Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menginginkan umatnya untuk memiliki akhlak mahmudah.


Sebagaimana Rasulullah SAW. diutus oleh Allah SWT., dengan salah satu
misinya untuk menyempurnakan akhlak seluruh umatnya.

Secara umum ada dua macam akhlak yang kita kenal, akhlak mahmudah
dan akhlak mazmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak mulia yang harus
dan wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim. Dan akhlak mazmumah ialah
akhlak yang harus ditinggalkan jauh oleh umat muslim.

Bagi umat muslim, akhlak yang paling mulia adalah akhlak mahmudah
yang terdapat pada diri Rasulullah SAW. karena sifat dan perangainya
merupakan contoh teladan.

Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad SAW


didalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: Dan sesungguhnya engkau
(Muhammad) benar-benar berakhlak agung.1

Perilaku yang mulia ini ditekankan karena disamping akan membawa


kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini mengenai


materi mulazamah yang pernah diajarkan dari semester 1 sampai semester

C. Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui makna tentang aqidah

2. Mengetahui makna tentang ibadah

3. Mengetahui dan memahami akhlak mahmudah

4. Mengetahui dan memahami tentang taharah

5. Mengetahui dan memahami tentang sholat dan pengurusan jenazah

6. Mengetahui dan memahami aplikasi agama dalam bidang kesehatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aqidah
1. Pengertian Aqidah
Aqidah secara bahasa berasal dari kata al-'aqdu ( ) yang berarti
ikatan yang berarti ikatan. Secara istilah adalah keyakinan hati atas
sesuatu. Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah)
merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut
dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta takdir baik dan buruk.
Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan aqidah ke dalam
empat pembahasan, yaitu:
1) Ilahiyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah
ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
2) Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan
Allah,yaitu para nabi dan para rasul Allah.
3) Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib,
seperti jin, malaikat, dan iblis.
4) Samiyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib,
seperti alam kubur, akhirat, surga, neraka, dan lain-lain.

2. Nama-nama Aqidah
1) Al Iman
'Aqidah disebut juga dengan al Iman sebagaimana yang
disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits -hadits Nabi saw, karena
'aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal - hal yang
berkaitan denganny a. Sebagaimana penyebutan alIman dalam
sebuah hadits yang masyhur disebut dengan hadits jibril as. Dan para
ularna sering menyebut istilah 'Aqidah dengan al Iman dalarn kitab -
kitab mereka.

2) 'Aqidah (Itiqaad dan 'Aqaa'id)


Para ularna juga sering menyebut ilmu 'Aqaa'id dan al'I'tiqaad.
3) Tauhid
'Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya
berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam
Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma' wa Shifat. Jadi, tauhid

2
merupakan kajian ilmu 'Aqidah yang paling mulia dan merupakan
tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu
Tauhid.
4) As Sunnah
Disebut As Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan
yang diternpuh oleh Rasulullah dan para Sahabat ra, di dalam
masalah 'aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer)
pada tiga generasi pertama
5) Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun - rukun Iman, rukun - rukun Islam dan
masalah - masalah yang qath'i sertahal - hal yang telah menjadi
kesepakatan para ulama.
6) Al Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al Fiqhul
Ashghar, yaitu kumpulan hukum -hukum ijtihadi.
7) Asy Syari'ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh
Allah saw, dan Rasul-Nya berupa jalan - jalan petunjuk, terutama
dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (dasar - dasar agama).

3. Sumber Dan Fungsi Aqidah Dalam Islam


Al Quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasululloh
sholallahualaihi wassalam melalui perantara malaikat Jibril. Di
dalamnya, Allah telah menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
hamba-Nya sebagai bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ia
merupakan petunjuk bagi orang-orang yang diberi petunjuk, pedoman
hidup bagi orang yang beriman, dan obat bagi jiwa-jiwa yang terluka.
Keagungan lainnya adalah tidak akan pernah ditemui kekurangan dan
celaan di dalam Al Quran, sebagaimana dalam firman-Nya :
Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al Quran) sebagai kalimat
yang benar danadil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-Nya
dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.S. Al
Anam:115)
As Sunnah adalah perbuatan atau tingkah laku Nabi yang di tulis dan
di amalkan oleh para Sahabat Nabi. Sunnah Nabi juga satu jenis wahyu
yang datang dari Allohsubhanahu wataala walaupun lafadznya bukan

3
dari Allah tetapi maknanya datang dari- Nya. Hal ini dapat diketahui dari
firman Allah:
Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia
tidak lain kecuali wahyu yang diwahyukan (Q.S An Najm : 3-4)
Rasululloh sholallahu alaihi wassalam juga bersabda:
Tulislah, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak
keluar darinyakecuali kebenaran sambil menunjuk ke lidahnya.
(Riwayat Abu Dawud),
Aqidah memiliki beberapa fungsi,antara lain:
a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang
memiliki aqidah yang kuat pasti akan melaksanakan ibadah
dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermuamalat
dengan baik.
c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan
aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

4. Rukun Iman dan Islam


1) Rukun Iman
a. Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh
kesadaran bahwa Allah-lah dzat yang paling berhak disembah,
karena Dia menciptakan, membina, mendidik danmenyediakan
segala kebutuhan manusia.

Artinya:
Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan
Tuhannya (di akhirat),maka hendaklah ia beramal shalih dan
tidak menyekutukan seorang pun dalamberibadah kepada
Tuhannya.
(Q.S. al-Kahfi: 110)
b. Iman kepada malaikat
Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh
kesadaran bahwa Allah menciptakan makhluk dari cahaya. Sifat-
sifat malaikat di antaranya :
a) Selalu patuh dan taat
b) Sebagai penyampai wahyu
c) Diciptakan dari cahaya

4
d) Mempunyai kemampuan yang luar biasa
c. Iman kepada kitab suci
Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada
empat :
a) Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
b) Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
c) Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
d) Al-Quran diturunkan kepada Nabi MuhammadSAW
d. Iman kepada Nabi dan Rasul
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar
gembira kepada umat manusia, memberi teladan akhlak mulia
dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada
pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
a) Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah
benar karena Nabi tidak berkata-kata kecuali apa yang
diwahyukan Allah SWT.
b) Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan
dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.
c) Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu
memahami perintah-perintahAllah dan menghadapi
penentangnya dengan bijaksana.
d) Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada
umatnya apa yang diwahyukan Allah kepadanya.
e. Iman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia
akan mengalami kesudahan dan meminta pertanggungjawaban
di kemudian hari. Al-Quran selalu menggugah hati dan pikiran
manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari
kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-
qariah, an-naba danal-qiyamah. Istilah-istilah tersebut
mencerminkan peristiwa dan keadaan yang akan dihadapi
manusia pada saat itu.
f. Iman kepada qada dan qadar
Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu :
hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan,
penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan Allah sejak zaman
azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang
berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian

5
suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada
dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi
makhluknya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam,
yakni :
a) Takdir muallaq, adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar
(usaha) manusia, misalnya : orang miskin berubah menjadi
kaya atas kerjakerasnya.
b) Takdir mubram, adalah takdir yang terjadi pada pada diri
manusia dan tidak dapat diubah-ubah, misalnya : kematian,
kelahiran dan jenis kelamin.

2) Rukun Islam
a. Dua Kalimat Syahadat
Dua kalimat syahadat ialah : Dua perkataan pengakuan
yang di ucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk
menjadikan diri orang Islam.
Rukun Syahadat, rukun syahadat itu ada empat, yaitu :
a) Menetapkan dzat Allah Taala ( berdiri dengan sendirinnya)
b) Menetapkan sifat Allah Taalla (berkuasa)
c) Menetapkan afal Allah Taala (berbuat dengan
sekehendaknnya).
d) Menetapkan kebenaran Rasulullah saw.
b. Shalat
Arti shalat menurut syara yaitu menyembah Allah Taala
dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang di awali dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dan wajib
melakukannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Karena
sholat itu merupakan pokok agama Islam.
c. Zakat
Zakat yaitu membersihkan harta benda. Setiap orang Islam
yang mempunyai harta benda yang sudah sampai nishabnnya,
wajib dikeluarkan zakatnnya dan dibagikan kepada yang berhak
menerimannya.
d. Puasa
Arti puasa yaitu menahan makan, minum, dan segala apa
yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga tenggelam

6
matahari. Setiap orang yang beriman kepada Allah diwajibkan
berpuasa Ramadhan.
e. Naik Haji (bagi yang mampu)
Pengertian haji menurut istilah Syara yaitu suatu amal
ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi kabah
(Baitullah) di Mekkah dengan maksud beribadah secara ikhlas
mengharapkan keridhaan Allah dengan syarat, rukun dan
dikerjakan pada waktu tertentu. Adapun yang diwajibkan
mengerjakan ibadah haji itu ialah orang Islam baik laki-laki
maupun perempuan yang mampu yakni cukup hartannya untuk
ongkos berangkat dan pulang serta ongkos-ongkos untuk yang di
tinggalkannya, dan dalam keadaan sehat,baligh,aqil,serta aman
perjalanannya.
Ibadah haji hukumnnya wajib dikerjakan hanya sekali
seumur hidup, dan sunnat mengulangi beberapa kali bagi yang
mampu.

B. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah ( )secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk.
Di dalam syara, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi ibadah itu antara lain :

a. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-


perintah-Nya (yang digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya,
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah , yaitu tingkatan
ketundukan syang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi,
c. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir
maupun bathin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap.

Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan.
Rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah
qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan

7
jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih
banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan
badan.

Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, Allah


berfirman, Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun
dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku
makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang
mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)

Allah memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia adalah


agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah . Dan Allah Maha Kaya,
tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang
membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan mereka kepada Allah , maka
mereka menyembah-Nya sesuai dengan aturan syariat-Nya. Maka siapa
yang menolak beribadah kepada Allah , ia adalah sombong. Siapa yang
menyembah-Nya tetapi dengan selain apa yang disyariatkan-Nya maka
ia adalah mubtadi (pelaku bidah). Dan siapa yang hanya menyembah-
Nya dan dengan syariat-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid (yang
mengesakan Allah ).

2. Nataij Ibadah (hasil-hasil Ibadah)

Ibadah yang shahih akan menghasilkan dan melahirkan sikap dan


perilaku yang positif dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi bekal
dan pegangan dalam mengemban amanah sebagai hamba Allah
khususnya tugas dawah. Diantara dampak dari ibadah adalah sebagai
berikut:

a. Meningkatnya Keimanan. Ulama ahlu sunah wal jamaah sepakat


bahwa iman mengalami turun naik, kuat dan lemah, pasang-surut,
menguat dengan amal shalih dan melemah dengan maksiat. Allah
berfirman: sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka
yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila

8
dibacakan ayat-ayat bertambahlah iman mereka (karenanya) dan
hanya kepada Allahlah mereka bertawakal:.( Al Anfal 2)
b. Semakin kuat penyerahan diri kepada Allah (Islam). Ketika kaum
muslimin menghadapi kekuatan sekutu pada perang ahzab
keyakinannya akan kemenangan yang dijanjikan Allah semakin
mantap dan keislaman mereka semakin kuat. Dan tatkala orang-
orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu,
mereka berkata: inilah yang dijanjikan Allah dan rasulNya kepada
kita, dan benarlah Allah dan RasulNya dan yang demikian itu
tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.
(Al Ahzab 22)
c. Ihsan Dalam Beribadah. Yaitu asy syuur bii uroqobatillah (merasa
selalu diawasi Allah) sebagaimana Rasulullah menjelaskan dalam
hadits Bukhari.

Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu


melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah
Melihat kamu. (HR.Bukhari).

Ketika seorang muslim merasa diawasi Allah dalam beribadah, maka


dia berusaha maksimal melalukannya sesuai dengan petunjuk syariat
dan ikhlas karena-Nya, inilah yang dimaksud dengan ihsan di dalam
surat Al-Mulk ayat 2.

d. Ikhbat (tunduk). Ibadah yang sebenarnya manakala dilakukan dengan


kesadaran dan dorongan hati,bukan formalitas dan rutinitas belaka.
Tunduk dan patuh baru akan tumbuih apabila didasari pemahaman
yang dalam dan keimanan yang kuat sebagaimana firmanNya: dan
agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwasanya Al
Quran itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan
tunduk hati mereka kepadaNya. (Al Hajj 54)
e. Tawakal. Ibadah yang benar berdampak kehidupan seseorang ketika
menghadapi tantangan hidup terutama tantangan dawah, para nabi

9
ketika menghadapi penolakan dawah kaum mereka, mereka
menyerahkan semua itu kepada Allah.
f. Mahabbah (rasa cinta). Seorang mukmin dengan beribadah dapat
merasakan cinta kepada Allah dan allah mencintainya.
g. Taubat. Kata-kata yang paling sering diungkapkan oleh orang yang
beriman terutama yang aktif berdawah di jalan Allah adalah
memohon ampunan dari dosa dan kesalahan. Tidak ada doa mereka
selain ucapan: Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Ali Imran 147).
h. Roja (mengharap rahmat Allah). Seorang mukmin dalam beramal
hanya mengharapkan rahmat Allah,Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah,
mereka itu mengharapkan rahmat Allah,
i. Berdoa. orang yang beriman ketika beribadah selalu meminta kepada
Allah, tidak meminta kepada selain-Nya.
j. Khusyu. Orang yang beriman itu ketika disebut nama Allah hatinya
tunduk dan khusyu kepada Allah. dan mereka menyungkur atas
muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu (al
Isra 107-109)

3. Halawah Ibadah (Manisnya Ibadah)


Tanda-Tanda Yang menunjukan seorang mu`min Yang telah
merasakan lezatnya ibadah :
a. Bersegera dalam ketaatan
Seorang mu`min ketika dia menjumpai salah satu dari ibadah
dia akan bergegas menyambutnya karena cinta atas
kedatangannya, sebagaimana ketika datangnya waktu shalat atau
ketika mendekati bulan Ramadhan atau haji atau jihad atau yang
lainnya .
b. Memanjangkan sholat
Orang yang merasakan lezatnya ibadah maka ia tidak
merasakan berapa panjang waktu yang ia lewati.bahkan waktu
berjam-jam seakan-akan hanya dalam hitungan menit.akan lewat
waktu yang panjang sebagimana beberapa menit saja. Waktu yang
dihabiskan untuk kesenangan menjadi satu jam. Sehari dihabiskan

10
untuk kejahatan sea-akan setahun. Maka dari itu baginda Rasulullah
SAW mendirikan malamnya dengan Surat Al Baqarah dan Ali Imran
dan An Nisa dalam satu rekaat tanpa merasakan waktu yang panjang
karena larut dalam kenikmatan bermunajat.
c. Membiasakan puasa
Sebagaimana seorang ahli ibadah yang mendapatkan kelezatan
dalam beribadah, ia mencintai untuk memperpanjang shalat dia juga
senang membiasakan puasa, dia tidak akan berbuka kecuali pada
waktu-waktu ia diperintahkan untuk berbuka dalam satu tahun
seperti pada dua hari raya. Yang demikian itu karena puasa itu
makanannya ruh dan akan mendekatkan manusia kepada Yang Maha
Tinggi.
d. Membaca Al Qur'an
Allah mensifati orang mukmin pada sisi turunnya Al Qur'an
dengan:"Orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, sedang mereka merasa gembira".(QS. At TAubah: 124)
Dan Utsman bin Affan pernah berkata:'Jika hati kalian suci kalian
tidak bakal kenyang dengan firman Rabb kalian"
Oleh karena itu kita jumpai para salafush sholih yang mampu
mengkhatamkan Al Qur'an dalam satu malam pada waktu yang
berfadhilah

e. Bersedih atas ketaatan yang luput


Di antara tanda rasa kelezatan beribadah adalah seorang
mukmin jika lepas darinya suatu kebaikan dia akan bersedih,
bersedih sehingga terlepasnya kebaikan tersebut tidak terulang
lagi. Bersedih karena yang lainnya telah mendahului menuju
Allah. Sebagaiman kesedihan orang-orang yang tertinggal jihad di
dalam perang 'asarah maka' lalu mereka kembali, sedang mata
mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka
tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS.9: 92).
Dan sebagimana kesedihan Abdullah bin Umar ra yang
tertinggal jihad, dia berkata: "saya datang meminta ikut serta
kepada Rasulullah SAW akan tetapi beliau tidak mengizinkan
menganggap saya masih kecil, tidak pernah kulalui malam-malam

11
seperti yang kulalui waktu itu dalam kegundahan kesedihan dan
tangis karena Rasulullah tidak menerimaku, kemudian pada tahun
selanjutnya saya meminta untuk ikut serta alhamdulillah bealiau
mengizinkan.
f. Berangan-angan untuk mati karena kerinduannya bertemu dengan
Allah untuk mendapatkan kelezatan yang besar
Sebagian dari tanda orang yang merasakan kelezatan dalam
beribadah adalah dia rindu untuk bertemu dengan Allah SWT
sehingga dia betah mendengarkan dan membaca firman-firman-
Nya, sholat dan memerangi hawa nafsunya, shoum untuk
mendapatkan ketaqwaan kepada-Nya. Akan tetapi dia tidak akan
merasakan kebahagiaan dengan melihat-Nya (karena dia masih di
dunia-pent) sehingga ia terus-menerus memanjatkan doa:

"Ya, Allah aku mohon kepada-Mu kelezatan memandang wajah-
Mu yamg mulia dan mohon agar aku senantiasa merindukan
perjumpaan dengan-Mu"
Sabda Rasulullah SAW:
, :
"Sesungguhnya jannah itu merindukan kepada tiga orang, yaitu
Ali, Umar dan Salman". Jadi bukan hanya mereka yang
merindukan jannah bahkan jannah sendiri yang merindukan
mereka karena bersegera dan banyaknya amal mereka serta
keutamaan mereka sehingga Allah menjadikan mereka dalam
pemeliharan-Nya dengan nikmat dan kasih-sayang-Nya.

C. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Ditinjau dari etimologi (bahasa), akhlak berasal dari bahasa Arab,
khuluq atau akhlaq yang berarti perangai, tabiat, dan agama. Sedangkan
arti kata mahmudah atau karimah berasal dari bahasa Arab, yang berarti
mulia, murah hati, dan dermawan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti, watak, dan tabiat.
Sementara menurut istilah, akhlak berarti perbuatan yang dilakukan
dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah
mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan

12
perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran (Abuddin
Nata: 1996: 5).
Jadi, akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua
peruatan yang baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang.
Nabi SAW. menegaskan pula, bahwa menjunjung tinggi akhlak
mahmudah dapat dihubungkan dengan kualitas kemauan seseorang,
bobot amal seseorang dan jaminan masuk surga.
2. Perilaku Akhlak Mahmudah (Karimah)
a. Kejujuran
Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda : Abdullah bin Masud
berkata: Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena
sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikkan dan kebaikkan
itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan
berusaha untuk jujur sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang yang
jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu
menunjukkan kepada keburukkan dan keburukkan itu menunjukkan
kepada mereka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk
berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.
(HR. Muslim).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kejujuran sangat diajurkan
dalam Islam karena jujur merupakan salah satu jalan yang terbaik
menuju surga-Nya, perkataan seseorang haruslah sesuai dengan isi
hatinya (jangan lain dimulut lain dihati), serta dikatakan pula bahwa
seseorang yang berkata jujur akan dicintai Allah SWT dan manusia
lainnya.
b. Ikhlas
Suatu perilaku dapat dikatakan ikhlas apabila perilaku tersebut
dilakukan semata-mata karena Allah SWT. saja, untuk mengharap
ridha-Nya dan pahala-Nya tanpa ada maksud atau motif lainnya.7
Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan
ikhlas karena Dia semaa-mata dan dimaksudkan untuk mencari
keridhaan-Nya. (Riwayat Ibn Majjah).
c. Tawadlu
Tawadlu ialah bersikap rendah hati. Tertulis dalam kalam Allah :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

13
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk
suara ialah suara keledai.
3. Manfaat dari Penerapan Akhlak Terpuji (Mahmudah) dalam
Kehidupan Sehari-hari
a. Keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat
b. Menghilangkan kesulitan
c. Mencintai setiap ciptaan Allah SWT

D. Taharah
1. Pengertian Taharah
Kata taharah berasal dari bahasa arab yang berarti bersih, suci atau
kebersihan. Sedangkan menurut syariat adalah membersihkan diri,
pakaian, tempat dan benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-
cara yang telah di tentukan oleh syariat agama Islam. Kegiatan bersuci
dapat dilakukan dengan berwudhu, tayamum, mandi, istinja dan bersuci
membersihkan badan, pakaian dan tempat. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : Islam itu bersih, maka dari itu jagalah kebersihan.
Sesungguhnya tidak masuk surga, kecuali orang yang bersih (HR.
Tabrani)
Dilihat dari sifat dan pembagiannya, Thaharah dibedakan menjadi
2 (dua) yaitu :
a. Bersuci lahiriyah.
a) Bersuci dari najis adalah berusaha membersihkan segala bentuk
kotoran yang melekat pada badan dan tempat yang dapat
menghalangi syahnya Sholat. Cara membersihkan disesuaikan
dengan bentuk dan jenis kotoran yang di hilangkan
b) Bersuci dari hadats adalah menghilangkan atau membersihkan
hadats dengan berwudhu atau mandi wajib.
b. Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin
berupa dosa dan perbuatan maksiat seperti syirik, takabur, riya dan
lain-lain.
2. Hukum Thaharah
Kesucian dalam ajaran Islam dijadikan syarat sahnya sebuah ibadah,
seperti shalat, thawaf, dan sebagainya. Bahkan manusia sejak lahir hingga

14
wafatnya juga tidak bisa lepas dari masalah kesucian. Oleh karena itu para
ulama bersepakat bahwa berthaharah adalah sebuah kewajiban. Sehingga
Allah sangat menyukai orang yang mensucikan diri sebagaimana firman
berikut ini:

.
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri (Q.S Al-Baqarah ayat 222).
3. Macam-macam thaharah
a. Wudlu
Dalam perkembangannya, wudlu sebagai wahana mensucikan diri
dari hadas kecil, dapat digantikan dengan praktek penyucian lainnya
yaitu ketika tidak didapatkan air. Adapun rukun wudlu adalah sebagai
berikut :
a. Niat. hendaknya berniat menghilangkan hadast kecil, dan cara
melakukannya tepat pada waktu membasuh muka, sesuai dengan
pengertian niat itu sendiri : Qhasdus Syaiin, muqtarinan bi
filihi. Yang artinya : meniatkan sesuatu secara beriringan
dengan perbuatan.
b. Membasuh seluruh muka ( mulai dari tumbuhnya rambut kepala
hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri )
c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
d. Mengusap sebagian rambut kepala
e. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
f. Tertib ( berturut-turut )
b. Tayamum
Menurut pengertian bahasa, tayammum berarti maksud atau
tujuan. Sedang menurut pengertian syariat, tayamum berarti menuju
ke pasir untuk mengusap wajah dan sepasang tangan dengan niat agar
diperbolehkan melakukan shalat. Adapun rukun dan tata cara
tayamum adalah sebagai berikut :
a) Niat
b) Mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu
c) Tertib
c. Mandi besar
Mandi adalah meratakan atau mengalirkan air keseluruh tubuh.
Sedangkan mandi besar atau junub atau wajib adalah mandi dengan

15
menggunakan air suci dan bersih ( air mutlak ) yang mensucikan
dengan mengalirkan air tersebut keseluruh tubuh mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk
menghilangkan hadast besar yang harus dihilangkan sebelum
melakukan ibadah sholat. Mandi itu disyariatkan berdasarkan Firman
Allah SWT :


Artinya: Dan jika kamu junub hendaklah bersuci! (Q.S Al-Maidah :
6)
Hal-hal yang mewajibkan mandi wajib. Mandi itu diwajibkan atas
lima perkara :
a) Keluar air mani disertai syahwat, baik diwaktu tidur maupun
bangun, dari laki-laki atau wanita.
b) Hubungan kelamin, yaitu memasukan alat kelamin pria kedalam
alat kelamin wanita, walau tidak sampai keluar air mani. Firman
Allah Taala : jika kamu junub, hendaklah kamu bersuci .
c) Terhentinya haid dan nifas.
d) Mati, bila seorang menemui ajal wajiblah memandikannya
berdasarkan ijma.
e) Orang kafir bila masuk islam

Rukun mandi besar ada dua antara lain :


a) Niat ( bersamaan dengan membasuh permulaan anggota tubuh ).
b) Membasuh air dengan tata keseluruhan tubuh, yakni dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
Tata Cara Mandi Wajib. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
mandi ialah sebagai berikut :
a) Membaca Niat. Yaitu Nawaitul ghusla lirofil hadatsil fardlol
ilaahitaala .
b) Membilas atau membasuh seluruh badan dengan air ( air mutlak
yang menyucikan ) dari ujung kaki ke ujung rambut secara
merata.
c) Hilangkan najis yang lain bila ada
4. Macam macam Hadas
Hadas adalah suatu keadaan tidak suci dan tidak dapat dilihat, tetapi
wajib disucikan demi sahnya ibadah. Hadas dibagi dua :

16
a. Hadas kecil penyebabnya keluar sesuatu dari dubur dan kubul,
menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya, dan tidur nyenyak
dalam keadaan tidak tetap. Cara mensucikan hadas kecil ini adalah
dengan wudhu atau tayamum.
b. Hadas Besar penyebabnya keluar air mani, bersetubuh ( baik keluar
mani atau tidak), menstruasi atau nifas ( keluar darah karena
melahirkan ), dan lain sebagainya. Cara mensucikan hadas besar
adalah dengan mandi wajib.
5. Macam-macam najis dan cara mensucikannya
Najis adalah suatu benda kotor menurut syara ( hukum agama ).
Benda benda najis itu meliputi :
a. Darah, dan nanah
b. Bangkai, kecuali bangkai manusia, ikan laut, dan belalang
c. Anjing dan babi
d. Segala sesuatu yang dari dubur dan qubul
e. Minuman keras, seperti arak
f. Bagian atau anggota tubuh binatang yang terpotong dan sebagainya
sewaktu masih hidup
Adapun macam - macam najis yaitu sebagai berikut :
a) Najis Ringan ( mukhofafah ), yaitu air kencing bayi lelaki yang
berumur dua tahun, dan belum makan sesutu kecuali air susu ibunya.
Menghilangkannya cukup diperceki air pada tempat yang terkena
najis tersebut. Jika air kencing itu dari bayi perempuan maka wajib
dicuci bersih. Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya pakaian
dicuci jika terkena air kencing anak perempuan, dan cukup diperciki
air jika terkena kencing anak laki - laki . ( HR. Abu Dawud,
Ahmad, dan Hakim )
b) Najis Sedang ( mutawasitoh ), yaitu segala sesuatu yang keluar dari
dubur dan qubul manusia atau binatang, barang cair yang
memabukkan, dan bangkai ( kecuali bangkai manusia, ikan laut, dan
belalang ) serta susu, tulang, dan bulu hewan yang haram dimakan.
Dalam hal ini tikus termasuk golongan najis, karena tikus hidup di
tempat - tempat kotor seperti comberan dan tempat sampah
sekaligus mencari makanan disana. Sedangkan kucing tidak najis.
Rasulullah SAW telah bersabda, Sungguh kucing itu tidak najis,

17
karena ia termasuk binatang yang jinak kepada kalian . ( HR Ash-
habus Sunan dari Abu Qotadah ra.). Najis mutawasitoh dibagi dua :
1) Najis ainiyah, yaitu yang berwujud (tampak dan tidak dilihat).
Misalnya, kotoran manusia atau binatang.
2) Najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak berwujud ( tidak tampak
dan tidak terlihat ), seperti bekas air kencing, dan arak yang
sudah mongering.
Cara membersihkan najis mutawashitho ini, cukupalah dibasuh
tiga kali agar sifat - sifat najisnya (yakni warna, rasa, dan baunya)
hilang.
c) Najis berat ( mugholladhoh ) adalah najis anjing dan babi. Cara
menghilangkannyaharus dibasuh sebanyak tujuh kali dan salah satu
air yang bercampur tanah. Muhammad Rasulullah SAW bersabda :
Jika bejana salah seorang diantara kalian dijilat anjing, cucilah
tujuh kali dan salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah .
( HR.Muslim ).
Selain tiga jenis kotoran diatas, ada satu lagi, yaitu najis mafu
( najis yang dimaafkan ). Antara lain nanah dan darah yang cuma sedikit,
debu, air dari lorong - lorong ynag memercik sedikit yang sulit
dihindarkan.
6. Air untuk bersuci
Alat bersuci ialah, air berdasar firman allah, Q.S. 8 (Al-Anfal) ayat
11:


Artinya: Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk
mensucikan kamu dengan hujan itu
Ditinjau dari hukumnya air dibagi menjadi empat :
a. Air mutlak yaitu air suci yang dapat dipakai mensucikan. Sebab belum
berubah sifat ( bau, rasa, dan warnanya ).Yang termasuk pengertian air
muthlaq ini ialah:
a) Air hujan
b) Air salju dan air es.
c) Air laut
d) Air embun

18
e) Air telaga/danau/sungai
f) Air mata air
b. Air Mutaghayar (Suci tetapi tidak dapat mensucikan) Air yang halal di
minum tetapi tidak syah digunakan untuk bersuci. Misalnya air kopi,
teh, susu dll.
c. Air musyammas yaitu air suci yang dapat dipakai untuk mensucikan,
namun makruh digunakan karna dapat menimbulkan penyakit. Contoh
nya, air bertempat dilogam yang bukan emas, dan terkana panas
matahari.
d. Air mustamal yaitu air suci tetapi tidak dapat dipakai untuk
mensucikan karena sudah dipakai untuk bersuci seperti wudhu dan
mandi, meskipun air itu tidak berubah warna, rasa, dan baunya.
e. Air mutanajis yaitu air yang terkena najis. Karenanya air tersebut
tidak suci dan tidak dapat dipakai mensucikan . Air yang tidak halal
untuk diminum dan tidak syah untuk di gunakan bersuci. Mutanajis
adalah Air yang telah tercampur dengan benda yang bernajis yang
berubah warna, rasa serta baunya yang kurang dari dua kulah.

E. Sholat
1. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut istilah
adalah pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan
diakhiri oleh salam.
2. Manfaat Sholat
a. Sholat dapat menghapuskan dosa
b. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik
untuk kesehatan:
a) Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal
dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
b) Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat
pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang
tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang
yang mencembung, dengan begitu kita tidak mudah terserang
penyakit, tulang belakang juga akan lurus.

19
c) Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan
merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti
halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya
otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen
menjadi lancar.
d) Ruku berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke
leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan
semakin lancar bila ruku dilakukan dengan benar yaitu
meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher.
e) Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah
wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan
getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak
heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa
Rasulullah sering lama dalam bersujud.
f) Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat
karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat
mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya
kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
g) Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan
memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk
menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan
mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
c. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
d. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk
membersihan jiwa dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran
dan perasaan.
3. Syarat Wajib Sholat
a. IslamMe
b. Berakal
c. Baligh (Dewasa)
d. Suci dari haid dan nifas

F. Tata cara pengurusan jenazah


1. Memandikan jenazah
Apabila seseorang meninggal dunia, maka wajib sekelompok
muslim untuk segera memandikannya. Mengenai kewajiban
memandikannya berdasarkan hadist berikut :

20
Sabda beliau saw, tentang orang yang sedang berihram mati karena
terlempar dari untanya, Mandikanlah dengan air dan sidrin (daun
bidara)
Sabda beliau dalam pelaksanaan memandikan putrinya, Zainab, r.a
cucilah tiga kali atau lima kali atau tujuh kali atau lbih dari itu
Kemudian dalam memandikan mayat hendaknya menjaga hal-hal
sebagai berikut :
a. Memandikan tiga kali lebih, sesuai yang dibutuhkan atau yang
dilihat perlu oleh orang-orang yang memandikan
b. Hndaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, tau 7
kali, dan seterusnya
c. Hendaklah air yang digunakanuntuk memandikan dicampur dengan
daun bidara atau serupa, seperti sabun, dan lainnya
d. Pada akhir memndikannya hendaknya mencampuri airnya dengan
parfum, kapur barus, dan sejenisnya
e. Melepaskan gelungan dan kepangan rambt dan mencucinya dengan
baik
f. Mengurai rambutnya
g. Bagi wanita dibuat tiga kepang rambutnya, kemudian diletakkan ke
belakang
h. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan
yang biasa dibasuh ketika wudhu
i. Hendaklah yang memandikan jenazah laki-laki adalah orang laki-
laki dan yang memandikan jenazah perempuan adalah orang-orang
perempuan. Pengecualian jika yang meninggal istrinya maka suai
boleh memandikannya, begitu juga sebaliknya jika yang meninggal
suami maka istrinya boleh memandikannya
j. Memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau
semisalnya. Lalu digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah
pakaiannya dilepaskan.
k. Jika orang yang meninggal dalam keadaan mengenakan pakaian
ihram maka ketika dimandikan tidak boleh airnya dicampur dengan
aroma apapun.
l. Orang yang mengurusi proses memandikan jenazah hendaklah orang
yang paling mengetahui sunnahnya, khususnya darii kalangan
kerabat.
2. Mengkafani jenazah

21
Setelah selesai memandikan jenazah, maka wajib mengkafaninya.
Kafan yang digunakan untuk jenazah hendaklah dibeli dari hartanya,
sekalipun ia tidak mewariskan kecuali hata yang digunakan untuk
membeli kai kafan itu. Hendaklah kain kafan yang digunakan untuk
membungku jenazah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya.
Apabila kain kafan yang ada sempit sehingga tidak dapat menutupi
seluruh bagian tubuh sang jenazah, maka hendaknya diutamakan
menutupi bagian kepalanya dan apa yang dijangkau. Sedangkan bagian
yag tidak terjangkau oleh kain kafan ditutupi dengan apa saja yang dapat
digunakan, termasuk di antaranya idkhir dan jenis rerumputan lainnya.
Apabila jumlah kain kafannya sedikit, sementara jenazahnya banyak,
maka diperbolehkan untuk mengkafani beberapa jenazah dalam satu kain
kafan, dengan mendahulukan jenazah yang menguasai Al-Quran. Tidak
diperkenankan meliputi pakaian yang dikenakan seseorang yang mati
syahid, tetapi harus dikuburkan bersamanya.
3. Menshalati Jenazah
a. Setelah mayat dimandikan dan dikafani, maka agama mensyariatkan
untuk menshalatkannya. Hukumnya adalah fardlu kifayah, yaitu
telah mencukupi bila dilakukan oleh sebagian kaum muslimin,
sedang bila tidak ada yang melakukannya berdosalah semuanya.
Hal ini boleh dilakukan dimana saja tempat-tempat yang suci, baik di
rumah atau di masjid (misalnya : karena rumahnya kecil, sedang
yang akan menshalatkan amat banyak dan lainlain sebab yang
dibenarkan oleh agama). Jadi bukan dengan kepercayaan, bahwa
shalat jenazah di masjid itu merupakan suatu ketetapan agama, yang
bila tidak dilaksanakan di masjid dianggap kurang sah dlsb.
b. Menshalatkan mayyit ini dapat dilakukan secara munfarid
(sendirian) maupun berjamaah (dengan seorang imam dan yang lain
menjadi mamum), kedua-duanya dibenarkan oleh syara (hukum
agama).
c. Apabila mayyit itu laki-laki, mayyit tersebut diletakan di hadapan
orang-orang yang akan menshalatkannya, dan orang yang
mensyalatkannya (imam, bila shalat itu berjamaah) berdiri
menghadap qiblat dan searah kepala mayyit. Sedang jika mayyit itu

22
wanita, mayyit tersebut diletakkan di hadapan orang-orang yang
akan menshalatkannya, tetapi orang yang menshalatkannya
(imamnya) berdiri searah pinggang (perut) mayyit.
d. Shalat jenazah ini dilakukan dengan berdiri (setelah takbiratul ihram
lalu bersedekap) tanpa memakai ruku, sujud dan sebagainya.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a) Takbiratul ihram (takbir untuk mengawali shalat)
b) Membaca Al-Fatihah
c) Bertakbir yang kedua kalinya
d) Membaca shalawat atas Nabi
e) Bertakbir yang ketiga kalinya
f) Mendoakan mayyit

g) Bertakbir yang keempat kalinya


h) Salam

G. Aplikasi agama dalam bidang kesehatan


Cara Teknis Pengobatan Nabawi
Banyak sekali cara pengobatan nabawi. Kami hanya
menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu:
1. Pengobatan dengan madu
Allah SWT berfirman tentang madu yang keluar dari
perut lebah:

23
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. (An-Nahl: 69).
Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit
dengan izin Allah SWT. Diantaranya untuk mengobati sakit perut, seperti
ditunjukkan dalam hadits berikut ini: Ada seseorang menghadap Nabi
SAW, ia berkata: Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya. Nabi
berkata: Minumkan ia madu. Kemudian orang itu datang untuk kedua
kalinya, Nabi berkata: Minumkan ia madu. Orang itu datang lagi pada
kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: Minumkan ia madu. Setelah itu,
orang itu datang lagi dan menyatakan: Aku telah melakukannya (namun
belum sembuh juga malah bertambah mencret). Nabi bersabda: Allah
Maha benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu. Orang
itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh. (HR. Al-
Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731)
2. Pengobatan dengan habbah sauda` (jintan hitam, Nigella
sativa)
Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya habbah sauda`
ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari
penyakit assamu. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha)
bertanya: Apakah as-samu itu? Beliau menjawab:
Kematian. (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no.
5727)
3. Pengobatan dengan berbekam (hijamah)
Ibnu Abbas RA mengabarkan: Sesungguhnya
Rasulullah SAW berbekam pada bagian kepalanya dalam
keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram)
karena sakit pada sebagian kepalanya. (HR. Al-Bukhari
no. 5701) Rasulullah SAW juga bersabda:
Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara
pengobatan): minum madu, berbekam dan dengan kay,

24
namun aku melarang umatku dari kay. (HR. Al-Bukhari
no. 5680).
4. Ruqyah
Di antara cara pengobatan nabawi yang bermanfaat
dengan izin Allah SWT adalah ruqyah yang syari, yang
ditetapkan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih.
Ketahuilah, Allah SWT menjadikan Al-Qur`anul Karim
sebagai syifa` (obat/ penyembuh) sebagaimana firman-
Nya: Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur`an itu suatu bacaan
dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan:
Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah (patut
Al-Qur`an) dalam bahasa asing, sedangkan (rasul adalah
orang) Arab? Katakanlah: Al-Qur`an itu adalah petunjuk
dan penawar bagi orang yang beriman. (Fushshilat: 44)

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua
perbuatan baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap
orang. Dijelaskan pula bahwa menjunjung tinggi akhlak
mahmudah dapat menghubungkan kualitas kemauan
seseorang, bobot amal seseorang dan jaminan masuk surga,
seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW.
Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan akhlak
mahmudah adalah kejujuran, ikhlas, dan tawadlu (sabar).
Masing-masing sifat tersebut terdapat dalam diri Rasulullah
SAW. Perilaku yang mulia ini ditekankan karena disamping
akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus
membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya.
Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan
seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang
bersangkutan.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka untuk memaksimalkan
tugas kita sebagai khalifah dibumi haruslah kita untuk
mengamalkan semua akhlak mahmudah dalam kehidupan
sehari-hari, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
agar kita merasakan semua manfaatnya baik di dunia dan di
akhirat. Selain itu kita juga harus terus mempelajari dan
memperdalami ilmu kita tentang agama sehingga kita bisa
menambah wawasan pengetahuan kita tentang agama islam.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kasmui. Bekam Pengobatan Menurut Sunah Nabi. Komunitas


Tibbun Nabawi isyfi : Semarang
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108596-pengertian-
aqidah/
http://blog.re.or.id/makna-dan-sumber-akidah-yang-benar.htm
Nashiruddin. 1999. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. Gema
Insani : Jakarta
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html
Rifai. 2012. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Karya Toha Putra : Semarang.

27

Anda mungkin juga menyukai