Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Tingkat III / Semester Genap
Dosen Pengampu : Elis Roslianti, MKM

Oleh Kelompok 3 :

Ani Nuraeni

Dede Yolan

Hilda Cahyati

Reski Anzar Fauzi

Rintan Rianti

KELAS 3A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

TAHUN AJARAN 2O18/2019

Jln K H. Ahmad Dahlan No. 20 Kec. Ciamis, Jawa Barat 46211, Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial” ini. Tak lupa shalawat dan salam kita hanturkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita. Makalah ini merupakan Tugas dari Mata
Kuliah Komunitas yang sedang diikuti oleh penyusun dalam perkuliahan di STIKES
Muhammadiyah Ciamis.
Penyusun juga ingin berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Komunitas ini atas
bimbingannya. Namun, penyusun menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dalam
makalah ini, untuk itu kritik dan saran pembaca sangat diperlukan guna melengkapi
makalah ini. Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca.

Ciamis, 11 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Daftar
Isi........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
2. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian BPJS............................................................................................. ........ 3
1.1 Pembentukan BPJS.......................................................................................... .3
2. Jenis – Jenis BPJS................................................................................................... 4
2.1 BPJS Kesehataan............................................................................................. .4
2.2 BPJS Ketenagakerjaan..................................................................................... .6
3. Iuran....................................................................................................................... 8
4. Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS Kesehatan........................ 9
4.1 Fungsi BPJS..................................................................................................... 9
4.2 Tugas BPJS....................................................................................................... 9
4.3 Wewenang BPJS............................................................................................. .10
4.4 Kewajiban BPJS.............................................................................................. 10
4.5 Hak BPJS........................................................................................................ 12
5. Kelebihan dan Kekurang BPJS............................................................................. 12
5.1 Kelebihan BPJS............................................................................................... 12
5.2 Kekurangan BPJS........................................................................................... .12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada tanggal 1 Januari 2014 BPJS Kesehatan telah menyelenggarakan Program
Jaminan Kesehatan. Bagi Tenaga Kerja yang mengikuti program JPK (Jaminan Pemelihara
Kesehatan) PT Jamsostek (Persero) akan dialihkan ke BPJS Kesehatan. Undang-Undang
No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh
BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah
No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presid en No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan
Nasional). BPJS Kesehatan akan memberikan manfaat perlindungan sesuai dengan hak dan
ketentuan yang berlaku. Hak dapat diperoleh setelah perusahaan dan tenaga kerja
menyelesaikan kewajiban untuk membayar iuran.
Dalam pelaksanaan BPJS, masih ditemukan banyak masalah yang menyebabkan
munculnya keluhan-keluhan dari masyarakat diantaranya: proses registrasi yang rumit,
pelayanan yang kurang memuaskan, ruang perawatan yang tidak sesuai dengan jenis iuran
BPJS, dan masih banyak lainnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan dalam
pelaksanaan BPJS. Tidak hanya itu, banyak dari pihak masyarakat yang belum tahu
prosedur registrasi dan cara kerja BPJS. Untuk itu, kita perlu mengenal BPJS lebih dalam
agar kita tidak hanya terikut dengan keluhan-keluhan yang ada tetapi juga bisa ikut
membantu menyelesaikan masalah secara bersama. Melihat masih banyaknya masalah
BPJS yang belum diketahui penyebabnya maka dalam makalah ini penyusun tertarik untuk
membahas pengenalan terhadap BPJS, bagaimana struktur organisasinya dan lain -lain.
Karena untuk masuk dan ikut dalam sebuah program pemerintah maupun program-
program lainnya setidaknya kita sudah mengetahui mengenai cara kerja program tersebut.
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian BPJS.
2. Untuk mengetahui Pembentukan BPJS.
3. Untuk mengetahui Jenis – Jenis BPJS.
4. Untuk mengetahui Iuran BPJS.
5. Untuk mengetahui Fungsi, Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS.
6. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan BPJS.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian BPJS
BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan
sosial yang sekarang telah berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk badan
penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan sosial. (Asih Eka
Putri,2014:7)
BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. (Kementrian Kesehatan RI,2013:2)
Jadi dapat disimpulkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan
hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial.
Tiga kriteria di bawah ini digunakan untuk menentukan bahwa BPJS
merupakan badan hukum publik, yaitu:
1. Cara pendiriannya atau terjadinya badan hukum itu, diadakan dengan
konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (Negara) dengan Undang-
undang.
2. Lingkungan kerjanya, yaitu dalam melaksanakan tugasnya badan hukum tersebut pada
umumnya dengan publik dan bertindak dengan kedudukan yang sama dengan publik.
3. Wewenangnya, badan hukum tersebut didirikan oleh penguasa Negara dan diberi
wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan, atau peraturan yang mengikat
umum. (Asih Eka Putri,2014:7)

1.1 Pembentukan BPJS


UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Pembentukan dan pengoperasian BPJS melalui serangkaian tahapan, yaitu:
1. Pengundangan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN pada 19 Oktober 2004
2. Pembacaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 007/PUU- III/2005 pada 31
Agustus 2005
3. Pengundangan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS pada 25 November 2011
4. Pembubaran PT Askes dan PT Jamsostek pada 1 Januari 2014
5. Pengoperasian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014.
Rangkaian kronologis di atas terbagi atas dua kelompok peristiwa. Peristiwa
pertama adalah pembentukan dasar hukum BPJS yang mencakup pengundangan UU SJSN,
pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi dan pengundangan UU BPJS.
Peristiwa kedua adalah transformasi badan penyelenggara jaminan sosial dari badan
hukum persero menjadi badan hukum publik (BPJS). Transformasi meliputi pembubaran
PT Askes dan PT Jamsostek tanpa likuidasi dan diikuti dengan pengoperasian BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Komisaris dan Direksi PT Askes serta Komisaris dan Direksi PT Jamsostek
bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan transformasi dan
pendirian serta pengoperasikan BPJS. Di masa peralihan, keduanya. (Putri Asih
Eka,2014:11)

2. Jenis – Jenis BPJS


BPJS dibedakan menjadi 2 kelompok, antara lain:
2.1 BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah
badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. (Asih Eka Putri,2014:14)
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungna kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
perlindungan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiapa orang yang tel ah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.(Kementrian Kesehatan RI,2013:5)
BPJS Kesehatan merupakan badan hukum publik yang diberikan oleh pemerintah
untuk memperoleh perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Semua
penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS
termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 bulan diIndonesia dan telah
membayar iuran.
Peserta BPJS kesehatan ada 2 kelompok, yaitu:
1. PBI Jaminan Kesehatan
PBI (Penerima Bantuan Iuran) Adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan
orang yang tidak mampu sebagiamana diamanatkan UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program jaminan kesehatan.
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui
peraturan pemerintah.Yang berhak menjadi peserta PBI lainnya adalah yang mengalami
cacat total tetap dan tidak mampu.(Kementrian Kesehatan RI,2013:7-9)
2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan.
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang bekerja kepada pemberi kerja dengan menerima gaji atau
upah.Pekerja penerima upah terdiri atas:
1. Pegawai negeri sipil
2. Anggota TNI
3. Anggota Polri
4. Pejabat negara
5. Pegawai pemerintah non pegawai negeri
6. Pegawai swasta
7. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, terdiri atas :
1. Pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri
2. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Adalah setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran jaminan kesehatan,
terdiri atas:
1. Investor
2. Pemberi kerja
3. Penerima pensiun
4. Veteran
5. Perintis kemerdekaan
6. Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah.
Orang yang dimaksud denga anggota keluarga adalah
a. Satu orang istri atau suami yang sah dari peserta
b. Anak kandung, anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari peserta, den gan kriteria :
1. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri
2. Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan pendidikan
formal
Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan keseh atan
paling banyak 5 orang. Apabila peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5
orang termasuk peserta, dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang lain dengan
membayar iuaran tambahan.
Semua penduduk Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena
kepesertaan BPJS kesehatan bersifat wajib, meskipun yang bersangkutan sudah memiliki
jaminan kesehatan lain.
Apabila kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan maka ketika sakit dan harus
berobat atau dirawat semua biaya yang timbul harus dibayar sendiri dan kemungkinan bisa
sangat mahal diluar kemampuan kita. (Kementrian Kesehatan RI,2013: 13-26)

2.2 BPJS Ketenagakerjaan


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)
adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun
dan jaminan kematian. (Asih Eka Putri2014:17).
1. Jaminan Hari Tua
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan sebagai pengganti atas
hilangnya penghasilan tenaga kerja akibat meninggal dunia, cacat total tetap, atau
mencapai usia tua (55 Tahun) dan penyelenggaraannya dengan sistem tabungan hari tua
yang besarnya merupakan akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.
Sebelum mengajukan klaim Jaminan Hari Tua, pastikan Anda memenuhi salah satu kriteria
- kriteria dibawah ini:
1. Mencapai usia 55 Tahun, atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
2. Pergi ke luar negeri dan tidak kembali
3. Menjadi PNS/TNI/POLRI
Selain mendapatkan tabungan di program Jaminan Hari Tua, Anda juga mendapatkan
manfaat berupa pembiayaan kepemilikan perumahan berupa fasilitas Pinjaman Uang Muka
Perumahan (rumah tapak dan rumah susun), Kredit Pemilikan Rumah (rumah tapak dan
rumah susun), rusunawa dan pinjaman renovasi perumahan.
Manfaat JHT untuk PUMP dan KPR dapat diambil apabila masa kepesertaan Anda
minimal 10 tahun dengan besaran maksimal 30%. Apabila masa kepesertaan Anda dibawah
10 tahun, manfaat JHT yang didapat berupa PUMP dengan mekanisme subsidi bunga dari
hasil pengembangan investasi (deposito khusus).
Pengambilan manfaat sebagian setelah kepesertaan 10 tahun adalah sebesar 10% tanpa
mengambil manfaat kepemilikan perumahan.
2. Jaminan Kematian
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang diperuntukkan
bagi ahli waris peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang meninggal bukan akibat
kecelakaan kerja. Program ini merupakan perlindungan sebagai upaya meringankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Daftarkan
nama ahli waris Anda yang berhak ke BPJS ketenagakerjaan secara akurat.
3. Jaminan Kecelakaan Kerja
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan
untuk memberikan penggantian pendapatan berupa santunan dan kompensasi,
pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
kerja mulai dari saat berangkat kerja, didalam lingkungan kerja,
sampai tiba kembali ke rumah atau menderita penyakit akibat kerja.
4. Jaminan Pensiun
Merupakan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ketika tenaga kerja
memasuki usia tua, mengalami cacat total tetap atau kepada ahli waris bagi peserta yang
meninggal dunia untuk mengganti pendapatan bulanan serta memastikan kehidupan dasar
yang layak. Daftarkan nama ahli waris Anda yang berhak ke BPJS Ketenagakerjaan secara
akurat.
Penerima manfaat pensiun terdiri dari :
a. Peserta
b. 1 (satu) orang istri atau suami yang sah menurut peraturan perundang-undangan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. Paling banyak 2 (dua) orang anak yaitu anak kandung, anak tiri, atau anak angkat yang
sah; dan
d. 1 (satu) orang tua terdiri dari ayah kandung, ibu kandung, ayah tiri, ibu tiri, ayah angkat,
atau ibu angkat.
Manfaat Jaminan Pensiun akan di berikan secara berkala setelah Anda mencapai
masa iuran minimal 180 bulan atau setara dengan 5 tahun. Apabila masa iuran belum
mencapai 180 bulan, maka Anda akan mendapatkan manfaat jaminan Pensiun secara
Lumsum yaitu akumulasi iuran di tambah dengan hasil pengembangan.

3. Iuran
Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh
peserta, pemberi kerja dan atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan. Iuran
jaminan kesehatan yang sudah disepakati di tingkat pokja yang harus diputuskan lagi oleh
pemerintah bagi anggota keluarga tambahan dari peserta pekerja bukan penerima upah dan
peserta bukan pekerja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari lima orang
termasuk peserta. (Putri Asih Eka,2014:44). Adapun ketentuannya:
1. Sebesar Rp.22.200,- perorang perbulan, bagi peserta yang menghendaki pelayanan diruang
perawatan kelas III.
2. Sebesar Rp.40.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan diruang
perawatan kelas II
3. Sebesar Rp.50.000.- perorang perbulan bagi peserta yang menghendaki pelayanan diruang
perawatan kelas I
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta yang
menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10
kepada BPJS kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan
pada hari kerja berikutnya.(Kementrian Kesehatan RI,2013:44-48)

4. Fungsi,Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak BPJS Kesehan


4.1 Fungsi
UU BPJS menentukan bahwa, “BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.” Jaminan kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. (Asih Eka Putri,2014:20)
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 (empat)
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian.
4.2 Tugas
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
5. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program jaminan sosial;
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta
dan masyarakat. (Asih Eka Putri,2014:20)
4.3 Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas BPJS berwenang:
1. Menagih pembayaran iuran;
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek
dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-
hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam
memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan
sosial nasional;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya;
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan
sosial.
Kewenangan menagih pembayaran iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal
terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan
pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada
BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik. (Asih Eka Putri,2014:21)
4.4 Kewajiban
UU BPJS menentukan bahwa untuk melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban
untuk:
2. Memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta. Yang dimaksud
dengan ”nomor identitas tunggal” adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh
BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan kewajiban
setiap peserta. Nomor identitas tunggal berlaku untuk semua program jaminan sosial;
3. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya
kepentingan peserta;
4. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik
mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya.
Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan
BPJS mencakup informasi mengenai jumlah aset dan liabilitas, penerimaan, dan
pengeluaran untuk setiap Dana Jaminan Sosial, dan/ atau jumlah aset dan liabilitas,
penerimaan dan pengeluaran BPJS;
5. Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;
6. Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti
ketentuan yang berlaku;
7. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan
memenuhi kewajiban;
8. Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo Jaminan Hari Tua (JHT) dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
9. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun;
10. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim dan berlaku
umum;
11. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial;
12. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6
(enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
13. Kewajiban-kewajiban BPJS tersebut berkaitan dengan tata kelola BPJS sebagai badan
hukum publik.(Asih Eka Putri,2014:22)
4.5 HAK
UU BPJS menentukan bahwa dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak:
 Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari Dana
Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undanganmemperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan
sosial dari DJSN. (Asih Eka Putri,2014:23)

5. Kelebihan dan Kekurangan BPJS


BPJS yang baru beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, tentunya tidak luput dari
kekurangan. Namun walaupun demikian BPJS pun tentu memiliki kelebihan. Berdasarka
analisis, kekurangan dan kelebihan BPJS anatara lain:
5.1 Kelebihan
a. Lebih menguntungkan dibandingkan asuransi komersial, yang mana BPJS kepesertaanya
wajib bukan sukarela, BPJS bukan profit (mencari keuntungan) tetapi bersifat non -profit,
dan manfaat yang didapat bersifat komprehensif.
b. Secara aturan BPJS memenuhi prinsip-prinsip jaminan sosial.
c. Sistem gotong royong yang memunculkan kemandirian.
d. Asuransi berlaku seumur hidup dari anak baru lahir hingga lansia.
5.2 Kekurangan
a. Terjadi pengalihan tanggung jawab negara kepada individu atau rakyat melalui iuran yang
dibayarkan langsung, atau melalui pemberi kerja bagi karyawan swasta, atau oleh negara
bagi pegawai negeri. Lalu sebagai tambal sulamnya, negara membayar iuran program
jaminan sosial bagi yang miskin. Pengalihan tanggung jawab negara kepada individu dalam
masalah jaminan sosial juga bisa dilihat dari penjelasan undang-undang tersebut tentang
prinsip gotong-royong yaitu: Peserta yang mampu (membantu) kepada peserta yang kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah
membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Jadi, jelas
undang-undang ini justru ingin melepaskan tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial
atau kesehatan.
b. Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang terdaftar dan terc atat membayar
iuran.
c. Belum mencakup semua masyarakat, misalnya gelandangan, anak panti asuhan, orang
jompo, dan sebagainya.
d. Jaminan sosial tersebut hanya bersifat parsial, misalnya jaminan kesehatan : tidak semua
jenis penyakit dan semua jenis obat akan ditanggung oleh BPJS.
e. Sistem kerjasama dengan rumah sakit belum efektif. Masih banyak rumah sakit swasta
yang enggan bekerjasama dengan BPJS karena merasa dirugikan.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
dibentuk dengan Undang-Undang untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
merupakan badan hukum publik yang diberikan oleh pemerintah untuk memperoleh
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. BPJS Kesehatan akan
membayar kepada fasilitas kesehatan tinghkat pertama dengan kapitasi. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) adalah badan
hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian KesehatanBuku Saku FAQ ( Frequently Asked


RI,
Questions ) BPJS Kesehatan, ( Jakarta: Kementrian Kesehatan RI,2013 )
BPJS Kesehatan, Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan , (
Jakarta: Pusat Layanan Informasi BPJS Kesehatan 2013 ).
BPJS Ketenagakerjaan, Panduan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Perusahaan, (
Jakarta: Pusat Layanan Informasi BPJS Ketenagakerjaan 2014 )
Putri, Asih Eka.2014. Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.Jakarta: Friedrich- Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai