PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa dinasti Abbasiyah tahun 750 – 1258 M muncul mazhab – mazhab fiqh
yang diantaranya empat imam mazhab yang terkenal yaitu imam Hanafi dari kufah, imam
maliki dari madinah, imam Syafi’i dari gaza, dan Imam Hanbali dari baghdad. Mereka
merupakan ulama fiqh yang paling agung dan tiada tandingannya di dunia dengan kitab-
kitab yang terkenal yang sangat memberi andil dalam pengembangan ilmu fiqh yaitu al-fiqhul
Akbar karangan imam Abu hanifah, kitab Al-Muwattha karangan Imam Maliki, kitab al-umm
karangan Imam Syafi’i Dan Kitab Al- kharraj karangan Imam Hanbali. Pada Masa Ini Ulama
juga Telah Menyusun Ilmu ushul Fiqh yaitu ilmu tentang kaidah – kaidah dalam pengambilan
hukum Islam. Ar- Risalah Karangan Imam Syafi’i Adalah merupakan Kitab Ushul Fiqh yang
paling pertama.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Biografi mazhab Hanafi
2. Menjelaskan Biografi mazhab Maliki
3. Menjelaskan Biografi mazhab Syafi’i
4. Menjelaskan Biografi mazhab Hambali
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami dan semua
siswa/i mampu memahami tentang biografi 4 mazhab fiqh.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana, dalil-dalil hukum yang digunakan Imam Syafi’i dalam Istinbāţ
hukum, antara lain :
1. Alquran dan sunnah
2. Ijmak
3. Menggunakan al-Qiyas dan at-Takhyir bila menghadapi ikhtilaf.
Sedangkan manhaj atau langkah-langkah ijtihad Imam Syafi’i, seperti yang dikutip
DR. Jaih Mubarok dari Ahmad Amin dalam kitabnya Duha al-Islam, yaitu sebagai berikut :
rujukan pokok adalah Alquran dan sunnah. Apabila suatu persoalan tidak diatur dalam
Alquran dan sunnah, hukumnya ditentukan dengan qiyas. Sunnah digunakan apabila
sanadnya sahih. Ijmak diutamakan atas khabar mufrad. Makna yang diambil dari hadis adalah
makna zahir. Apabila suatu lafaz ihtimal (mengandung makna lain), maka makna zahir lebih
diutamakan.hadis munqati’ ditolak kecuali jalur Ibn Al-Musayyab. As-Asltidak boleh
diqiyaskan kepada al-asl. Kata “mengapa” dan “bagaimana” tidak boleh dipertanyakan
kepada Alquran dan sunnah, keduanya dipertanyakan hanya kepada al-Furu’
Menurut Rasyad Hasan Khalil, dalam istinbath hukum Imam Syafi’i menggunakan lima
sumber, yaitu:
1. Nash-nash
2. Ijmak
3. Pendapat para sahabat.
4. Qiyas.
5. Istidlal.
Beliau sangat hati-hati dalam melahirkan fatwa apabila tidak ada nas atau asar
sahabat. Kemungkinan besar karena sangat hati-hatinya beliau menjalankan fatwa itulah yang
menyebabkan lambatnya mazhab beliau tersiar di daerah-daerah yang jauh, apalagi murid-
murid beliau pun sangat berhati-hati pula. Mula-mula mazhab itu tersiar di Bagdad, kemudian
berangsur-angsur keluar ke daerah-daerah lain. Sekarang yang terbanyak pengikutnya ialah
Hijaz, apalagi sesudah Raja Ibnu Sa’ud menetapkan bahwa mazhab Hanbali menjadi mazhab
resmi bagi pemerintah Saudi Arabia. Di mesir tidak tampak mazhab ini kecuali pada abad ke-
7 H. Hingga sekarang tidak banyak rakyat Mesir yang mengikuti mazhab ini.
Adapun sumber hukum dan metode istinbath Imam Ahmad ibn Hanbal dalam
menetapkan hukum adalah:
1. Nash dari Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih.
Apabila beliau telah mendapati suatu nash dari Al-Qur’an dan dari Sunnah Rasul
yang shahihah, maka beliau dalam menetapkan hukum adalah dengan nash itu.
2. Fatwa para sahabat Nabi SAW
Apabila ia tidak mendapatkan suatu nash yang jelas, baik dari Al-Qur’an maupun
dari hadits shahih, maka ia menggunakan fatwa-fatwa dari para sahabat Nabi yang tidak
ada perselisihan di kalangan mereka. Apabila terdapat perbedaan di antara fatwa para
sahabat, maka Imam Ahmad ibn Hanbal memilih pendapat yang lebih dekat kepada Al-
Qur’an dan Sunnah.
3. Hadits Mursal dan Hadits Dha’if
Apabila ia tidak menemukan dari tiga poin di atas, maka beliau menetapkan
hukum dengan hadits mursal dan hadits dha’if. Dalam pandangan Imam Ahmad ibn
Hanbal, hadits hanya dua kelompok yaitu, hadits shahih dan hadits dha’if.
4. Qiyas
Apabila Imam Ahmad ibn Hanbal tidak mendapatkan nash dari hadits mursal dan
hadits dha’if, maka ia menganalogikan / menggunakan qiyas. Qiyas adalah dalil yang
digunakan dalam keadaan dharurat (terpaksa)
5. Sadd al-dzara’I, yaitu melakukan tindakan preventif terhadap hal-hal yang negatif.
Daerah yang Menganut Mazhab Hambali
Ada beberapa ulama yang mengikuti jejak langkah Imam Ahmad yang menyebarkan
mazhab Hambali, diantaranya :
1. Muwaquddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi yang mengarang kitab Al Mughni.
2. Syamsuddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi pengarang Assyarhul Kabiir.
3. Syaikhul Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah pengarang kitab terkenal Al
Fataawa.
4. Ibnul Qaiyim al Jauziyah pengarang kitab I’laamul Muwaaqi’in dan Atturuqul
Hukmiyyah fis Siyaasatis Syar’iyyah.Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qaiyim adalah dua
tokoh yang membela dan mengembangkan mazhab Hambali.
A. Kesimpulan
Pendiri mazhab Hanafi ialah : Nu’man bin Tsabit bin Zautha. Seorang keturunan
bangsa Ajam dari Persia. Dilahirkan pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M.
Beliau wafat pada tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi’i R.A. Beliau lebih
dikenal dengan sebutan : Abu Hanifah An Nu’man.Abu Hanifah adalah seorang mujtahid
yang ahli ibadah.
Dikatakan bahwa Imam Malik mencari lebih dari tiga ratus Tabi'een atau mereka yang
melihat dan mengikuti para sahabat Nabi, sallallahu alayhi wasallam. Imam Malik memegang
hadits Nabi, sallallahu alayhi wasallam, dalam penghormatan sedemikian rupa sehingga dia
tidak pernah diriwayatkan, mengajarkan hadits apapun atau memberi fatwa tanpa terlebih
dahulu bersuci. Ismael bin abi Uwaiss berkata, "Aku bertanya pamanku Imam Malik -
tentang sesuatu. Dia mempersilakan saya duduk, kemudian berwudhu, lalu berkata, 'Laa
Hawla wala quwata illa billah. "Dia tidak memberikan fatwa apapun tanpa mengucapkan kata
tersebut terlebih dahulu."
Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Syafiʿī atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i
(bahasa Arab: افعيddد بن إدريس الشdd )محمyang akrab dipanggil Imam Syafi'i lahir di Gaza,
Palestina, 150 H / 767 dan wafat di Fusthat, Mesir 204H / 819M. Beliau adalah seorang mufti
besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari
Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara
dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.
Pendiri Mazhab Hambali ialah Al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal
Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H. dan wafat tahun 241 H.
Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai negara untuk
mencari ilmu pengetahuan, antara lain Siria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Basrsh. Dan beliau
dapat menghimpun sejumlah 40.000 hadis dalam kitab Musnadnya.
Ash-Shiddieqy, T. M. Hasbi, Prof. Dr. 1980. Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Hanafi, Ahmad, MA. 1995. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Yanggo, Huzaemah Tahido, Dr. 1997. Pengantar Perbandingan Mazhab. Jakarta: Logos.
Haswir, MAg. dan Muhammad Nurwahid, MAg. 2006. Perbandingan Mazhab, Realitas
Pergulatan Pemikiran Ulama Fiqih. Pekanbaru: Alaf Riau.
M. Zein, Satria Effendi, Prof. Dr. H. MA. 2005. Ushul Fiqih. Jakarta: Kencana.
Mubarok, Jaih, Dr. 2002. Modifikasi Hukum Islam: Studi Tentang Qawl Qadim dan Qawl
Jadid. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.