Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN KEPUSTAKAAN PADA BIDANG

FIQIH

DISUSUN OLEH

SAFARINA AULIA NUHFATUNUHA

20106040044
A. PENGERTIAN FIQIH
Kata fiqih adalah bahasa arab yang berasal dari kata faqiha-yufaqahu-fiqhan yang
bermakna mengerti atau memahami. Kata yang juga digunakan dalam surat At-Taubah
ayat 122 yang memiliki makna agar mereka memahami agama (Islam). Dan perintah agar
mempelajari agama yang mencakup hukum-hukum ketentuan agama.
Secara defentif, fiqih berarti ilmu tentang hukum-hukum syari yan bersifat
alamiah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili. Fiqih adalah apa yang
dicapai mujtahid dengan zhan-nya. Atau biasa disebut fiqih adalah hasil penemuan
mujtahid dalam hal-hal yang tidak dijelaskan oleh nash. Diperoleh melalui ra’yu dan
ijtihad dengan menggunakan obeservasi dan penyelidikan manusia.
Fiqh mengalami pertumbuhan dan perkambangan yaitu sebagai berikut
1. Periode Mekkah (610M-623M)
Pada periode ini istilah fiqih belum terlalu dikenal tetapi banyak menekankan pada
keyakinan akidah islam yang percaya keesaan Allah, malaikat, nabi, dan rasul, kitab-
kitabnya, hari kiamat serta qada dan qadar.
2. Periode Madinah (623M-632M)
Ditandai dengan adanya pengaturan hidup sebagai hamba dan anggota masyarakat.
Hukum dipakai berdasarkan wahyu dan ditafsirkan sendiri secara ketat oleh Nabi
Muhammad SAW dengan bimbingan dan arahan dari Allah SWT. Ayat yang
mengandung dasar hukum baik mengenai ibadah maupun hidup bermasyarakat
disebut ayat al-ahkam. Ayat inilah yang menjadi dasar hukum untuk mengatur
masyrakat dalam islam.
3. Zaman Khulafa al-Rasyidin(632M-662M)
Pada periode ini, penyelesaian hukum dilakukan menyelesaikan hukum sendiri atau
dengan musyawarah. Khalifah tidak memutuskan hukum sendiri melainkan bertanya
dengan sahabat terlebih dahulu.
4. Zaman Abad I Hijriyah sampai Abad VII
Pada zaman ini, pemerintahan dipegang oleh Bani Umayyah. Para sahabat sudah
mulai menyebar ke berbagai kota untuk megajar fikih, mengembangkan agama.
Sehingga umat islam berdatangan untuk menerima ilmu dari para sahabat. Murid
tersebut digelar sebagai tabi’in dan banyak tabi’in yang lebih pandai dan pintar
menyamai gurunua. Pada periode ini fikih dipandang sebagai suatu ilmu yang berdiri
sendiri .Pada zaman sering terjadi pertentangan karena perbedaan pendapat. Namun
pada saat yang sama telah melahirkan banyak tokoh, para fuqaha dan ulama terkenal.
Bahkan diantaranya pendiri mazhab yang dipakai sampai saat ini.

B. Tokoh-tokoh
1. Imam Abu Hanifah
Beliau mempunyai nama asli Abu Hanifah An-Nukman bin Tsabit bin Zufi
At-Tamimi. Mempunyai pertalian hubungan kekeluargaan dengan Imam Ali bin Abi
Thalib ra. Sejak masih kanak-kanak, beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Quran
dan senantiasa mengulang sehingga ayat tersebut terjaga dalam ingatanya. Selain
memperdalam ilmu Al-Quran, beliau juga memperdalam ilmu fikih dan berguru
kepada sahabat Rasul. Setelah menyelesaikan pendidikan di Kufah dan Basrah ,
beliau pergi ke Makkah dan Madinah sebagai pusat ajaran islam dan bergabung
sebagai murid ulama terkenal Atha’ bin Abi Rabah
Abu Hanifah banyak menggunakan ra’yu, qiyas, dan istihsan dalam istinbat
hukumnya karena sedikit mendapat hadis dibandingkan dengan orang-orang Madinah
karena Kufah sangat jauh dari Madinah. Pemikiran hukumnya bersifat rasional.
Mazhab Hanafi yang didirikan Abu Hanifah berasal Kufah, kota yang sudah
mengalami kemajuan di Iraq sehingga perkara yang timbul banyak dipecahkan lewat
komentar, analogi, serta qiyas khafi.
Karya- karya Imam Abu Hanifah adalah: Al-Musnad Imaam ul A’zam (kitab
hadis yang dikumpulkan oleh muridnya), Al-Makharij (buku ini dinisbahkan kepada
Imam Abu Hanifaj), dan Fiqh al-Akbar (kitab fiqih yang lengkap), Kitab al-Athar
2. Imam Malik bin Anas
Imam Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93 H berasal dari Kabilah
Yamaniah. Sejak kecil beliau telah menghafal Al-Quran. Beliau belajar pada ulama
Rabi’ah dan memperdalam hadits kepada Ibn Syihab dan mempelajari ilmu fiqih dari
para sahabat. Karena ketekunannya beliau mejadi ulama terutama dalam bidang ilmu
hadits dan fiqih
Beliau sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, tak lupa untuk meneliti
hadis-hadis Rasulullah terlebih dahulu dan bermusyawarah dengan ulama lain
sebelum memberi fatwa atas suatu masalah. Beliau juga memiliki daya ingat yang
kuat
Pemikiran hukumnya banyak dipengaruhi sunnah yang cenderung tekstual dan
banyak memakai tradisi bangsa Madinah. Beliau dalam menginstyibatkan hukum
banyak mengggunakan hadits
Karya-karya beliau adalah Kitab al-Muwaththa’ yang merupakan buku hadis
dan fikih , Kitab ‘Aqdiyah, Kitab Nujum, Hisab Madar al-Zaman, Manazil al-Qamar,
Kitab Tafsir Gharib al-Quran, Ahkam al-Quran, al Muwadanah al Kubra dan masih
banyak lagi
3. Imam Syafi’i
Bernama asli Muhammad bin Idris Asy- Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau lahir di
Ghazzah pada tahun 150H bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah. Saat
usianya masih belia, beliau giat mempelajari hadis dari ulama-ulama di Makkah dan
beliau juga sudah mengahat Al-Quran. Dan saat berumur 20 tahun beliau
meninggalkan Makkah untuk mempelajari ilmu fiqih dari Imam Malik dan pergi ke
Iraq untuk mempelajari fiqih dari murid Imam Abu Hanifah
Dalam merumuskan hukum beliau berpegang teguh terhadap lima sumber
yaitu Al-Quran, Sunnah, Ijma’, pendapat sebagian sahabat yang tidak diketahui
adanya perselisihan didalamnya, pendapat yang didalamnya terdapat perselisihan dan
qiyas. Beliah memakai sunnah sebagai sumber hukum bahkan membuat sunnah
sederajat dengan Al-Quran. Warna pemikirannya merupakan konvergesi ataupun
pertemuan antara rasionalis dan tradisionalis. Pemikirannya cenderung moderat.
Imam Syafi’i adalah ahli hukum Islam pertama yang menyusun ‘ilmu ushul fuqh
yang terkandung dalam Kitab al-Risalah. Setelah menyebrakan ilmu dan manfaat
kepada banyak orang, beliau wafat di Mesir
Karya beliau antara lain Kita ar-Risalah , Kitab al-Uum dan Kitab al-Hujjah
4. Imam Ahmad Hambali
Bernama asli Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal Al-
Syaibani. Beliau lahir di Baghdad pada awal tahun 164H. beliau dibesarkan oleh
ibunya karena ayahnya sudah meninggal. Sejak kecil beliau telah menunjukkan minat
yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Beliau memulainya dengan menghafal Al-
Quran, kemudian belajar bahasa Arab, Hadis, sejarah Nabi dan sejarah sahabat serta
thabi’in. Beliau pergi ke Basrah dan bertemu dengan Imam Syafi’i. selain ke Basrah
beliau juga menuntut ilmu ke Yaman dan Mesir. Beliau banyak mempelajari hadits
dan meriwayatkannya. Beliau tidak mengambil hadits kecuali hadits yang sudah jelas
shahihnya.
Dalam meriwayatkan hukum, beliau menggunakan lima sumber hukum yaitu
Al-Quran, sunnah, pendapat sahabat seorang atau beberapa sahabat dengan syarat
sesuai dengan Al-Quran dan sunnah, hadis mursal dan qiyas tetapi hanya dalam
keadaan terpaksa. Warna pemikirannya tradisionalis, tidak hanya bersumber Al-
Quran, sunnah serta ijtihad tetapi juga memakai hadits mursal serta qiyas bila
terpaksa
Beliau berhasil mengaram kitab hadits yang terkenal dengan nama Musnad
Ahmad Hambali yang merupakan kumpulan hadits-hadist Nabi Muhammad SAW.
Selain itu ada Kitab at-Tafsir, Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh, Kitab at-Tarikh,
Kitab Hadits Syu’bah dan masih banyak lagi
5. Imam Ja’far
Ja’far Ash-Shadiq adalah Ja’far bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal
Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib lahir pada tahun 80H. Beliau merupakan
perpaduan antara darah Nabi Muhammad dan Abu Bakar As-Siddiq ra. Beliau
berguru langsung dengan ayahnya Muhammad Al-Baqir di sekolah ayahnya. Beliau
alhi dalam bidang kimia, menjadi guru Jabbir bin Hayyan yang merupakan ahli kimia
dan kedokteran islam, beliau juga ahli dalam ilmu fiqih.
Dalam mengeluarkan hukum fiqih dari nash-nashnya beliau berpandu jepada
sunnah, dan sesungguhnya beliau tidak mengambil melainkan riwayat ahli bait atau
keluarga nabi.
6. Daud ibn ‘Ali-Asfahani
Beliau adalah murid Imam Syafi’i tetapi berpegang pada arti zahir atau
tersurat dari teks Al-Quran dan sunnah. Beliau menolak qiyah dan ijma. Beliau adalah
pendiri mazhab zhahiri
7. ‘Abdurrahman ibn ‘Amr al-Auza’i
Nama lengkapnya adalah ‘Abdurrahman bin Amr bin Yahya Al-Auza’i. beliau
merupakan syaikh islam alim di wilayah Syam. Imam Al-Auza’i adalah ulama
ahlussunah dan eponim bagi mazhab fikih Auza’i. Pendiri mazhab Auza’i yang
pernah dianut di Suria dan Andalusia sebelum dating mazhab Maliki dan Syafi’i
8. Zaid ibn Ali Zain al-‘Abidin
Beliau adalah seorang mujtahid fikih mazhab syiah. Metode pengambilan
hukum digali dari sumber hukum islam seperti Al-Quran, hadits dan ijma’
(kesepakatan oara ulama). Karya Zaid ibn Ali Zain adalah al-Majmu’ al-Fiqh

Sumber dari pengertian, fiqih, perkembangan ilmu fiqih beserta tokoh-tokoh pemikiran fikih
saya peroleh dari buku buku berikut

a. Buku Fiqh dan Ushul Fiqh oleh Dr. Nur Hayati, M.Ag , Dr. Ali Imran, M.Ag
b. Biografi Imam Abu Hanifah: Pelopor Mazhab Hanafi di dalam Islam oleh Ibnu Eman al
Cidadapi
c. Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali oleh Muhammad Jawad
Mughniyah

Anda mungkin juga menyukai