Mazhab pada zaman Rasulullah masih hanya sebatas ijtihad para sahabat
dalam memahami agama saja. Pada zaman tersebut sumber hukum Islam
hanyalah Al Quran dan hadist, sehingga Ketika para sahabat terjadi
perselisihan dan berijtihad masaing-masing, maka para sahabat langsung
melaporkan masalah tersebut pada Rasulullah.
Dari kalangan tabiin terdapat ahli fiqih yang juga cukup terkenal, yakni
Ikrimah Maula Ibn Abbas dan Atha’ ibn Abu Rabbah, Thawus ibn Kiisan,
Muhammad ibn Sirin, Al-Aswad ibn Yazid, Masruq ibn al-A’raj, Alqamah an
Nakha’i, Sya’by, Syuraih, Said ibn Jubair, Makhul al-Dimasyqy, serta Abu
Idris al-Khaulani.
Periode Pembentukan
1. Mazhab Imam Abu Hanifah
5. Mazhab Lainnya
Terdapat beberapa mazhab lain yang juga terkenal. Mazhab tersebut pada abad ke-2 sampai abad ke-3
hijriyah. Mazhab tersebut antara lain adalah Mazhab Atha, Mazhab Ibnu Shirin, Mazhab Zhahiriyyah,
Mazhab As Ya’bi, dan Mazhab Imam an-Nakha’i. namun, mazhab tersebut tidak berkembang dengan
seiring berjalannya waktu.
Periode Keemasan
Pada masa periode ini, muncul ulama-ulama
besar yang menisbatkan diri ke mazhab
tertentu, diantaranya adalah dari kalangan
Syafiiyyah seperti Imam An-Nawawi, Imam a-
Muzani, Imam Ibnu hajar al Asqolani, Ibnu
hajar al haistami dan lain-lain.
History
Periode Kemunduran
Pada periode ini, Madzhab mengalami
kemunduran karena faktor penjajahan di dunia
islam, dan tidak kuatnya kekuasaan muslim pada
saat itu di bawah kepemimpinan daulah
usmaniyyah pada periode akhir.
Periode Kebangkitan
Pada periode ini, madzhab mengalami kebangkitan
kembali, dimulai dengan munculnya para ulama
dengan kitab-kitabnya yang terkenal seperti Syekh
Wahbah Zuhaili, Syekh Muhammad bin Sholeh al
Usaimin, Syekh Yusuf al Qordhowi, Syekh Ali Jum’ah
dan lain lain, ada yang masih mengukuti dan selaras
dengan metodologi para Imam mazhab yang empat,
serta adapula yang mulai berusaha keluar dari
metodologi para ulama terdahulu karena
pertimbangan zaman.
Empat Tokoh Besar
1.
Imam Abu Hanifah Nu'man
bin Tsabit (80 H - 150 H)
4.
Imam Ahmad bin Muhammad
bin Hanbal (164 H - 241 H)
Imam Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit
Imam Abu Hanifah lebih dikenal sebagai Imam Hanafi. Mazhab fiqih yang diajarkan
dinamakan sebagai Mazhab Hanafi. Beliau diberi gelar dengan nama Abu Hanifah yang berarti
suci dan lurus. Sejak belia, beliau dikenal sebagai pribadi yang bersungguh-sungguh dalam
beribadah, berakhlak mulia, serta menjauhi perbuatan dosa dan keji.
Imam Hanafi diketahui memiliki salah satu murid yang terkenal, yakni Muhammad bin Al-
Hassan Al-Shaibani, yaitu guru dari Imam Syafi’i. melalui muridnya, pandangan-pandangan
Imam Hanafi lantas menyebar luas ke negeri-negeri Islam dan menjadi salah satu mazhab
yang diakui oleh mayoritas umat muslim.
Imam Malik bin Anas
Malik bin Anas bin Malik atau kerap disebut sebagai Imam Malik. Imam Malik menerima
hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia
meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin
Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang
paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
Mazhab Syafi`i adalah salah satu mazhab dari empat mazhab Imam lainnya, telah berpengaruh besar
terhadap perkembangan hukum di Indonesia. Mazhab ini telah lama berkembang dan mengakar pada
mayoritas muslim di Indonesia. Mazhab Syafi`I adalah mazhab yang sangat tepat diterapkan kepada
penduduk Nusantara dengan tidak memandang mazhab Imam yang lain salah. Keunggulan mazhab
Syafi`idengan mazhab Imam yang lain salah satunya adalah dari segi pengambilan hukum yang
seimbang menggunakan nass dan ra’yu (logika) dalm penetapan hukum.
Dinamika pemikiran hukum Islam Indonesia yang di gagas beberapa tokoh bermazhab
Syafi`imenjadikan bermazhab Syafi`i terus eksis dan digunakan sebagai rujukan dalam penetapan
hukum Islam Indonesia. Walaupun demikian bukan berarti Indonesia hanya mengakui bermazhab
Syafi`i sebagai sumber hukum Islam melainkan Indonesia membebaskan masyarakat muslim dalam
mengikuti mazhab tertentu.
Sikap Terhadap Keberagaman Mazhab
Fiqih
Perbedaan ulama yang menghasilkan banyak varian pandangan sebagai alternatif untuk memilih pendapat sesuai kondisi
masing-masing orang bahkan kelompok. Keragaman pendapat para ulama tersebut adalah satu dari sekian banyak poin
yang menunjukkan bahwa hukum Islam adalah hukum yang sangat dinamis. Merupakan tugas kalangan intelektual
muslim untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang praktek-praktek keagamaan yang ada, memberikan
informasi, keilmuan dan pengetahuan yang benar dengan melihat setiap masalah dari sisi yang berbeda-beda dan
beragam, sehingga memungkinkan adanya pemahaman dan sikap yang arif dalam menghadapi perbedaan pendapat
Masyarakat yang homogeny menuntut setiap orang mengetahui dasar pemikiran dan pemahaman orang lain dan dapat
menyikapinya dengan lebih baik, tidak mengklaim bahwa kebenaran hanya ada pada dirinya dan selalu luput dari orang
lain. Setiap individu memilki tanggungjawab untuk bisa bergaul, berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain yang
berbeda pendapat, termasuk dalam pemahaman keagamaan. Pengetahuan dan pemahaman tentang sebab perbedaan
merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan sebuah masyarakat masa kini yang bisa saling memahami adanya
perbedaan, saling menghormati dan bekerjasama.
Thankyou!