Anda di halaman 1dari 7

MAZHAB HAMBALI

KELOMPOK 4
1. Ni’mal Maula Khadafi
2. Nur Syawalia Fitri
3. Palitha Suci Puspitasari
4. Rahma Nuzulliani
5. Reyhana Khoirul Bariyyah
6. Risyad Rasyid
PENGERTIAN

Mazhab Hambali atau Al-Hanabilah (bahasa Arab: ‫ا لحنابلة‬, translit. al-ḥanābilah) adalah mazhab
fikih dalam Islam dengan pendirinya Ahmad bin Hanbal.
Dasar-dasar pokok :
- Al-Quran
- Hadits Marfu, Mursal, dan Da’if
- Fatwa-fatwa para sahabat yang lebi dekat pada Al-Quran dan Sunnah
- Qias
BIOGRAFI IMAM HAMBALI

Ahmad bin Hanbal (bahasa Arab:‫أحمد ب نحنبل‬, lahir 20 Rabiul awal 164 H (27 November 780) -
wafat 12 Rabiul Awal 241 H (4 Agustus 855))[1] adalah seorang ahli hadits dan teologi Islam. Ia
lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afganistan dan utara Iran) di kota
Baghdad, Irak. Kunyahnya Abu Abdillah. Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Qur'an hingga
ia hafal pada usia 15 tahun, ia juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang
yang terindah tulisannya. Lalu, ia mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu
pula. Imam Hmbali menghembuskan nafas terakhirnya di pagi hari Jum’at bertepatan dengan
tanggal 12 Rabi’ul Awwal 241 H pada umur 77 tahun di kota Baghdad. Ia dimakamkan di
pemakaman al-Harb.
SEJARAH DAN KARAKTERISTIK

Mazhab hambali hidup di kota Baqhdad, dimana masyarakatnya lebi mengikuti mazhab yang
memberikan porsi akal lebih besar ketimbang nash. Ibu kota Irak itu lebih dikenal sebagai Ahlur Ra’yi,
sedangkan Hijaz dikenal sebagai Ahlul Hadits. Tetapi Imam hambali tidak mengikuti cara pandang
ulama dengan Ahlur Ra’yi, justru meniru ulama hijaz yang mempriotaskan nash ketimbang akal dalam
menyelesaikan persoalan keagamaan. Corak pemikirannya tradisionalis (fundalisme). Imam Hambali
belajar dan mengumpulkan hadis terlebih dahulu ketimbang belajar fikih. Beliau berimplikasi
menggunakan fatwa-fatwa untuk menjawab dan menyeesaikan problematika umat. Beliau memiliki
hafalan kurang lebih 30 ribu hadits, semakin menguatkan cara pandangnya tersebut dan berani berbeda
dengan kebiasaan ulama daerahnya. Ringkasnya, fikih Imam Ahmad beserta pengikut Mazhab Hambali
lebih condong mempriotaskan hadis (nash), ketimbang sumber hokum lainnya.
SUMBER DAN METODE HUKUM

- Pertama, nash Al-Quran dan hadits


- Kedua, Fatwa para sahabat Nabi yang tidak menimbulkan perbedaan pendapat
- Ketiga, memilih fatwa sahabat yang lebih cocok dengan nash.
- Keempat, Hadits Mursal, yaitu hadits yang dalam rentetan perawinya tidak disebutkan sahabat,
atau hadits Dha’if (lemah) yang tingkatnya tak separah hadits Maudu’ (palsu)
- Kelima, metode Qiyas.
MURID IMAM HAMBALI

- Putranya, Shalih bin Imam Ahmad bin Hambal


- Putranya, Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal
- Keponakannya, Hambal bin Ishaq
KARYA-KARYA IMAM HAMBALI

- Kitab Al Musnad, karya yang paling menakjubkan karena kitab ini memuat lebih dari dua puluh tujuh ribu hadits.
- Kitab at-Tafsir, tetapi Adz-Dzahabi mengatakan, “Kitab ini telah hilang”.
- Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh
- Kitab at-Tarikh
- Kitab Hadits Syu'bah
- Kitab al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an
- Kitab Jawabah al-Qur`an
- Kitab al-Manasik al-Kabir
- Kitab al-Manasik as-Saghir

Anda mungkin juga menyukai