Abstraksi
165
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013
Ahmad ibn Hanbal dibesarkan di Baghadad dan waktu itu berada di Hijaz.13 Di Hijaz pula ia belajar
mendapatkan pendidikan awalnya dikota tersebut pada Imam Malik dan Imam al-Laits bin Sa’ad al-
hingga usia 19 tahun. Sejak kecil Ahmad sudah Misri. Dalam pencarian hadis ia juga pergi ke Yaman,
disekolahkan kepada seorang ahli Qira’at. Pada umur Kepada Abdurraziq bin Haman, dan kedaerah-
yang relatif kecil ia sudah dapat menghafal al-Qur’an kedaerah lain seperti Khurasan, Persia, dan Tarsus.
dan juga belajar hadis untuk pertama kalinya kepada Ahmad mengangap Imam Syafi’ie sebagai guru
Abu Yusuf,9 seorang ahli ra’yi dan salah seorang
besarnya, oleh karena itu dalam pemikiran ia banyak
sahabat Abu Hanifah. Abu Yusuf adalah seorang
di pengaruhui oleh Imam Syafi’ie. Hal ini juga bisa
hakim Agung pada pemerintahan Bani Abbasiyyah.
diketahui dari kata-kata Ahmad bin Hanbal ketika
Karena kecintaan Ahmad terhadap hadis, pagi-pagi ia sudah menjadi Imam yang besar: Apabila saya
buta dia selalu pergi ke Mesjid-mesjid hingga ibunya ditanya tentang sesuatu yang tidak saya jumpai kabar
merindukannya.10 (yakni hadis dan atsar sahabat) yang menjelaskannya,
Kondisi kehidupan yang sejak awal sederhana maka saya berpegang kepada pendapat Imam
dan pas-pasan, menjadi salah satu pendorong bagi Syafi’ie. Karena besarnya pengaruh imam Syafi’ie
Ahmad untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dia pada pemikiran Ahmad bin Hanbal sampai-sdampai
mempunya obsesi untuk segera mengurangi beban al-Tabari pernah tidak mau mengangapnya sebagai
sang Ibu. fuqaha atau mujtahid dan menganggapnya muttabi’
Di sisi lain pada masa hidupnya, terutama periwayat hadis dan bertaklid.
selama di Baghadad, Ahmad melihat banyak sekali Meskipun pemikiran dan metode Ahmad banyak
ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi. Dia dipengaruhui oleh Imam Syafi’ei, terutama warna
hidup sebangaimana layaknya rakyat jelata, tinggal fiqih yang dihasilkannya, hal tersebut sangat mungkin
di tengah-tengah mereka dan merasakan penderitaan, dikarenakan ia lebih menguasai hadis daripada Imam
luka dan duka cita mereka.11 Dia juga melihat banyak- Syafi’ie. Hal tersebut dapat dilihat, misalnya, dalam
nya bid’ah yang tersebar di masyarakat. Hal itu masalah yang sama Ahmad bisa berbeda pendapat
pulalah yang mendorong dia untuk pergi keberbagai dengan Imam Syafi’ie, karena dia mempunyai hadis
wilayah mencari hadis. tentang masalah tersebut, sementara Imam Syafi’ie
Ahmad memiliki dua putra yang terkenal dalam tidak.
bidang hadis yaitu Salih dan Abdullah. Kedua Imam Syafi’ie juga pernah menyatakan kepada
putranya banyak menerima hadis dari sang ayahnya Ahmad ibn Hanbal dan para ahli hadis.”Kalian
dan memasukansejumlah hadis kedalam Musnad lebih tahu tentang hadis dan khabar daripada aku,
ayahnya. Ahmad seorang ilmuan yang Produktif maka apabila shahih bertahulah aku” Karya yang
diantara karyanya,’Ilal, al-tafsir, al-Nasikh wal monumental,Musnad Ahmad juga lebih banyak
mansukh, kitab al-zuhd, al-masail, kitab fada’il- memuat hadis, sementara Imam Syafi’ie adalah
fada’il shabah12 kitab al-Fara’id,al-mansukh, kitab percampuran keduanya. Bisa dikatakan posisi Ahmad
al-Iman, kitab al-asyribah, Ta’at rasul dan kitab al- berada antara Imam Syafi’ie dan Imam Maliki. Dengan
Ra’ad’ala Jahmiyah. Kitab yang paling agung dan demikian meskipun ia banyak dipengaruhi oleh Imam
termashur adalah Musnad Ahmad. Syafi’ie, banyak pula warna-warna Maliki dalam
Kota Baghadad sebagai kota ilmu pengetahuan fiqihnya. Dalam metodenya ia banyak mengunakan
telah menjadikan Ahmad seorang yang tersohor deduksi, namun itu berarti menafikan bahwa ia juga
karena keilmuannya dan sikapnya yang kukuh mengunakan induksi. Dia juga menggunakan qiyas,
mempertahankan keyakinan. Ahmad Ibn Hanbal istishan,istihhsab, dan juga punya kecendrungan
meninggal pada hari Jum’at bulan Rabi’ul awal tahun tekstualitas serta mengembalikan masalah kepada
241 H (855 M) di kota kelahirannya Baghadad. hadis dan asar. Mungkin karena kecendrungan dia
kepada hadis, sehingga ia mendapatkan julukan
Latar Belakang Metode Ahmad Ibn sebagai penghulu para ulam salaf.
Hanbal dan Mazhab Hanbali Ahmad ibn Hanbal bukan hanya seorang ahli
hadis dan fiqh, dia juga seorang sufi yang dipengaruhi
Pada tahun 195 H sampai 197 H Ahmad belajar
oleh pemikir oleh pemikiran dan teladan dari seorang
fiqh dan ushul fiqh pada Imam Syafi’ie yang pada
sufi besar, Hasan al-Bisri (wafat 110/728) dan Ibarhim
166
Muhammad Yasir.S.Thi, MA: Kitab Musnan Ahmad Ibn Hanbal
bin Adham (wafat 170/786). Keduanya memberikan secara cermat. Bagi Ahmad hanya ada satu kreteria
pengaruh besar dalam memberikan jalan dan metode untuk menilai sah atau tidak.17 Kreteria tersebut ialah
untuk mencapai hidup yang sejati dan kewajiban- bahwa hadis tersebut harus menggambarkan karakter
kewajiban yang benar terhadap Allah.14 Murid- yang sesungguhnya dari Nabi dan menyoroti aspek-
murid dan pengikut Ahmad yang berusaha konsisten aspek sosial,ekonomi,agama dan etika dari kehidupan
mengikuti pendapat atau faham Ahmad selanjutnya beliau. Termasuk dalam hal makanan, pakaian, beliau
dikenal dengan pengikut Mazhab Hanbali. Dasar – shalat, berperang, berjalan, duduk dan tidur. Dalam
dasar mazhab ini, sebagaiman dasar yang digunakan Musnadnya Ahmad mencantumkan hadis-hadis yang
Ahmad ialah:15 perawi pertamanya tidak diketahui (majhul) hal ini
1. Al-Qur’an dan Hadis. Kecintaan Ahmad ter- mengundang kritikan keras dari beberapa ulama
hadap Hadis mendorongnya untuk terus berfatwa
setiap kali dan menemukan satu hadis.tanpa
Ahmad Ibn Hanbal dan Kitab Musnadnya
memperdulikan keterangan keterangan atau Sebuah kitab dinamakan kitab Musnad apabila
pendapat yang bertentangan tentang hadis penyusunnya memasukan semua hadis yang pernah
tersebut. dia terima, dengan tanpa menyaring dan menerangkan
2. Fatwa Sahabat. Apabila Ahmad mendapat fatwa derajat hadis-hadis tersebut.18 Pengertian lain dari
kitab Musnad ialah kitab yang hadis-hadis didalamnya
dari seorang sahabat dan tidak mendapatkan
disebutkan berdasarkan nama Shahabat yang lebih
bantahan dari sahabat yang lain, maka dia
menjadikan pendapat tersebut sebagai hujjah. dahulu masuk Islam atau berdasarkan nasab.19 Dilihat
dari nilai hadis yang ada di dalam kitab, menurut
3. Pendapat Sahabat yang lebih dekat kepada Al- ulama, derajat kitab ini berada dibawah kitab
Qur’an dan al-Sunnah. Sunan. Subhi al-Shalih menempatkan kitab hadis
4. Hadis Mursal dan hadis Da’if. Hadis ini dipakai Musnad Ahmad pada peringkat kedua sejajar dengan
apabila tidak ada keterangan atau pendapat yang Jami’al-Tirmidzi dan Sunan Abu Dawud.20 Peringkat
menolaknya. Hadis Da’if menurut Ahmad ialah pertama ditempati oleh Shahih bukhari dan Muslim
hadis derajatnya tidak sampai ke derajat Shahih. serta Muwatha’ Imam Malik. Berbeda dengan kitab
Mushannaf yang hadis-hadisnya disusun berdasarkan
5. Qiyas. Ahmad mengunkan qiyas ketika darurat. urutan bab atau subyeknya,hadis-hadis dalam kitab
Apabila tidak ditemukan hadis Shahih, perkataan Musdnad di susun berdasarkan urutan nama perwi
sahabat atau hadis da’if dan mursal maka Ahmad pertamanya. Kitab-kitab Shahih dan sunan disusun
menggunakan qiyas secara Mushnaf.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ahmad Musnad Ahmad termasuk kitab termashur
menggunakan istishab dan istishan. dan terbesar21 yang disusun pada periode kelima
Mazhab Hanbali berkembang khususnya di perkembangan hadis (Abad ketiga Hijriyah). Kitab ini
Baghadad tempat kelahiran Ahmad, kemudian melengkapi dan menghimpun kitab-kitab hadis yang
berkembang ke Irak. Pada permulaan abad keempat ada sebelumnya dan merupakan satu kitab yang dapat
mazhab ini masuk ke Nadjad dan ke Mesir pada memenuhi kebutuhan muslim dalam hal agama dan
masa pemerintahan Fathimiyah dan Ayubiyyah. dunia,22 pada masanya. Seperti halnya ulama-ulama
Menurut sebahagian ulama, penganut mazhab ini abad ketiga semasanya, Ahmad menyusun hadis
tidak banyak karena Ahmad terlalu keras/eksterim dalam kitabnya secara musnad. Hadis-hadis yang
berpegang pada riwayat dan bersikukuh untuk tidak terdapat dalam musnad tersebut tidak semua riwayat
berfatwa tentang sesuatu yang tidak ada nasnya.16 Ahmad, sebagian adalah merupakan tambahan dari
Mazhab Hanbali dipandang tidak dapat menjawab putranya Abdullah dan tambahan dari Abu Bakar al-
persoalan masyarakat yang terus berkembang karena Qati’.
terlalu sempit, tidak leluasa menggunakan qiyas, atau Musnad tersebut memuat 40.000 hadis,kurang
Istihshan dan maslaha mursalah sebagai mana pada lebih 10.000 diantaranya dengan berulang-ulang.23
mana pada mazhab lain. Kecintaan Ibn Hanbal yang Tambahan dari Abdullah, putra Ahmad sekitar 10.000
begitu besar kepada Nabi, kepada hadis membuatnya hadis dan beberapa tambahan pula dari Ahmad bin
tidak peduli pada rangkaian perawi (isnad), yang Ja’far al-Qati’. Abdullah ibn Ahmad ibn Ahmad ibn
menurut para ahli hadis harus diperiksa validitasnya Hanballah yang menyusun kitab ini
167
Menara, Vol. 12 No. 2 Juli – Desember 2013
Berdasarkan sumbernya, hadis-hadis yang ter- Abbasiyyah pada awal abad ketiga Hijriyah.
dapat didalam Musnad Ahmad dapat dibagi menjadi Kesemrawutan politik dan ekonomi, perpecahan
6 macam,24 sebagai berikut: teologis-filosofis dan tekanan hebat yang dihadapi
1. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari ayahnya, masyarakat, semakin memperluas jarak antara
Ahmad ibn Hanbal, dengan mendengar langsung. penguasa dan mereka yang dikuasai, dan semakin
Hadis seperti ini paling banyak jumlahnya di meningkatkan ancaman serangan tentara asing
terhadap masyarakat muslim.25
dalam Musnad Ahmad.
Kebesaran dan kemashuran nama Ibn Hanbal
2. Hadis nyang didengar Abdullah dari ayahnya,
dan dari orang lain. Hadis semacam ini sangat dikarenakan perlawanannya terhadap dogma-dogma
sedikit jumlahnya. dan politik yang disebarkan oleh kekhalifahan
Abbasiyyah yang menurut Ahmad tidak berdasarkan
3. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari selain pada al-Qur’an dan hadis bahkan, para penguasa
ayahnya (zawaid Abdullah) mengeksplotasi agama sebagai alat untuk mem-
4. Hadis yang tidak di dengar dan dibacakan pertahankan kekuasaan dan hak-hak istimewa
Abdullah kepada Ayahnya, tetapi Abdullah men- mereka dalam perekonomian. Kaum Mu’tazilah
jumpai dalam kitab sang ayahnya, yang ditulis adalah penasehat resmi otokrasi Abbasiyah.
tangan. Formulasi teologis dan doktrin penciptaan al-Qur’an
secara politis digunakan untuk menekan para tokoh
5. Hadis yang tidak didengar Abdullah dari ayahnya masyarakat,buruh dan budak yang berada dibawah
tetapi dibacakan didepan ayahnya. kekuasaan rezim feodal.26 Masyarakat di cekam
6. Hadis yang diriwayatkan oleh al-Hafiz Abu rasa ketakutan menghadapi pengujian yang bisa
Bakar al-Qati’ mengantarkan mereka ancaman Mihnah.
Sebagai kitab yang terkenal, banyak ulama Atas pengaruh golongan Mu’tazilah yang ketika
yang memberikan perhatian khusus terhadap kitab itu mempunyai pengaruh kuat terhadap kebijakan
musnad Ahmad. Gulam Ibn Sa’labah (wafat tahun politik al-Ma’mun,al-Mu’tasim dan al-Wasiq, di depan
345H),misalnya mengumpulkan lafaz-lafaz yang khalifah Abbasiyah al-Mu’tasim Ahmad di cambuk
Gharib yang terdapat didalam musnad Ahmad dan dan dipenjarakan karena tidak mengakui bahwa al-
memaknainya. Ibn al-Mulaqqin al-Syafi’ie (wafat qur’an adalah makhluk.27 Ahmad juga selalu berusaha
tahun tersebut) membuat ringkasan dan A-Sindy menghindari kantor-kantor pemerintahan. Ketika
(wafat 1199 H) membuat Syarah dari kitab tersebut. suatu saat khalifah Harun al-Rasid menawarkan
Musnad Ahmad tercatat sebagai masterpiece jabatan hakim di Yaman atas dasar rekomendasi dari
Imam Syafi’ie, Ahmad menolak dengan keras.
dalam khazanah literatur hadis dan dalam hal hadis
dari segi litelatur dan sejarah tiada tandingannya.
Kesimpulan
Mihnah dan Kehidupan politik Ahmad Ibn Imam Ahmad ibn Hanbal adalah gambaran
Hanbal seorang tokoh yang sederhana, merakyat dan
mempunyai komitmen keislaman tinggi. Kecintaan
Kitab-kitab fiqh mulai dikembangkan pada masa beliau pada Hadis dan kesetiaan pada Nabi yang
pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyyah. Ketika harus dibayar dengan pengorbanan fisik dan non fisik,
Muawiyyah ibnAbi Sufyan mengambil alih kekuasaan merupakan satu nilai tambah yang harus dihargai.
dari Ali, maka pusat pemerintahan dipindahkan Upaya beliau dalam meyelaraskan kata dan sikap/
dari Madinah ke Damaskus. Dalam sejarahnya kota tindakan adalah semata konsistensi dari kecintaan
Damaskus pernah berada dibawah kekuasaan Romawi tersebut. Keteguhan sikap ini memberikan kekuatan
Bizantium dan pernah menjadi wilayah kerajaan untuk menghadapi Mihnah dan otoritas penguasa.
Persia. Ketika Abbasiyyah mengambil alih kekuasaan
dari bani Mu’awiyyah,pusat kerajaan atau ibu kota Ahmad Ibn Hanbal adalah Imam besar dan
politik dunia Islam di pindah ke kota Baghadad. sempurna pada zamannya. Kitab Musnad tetap dibaca
dan dijadikan sumber rujukan hingga sekarang.
Sikap hidup dan sifat-sifat Ahmad sesungguhnya Namun demikian, sebagai seorang manusia Ahmad
merefleksikan dekadensi sosial dan kekacauan terikat dengan hukum alam tentang ruang dan waktu.
moral yang telah mengakibatkan jatuhnya Dinasti
168
Muhammad Yasir.S.Thi, MA: Kitab Musnan Ahmad Ibn Hanbal
169