) pada tahun 2007 dalam urutan tandatangan nomor 42, yang
keduanya ditandatangani oleh tokoh-tokoh Muslim dunia, termasuk di antaranya
beberapa pemimpin Muslim Indonesia
3. Di Indonesia, Habib Umar mendeklarasi berdirinya Majelis Almuwasholah Bayna Ulama
Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi Antar Ulama pada tahun 1327 H / 2007 M.
4. Tahun 2009, New York Times menampilkan al-Habib Umar dan Darul Musthafa dalam
salah satu pemberitaannya
5. Al-Habib Umar bin Hafizh termasuk salah satu dari 50 Urutan teratas dari The Muslim
500: The Wordl's 500 Most Influential Muslims (bahasa Inggris: The 500 Most Influental
Muslims), yang diterbitkan oleh Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown
University (bahasa Inggris: Georgetown University), Amerika Serikat, yang dipimpin
oleh sarjana studi Islam ternama John Esposito

Anda mungkin juga menyukai