Anda di halaman 1dari 8

MERANGKUM TUGAS AKIDAH

Nama : TUTI HELFI


Nim : 12010926156

1. Sejarah Timbulnya Masalah – Masalah Akidah Islam


Akidah disebut pula iman atau kepernyaan yang menrupakan titiktolak permulaan
seseorang yang di sebut muslim.akidah menrupakan pengetahuan pokok yang di sebut
“arkanul iman” atau rukun iman yang terdiri atas iman kepada allah,iman kepada
malaikat,iman kepada rasul,iman kepada hari akhir serta iman qhada dan qadar.
Pokok – pokok keimanan tersebut diatas lazimnya dibahas dalam teologi islam.teologi
islam berasal bersal dari kata ‘theos’artinya “tuhan” dan logos artinya ilmu jadi teologi
adalah ilmu tentang ketuhanan dengan kata lain yang di maksud teologi adalah pengetahuan
tentang tuhan dan manusia dalam pertalianya dengan tuhan.baik disandarkan kepada wahyu
(revaled theologi) maupun di sandarkan pada penyelidikan akal pikiran (rasional thologi)
Secara etimologi atau bahasa, Aqidah berasal dari bahasa arab yang berarti ikatan,
kepercayaan atau keyakinan. Sementara menurut terminologi atau istilah, aqidah berarti iman
yang teguh dan pasti dan tidak ada keraguan sedikit pun. Pengertian akidah islam Secara
etimologis (lughatan) kata aqidah berasal dari bahasa Arab ‘aqd’ yang memiliki arti ikatan,
simpul, perjanjian, dan kokoh (Al-Munawi, 1984, hal 1023). Secara istilah aqidah adalah
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan
akal, wahyu dan fitrah.kebenaran itu di praktikan oleh manusia di dalam hati (serta) diyakini
keshahihhannya dan kebenarannya (secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu (Al-jazairy).

2. Al-Qur’an Sebagai Sumber Akidah dan Peranan Akal


a. Al-Qur’an Sebagai pertama
Firman allah swt yang diwahyukan kepada Rasulullah melalui perantara malaikat
Jibril.di dalamnya allah telah menjelaskan segala sesuatu yang telah dibutuhkan oleh hamba-
Nya sebagai bekal kehidupan di dunia dan di akhirat. Ia merupakan petunjuk bagi orang-
orang yang diberi petunjuk, pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman, dan obat bagi
jiwa-jiwa yang terluka. Sebagaimana Firman ALLAH dalam QS.Al –na’am ayat 115
            

“dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang
dapat mengubah Firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”.

b. As-Sunnah sumber kedua


Seperti halnya Al-Qur’an, As-Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari
Allah Swt walaupun Lafadznya bukan dari Allah tapi maknanya datang darinya. Hal ini
diketahui dalam firman Allah QS. An-Najm: 3-4.
          
“dan tidaklah yang diucapkan-Nya itu (Al-Qur’an) menurut keinginan-Nya. Tidak lain (Al-
Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”
Rasulullah saw bersabda,”tulislah demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya,
tidak keluar dari-Nya kecuali kebenaran sambil menunjuk lidahnya” (HR. Abu dawud).

c. Ijma’ para Ulama


Sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid Umat Muhammad saw
setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka bukanlah orang yang sekedar
tahu tentang ilmu tetap juga memahami dan mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan ijma’.

d. Akal Sehat Manusia


Selain ketiga sumber diatas, akal juga menjadi sumber hukum aqidah dalam Islam.
Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta memberikan haknya
sesuai dengan kedudukannya, dengan cara memberikan batasan dan petunjuk kepada akal
agar tidak terjebak kedalam pemahaman-pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan
sifat akal yang memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.

e. Alqur’an Sebagai Peranan Akal


Akal berfungsi sebagai pencegah. Dalam artian, akal mencegah manusia mengikuti
nafsunya. Hal ini merujuk pada penyebutan akal dengan menggunakan istilah hijr dalam Al-
Qur'an yang mengandung arti pencegah.

3. Hubungan Iman, Ibadah dan Akhlak


Beribadah kepada Allah SWT merupakan indikasi iman kepada yang ghaib, walaupun
orang yang beribadah tidak melihatnya dan juga merupakan indikasi ketaatan kepada perintah
walaupun tidak diketahui rahasianya. Allah SWT Maha Kaya dari seluruh manusia dan
makhluknya. Bila manusia beribadat kepada sesuatu berarti mereka menyembah yang lebih
pantas dari diri mereka dan mencari kebaikan yang bersifat rohani atau jasmani, individu atau
masyarakat, dunia dan akhirat. Namun manusia kadang-kadang tidak mengetahui hikmah
yang didatangkan Allah SWT kepadanya.
Kualitas iman yang dimiliki oleh seseorang mempengaruhi terhadap sikapnya dalam
beribadah. Semakin tinggi kualitas keimanan seseorang semakin tinggi pula ketaatanya,
sebaliknya keimanan yang rendah berimplikasi kepada sikap atau ketaatan beribadah yang
tidak maksimal. Itu semua juga berpengaruh terhadap akhlak mereka.
Hubungan antara ibadah, iman dan akhlak sangat erat dan antara satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Ibadah merupakan amal saleh, sedangkan amal saleh merupakan
implementasi dari iman kepada Allah SWT. Sementara itu akhlak merupakan hasil dari
semua itu. Al-Qur’an banyak menyebutkan orang-orang yang beriman berbarengan dengan
orang-orang beramal saleh, misalnya antara lain dalam QS. Al-Ashr 1-3:
“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”

4. Perbedaan Mukmin, Kafir dan Munafik dan Ciri-ciri Orang Beriman Menurut
Alqur’an
a. Perbedaan mukmin, kafir dan munafik
Dalam kehidupan beragama dikenal ketagori yang amat popular,yaitu
mukmin,munafik,dan kafir. Seseorang di sebut mukmin jika yang bersangkutan mempercai
adanya tuhan ,hari akhir,malaikat,rasul atau utusannya,kitab-kitab allah,serta qodho dan
qodharnya. Sedangkan disebut manafik manakalah setiap orang tidak mampu menyelaraskan
antara apa yang di ucapkan dengan yang dijalaninya sendiri. Adapun kafir adalah orang yang
tidak beriman,ingkar,tidak mempercayai adanya tuhan,dan seterusnya. Ada kolompok
mukmin,munafik dan juga kafir.dianggapnya bahwa sebutan masing-masing kategori itu
disandang oleh orang yang berbeda-beda.ada kelompok orang yang disebut mukmin,sebagian
munafik,dan lainnya kafir.kecuali mukmin,sebutan kedua lainnya dianggap rendah.orang
akan marah disebut sebagai munafik dan kafir.sebuttan itu dirasakan tidak
mengenakkan,merendahkan,dan buruk.bahwa ketiga ketegori tersebut sebenarnya bisa jadi
terdapat pada diri seseorang.ketika didalam hati saya terpanggil untuk berbuat jujur,adil,dan
berkemanusiaan,maka saya merasakan,keimanan saya berhasil terpilihara. Atas dasar
panggilan keimanan,saya merindukan kebaikkan,kejujuran dan kemanusiaan .
Namun pada saat lainnya,apa yang saya katakana sendiri ternyata tidak mampu saya
laksanakan.antara apa yang saya pikirkan,katakana,dan lakukan ternyata berbeda.perbedaan
itu kadangkalah sedemikian jauh.merasakan hal ini,saya sadar bahwa sebenarnya,saya sedang
berada dalam keadaan munafik.apa yang saya katakana baik,dan orang lain saya ajak untuk
menjalankannya,ternyata saya sendiri tidak berhasil melakukan kebaikan itu.secara jujur pada
saat yang semikian itu sebenarnya saya dalam keadaan munafik.maka artinya,pada suatu saat
saya tergolong mukmin,dan pada saat lainnya,say amunafik.pada saat berbeda lagi saya
ternyata juga tidak mampu menghindari perbuatan hati yang terlarang dan buruk,yaitu
minsalnya ujub,riya,sombong,hasut,permusuhan,mengadu domba,dan juga melakukan
perbuatan jahat yaiyu menfitnah.perbuatan hati saya itu sebenarnya pantas disebut ingkar atau
kafir.pengertian kafir adalah menutup atau kafaro,yaitu menutup keimanan yang ada pada diri
saya sendiri,yang seharusnya selalu saya pelihara atau jauhkan darisifat tercela di maksud
menghindari atau menjega penyakit hati yang sebenarnya menjadi musu diri sendiri itu
ternyata buksn pekerjaan mudah.tidak semua orang ysn sebenarnya memiliki sifat pelupa dan
salah.tak kalah sedang mengikuti hawa nafsu yang menjelakakan itu,sesorang tidak mudah
diingatkan,bahkan marah.apa yang dilakukan dianggapnya benar,padahal keliru dan bahkan
salah besar. Penyakit hati itu bisa didirita oleh siapa saja dan sebenarnya sangat
berbahaya,oleh karena akan memasukan bersangkutan kejurang neraka.Oleh karena itu,umat
manusia,tidak terkecuali kaum muslim,sebenarnya sudah selalu menghadapi musuh itu sangat
berat ditaklukkan oleh karena berada pada diirinyasendiri.Nabi sepulang dari perang badar
mengingatkan kepada para sahabat dan pasukannya tentang musuh yang akan dihadapi,dan
lebih besar dibanding perang yang baru saja dijalanin.oleh karena itu,tampa mencaripun
musuh itu sudah ada,dan bahkan sudah sangat sulit dikalahkan.Musuh yang dimaksudkan itu
adalah hawa nafsu yang ada pada diri masing-masing orang wallahu a’lam.

b. Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Al Quran


Untuk mengenal ciri-ciri orang beriman tersebut,kamu bisa mengelihnya lewat
ayat-ayat dalam al quran maupun hadist nabi SAW.Didalam al quran dan hadist telah
ditepaparkan 10 ciri-ciri orang beriman ysng wajib kamu miliki.Untuk lebih
memahaminya,berikut 10 ciri-ciri orang beriman :
- Punya rasa takut terhadap Allah SWT
Memiliki rasa takut terhadap allah SWT merupakan satu dari 10 ciri-ciri orang
beriman.Dirinya tidak akan berani melanggar ataupun apa yang telah ditetapkan menjadi
suatu larangan allah dan akan selalu mentaati perintahnya
- Khusuk saat melaksanakan sholat
Khusuk dalam sholat merupakan satu drai 10 ciri-ciri orang beriman lainnya.seseorng
yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khususk menjalankan ibadah
sholat,baik wajib atau sunah meski banyak gangguan .
- Menjahkan diri dari kegiatan yang sia-sia
Sepuluh ciri-ciri orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak
bermenfaat.Dirinya justru akan sibuk melakukan urusan ibadah yang akan menambah
keimanannya.
- Senang mendengar bacaan ayat al quran
Senang mendengar bacaan ayat al quran merupakan sutu drAI 10 ciri-ciri orang
beriman Bukan hanya itu,keimanan dalam hati mereka semakin bertambah ketika
mendengar ayat-ayat allah SWT.
- Menunaikan zakat
Termasuk kedalam 10 ciri-ciri orang beriman,karena dirinya tau bahwa dengan
berzakat merupakan bukti keimanan seseorang.Orang-orang beriman hendaknya
menunaikan kewajiban dan ibadah yang terkait harta ini dengan ikhlas utuk
membersikan harta dan mensucikan jiwa mereka.
- Meneladani Rasul
Dalam sepuluh ciri-ciri orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah
allah SWT saja,melainkan juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul dari
ahu hurairoh rhodiallahu anhu.
- Tawakal
Tawakal merupakan satu dari sepuluh cir-ciri orang briman.orang tawakal dan
ihklas pada setiap ketetapan dan takdir tyang diberikan allah SWT.
- Sabar
Kesabaran juga merupakan satu dari sepuluh ciri-ciri orang beriman.Seberat atau
sesulit apa pun ujian yang diberikan,maka dirinya akan selalu bersabar
menghadapinya.
- Punya ahlak yang baik
Ciri-ciri oyang yang beriman lainnya adalah memiliki ahlak yang baik.Orang
beriman tidak mungkin memiliki ahlak yang buruk,karena dirinyaakan selalu
meladani rasul yang berahlak mulia.
- Selalu bersyukur
Seseorang yang sedang ditimpah masalah,baik maupun buruk akan membuat
dirinya selalu bersyuur atas apa yang dimilikinya
5. Kebebasan Beragama dan Toleransi Beragama dalam Perspektif Islam
Tolenransi beragama adalah pemberian kebebsan kepada individu atau sesame warga
masyarakat untuk memeluk agama yang menjadi kekiniannya,kebebsan dan menentukan
nasibnya masing-masing,selama didalam menjalankannya dan menentukan sikapnya untuk
tidak bertentengan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam
masyarakat.
Sementara kebebasan dalam beragama perinsip yang mendukung kebebsan individu
ata masyarakat,untuk menyerapkan agama atau kepercayaan dalam luang pribadi atau
umum.Kebebasan dalam beragama termasuk kebebasan untuk mengubah agama dan tidak
menurut setiap agama.

Menurut aliran kawarij,merji’ah,syi’ah,jabaria,qodharia,ahli sunah waljamah


Dari perpejahan umat islam,boleh dikatakan sejak wafatnya nabi,Tetapi perpecahan
itu menjadi reda,karena terpilihnya abu bakar menjadi khalifah.Demikianlah berjalan masa-
masa kekalifahan abu bakar,umar,dalam kubu persatuan yang erat dan persaudaraan yang
mesra.Dalam masa ketiga itulah dipergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya dan
mengembangkan islam keseluruh alam.Pada pembahasan kali ini kami akan menjelskan
tentang mazhab kawarij,muruji’ah,kadariah,dan jabariah.
1.KAWARIJ
Kawarij berakti orang-orang yang keluar dari barisan ahli bin tholib.Golongan ini
menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah semata-mata untuk
berjuang dijalan allah meskipun pada awalnya kawarij muncul karena pensoalan politik,tetapi
dalam perkembangan golongan ini banyak berbicara masalah teologis
2.SYI’AH
Syi’ah adalah salah satu aliran dalam islam yang menyakini alih bin abi tholob dan
keturunannya sebagai pemimpin islam segala nabi SAW wafat para penulis sejarah islam
berbeda pendapat mengenai awal mula golongan syi’ah.Sebagian menganggap syiah lahie
setelah nabi Muhammad SAW.Wafat,yaitu pada suatu perebutan kekuasaan antar kaum
muhajirin dan anshor
3.KODHARIA
Nama khodaria berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai QUDRAH atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk pada kadar allah.dalam sejarah pekembangan tiologi islam,tidak
diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul.
4.JABARIAH
Nama jabariah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.menurut al
syahrastani,jabariah berakti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan
menyadarkan perbuatan kepada allah.
5.AHLI SUNAH AL JAMAAH
Adapun ungkapan ahli sunah (sering juga disebut suni)dapat dibedakan memjadi
dua pengertian,yaitu umum dan khusus suni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok
syah.Suni dalam pengertian khusus adalah mahzab yang berada dalam barisan asy’aria dan
merupakan lawan mu’tazila secara etomologis,istilah”ahli sunnah wal jamaah”berakti
golongan yang senang tiasa mengikuti jejak hidup rasulullah SAW dan jalan hidup para
sahabatnya.atau golongan yang bertegang teguh pada sunnah rasul dan sunnah para sahabat
khusus lagi,sahabt yang empat yaitu,abu bakar assidik,uar bin khotab,usman bin afwan dan
ahli bin abi tholib

6. Rukun Iman
Iman menurut bahasa Arab artinya percaya. Sedangkan menurut Al-Jurjani dalam At-
Takrifat, secara bahasa, iman adalah membenarkan dengan hati. Sementara menurut syariat,
iman adalah meyakini dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. Adapun 'berdasarkan
dalil' artinya keimanan harus dibangun di atas dalil, bukti, dan argumen yang kuat.
Keyakinan dalam hati dan pengakuan lisan itu harus sejalan. Menurut sejumlah
ulama, dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, perbuatan bukan bagian dari iman. Karena
perbuatan itu timbul dari iman itu sendiri. Iman dan Islam itu tidak dapat dipisahkan. Maka
dari itu, jika seorang yang mengaku Islam tapi tidak iman, berarti ia tidak akan mendapatkan
faedah di akhirat nanti.
Begitu juga sebaliknya, jika ia beriman tetapi tidak Islam, dalam agama Islam
menyebutkan ia tidak akan selamat dari siksa neraka yang amat pedih.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasannya rukun iman terdiri dari enam poin. Rukun
iman termasuk pondasinya Islam. Yang tentu saja harus diyakini semua umat, sesuai dengan
urutannya yang benar.
1. Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah menjadi urutan pertama dan poin terpenting dalam Islam. Allah SWT
maha besar, Dia pencipta semua yang ada di alam semesta ini. Dia pula yang menguasai
segala isi alam semesta, akhirat, dan lainnya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT, hanya
Allah yang maha Esa, tidak ada duanya.
Meyakini Allah tidak hanya melalui kata-kata, tapi juga dibutuhkan bukti. Dari amal
perbuatan, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua makhluk
diwajibkan menyembah Allah, tak hanya manusia semata, melainkan hewan, tumbuhan, jin,
hingga malaikat.
2. Iman kepada malaikat.
Allah dalam memberikan tugas untuk mengatur seluruh isi alam, melalui malaikat-
malaikatnya. Beriman dan meyakini malaikat sebagai utusan Allah menjadi rukun iman
kedua.
Para malaikat bertugas sebagai perantara Allah juga tertuang pada Alquran surah An Nahl
ayat 2, yang berarti “Allah menurunkan para malaikat untuk membawa wahyu dengan
perintah-Nya kepada siapa yang Allah kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:
“Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku”.
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya.
Allah menuliskan ajaran-Nya melalui perantara wahyu yang diturunkan lewat malaikat.
Wahyu tersebut tertuang pada kitab-kitab ajaran Islam. Kitab itu diturunkan kepada para
Rasul, untuk kemudian dilanjutkan ke seluruh umat Islam. Agar dapat diamalkan seluruh
umat sampai kiamat kelak.
Kitab-kitab ini sebagai pedoman dan pegangan umat di kala para rasul sudah wafat. Dengan
berpedoman teguh pada kitab-kitab Allah, niscaya manusia bisa selamat dari siksa api neraka.
Segala pertanyaan dan aturan Islam sudah tertuang di dalam kitab-kitab Allah tersebut.
Adapun kitab yang perlu diimanin oleh umat Islam terdiri 4 kitab.
4.  Iman kepada Nabi dan Rasul.
Malaikat Jibril menyampaikan pada Nabi dan Rasul keempat kitab suci, yaitu Taurat, Zabur,
Injil dan Al Quran. Kitab Taurat diturunkan pada Nabi Musa, kita Zabur kepada Nabi Daud,
kitab Injil kepada Nabi Isa, dan terakhir kitab suci Alquran diturunkan kepada nabi sekaligus
Rasul terakhir, yakni Muhammad SAW.
Umat Islam mengimani bahwa ada 25 Nabi yang diyakini. Selain itu, nabi terakhir yang
diyakini adalah Nabi Muhmmad SAW.
5. Iman kepada hari akhir.
Umat Islam diwajibkan percaya akan adanya hari akhir atau yang sering disebut dengan
kiamat. Di mana setiap harinya, waktu demi waktu, manusia sibuk berurusan dengan urusan
dunia. Akhir perjalanan manusia bukanlah kematian, melainkan kiamat itu sendiri.
Di hari akhir nanti, semua manusia akan dikumpulkan. Dibangkitkan bagi mereka yang telah
mati. Segala amal perbuatan manusia ditimbang. Di manakah ia layak ditempatkan, surga
atau neraka. Tak ada satu orang pun yang akan lolos dari 'timbangan' amal.
Meyakini adanya hari kiamat, maka manusia bisa menjadi lebih baik, mengumpulkan banyak
pahala, sebagai saku atau simpanan di hari akhir kelak. Juga, manusia dapat lebih berserah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
6. Iman kepada takdir (Qadha dan Qadar).
Allah memiliki ketetapan, kehendak, dan keputusan atas semua makhluk ciptaan-Nya. Dua
kata ini kerap disandingkan jadi satu, karena Qadha dan Qadar memang tidak bisa
terpisahkan. Namun menurut arti dan maknanya, dua kata punya perbedaan.
Seperti yang sudah tertuang pada Quran surah Al Hajj ayat 70, yang artinya: “Apakah kamu
tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di
bumi?, bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”
- Qadha.
Menurut bahasa, Qadha berarti ketetapan. Sebelum manusia lahir dan sebelum dunia tercipta,
Allah sudah punya ketetapan. Dia tuliskan pada kitab Lauh Mahfuz. Baik tentang hidup,
kebaikan, keburukan, dan kematian.
- Qadar.
Menurut bahasa, Qadar berarti ketentuan atau kepastian Allah. Sementara berdasarkan istilah,
Qadar berarti penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan oleh Allah. Termasuk yang sedang
terjadi, akan terjadi, dan belum terjadi.
Hubungan Qada dan Qadar tidak bisa dipisahkan, karena Qada merupakan rencana dan Qadar
adalah perwujudan atau kenyataan. Dua kata ini juga dikenal sebagai takdir oleh Allah SWT.
REFERENSI

Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta


Ibrahim T dan Darsono H, Membangun Akidah dan Akhlak 2 untuk Kelas VIII Madrasah
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka
Imam Asy Syafi’i. Jakarta
Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Rahayu ,Suci & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA ( Jakarta: Ganesa Exact)
Sya’rawi, Syeikh Mutawalli 2006 Kenikmatan Taubat (Jakarta : QultumMedia)
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam 3 untuk SMA Kelas XII, Penerbit: Erlangga, Jakarta,
2007
Tsanawiyah, Penerbit: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2008
Toto Suryana, Dkk, 1996. Pendidiakan Agama Islam. Bandung : Tiga Mutiara

Anda mungkin juga menyukai