Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................
Kata Pengantar..............................................................................
Daftar Isi....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Latar Belakang Pendirian BPJS Kesehatan.....................................
2.2 Dasar Hukum BPJS Kesehatan....................................................
2.3 Sejarah Pembentukan BPJS Kesehatan.........................................
2.4 Besaran Iuran BPJS Kesehatan...................................................
2.5 Hak dan Kewajiban BPJS Kesehatan............................................
2.6 Kepesertaan BPJS Kesehatan.....................................................
2.7 Sistem Rujukan BPJS Kesehatan.................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada setiap
gangguan
buruk, pengetahuan
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :
1. Apa latar belakang pendirian BPJS Kesehatan?
2. Apa dasar hukum dari BPJS Kesehatan?
3. Bagaimana sejarah pembentukan BPJS Kesehatan?
4. Berapa besaran iuran BPJS Kesehatan?
5. Apa saja hak dan kewajiban BPJS Kesehatan?
6. Siapa saja kepesertaan BPJS Kesehatan?
7. Sistem rujukan BPJS Kesehatan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui latar belakang pendirian BPJS Kesehatan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pendirian BPJS
UU BPJS tidak
pertama
adalah
transformasi
simultan.
PT ASKES
menyelenggarakan
ketentuan UU SJSN.
program
jaminan
kesehatan
sesuai
PT JAMSOSTEK
Pada 1
sistem
dan
prosedur
operasional
BPJS
Kesehatan
2. Sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan
3. Penentuan program jaminan kesehatan yang sesuai dengan
UU SJSN.
4. Koordinasi
dengan
Kementerian
Kesehatan
untuk
program
TNI/POLRI
pelayanan
dan
PNS
kesehatan
di
bagi
lingkungan
KemHan,TNI/POLRI.
6. Koordinasi
dengan
mengalihkan
PT
Jamsostek
penyelenggaraan
(Persero)
program
untuk
jaminan
posisi keuangan pembuka BPJS Kes dan laporan keuangan pembuka dana
Kementerian
Pertahanan,TNI
dan
POLRI
tidak
lagi
PT
Nomor
24
Tahun
2011
tentang
Badan
Kesehatan
(BPDPK),
dimana
oleh
Menteri
bagi
peserta
dan
agar
dapat
dikelola
secara
beserta
anggota
keluarganya.
Dengan
Peraturan
pertimbangan
kontribusi
kepada
fleksibilitas
Pemerintah
pengelolaan
dapat
keuangan,
dinegosiasi
untuk
mandiri.
2005 - PT. Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui
Departemen Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
RI
Nomor
1241/MENKES/SK/XI/2004
dan
Nomor
Kesehatan
dan
Nomor
Nomor
di
seluruh
transparansi
yang
3. Sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per orang per bulan,
bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan
kelas I.
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan
seluruh peserta yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang
dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS
Kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran
dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Jika pembayaran iurannya
terlambat, maka :
1. Keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud, dikenakan denda administratif sebesar
2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak dan
ditanggung pemberi kerja,
2. Dalam hal keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan
kesehatan disebabkan karena kesalahan pemberi kerja, maka
pemberi
kerja
wajib
membayar
pelayanan
kesehatan
terjadi
kelebihan
atau
kekurangan
iuran
jaminan
Kesehatan
memberitahukan
secara tertulis kepada pemberi kerja atau peserta selambatlambatnya 14 hari sejak diterimanya iuran.
3. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diperhitungkan dengan pembayaran
iuran bulan berikutnya.
2.5 Hak dan Kewajiban BPJS
HAK BPJS
Undang-undang BPJS memberikan hak dan kewajiban kepada BPJS
dalam melaksanakan kewenangan dan tugas yang ditentukan dalam UU
BPJS.
Undang-Undang
BPJS
menentukan
dalam
melaksanakan
oleh
BPJS
untuk
membiayai
kegiatan
operasional
ratio
yang
wajar
sesuai
dengan
best
practice
secara
terselenggaranya
objektif
program
dan
profesional
jaminan
sosial
untuk
yang
menjamin
optimal
dan
nomor
identitas
tunggal
kepada
Peserta;
informasi
kepada
peserta
mengenai
hak
dan
k. Melaporkan
pelaksanaan
setiap
program,
termasuk
kondisi
fakir
miskin
dan
orang
tidak
mampu
sebagaimana
anggota
lebih
dari
orang
termasuk
peserta,
dapat
pekerja
penerima
upah
wajib
menyampaikan
di
rumah
sakit
besar
tertentu.
Oleh
karena
itu,
harus
dikembangkan
sistem
mengembangkan
rujukan
sistem
yang
rujukan
lebih
regional,
baik,
yang
yaitu
dengan
terstruktur
dan
berjenjang.
Regionalisasi sistem rujukan adalah pengaturan sistem rujukan
dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan
kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang terstruktur sesuai dengan kemampuan, kecuali dalam
kondisi emergensi. Beberapa alur sistem rujukan regional, yaitu :
a. Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan pelayanan berjenjang
yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas C, kelas D
selanjutnya RS kelas B dan akhirnya RS kelas A.
b. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan
dan rawat inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari
dokter disertai surat rujukan , dilakukan atas pertimbangan
tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau
keluarga pasien.
c. RS kelas C/D dapat melakukan rujukan ke Rs kelas B atau RS kelas
A antar atau lintas kabupaten yang telah ditetapkan.
Yang dimaksud dengan antar kabupaten/kota adalah pelayanan
ke RS Kabupaten/Kota yang masih dalam satu region yang telah
ditetapkan.
Sedangkan
yang
dimaksud
dengan
lintas
usahakan
sebelum
pemberlakuan
Jaminan
Kesehatan
Sakit
Umum
Daerah,
dan
Askes
yang
akan
mitra
Askes
dari
wilayah
tersebut
untuk
di Provinsi.
Pedoman
Standar
Obat-Obatan
Berdasarkan
secara
sistem rujukan.
Rujukan upaya kesehatan harus secara terstruktur dan
yang bermutu.
Rujukan kesehatan masyarakat diselenggarakan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang timbul akibat
kondisi sarana, tenaga, ilmu pengetahuan dan teknologi
rujukan.
Menetapkan
implementasi,
sistem
monitoring,
Berkoordinasi
dengan
Provider
pembiayaan
dan PKM.
10. Lakukan Sosialisasi dan Monev ketat terhadap usaha yang
telah dilakukan, termasuk Kendali Mutu dan Biaya dengan
Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi.
Dalam rangka melaksanakan regionalisasi rujukan, provinsi dan
kabupaten/kota harus mengadakan kerja sama dengan daerah lain
yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas
pelayanan kesehatan rujukan. Kerja sama dituangkan dalam
bentuk perjanjian kerja sama.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS adalah
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI.2013.Buku FAQ (Frequently Asked Questions)
BPJS Kesehatan.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
www.jamsosindonesia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan
http://laskarpenasukowati.blogspot.com/2013/05/sejarah-perjalananjaminan-sosial-di.html