Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Madzhab
Dosen pembimbing: Dr. H Masraf, MA
Oleh:
Kelompok 7
Ahmad Fauzi (21.01.00.015)
Lulu Hasanah (20.01.00.030)
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Simpulan.......................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa hal yang perlu disampaikan, Pertama, dalam Islam
terdapat empat mazhab fiqih yang terkenal. Urutannya: Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hanbali. Inilah mazhab yang terkenal dalam fiqih Islam.
Kedua walaupun sudah ada ada empat mazhab tidak berarti bahwa
semua syariat Islam itu telah dibiarakan oleh ke empat mazhab tersebut.
Ini berarti, belum tentu pendapat di luar empat mazhab itu secara
sistematis salah. Salah atau tidak mesti menggunakan pijakan dan
patokan yang sudah disepakati yaitu quran dan hadits. ketiga, barangkali
ada baiknya ikhwanfillah mengetahui, mengapa hanya empat mazhab
karena hanya empat mazhab yang lolos dari seleksi alam. Mengapa bisa
lolos, sebab imam dari ke empat mazhab ini mempunyai pengikut murid
yang rajin mencatat perkataan imamnya yang terus menerus diwariskan
hingga sampai kepada kita. Imam yang diwariskan ilmu dari imam yang
empat itu belum tentu kadarnya keimanannya di bawah imam yang
empat, banyak diantaranya yang juga sangat pandai. namun pendapat
mereka akhirnya dinisbatkan kepada pemberi pendapat yang yang
pertama, yaitu imam yang pertama.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang imam hanafi?
2. Bagaimana sejarah dan latar belakang imam maliki?
3. Bagaimana sejarah dan latar belakang imam syafi’i?
4. Bagaimana sejarah dan latar belakang imam hambali?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang imam hanafi
2. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang imam maliki
3. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang imam syafi’i
4. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang imam hambali
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dan Latar Belakang Imam Hanafi
1. Tahun Kelahiran dan Meninggalnya Imam Hanafi
Dalam beberapa literatur tentang sejarah imam Hanafi disebutkan
bahwa namanya adalah Al-Numan bin Tsabit bin Marzaban Al-Farisy
biasa dipanggil imam Hanifah, gelarnya Al Imam Al-Az‟ham (Imam
Besar), dan terkenal dengan sebutan Imam ahli Alra‟yi (Imam Ahli
Logika).1 Ayah imam Hanafi bernama Tsabit, seorang pedagang sutra
dikota kuffah. Kakek beliau bernama AlZutha penduduk asli Kabul, ia
pernah menjadi tawanan dalam satu peperangan lalu dibawah ke kuffah
sebagai budak.2 Abu hanifah dilahirkan pada tahun 80 Hijrah
bersamaan (659 Masehi). Sebagaian para ahli sejarah mengatakan
bahwa ia dilahirkan pada tahun 61 Hijrah ; pendapat ini sangat tidak
mendasar, karena yang sebenarnya ialah pada tahun 80 Hijrah (659 M)
menurut pendapat yang pertama.3 Kemudian Imam Hanafi meninggal
dunia pada tahun 150 Hijrah dan ada beberapa pendapat yang berbeda
tentang tarikh ini, di antara mereka ada yang mengatakan bahwa beliau
meninggal pada tahun 151 dan 153 Hijrah, pendapat yang lebih kuat
ialah beliau meninggal pada tahun 150 Hijrah. Imam An-Nawawi
berpendapat : beliau meninggal dunia ketika dalam tahanan.
Diceritakan bahwa sebelum Imam Hanafi menghembuskan nafas
terakhir, ia berpesan (wasiat) supaya mayatnya dikebumikan di tanah
perkeburan yang baik beliau maksudkan dengan tanah yang baik, yaitu
1
Syaikh Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah
(Jakarta:Pustaka AlKautsar, 2007), h. 337
2
Eni Wahyuni, Iqrar Sebagai Alat Bukti Dalam Memutuskan Perkara Zina
(Tela‟ah Pendapat Mazhab)
3
Ahmad Asy-syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab (Jakarta:
Amzah, 2011), h.14
3
4
6
Ibid, h, 17.
6
7
http: blogspot.co.id Pengertian-Al-Hadits-As-Sunnah.html Di akses tanggal 27
november 2023 jam 22.04
7
8
Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi 4 Imam Madzhab, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1993), cet, II, h. 71
9
Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, ( Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2006), Cet. I, h.260
8
Negeri Yaman.10 Ayah Imam Malik adalah Anas Ibn Malik Ibn Abi
Amir Ibn Abi Al-Haris Ibn Sa’ad Ibn Auf Ibn Ady Ibn Malik Ibn
Jazid.4 Ibunya bernama Siti Aliyah binti Syuraik Ibn Abdul
Rahman Ibn Syuraik Al-Azdiyah. Ada riwayat yang mengatakan
bahwa Imam Malik berada dalam kandungan ibunya selama 2 tahun
ada pula yang mengatakan sampai 3 tahun. Imam Malik Ibn Anas
dilahirkan saat menjelang periode sahabat Nabi SAW di Madinah.
Tidak berbeda dengan Abu Hanifah, beliau juga termasuk ulama
zaman, ia lahir pada masa Bani Umayyah tepat pada pemerintahan
Al- walid Abdul Malik ( setelah Umar ibn Abdul Aziz) dan
meninggal pada zaman Bani Abbas, tepatnya pada zaman
pemerintahan Al-Rasyud (179 H). Imam Malik menikah dengan
seorang hamba yang melahirkan 3 anak laki-laki (Muhammad,
Hammad dan Yahya) dan seorang anak perempuan (Fatimah yang
mendapat julukan Umm al-Mu’minin). Menurut Abu Umar,
Fatimah temasuk di antara anak-anaknya yang dengan tekun
mempelajari dan hafal dengan baik Kitab al-Muwatta’
2. Kehidupan Imam Maliki
Setelah ditinggal orang yang menjamin kehidupannya, Imam Malik
harus mampu membiayai barang daganganya seharga 400 dinar
yang merupakan warisan dari ayahnya, tetapi karena perhatian
beliau hanya tercurah kepada masalah-masalah keilmuan saja
sehingga beliau tidak memikirkan usaha dagangnya, akhirnya
belaiu mengalami kebangkrutan dan kehidupan bersama
keluarganya pun semakin menderita.11 Selama menuntut ilmu Imam
10
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, ( Jakarta; Logos,
1997), cet. I, h. 103
11
Abdur Rahman Asy-Syarqawi, Riwayat 9 Imam Fiqih, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2000), cet. I, h. 278
9
12
Abdullah Musthofa al-Maraghi, Pakar-Pakar Fiqih Sepanjang Sejarah,
(Yokyakarta: LPPPSM, 2000), cet. I, h. 79
10
periwayata.
4. Metode Istimbat Imam Maliki
Imam Malik merupkan imam mazhab yang memiliki perbedaan
Istimbat hukum dengan imam mazhab lainnya. Imam Malik
sebenarnya belum menuliskan dasar-dasar fiqhiyah yang
menjadikan pijakan dalam berijtihad, tetapi pemuka- pemuka
maszhab ini, murid-murid Imam Malik dan generasi yang muncul
sesudah itu, mengumpulkan dasar-dasar fiqhiyah Imam Malik
kemudian menulisnya. Dasar-dasar fiqhiyah itu kendatipun tidak
ditulis sendiri oleh Imam Malik, akan tetapi mempunyai
kesinambungan pemikiran, paling tidak beberapa isyarat itu dapat
dijumpai dalam fatwa-fatwa Imam Malik dalam bukunya
“almuwatha’ ”. dan dalam almuawatha’ , secara jelas Imam Malik
menerangkan bahwa dia mengambil “tradisi orang-orang Madinah”
sebagai salah satu sumber hukum setelah al-Qur’an dan as-sunnah.
Bahkan ia mengambil hadis munqathi’ dan mursal selama tidak
bertentangan dengan tradisi orang-orang Madinah.
Secara garis besar, dasar-dasar Imam Malik dalam menetapkan
suatu hukum dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
Ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dengan bahasa Arab yang di riwayatkan secara
mutawatir dan tertulis dalam mushaf.
b. Sunnah (Hadts)
Ialah segala perakataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan) Nabi
Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum.27 Dalam
mengambil hukum, Imam Malik mengikuti cara yang
dilakukan dalam mengambil hukum di dalam al-Qur’an.
12
13
10Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 1, terj. Muhammad Afifi, Abdul Hafiz,
(Jakarta: Almahira, 2010), h. 6
14
Risālah ini.18
c. Kitab Sunan al-Ma‟tsuroh
d. Kitab Musnad
e. Kitab Al-Aqidah
f. Kitab Usul al-din wa masa’il al-sunnah
g. Kitab Ahkam al-Qur‟an
h. Kitab Al-sabaq wa al-ramyu
i. Kitab Washiyah
j. Kitab Al-hujjah
k. Kitab Al-fikr al-akbar
l. Kitab Imla‟ al-shoghir
m. Kitab Amalai al-kubro
n. Kitab Mukhtashor robi‟
o. Kitab Mukhtashor muzani
p. Kitab Muktashor buwaithi
q. Kitab Ijab al-jum‟ah
r. Kitab Ibthal al-istihsan
s. Kitab Bayat al-fardh
t. Kitab Sifat al-amr wa al-nahy
u. Kitab Manasik al-Kabir dan banyak lagi lainnya.
Hambali telah hafal 700.000 hadis di luar kepala. Hadis sebanyak itu
kemudian diseleksinya secara ketat dan ditulis kembali dalam
kitabnya Al Musnad berjumlah 40.000 hadis berdasarkan susunan
nama-nama sahabat yang meriwayatkan. Dengan kemampuan dan
kepandaiannya, mengundang banyak tokoh ulama yang berguru
kepadan yang melahirkan banyak ulama dan pewaris hadis terkenal
semisal Imam Bukhari, Imam Muslim dan Imam Abu Daud.
f. Imam Syafi’i
g. Waki’ bin Jarrah
h. Ismail bin Ulayyah
i. Sufyan bin ‘Uyainah
Dan murid-muridnya antara lain :
a. Shalih bin Ahmad bin Hambali
b. Abdullah bin Ahmad bin Hambali
c. Ahmad bin Muhammad bin Hani Abu Bakar
d. Abdul Malik bin Abd Al-Hamid
f. Ahmad bin Muhammad bin Al-Hajjaj.
3. Karya Imam Hambali
Beliau menulis kitab al-Musnad al-Kabir yang termasuk
sebesar-besarnya kitab "Musnad" dan sebaik baik karangan beliau
dan sebaik baik penelitian Hadits.Ia tidak memasukkan dalam
kitabnya selain yang dibutuhkan sebagai hujjah. Kitab Musnad ini
berisi lebih dari 25.000 hadits. Di antara karya Imam Ahmad
adalah ensiklopedia hadits atau Musnad, disusun oleh anaknya dari
ceramah (kajian-kajian) - kumpulan lebih dari 40 ribu hadits juga
Kitab ash-Salat dan Kitab as-Sunnah. Adapun beberapa
karangannya adalah :
1. Kitab Al Musnad, karya yang paling menakjubkan karena
kitab ini memuat lebih dari dua puluh tujuh ribu hadits.
2. Kitab at-Tafsir, namun Adz-Dzahabi mengatakan, “Kitab ini
hilang”.
3. Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh
4. Kitab at-Tarikh
5. Kitab Hadits Syu'bah
6. Kitab al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Langkah-langkah dalam engembngan
silabus meliputi; mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar,
mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran,mengembangkan kegiatan
pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, penentuan
jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, menentukan sumber belajar.
Indikator merupakan penada pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencangkup
sikap pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/ atau dapat diobservasi. Indikator Penilaian bermanfaat
bagi : (1) guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang
dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan
tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik,
dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes; (2) peserta didik dalam
mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes.
Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk
mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian
sesungguhnya; (3) pimpinan sekolah dalam memantau dan
27
B. Saran
Sebagai seorang guru, alangkah baiknya lebih mengenal tentang
silabus dan indikator. Karena dengan silabus dan indikator, seorang guru
akan lebih terarah di dalam pembelajarannya. Guru akan mengerti apa
yang harus disampaikan dan apa yang harus menjadi capaian peserta
didik dalam suatu mata pelajaran. Maka dari itu, hendaknya guru
mempelajari lebih dalam tentang silabus dan pengembangan indikator.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah di atas.
28
DAFTAR PUSTAKA