Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“BPJS”

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Pelayanan Kesehatan


Dosen Pengampu: Mohammad Furqan SKM, MKM

Disusun oleh :

Siti Nurah Farhah ( 2305025006 )


Farhana Syawal Taruna ( 2305025011 )
Reifa Amelia Putri ( 2305025012 )
Ocinka Wayasih ( 2305025014 )
Halilah Ambarwulan ( 2305025015 )
Fauziani Fitri ( 2305025016 )
Zahratul Habibah ( 2305025019 )
Pingkan Aulia Nurmutiah ( 2305025105 )

Program Studi Gizi


Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas muhammadyah prof. Dr. HAMKA
2023/2024
Kata penghantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW
yang telah memberikan kesehatan, kemampuan, dan kesempatan kepada kami
untuk menyusun tugas kelompok makalah mata kuliah MPKG dengan judul
"Posyandu."
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa ada kekurangan, seperti
isi materi dan penyusunan sehingga kami sangat terbuka atas kritikan serta saran
dari pembaca agar dapat kami perbaiki. Kami juga berharap bahwa makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Jakarta, 06 Desember 2023

Penu
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan
lembaga pemerintah Indonesia yang bertugas untuk menyelenggarakan
jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BPJS didirikan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. BPJS Kesehatan memulai operasi pada tanggal 1 Januari
2014. BPJS awalnya merupakan bagian dari JKN atau Jaminan Kesehatan
Nasional. JKN ini sendiri mulai hadir pada 31 Desember 2013 yang dimana
juga merupakan program pemerintah yang berwujud BPJS Kesehatan, BPJS
ketenagakerjaan, dan sistemnya menggunakan sistem asuransi. BPJS
Kesehatan bertujuan memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk
memberikan perlindungan sosial bagi pekerja. Untuk itu BPJS akan
memberikan manfaat perlindungan sesuai dengan hak dan ketentuan yang
berlaku.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi BPJS
2. Bagaimana sejarah dari BPJS
3. Dasar hukum apa yang ada di BPJS
4. Bagaiman hak dan kewajiban peserta BPJS
5. Apakah manfaat JKN
6. Bagaimana pembiayaan dan kepesertaan BPJS
7. Apa pertanggung jawaban dan pelayanan dari BPJS tersebut

C. Tujuan
1. Untuk memahami secra rinci dari BPJS tersebut
2. Untuk memahami dasar hukum yang ada fi BPJS
3. Untuk memahami hak dan kewajiban peserta BPJS
4. Untuk mengetahui pembiayaan dan kepesertaan BPJS
5. Untuk mengetahui pertanggung jawaban dan pelayanan yang ada di
BPJS
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat BPJS


BPJS Kesehatan merupakan singkatan dari (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Kesehatan, pada 1998 pemerintah membentuk Badan
Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) yang mengatur
pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negara dan penerima pensiun serta
keluarganya. Kemudian, pada tahun 2014, BPJS Kesehatan resmi
beroperasi sebagai transformasi dari PT Askes (Persero) setelah pemerintah
menetapkan UU No. 24 Tahun 2011 yang menunjuk PT Askes sebagai
penyelenggara program jaminan sosial bidang kesehatan.
Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan
secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan,
selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan. . BPJS berkantor pusat di Jakarta, dan bisa memiliki
kantor perwakilan di tingkat provinsi serta kantor cabang di tingkat
kabupaten kota. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah
berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota
BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS.
Pemerintah Indonesia membuat sebuah BUMN bernama BPJS
Kesehatan yang bekerja secara menyeluruh untuk menjamin semua
masyarakat di Indonesia tanpa terkecuali. Semuanya bahumembahu dalam
pembayaran kesehatan hingga terjadi subsidi silang yang baik dan
terstruktur. BPJS Kesehatan resmi dioperasikan di Indonesia sejak 1 Januari
2014. Penyelenggaraan dari BPJS Kesehatan ini didasari oleh beberapa
Undang-Undang yang terdiri dari: UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3), dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2). Undang-undang Nomor
24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
B. Pengertian
BPJS adalah salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada di
Indonesia. Menurut UU No. 24 Tahun 2011 BPJS akan mengganti sejumlah
lembaga-lembaga jaminan sosial yang ada, seperti lembaga asuransi
kesehatan PT Askes Indonesia akan diganti menjadi BPJS Kesehatan. BPJS
adalah badan hukum publik milik negara yang non-profit dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Terdapat dua BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.

C. Dasar Hukum
1. Undang – Undang (UU) Republik Indonesia:
a. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
b. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial.
2. Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia :
a. Perpres RI No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan
b. Perpres RI No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
c. Perpres RI No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
d. Perpres RI No. 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan
Pengelolaan Program Jaminan Sosial
e. Perpres RI No. 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepersertaan
Program Jaminan Sosial
f. Perpres RI No. 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
Tertentu berkaitan dengan Kegiatan
g. Perpres RI No. 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan
Dana Kapitasi JKN
h. Perpres RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Perpres No. 12 Tahun 2013
i. Perpres RI No. 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas
Perpres No. 12 Tahun 2013

D. Hak dan Kewajiabn Peserta BPJS Kesehatan


Hak peserta :
1. Mendapatkan nomor induk peserta atau kartu peserta untuk
memperoleh pelayanan kesehatan
2. Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan atau memperoleh
informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur sesuai dengan
aturan yang berlaku
3. Memilih fasilitas kesehatan yang bekerjasama denga BPJS.
Pemilihan bergantung pada preferensi Anda, pilihlah fasilitas
kesehatan tingkat 1 yang berafiliasi dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Rujukan ke fasilitas
kesehatan tingkat pertama dapat dilakukan setelah 3 bulan. Khusus
peserta : PT Asuransi Sosial. Askes (Persero), PT Jaminan
Kesehatan (JPK) (Persero) Program Jamsostek, Jamkesmas dan
TNI/POLRI, 3 Bulan Pertama Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP)
diselenggarakan oleh pihak Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan dan Sosial. (BPJS Kesehatan).
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan
atau tertulis ke kantor BPJS kesehatan.

Kewajiban peserta :
1. Mendaftarkan diri dan membayar iuran sesuai dengan aturan yang
berlaku, kecuali penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan
pendaftaran dan pembayaran iuran dilakukan oleh pemerintah.
2. Menaati prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan
3. Melaporkan perubahan data peserta kepada BPJS kesehatan dengan
menunjukan identitas peserta pada saat pindah domisili, pekerjaan,
menikah, bercerai, kematian, kelahiran dan lainnya.
4. Menjaga kartu peserta agar tidak hilang, rusak ataupun digunakan
oleh orang lain.

E. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional


Manfaat jaminan pelayanan kesehatan ada 2 :
1. Manfaat pada pelayanan kesehatan
2. Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans
hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive
sesuai kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak
dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta. Promotif dan preventif
yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal care).
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun
masih ada yang dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid),
alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan
yang tidak dijamin meliputi:
1. Tidak sesuai prosedur
2. Pelayanan diluar Faskes Yg bekerjasama dng BPJS
3. Pelayanan bertujuan kosmetik
4. General check up, pengobatan alternatif
5. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi
6. Pelayanan Kesehatan Pada Saat Bencana
7. Pasien Bunuh Diri /Penyakit Yg Timbul Akibat Kesengajaan Untuk
Menyiksa Diri Sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba

F. Pembiayaan
BPJS Kesehatan adalah program yang membutuhkan sejumlah uang
yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau
Pemerintah. Besaran iuran BPJS Kesehatan untuk kelas 1, 2, dan 3 hingga
saat ini belum mengalami perubahan.
Iuran masih mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64
Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018
Tentang Jaminan Kesehatan.
1. Kelas 1
Peserta Kelas 1 wajib membayar iuran sebesar Rp150.000 per orang
setiap bulan. Ini adalah kelas dengan iuran tertinggi.
2. Kelas 2
Kelas 2 memiliki iuran bulanan sebesar Rp100.000 per orang. Iuran
ini lebih rendah dibandingkan dengan Kelas 1.
3. Kelas 3
Kelas 3 memiliki iuran bulanan yang paling terjangkau, yaitu
Rp35.000 per orang. Selain itu, peserta Kelas 3 juga menerima
bantuan iuran dari pemerintah pusat sebesar Rp7.000 per orang per
bulan.

G. Kepesertaan BPJS
BPJS Kesehatan berfokus untuk memberikan jaminan Kesehatan bagi
seluruh warga negara Indonesia dan juga warga negara asing yang sudah
ditinggali minimal selama 6 bulan. Kepesertaan BPJS sendiri dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan
Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran(Non-PBI)
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI): fakir miskin dan orang tidak
mampu, dengan penetapan peserta sesuai dengan ketentuan
peraturan undang-undang. Untuk biaya iuran bulanannya sendiri
tidak dibebani ke peserta BPJS PBI tapi ditanggung oleh pemerintah
2. Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI).
Jika BPJS-PBI biaya per bulan ditanggung oleh pemerintah, maka
kepesertaan BPJS Kesehatan ini berkewajiban untuk membayar
iuran bulanan sendiri. Hal ini karena, warga dianggap mampu atau
dapat membayar iuran dan tidak termasuk fakir miskin atau orang
tidak mampu. Peserta BPJS Non-PBI dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, seperti:
1) Pegawai Negeri Sipil;
2) Anggota TNI;
3) Anggota Polri;
4) Pejabat Negara;
5) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
6) Pegawai Swasta; dan
7) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima
Upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya,
seperti:
1) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
2) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
upah.
3) Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat
6 (enam) bulan
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
1) Investor;
2) Pemberi Kerja;
3) Penerima Pensiun, terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak
pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti
dengan hak pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima
pensiun yang mendapat hak pensiun;
e) Penerima pensiun lain; dan
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima
pensiun lain yang mendapat hak pensiun.
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan;
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
g. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang
mampu membayar iuran.
H. Pertanggung jawaban BPJS
Tanggung jawab dari BPJS Kesehatan terhadap peserta yang
mengalami ketidakpuasaan terhadap pelayanan jaminan Kesehatan yang
diberikan oleh Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, baik layanan kesehatan di faskes tingkat pertama (puskesmas)
atau di faskes tingakat lanjutan (Rumah sakit) peserta dapat menyampaikan
pengaduan kepada Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan, karena BPJS
kesehatan menerina laporan dan wajib untuk menindak lanjutinya
Hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 19 tahun
2016 tentang jaminan kesehatan pasal 45 sebagaimana berikut :
“(1) Dalam hal Peserta tidak puas terhadap pelayanan Jaminan Kesehatan
yang diberikan oleh Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, Peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada Fasilitas
Kesehatan dam/atau BPJS Kesehatan. (3) Penyampaian pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memperoleh
penanganan dan penyelesaian secara memadai dan dalam waktu yang
singkat serta diberikan umpan balik ke pihak yang menyampaikan “
Peserta dapat meminta informasi sekaligus menyampaikan keluhan,
kritik, ataupun saran melalui email, call center BPJS Kesehatan 1500400,
media sosial resmi milik BPJS Kesehatan seperti instagram atau twitter,
serta dapat langsung datang ke kantor BPJS Kesehatan di wilayah masing-
masing dan meneui petugas Penanganan Informasi dan Pengaduan Peserta
(PIPP).
Jika ada pengaduan yang masuk maka akan langsung ditindak lanjuti
oleh petugas PIPP dengan mengkonfirmasi kepada peserta terkait keluhan
dan masalahnya kemudian konfirmasi ke fasilitas kesehatan terkait dengan
aduan tersebut, setelah itu petugas PIPP mengecek kronologis kebenaran
dan mencari jalan keluar atas keluhan yang dialami oleh peserta. Setelah itu
petugas PIPP akan memediasi peserta dan wakil dari Fasilitas kesehatan
untuk mecapai kesepakatan.

I. Pelayanan
BPJS Kesehatan telah lama menjadi salah satu tonggak utama dalam
sistem perawatan kesehatan di Indonesia. Program ini bertujuan untuk
memastikan bahwa akses ke layanan kesehatan dapat dinikmati oleh semua
warga, terutama mereka yang mungkin kurang mampu secara finansial.
Faskes adalah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan untuk memberikan layanan medis kepada peserta. Terdapat tiga
tingkatan faskes yang perlu diketahui, yaitu faskes tingkat 1, faskes tingkat
2, dan faskes tingkat 3.
1. .Jenjang Faskes
a. Kelas 1
Akses ke fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti
puskesmas, klinik, atau dokter umum.Peserta Kelas 1 dapat
merujuk ke spesialis jika diperlukan, memanfaatkan
perbedaan faskes dalam perawatan kesehatan.
b. Kelas 2
Peserta dapat mengakses layanan kesehatan lanjutan setelah
rujukan dari faskes tingkat 1. Ini mencakup perawatan oleh
dokter spesialis di berbagai bidang medis.
c. Kelas 3
Tingkat perawatan tertinggi, peserta dapat mengakses
perawatan tingkat lanjut oleh dokter subspesialis di rumah
sakit umum, rumah sakit khusus, atau klinik utama.
2. Rawat Inap
a. Rawat Inap Kelas 1
Kamar rawat inap paling nyaman untuk Kelas 1,
berkapasitas 2-4 pasien.
b. Opsi untuk naik ke kamar VIP dengan biaya tambahan di luar
tanggungan BPJS Kesehatan.
c. Rawat Inap Kelas 2
Kamar rawat inap dengan kapasitas lebih besar, biasanya 3-
5 pasien per ruangan.
Peserta Kelas 2 dapat memilih naik ke kamar VIP dengan
membayar tambahan.
3. Rawat Inap Kelas 3
Fasilitas ruang rawat inap dengan kapasitas 4-6 orang atau lebih.
Peserta dapat memilih naik ke kamar Kelas 2 atau 1 dengan
membayar tambahan biaya.
Program BPJS Kesehatan di Indonesia dirancang dengan tujuan utama
untuk memastikan bahwa setiap peserta memiliki akses mudah dan
terjangkau ke layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk
mencapai hal ini, program ini membagi fasilitas kesehatan menjadi tiga
tingkatan atau kelas, serta menyediakan opsi rawat inap yang bervariasi
sesuai dengan preferensi dan tingkat kebutuhan peserta.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
1. BPJS harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelatihan staf, peningkatan
infrastruktur, dan menggunakan teknologi baru.
2. Masyarakat harus diberi edukasi lebih lanjut tentang pentingnya
memiliki asuransi kesehatan dan bagaimana BPJS dapat membantu
mereka.
3. Pemerintah harus terus mendukung BPJS dan memastikan bahwa
program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi
masyarakat Indonesia
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman mengenai BPJS dan
pentingnya program ini dalam sistem kesehatan di Indonesia
Daftar Pustaka

BNRI (2014, Desember 5). pedoman pelaksaan program jaminan Kesehatan


nasional. https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn874-2014.pdf

Admindinkes10,jaminan Kesehatan nasional (JKN).

Anda mungkin juga menyukai