Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Eko Nugroho

NIM : 20331031
PRODI : Administrasi Negara 1
FAKULTAS : Ilmu Administrasi Negara

BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA ALLAH SWT


A. Pengertian Iman Kepada Allah SWT
Iman menurut bahasa adalah yakin atau percaya, keimanan berarti keyakinan alias
kepercayaan. Dengan demikian, rukun iman yakni dasar, inti, ataupun pokok-pokok
kepercayaan yang wajib diyakini oleh tiap penganut agama Islam. Kata iman juga berasal
dari kata kerja amina – yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti
percaya merujuk perilaku batin yang terletak dalam hati. Dalam surat Al-Baqarah ayat 165
mengatakan kalau orang yang beriman merupakan orang yang amat sangat cinta kepada
Allah SWT. Oleh karena itu, beriman kepada Allah SWT berarti sangat rindu terhadap ajaran
Allah SWT. Dengan demikian, beriman kepada Allah SWT berarti amat sangat terhadap
ajaran Allah SWT ialah Al-Qur’an serta sunnah Rasul.
Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman di definisikan
dengan keyakinan dalam hati , di ucapkan dengan lisan, serta di wujudkan dengan amal
perbuatan (Al-Imaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisani wa ‘amalun bil arkaan). Istilah
iman dalam Al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak serta
warna tentang suatu yang di imani, seperti di dalam surat An-Nisa’ ayat 51 yang
berhubungan dengan jibti (kebatinan/idealisme) serta thaghut (realita/nasiolaisme).
Sedangkan di dalam surat Al-Ankabut ayat 52 berhubungan dengan kata bathil, yakni
wallazina aamanu bil baathili. Bathil yakni tidak benar menurut Allah SWT. Sementara di
dalam surat Al-Baqarah ayat 4 iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan oleh
Allah SWT.
Dengan demikian, kata iman yang tidak berhubungan dengan kata Allah SWT atau
ajaran-Nya, di katakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengann selainnya
dinamakan iman bathil. Keimanan yaitu perbuatan yang apabila di ibaratkan tanaman atau
pohon, memiliki batang serta cabang. Bukankah sering kita dengar atau bahkan membaca
sabda Rasulullah SAW. Yang kita jadikan kata-kata mutiara atau quotes, misalnya malu yaitu
sebagian dari iman, kebersihan sebagian dari iman, cinta bangsa serta negara (cinta tanah air)
sebagian dari iman, bersikap ramah sebagian dari iman, menghilangkan duri atau yang
lainnya yang bisa membuat orang sengsara serta menderita, itu juga sebagian dari iman. Di
antara cabang-cabang keimanan yang paling pokok yakni keimanan kepada Allah SWT.
B. Wujud Iman
Akidah Islam dalam al- Qur’ an disebut iman. Iman bukan cuma berarti yakin,
melainkan kepercayaan yang menekan seseorang muslim untuk berbuat. Oleh sebab itu
lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seseorang
muslim yang disebut amal saleh. Seorang dinyatakan iman bukan cuma yakin terhadap
sesuatu, melainkan keyakinan itu mendorongnya untuk mengucapkan serta melaksanakan
sesuatu sesuai dengan keyakinan. Sebab itu iman bukan cuma dipercayai ataupun diucapkan,
melainkan menyatu secara utuh dalam diri seorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
Akidah Islam merupakan bagian yang sangat pokok dalam agama Islam. Ia merupakan
kepercayaan yang sebagai dasar dari seluruh suatu tindakan maupun amal
Seorang dipandang bagaikan muslim ataupun bukan muslim tergantung pada
akidahnya. Apabila dia berakidah Islam, hingga segala sesuatu yang dikerjakannya akan
bernilai sebagai amaliah seseorang muslim maupun amal saleh. Apabila tidak berakidah,
sehingga segala amalnya tidak memiliki makna apa- apa, kendatipun perbuatan yang
dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia. Akidah Islam atau iman mengikat seseorang
muslim, sehingga dia terikat dengan seluruh peraturan hukum yang datang dari Islam. Oleh
sebab itu jadi seseorang muslim berarti meyakini serta melakukan segala sesuatu yang diatur
dalam ajaran Islam. Segala hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

C. Ciri-Ciri Orang yang Beriman


Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1.    Jika disebut nama Allah SWT, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah
SWT tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat Al-Qur’an, maka
bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (Al-Anfal ayat 2). Dia akan berusaha
memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.

2.    Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah SWT,
diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah SWT menurut
Sunnah Rasul (Ali Imran ayat 120, Al-Maidah ayat 12, Al-Anfal ayat 2, At-Taubah ayat
52, Ibrahim ayat 11, Mujadalah ayat 10, dan At-Taghabun ayat 13).

3.    Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (Al-Anfal ayat
3 dan Al-Mu’minun ayat 2 & 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu
shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4.    Menafkahkan rezeki yang diterimanya (Al-Anfal ayat 3 dan Al-Mukminun ayat 4).


Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah
SWT merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang
kaya dengan yang miskin.

5.    Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al-


Mukminun ayat 3 & 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang
berstandar ilmu Allah SWT, yaitu Al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.
6.    Memelihara amanah dan menempati janji (Al-Mukminun ayat 6). Seorang mu’min
tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7.    Berjihad di jalan Allah SWT dan suka menolong (Al-Anfal ayat 74). Berjihad di
jalan Allah SWT adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik
dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

8.    Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An-Nur ayat 62). Sikap
seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan
dengan ajaran Allah SWT dan Sunnah Rasul.

D. Pengertian Takwa
Selaku seseorang muslim dituntut buat bertakwa pada Allah SWT. Ketakwaan
merupakan tujuan hidup untuk tiap Muslim. Tiap orang wajib melaksanakan seluruh perintah
Allah SWT serta menghindari segenap larangan- Nya, semata cuma mengharapkan ridho-
Nya. Mewujudkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mendekatkan diri kepada- Nya
serta bukan malah menjauh. Di sinilah letak perbedaan takut kepada Allah SWT dengan
sesama makhluk. Melaksanakan perintah- perintah Allah SWT serta menghindari larangan-
Nya merupakan inti dari bertakwa. Ketaatan timbul sebagai bentuk rasa khawatir paling
tinggi kepada satu- satunya Dzat yang pantas ditakuti, ialah Allah SWT.
Secara etimologi, takwa berasal dari kata waqa, yaqi, serta wiqayah yang maksudnya
melindungi diri, menjauhi serta menghindari. Sebaliknya penafsiran takwa secara terminologi
merupakan takut kepada Allah SWT bersumber pada pemahaman dengan mengerjakan
seluruh perintah- Nya serta menghindari seluruh larangan- Nya dan takut terjerumus dalam
perbuatan dosa.
1.Makna Takwa dalam Al-Qur’an
a.) Takwa berarti takut kepada Allah SWT dengan pengakuan superioritas kepada Allah
SWT. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 41.
"Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan
apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir
kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan
hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT memperintahkan umat manusia untuk beriman kepada-Nya
melalui kitab yang telah Ia turunkan.
b.) Takwa berarti taat dan mau beribadah dengan niat karena Allah SWT. Sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 102.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT sebenar-benar takwa
kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam."
C.) Takwa sebagai bentuk upaya pembersihan hati dari noda dan dosa. Maka inilah hakikat
dari makna takwa, selain pertama dan kedua yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT
pada surat An-Nur ayat 52.
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya dan takut kepada Allah SWT
dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."
E. Ciri-Ciri Orang yang Bertakwa kepada Allah SWT
Walaupun ketakwaan seorang tidak bisa dilihat secara kasat mata, ada identitas
spesial yang cuma dipunyai oleh orang yang betul- betul bertakwa kepada Allah SWT dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Paham serta mengerti ilmu agama.
Orang yang bertakwa bisa dilihat sejauh mana paham serta mengerti ilmu agama Islam. Ada
suatu riwayat yang mengatakan tentang setan yang jauh lebih cemas pada orang berilmu yang
tengah tidur daripada orang tidak berilmu yang lagi sholat.
2. Selalu menegakkan ibadah sholat.
Orang yang bertakwa merupakan orang yang senantiasa melindungi sholatnya. Apalagi
dalam kondisi lemah, dia hendak senantiasa melakukan sholat.
3. Menghindari perbuatan maksiat serta kejahatan.
Identitas orang yang bertakwa merupakan orang yang menghindari seluruh perbuatan maksiat
serta kejahatan. Orang yang bertakwa tentu khawatir melaksanakan maksiat serta kejahatan
sebab mereka tau benar kalau Allah SWT hendak memberikan balasan terhadap segala
perbuatan manusia.
4. Mempersiapkan bekal atau amal untuk kehidupan di akhirat.
Orang yang bertakwa pasti akan sibuk mempersiapkan bekal atau amal kehidupannya di
akhirat dengan beribadah sebaik mungkin dan memperbanyak amalan sholeh dengan sebaik
mungkin.
5. Berpuasa wajib maupun sunnah.
Berpuasa adalah salah satu ciri orang bertakwa yang hanya diketahui oleh Allah SWT karena
amalan puasa adalah amalan yang tersembunyi.

F. Keutamaan Beriman dan Bertakwa Kepada Allah SWT


1. Nikmat yang Paling Utama dan Istimewa
2. Mendapat Kebahagiaan di Dunia Akherat
3. Selamat dari Azab Neraka
4. Mendapat Kenikmatan Memandang Wajah Allah SWT
5. Menjadi Orang yang Teguh
6. Mendapat Petunjuk dari Allah SWT
7. Merupakan Ajaran Inti yang Agung dan Pondasi yang Kuat
8. Bukti atau Wujud Nyata Menyembah kepada Allah SWT
9. Wujud Cinta kepada Rasul Nya
10. Mendapat Ampunan atas Dosa Kecil Maupun Dosa Besar
11. Terhindar dari Sifat Dengki
12. Menjadi Orang yang Amanah
13. Terhindar dari Perbuatan Maksiat
14. Mendapat Ketentraman Hati
15. Mendapat Naungan Allah SWT di Hari Kiamat
16. Tidak Bergantung pada Makhluk Lain
17. Perintah Wajib dari Rasulullah SAW

Anda mungkin juga menyukai