Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Dasar-dasar Ketuhanan

Keimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-
usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan
adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan
berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam
tidak sama dengan dogma atau persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman. Itu
sendi dan kepercayaan diri seorangnya Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah
ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji.
Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah.Beberapa contoh akhlak terpuji
antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah
dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti
yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika
Aisyah ditanya bagaimana akhlak rosul, maka ia menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran.
Artinya rosul merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam
Al-quran sebagai yang tertulis di bawah ini 👇👇
[10:36] Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Adapun sikap 'percaya' didapatkan setelah memahami apa yang disampaikan oleh mu'min
mubaligh serta visi konsep kehidupan yang dibawakan. Percaya dalam Qur'an selalu dalam
konteks sesuatu yang ghaib, atau yang belum terrealisasi, ini artinya sifat orang yang beriman
dalam tingkat paling rendah adalah mempercayai perjuangan para pembawa risalah dalam
merealisasikan kondisi ideal bagi umat manusia yang dalam Qur'an disebut dengan 'surga',
serta meninggalkan kondisi buruk yang diamsalkan dengan 'neraka'. Dalam tingkat selanjutnya
orang yang beriman ikut serta dalam misi penegakkan Din Islam.
Adapun sebutan orang yang beriman adalah Mu'min
Tahap dan Tingkatan Iman serta Keyakinan
Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:

 Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang disampaikan)


 Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)
 Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul)
Tingkatan Keyakinan akan Kebenaran (Yaqin) adalah:

 Ilmul Yaqin (yaqin setelah menyelidikinya berdasarkan ilmu) contoh ---- seperti keyakinan
orang amerika yang masuk islam setelah membuktikan AL QUR'AN dengan ILMU
PENGETAHUAN
 'Ainul Yaqin (yaqin setelah melihat kebenarannya hasilnya baik berupa mu'zizat, karomah
dll ) contoh ----- keyakinan Bani israil yaqin setelah melihat mu'zizat dari nabinya
 Haqqul Yaqin (yaqin yang sebenar-benarnya meskipun belum dibuktikan dengan ilmu dan
belum melihat kebenarannya) contoh ----- yakinnya para sahabat RA kepada nabi
MUHAMMAD.SAW pada peristiwa ISRA' MIRAJ meskipun tidak masuk akal(berdasarkan
ilmu) dan tidak seorang sahabat pun melihat kejadian itu, namun mereka tetap meyakini
peristiwa itu .

1
1. Iman
a) Pengertian Iman
Definisi dari iman secara etimologi berasal dari bahasa arab amana-yukminu-imanan yang
artinya percaya. Sedangkan secara terminologi menurut jumhur ulama’ iman adalah at-tasdiqu
bil qolbi,al-qoulu bil lisan,wa al a’malu bil arkaan artinya membenarkan atau dalam
hati,mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan,mengamalkan dengan perbuatan.[1]
Iman sendiri sebenarnya adalah sebuah pembuktian terhadap penyerahan diri kepada Tuhan yang
maha esa (Allah) sebagai pencipta sekeligus penguasa mutlak semesta alam.
Dalam al-qur’an surat Al-hujarat potongan ayat 15,Allah Subhanallahu ta’ala berfirman yang
artinya : “Sesungguhnya orang yang sebenarnya beriman ialah orang yang percaya kepada Allah
dan Rasullnya.”

b) Penjelasan definisi iman


Ø Membenarkan dengan hati
“Membenarkan dengan hati” maksudnya adalah menerima kebenaran atas segala sesuatu yang di
sampaikan dan di ajarkan oleh rasulullah salallahu alaihi wasalam serta rasul sebelumnya.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :

Artinya : “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah
Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir,
supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu
tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang
kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu

2
perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara
Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (
QS.AL-Mudatsir : 31 )
Ø Mengucapkan dengan lisan
“mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan” maksudnya adalah menyatakan dengan lisan
bahwa dirinya beriman kepada allah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat yaitu
“Asyhaduallah Ilaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammad Rasulullah” yang artinya ( Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah ).
Di riwayatkan Imam Muslim dari abu hurairah Radhiallaahu anhu,ia berkata bahwasanya
Rasulullah salallahu alaihi wasalam bersabda :”Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam
puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan “LA ILAHA ILLALLAHU” dan yang
paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu
(juga) salah satu cabang dari iman.”(HR.Muslim)[2]
Ø Mengamalkan dengan perbuatan
“Mengamalkan dengan perbuatan” maksudnya adalah sesuatu yang di yakininya dalam hati dan
yang di ikrarkannya dengan lisan di implementasikan dengan perbuatan sebagai bukti bahwa
dirinya benar-benar beriman kepada allah. Mengamalkannya dengan ibadah-ibadah yang di
perintahkan allah kepadanya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah subhanallahu ta’ala berfirman :

‫أ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ َحقاً لَ ُه ْم دَ َر َجاة‬, ََ ‫ص ََلة َ َو ِم َّما َرزَ ْقنَا هُ ْم يُ ْن ِفقُ ْو ِن‬
َّ ‫اَلَّ ِديْنَ يُ ِق ْي ُم ْونَ ال‬
ٌَ ‫ِع ْن ِد َر ِب ِه ْم َو َم ْع ِف َرة ٌ َّو ِر ْز ًق َك ِري ِْم‬
Artinya : “Orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki
yang kami berikan kepada mereka.Itulah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki
(nikmat) yang mulia.
Ulama’ terdahulu yang biasa di kenal saat ini dengan sebutan Ulama’ salaf menggolongkan amal
termasuk dalam kategori pengertian Iman.Oleh sabab itu Ulama’ salaf menganggap dan
meyakini bahwa iman dapat bertambah dan berkurang atas sesuatu yang di lakukannya.
c) Bertambah dan berkurangnya iman
Dalam masalah bertambah dan berkurangnya iman dapat di ketahui dari segi amal perbuatan
meskipun hanya terkadang sedikit salah menilainya,kita dapat mengetahui bertambahnya iman
bila seseorang mengerjakan hal-hal yang baik atau menjauhi perbuatan yang buruk, dan
3
sebaiknya apabila seseorang melakukan perbuatan yang menentang syari’at atau perbuatan yang
dilarang oleh allah maka imannya telah meredup dan berkurang.
Ulama’ salaf membenarkan tentang adanya bertambah dan berkurangnya iman.dan mereka
menguatkannya dengan dalil-dalil yang telah di sebutkan di atas.
Ø Rukun-rukun iman
Ada 6 rukun iman yang harus tertanam dan yang kita imani dalam hati. Enam rukun tersebut
adalah yang paling utama dan menjadi inti dari cabang-cabang iman dan hukumnya wajib kita
imani, sebagaimana yang telah di sebutkan dalam Sabda rasulullah di atas. Adapun enam rukun
tersebut ialah :
Pertama : Iman kepada Allah subhanallahu ta’ala
Kedua : Imana kepada malaikat-malaiktNya
Ketiga : Iman kepada kitab-kitabNya
Kempat : Iman kepada rasul-rasulnya
Kelima : Iman kepada hari akhir (Kiamat)
Kenam : Iman kepada Qada’ dan qadar.
2. Islam
a) Pengertian islam
Defenisi dari secara etimologi berasal dari bahasa arab aslama-yuslimu-islaman yang
artinya pasrah, atau tunduk. Sedangkan secara terminologi
yaitu agama yang berisi ajaran tauhid menyerah diri serta tunduk kepada Tuhan Allah maha Esa
yang di bawa nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam untuk menunjukkan jalan yang lurus
kepada ummatnya.
KH Endang Saifuddin Anshari[4]. mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan
tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan pengertian Islam,
bahwa agama Islam adalah:
1. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
2. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan
penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam
lainnya.
3. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
5. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai
penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw. Wallahu
a'lam.

4
Orang-orang yang telah islam atau orang yang telah memeluk agama islam di
sebut muslim. Orang-orang yang telah memeluk agama islam berarti dia telah memasrahkan
dirinya kepada allah dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya[5]. Dan orang
tersebut telah terbebani hukum (mukallaf)[6].
Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah Subhanallahu ta’ala sendiri. Dia juga
menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam
kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai
ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak
memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam.Ini membuktikan bahwa islam adalah agama yang
peling benar, dan hal ini telah di jelaskan dalam Al-qur’an surat Al-imran ayat 19.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :

Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi allah ialah islam”.(QS. 3 : 19)


Dan Allah berfirman dalam ayat lain :

Artinya : “Dan siapa saja yang memeluk agama selain islam, tidak akan di terima (oleh Allah)
dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti.” (QS. Al-imran : 85)
Di tambah lagi dalam surat lain Allah subhanallahu ta’ala berfirman :

Artinya : “Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (islam) dan Aku telah limpahkan
nikmat-Ku kepada mu dan Aku ridha islam sebagai agamamu.” (QS. 5:3)
Bahkan menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum
Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut Muslim (Q.S.
2:136), (Q.S. 10:72) dan banyak lagi ayat-ayat lainnya. Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi
pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52).
b) Rukun-rukun islam
1) Mungucapkan Syahadat
Mengucapkan syhadat ( ‫س ْو ُل هللا‬ َّ ‫ ) ا َ ْش َهد ُ ا َ ْن ََلاِلَهَ ا َِّّلهللا َوا َ ْش َهد ُ ا َ َّن محمد ا‬adalah sesuatu yang harus
ُ ‫لر‬
dilakukan oleh orang islam maupun orang yang menghendaki masuk islam. Karna syahadat
adalah sebuah kesaksian diri bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah kecuali Tuhan (Allah)
yang maha Esa, dan Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam adalah utusan-Nya.
2) Mendirikan Sholat
5
Mendirikan sholat adalah salah satu bentuk cara berhubungan vertikal secara langsug dari
seorang hamba kepada Allah subhanallahu Ta’ala.
3) Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat adalah salah satu perintah Allah kepada hambanya untuk membagi hartanya
kepada orang-orang yang tidak mampu. Sehingga rasa kepedulian antara sesama manusia
terwujud. Kesolidaritasan da saling tolong menolong akan semakin kuat ikatannya.
4) Melaksanakan Puasa
Puasa adalah salah satu perintah tuhan yang sebagia besar manusia mampu melaksanakannya.
Rasa lapar dan haus, menahan hawa nafsu adalah bentuk kepedulian atau kesetaraan semua
manusia. Puasa mengajarkan kita bagaiman rasannya lapar dan haus, agar kita peduli kepada
manusia yang kelaparan dan tidak mampu.
5) Menunaikan Haji
Haji adalah perintah Allah yang dimana keharusan pelaksananya adalah bagi orang-orang yang
mampu saja untuk menunaikannya. Haji adalah ajang tempat memper erat ukhuwah atau
persaudaraan antara ummat muslim se dunia.

3. Ihsan
a) Pengertian Ihsan
Defenisi ihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim masdar) ahsana-yuahsinu-
ihsanan berarti baik atau penuh perhatian. Sedangkan secara terminologi ihsan adalah
menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau setidaknya kita selalu merasa di awasi
oleh-Nya.
ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih baik, yang lebih afdhal, dan
bernilai lebih sehingga seseorang tidak hanya berorientasi untuk menggugurkan kewajiban
adalah beribadah, melainkan justru berusaha bagaimana amal ibadahnya diterima dengan sebaik-
baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa diawasi oleh Allah, maka akan terus timbul
dihatinya tuntutan untuk selalu meng upgrade amal perbuatannya dari yang kurang baik menjadi
yang baik, dari yang sudah baik, terus berusaha untuk yang lebih baik demi diterimanya amal
perbuatan mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang melakukan sholat, cukup dengn melakukan syarat dan rukun
sholat saja, tanpa harus khusu’ maupun khudu’. Orang itu sudah tidak dituntut lagi kelak karena
dia sudah melakukan kewajibannya walaupun hanya sebatas menggugurkan kewajiban belaka.
Beda dengan orang yang muhsin (ihsan), maka dia akan melakukan sholat tersebut dengan
sesempurna mungkin, dia tidak hanya memperhatikan syarat dan rukun saja, melainkan adab

6
dalam sholat, kekhusyu’an, khudu’, dan hal-hal yang dapat menghalangi sampainya ibadah
tersebut sampai kepada hadroh sang kholiq.
Ihsan memiliki potensi untuk menjuhkan kita dari sifat buruk di hati atau bisa di sebut penyakit
hati seperti; sombong, riya’, hasud, dengki dan lain sebagainya. Ihsan juga salah satu cara agar
bagaimana Allah menerima ibadah-ibadah kita.

4. Hubungan antara islam, iman dan ihsan


Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, ketiganya saling
berhubungan atau terdapat sangkut paut yang perlu di terapkan untuk menuju keridhoa-Nya.Iman
adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah, keyakinan tersebut di implementasikan melalui
islam yang di dalamnya terdapat rukun-rukun yang wajib di kerjakan, kemudian pelaksanaannya
di lakukan dengan ikhlas setulus hati karena Allah Subhanallahu ta’ala merasa seakan-akan kita
melihat Allah, atau setidaknya merasa Allah melihat dan mengawasi kita.

Kesimpulan

Jadi betapa pentingnya Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya adalah pondasi menuju kehidupan yang
bahagia dan kekal karena ketiganya menentukan amal dan ibadah manusia semasa hidupnya.
Ketiganya ibarat sebuah bangunan, Iman sebagai pondasi penyanggah dan penguat suatu
bangunan dan islam sebagai atap atau entitas yang ada di atasnya, sehingga bila iman yang di
ibaratkan pondasi rapuh dan mudah roboh maka islam pun yang di ibaratkan atap akan jatuh,
semua rukun-rukun islam dan kewajiban dalam islam akan di tinggalkan.
Ihsan di ibaratkan hiasan yang mempercantik dan memperindah bangunan tersebut dengan
tujuan untuk menarik perhatian sang Kholik. Karena hidup di dunia semata-semata untuk
mencari keridhoan-Nya. Dengan cara mengimplementasikan iman, islam dan ihsan dalam
kehidupan Allah akan meridhoi kita.
Sekian pemaparan dari kami, mungkin dari pemaparan tentang iman, islam dan ihsan yang kami
berikan terdapat kekurangan dan kesalahan yang di sebabkan karena terbatasnya pengetahuan
kami.
Kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai