Smith Ba'alwi ( )زين بن إبراهيم بن زين بن سميط با علوىbeliau merupakan keturunan nabi
yaitu tepatnya sayyidina husain,yang bermarga ba alawi karena keturunanya
alawi hafid imam al muhajir yang bermadhab syafii,beraqidah sunny dan salafy
dengan ayah Beliau Bernama al allamah al muhaqqiq al abid az Zahid sayyid abu
Muhammad Zain bin Ibrahim bin Zain bin metode
kakeknya
kelahiran dan pertumbuhan
Beliau Lahir pada tahun 1357 H/1936 di Jakarta, Indonesia di lingkungan keluarga yang
religius, orang tuanya dikenal dengan kebaikan,kesalehan,selalu tenang dan berahlak
mulia Ayahnya menjadi Imam di Masjid Abdullah bin Muhsin al-Aththas di Kota
Bogor pada akhir hayatnya, kemudian anak-anaknya yang masih kecil pergi ke kota
Tarim, Hadhramaut, karena takut terhadap ujian dan kerusakan (moral), kemudian
kembali ke Indonesia, dan setelah beberapa tahun lamanya sampailah surat dari
anaknya (Zain) yang telah unggul dalam beberapa ilmu kepada ayahnya, maka
ayahnya
mengambil surat tersebut dan menaruhnya diatas kepalanya dan ia menangis karena
sangat gembira, dan keduanya tidak bertemu hingga sang ayah pindah ke hadhramaut
beberapa tahun kemudian, keduanya bertemu di tanah suci ketika sedang menunaikan
ibadah haji, kemudian ayahnya kembali lagi ke Indonesia, dan wafat di Kota Bogor.
Ayahnya membawa Zain ketika masih kecil ke majelis Alawi bin Muhammad al-Haddad,
di Bogor, terkadang juga membawanya ke gurunya Ali bin Abdurrahman al-Habsyi,
yang kediamannya terletak di Kwitang. Sejak kecil Habib Zain sudah mengenal agama
dengan baik, baik ilmu pengetahuan maupun amaliah sehari-hari. Mengetahui Habib
Zain memiliki kelebihan dibanding saudara- saudara lainnya, ayahnya memberikan
pendidikan ekstra. Tak hanya ilmu, akhlak pun ditekankan pada diri Habib Zain.
Pindah ke Madinah
Setelah 21 tahun tinggal di kota al-Baidha', ia pindah ke Madinah, kemudian ia
dipanggil untuk membuka Rubath Abdurrahman bin Hasan al-Jufri di Madinah,
kemudian diselesaikan pembangunan tempat tersebut sejak Ramadhan tahun 1406 H.
Ia dan Salim asy-Syathiri bertanggungjawab atas jalannya Rubath al-Jufri selama 12
tahun, kemudian Salim pindah ke kota Tarim untuk mengurus Rubath Tarim setelah
dibuka ulang, dan menetaplah Zain untuk mengajar dan mengarahkan para murid di
rubath Madinah, di mana rubath tersebut didatangi banyak murid dari berbagai negara,
sebagaimana ia telah menuntut ilmu dari banyak ulama yang tinggal di Madinah. Ia
mempelajari ilmu ushul fiqh dari al-Ushuli al-Faqih Syaikh Zaidan asy-Syinqithi al-Maliki,
dan mempelajari kitab at-Tiryaq an-Nafi' 'ala Masa'ili Jam'il Jawami karya Abu Bakr bin
Syihab dan juga nazham Maraqi as-Su'ud karya Abdullah al-'Alawi asy-Syinqithi. yang
merupakan mutun tertinggi dalam ilmu ushul fiqih. Ia mempelajari langsung di halaqah
khusus yang ada di Masjid Nabawi, hingga wafatnya Syaikh Zaidan dalam keadaan
sujud, Dan juga ia mempelajari ilmu bahasa dan ushuluddin dari Ahmad bin
Muhammad Hamid asy-Syinqithi, termasuk mempelajari Syarh Qathru an-Nada,
sebagian Syarh Alfiyah Ibnu Malik karya Ibnu Aqil, Idha'atu ad-Dajnah karya al-Imam al-
Muqri dalam bidang akidah, as-Sulam al-Murunq karya al-Imam al-Akhdari, dan Itmam
ad-Dariyah li Qurra'i an-Niqayah karya as-Suyuthi, Al-Maqshur wa al-
Mamdud dan Lamiyatu al-Af'al karya Ibnu Malik, jilid pertama dari Mughni al-
Labib karya Ibnu Hisyam, dan dua kitab dalam ilmu sharaf serta al-Jauharu al-
Maknun dalam ilmu Balaghah.
Karya tulis
Ia memiliki banyak karya tulis, di antaranya: