Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU TAUHID

“PENGERTIAN AKIDAH DAN CABANG-CABANGNYA”

Dosen Pengampu :
Syarifatun Nafsih, M.Ag

Disusun Oleh :
Nama Kelompok : 1. Firda Rani (2323310014)
2. Juliadi Saputra (2323310003)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYARIAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO
BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pengertian Akidah Pokok dan Cabang-Cabangnya” tepat pada waktu
yang ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada bidang studi atau mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang topik makalah yang dibahas, baik
bagi pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Syarifatun Nafsih selaku
dosen bidang studi atau mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas
ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Pokok dan Cabangnya…………………………. 2
B. Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Sosial..............................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan oleh allah kepada nabi Muhammad
saw,dan kita sebagai umat Muhammad harus mematuhi syariat yang
terkandung dalam agama kita yaitu islam. Beragama adalah suatu bentuk
keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang di
anutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran
dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku
beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan
rukun iman, terdiri dari enam pilar, ke-enam tersebut adalah keyakinan Islam.
Diantara nya adalah, iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada
kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat atau hari akhir, dan iman
kepada qada dan qadar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akidah Pokok dan Cabangnya serta
Perbedaannya?
2. Apa fungsi Tuhid dalam kehidupan sosial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Akidah Pokok, Cabangnya dan Perbedaannya
2. Untuk mengetahui fungsi Tauhid dalam kehidupan sosial

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Pokok dan Cabangnya
1. Akidah Pokok
Secara bahasa aqidah berasal dari bahasa Arab yang artinya
Buhul/Tali. Tali yang mengikat sesuatu di dalam hati. Sesuatu itu adalah
kebenaran yang kita yakini yang bersumber dari kitabullah (Al-Qur'an)
dan Sunnah Rasulullah SAW. yakni Dinul-Islam.
Para ulama mendefinisikan aqidah dengan:
‫َاِاْل ْيَم اُن َع ْقٌد ِباْلَقْلِب َو ِاْقَر اٌر ِباِّلَس اِن َو َع َم ٌل ِباَاْلْر َك ان‬
Artinya: “Meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan
merealisasikan dengan amal perbuatan". (Ushul Al Iman fi Dhouil Kitab
Was Sunnah, juz 1 hal, 340).
Ketiganya harus simultan dan dalam satu kesatuan. Tidak boleh
terpisah satu dengan yang lainnya, jika terpisah melahirkan aqidah yang
tidak benar atau rusak. Akidah pokok adalah dasar keimanan umat Islam
yang masih terpelihara dan suci, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah
SAW yang termasuk dalam Al-Qanul Iman sebagian orang. Pokok-pokok
keyakinan pada masa Nabi dan dua khalifah pertama yang masih tetap
dipertahankan, yaitu “rukun iman” yang meliputi enam aspek, yaitu:
1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah artinya yakin dan percaya dengan sepenuh hati
tentang adanya Allah Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dan penguasa
tunggal alam semesta, pemilik segala keagungan dan kesempurnaan
Kepada Allah lah semua makhluk bergantung dan memohon
kepadanya, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada
sesuatu pun yang menyamainya Semua makhluk baik malaikat, jin,
manusia adalah hamba-Nya, semuanya di bawah kekuasaan, ketetapan
dan kehendak-Nya, perbuatan-perbuatan- Nya tidak terhitung dan tidak
terhingga. Semua kekhususan tersebut hanya dimiliki oleh Allah tidak

2
ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang berhak memiliki sifat-sifat
tersebut selain- Nya. 1
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Malaikat diciptakan oleh Allah dan terbuat dari nur (cahaya).
Mereka adalah hamba Tuhan yang terhormat dan selalu menaati
perintah-perintah-Nya. Malaikat tidak mempunyai keinginan, tidak
pernah mendurhakai Tuhan, dan selalu menunaikan tugasnya.
Percaya kepada malaikat berarti bahwa seorang itu beriman dan harus
percaya sepenuhnya bahwa Tuhan menciptakan sejenis makhluk yang
disebut malaikat.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini bahwa Allah
menurunkan kitab-kitab tertentu kepada para Rasul dan Nabi untuk
menjadi pedoman hidup manusia guna mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. K/itab yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya ada
empat kitab yang disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an dan
perlu diketahui yaitu:
 Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s
 Zabur dituruntkan kepada Nabi Daud a.s
 Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s
 Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Beriman kepada Rasul-Rasul Allah ialah meyakini bahwa Allah
telah memilih beberapa orang diantara manusia, memberikan wahyu
kepada mereka dan menjadikan mereka sebagai utusan (Rasul) untuk
membimbing manusia kejalan yang benar.
Mereka diutus Allah untuk mengajarkan Tauhid, meluruskan aqidah,
membimbing cara beribadah dan memperbaiki akhlak manusia yang
rusak. Sebagaimana firman Allah SWA. (Q.R. An-Nisa: 136) :

1
Abu Khodijah Ibnu Abdurahi, Rukun Iman kepada Allah, (Jakarta, Hikmah Pustaka,2021)
Hal.35.

3
‫َّيۡك ُفۡر‬ ‫ٰۤي َاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۤۡو ا ٰا ِم ُنۡو ا ِباِهّٰلل َو َر ُس ۡو ِلٖه َو اۡل ِكٰت ِب اَّلِذ ۡى َنَّز َل َع ٰل ى َر ُس ۡو ِلٖه َو اۡل ِكٰت ِب اَّلِذ ۤۡى َاۡن َز َل ِم ۡن َقۡب ُلؕ‌ َو َم ۡن‬
‫بِاِهّٰلل َو َم ٰٓلِٕٮَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اۡل َيۡو ِم اٰاۡل ِخ ِر َفَقۡد َض َّل َض ٰل ۢاًل َبِع ۡي ًدا‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-
Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh”. 2
5. Iman kepada hari kiamat atau hari akhir
Hari kiamat (Hari Akhirat) ialah kehancuran alam semesta segala
yang ada didunia ini akan musnah dan semua makhluk hidup akan
mati, selanjutnya akan berganti dengan yang baru yang disebut Alam
Akhirat.
Iman kepada hari kiamat berarti mempercayai akan adanya hari
tersebut dan kehidupan sesudah mati serta beberap hal yang
berhubungan dengan hari kiamat. Seperti kebangkitan dari kubur,
Hisab (Perhitungan Amal), Sirat (Jembatan yang terbentang diatas
punggung neraka), Surga dan Neraka. Kapan hari kiamat akan datang,
tidak seorangpun yang tahu dan hanya Allah saja yang mengetahui.
Manusia hanya diberi tahu melalui tanda-tandanya sebelum hari
kiamat tiba.
Para ulama telah sepakat dalam masalah adanya hari kiamat dan hal-
hal yang terjadi didalamnya hanya saja mereka Ikhtilaf tentang apa
yang akan dibangkitkan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar berarti percaya dan yakin dengan
sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan segala sesuatu yang
akan terjadi untuk makhluknya (qada dan qadar).

2. Cabang Akidah
2
Darul Ilmi, Mengenal Akidah Islam, (Bandung:2015) Hal. 3.

4
Setelah berakhirnya kepemimpinan kholifah Umar bin
Khattab umat islam mulai terjadi perpecahan. Kemudian muncul
permasalahan yang menimbulkan terjadinya pembunuhan khalifah
Ustman bin affan (th 345-656 M) oleh pemberontak yang sebagian
besar dari Mesir yang tidak puas dengan kebijakan politiknya.
Awalnya peristiwa ini hanya sebuah permasalan politik yang
akhirnya berkembang menjadi persoalan teologi sehingga
melahirkan berbagai aliran dengan teologi dan pandangan yang
berbeda-beda. Pada masa ini umat islam tidak mampu lagi
mempertahankan kesatuan dan keutuhan akidahnya, karena
masing-masing berusaha membuka persoalan akidah yang
sebelumnya terkunci. Maka lahirlah cabang-cabang akidah yang
pemahamannya bervariasi dari masing-masing aspek rukun iman,
diantanya:
a. Masalah Tuhan
Dalam masalah zat Tuhan muncul pendapat yang menggambarkan
Tuhan dengan sifat-sifat bentuk jasmani atau fisik. Sedangkan dalam
masalah sifat Tuhan juga muncul persoalan, apakah Tuhan itu
mempunyai sifat atau tidak. Dalam hal ini muncul 2 golongan yang
berpendapat berbeda:
Pertama : golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak
mempunyai sifat. Dia adalah Esa, bersih dari hal-hal yang
menjadikannya tidak Esa. Mereka meng-EsakanTuhan dengan
mengkosongkan Tuhan dari berbagai sifat-sifat.
Kedua : Golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diwakili oleh
golongan Ay’ariyah dan Maturidiyah meyakini bahwa Tuhan
mempunyai sifat yang sempurna dan tidak ada yang menyamai-Nya.
Mensifati Tuhan dengan sifat-sifat kesempurnaan tidak akan
mengurangi ke-Esaan-Nya.

b. Masalah Kitab-kitab

5
Permasalahan yang diikhtilafkan dikalangan orang islam ialah
apakah Al-Qur’an itu Qadim (kekal) atau Hadis (baru). Golongan
Asy’ariyah dan Maturidiyah berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah
Qadim bukan makhluk (diciptakan). Sedangkan pendapat yang lain
mengatakan bahwa Al-Qur’an tidak Qadim karena Al-Qur’an itu
makhluk (diciptakan).
c. Masalah Nabi dan Rasul
Masalah yang masih diperselisihkan dalam kaitannya dengan iman
kepada para Nabi dan Rasul adalah mengenai jumlahnya. Hanya Allah
yang mengetahui jumlahnya. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa
jumlah seluruhnya adalah 124.000 orang. Dari jumlah itu yang
diangkat menjadi Rasul sebanyak 313 orang.
d. Masalah Hari Kiamat
Para ulama’ telah sepakat dalam masalah adanya hari kiamat dan
hal-hal yang terjadi didalamnya, hanya saja mereka ikhtilaf tentang apa
yang akan yang dibangkitkan. Ada yang berpendapat bahwa yang akan
dibangkitkan meliputi jasmani dan rohani, dan pendapat kedua
mengatakan bahwa yang dibangkitkan adalah rohnya saja.
e. Masalah Taqdir
Dalam masalah taqdir, orang islam sepakat perlunya meyakini
adanya ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk yang ada
dialam semesta ini. Namun berbeda dalam memahami dan
memperaktekkannya.
Pertama : Qodariyah berpendapat bahwa segala perbuatan
manusia baik maupun buruk semuanya ditentukan oleh manusia itu
sendiri. Allah tidak mempunyai sangkut pautnya dalam hal ini karena
Allah telah menyerahkan kodratnya kepada manusia. Allah akan
memberi pahala kepada orang yang telah berbuat baik, karena dia
telah menggunakan kodrat yang diberikan Allah dijalan yang baik.
Dan bagi orang yang berbuat jahat maka Allah akan menyiksanya
karena kodrat yang diberikan digunakn untuk jalan keburukan.

6
Kedua : kaum Jabariyyah mempunyai I’tiqod yang bertolak
belakang dengan I’tiqod kaum Qodariyah. Jabariyyah berpendapat
bahwa manusia tidak punya daya apa-apa karena segalanya telah
ditentukan oleh Allah. Manusia tidak punya usaha, tidak punya ikhtiar
sebab seluruhnya yang menentukan adalah Allah.
Pendapat Jabariyyah ini dianggap menyimpang oleh golongan
Ahlussunnah Waljama’ah. Memang semuanya ini ditentukan oleh
Allah tetapi Allah juga telah menciptakan usaha dan ikhtiar manusia.
Oleh karena itu manusia mempunyai keharusan untuk berusaha.
Ketiga : sebenarnya I’tiqod Ahlussunnah Waljama’ah merupakan
perpaduan dari I’tiqod Jabriyyah dan Qodariyah, artinya segala
sesuatu dialam ini memang telah ditentukan oleh Allah, namun
manusia diberi kewenangan untuk melakukan ikhtiar terlebih dahulu.

Aqidah adalah hal yang mendasar yang perlu dipahami dengan


baik untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan. Oleh
karena itu setiap muslim wajib memahami hakikat akidah Islam.
Pemahaman yang benar terhadap aqidah akan mengantarkan seseorang
menjadi muslim yang baik dalam berperilaku.3
Adapun perbedaan antara Akidah Pokok dan Akidah Cabang
adalah:
a. Akidah Pokok
 Lahir dari kemampuan, kesatuan dan keutuhan
keyakinan umat islam
 Terlepaps dari kepentingan kelompok
 Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah
 Tidak menimbulkan perbedaan pendapat
b. Akidah Cabang
 Lahir dari perbedaan bahkan perpecahan umat
 Terikat oleh kepentingan kelompok
3
Zainuddin dan M. Jamhari, Akidah dan Ibadah (Bandung: Pustaka Setia, 1999) Hal. 49.

7
 Berdasarkan penafsiran dan pemahaman
 Sumber perbedaan pendpat.

B. Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Sosial


Dalam sejarah awal perkembangan Islam, ajaran keesaan Tuhan
(tauhid) merupakan tugas pokok pertama Nabi saw yang harus
disampaikan dan didakwahkan kepada umatnya. Tauhid menempati
struktur hierarkis paling istimewa dalam keseluruhan sistem serta
bangunan keberagamaan kaum Muslim. Keabsahan semua rangkaian
upacara keagamaan mereka sangat bergantung pada eksistensi
tauhidnya.
Di samping mempengaruhi keabsahan ritual keagamaan, tauhid juga
berfungsi mengendalikan gerak, tindakan dan dinamika kemanusiaan.
Tauhid mempunyai berbagai macam fungsi dan peran yang dapat
memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial yakni membebaskan
manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada
hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual
belaka. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga
menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia,
ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten,
mengajarkan kepada umat Islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai
pusat kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat
hubunganya dengan kehidupan sosial karena dengan bertauhid manusia
dapat mengetahui tujuan hidup mereka yaitu beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala secara vertikal yaitu langsung kepada Allah dengan
ibadah makdoh dan Horizontal yaitu beribadah dengan sesama makhluk
Allah dengan ibadah ghoirumakdoh. 4Tauhid juga memberikan cara

4
Hasan Hanafi, Agama, Ideologi, dan Pembangunan (Jakarta: PM3,1991) Hal. 65.

8
pandang muslim terhadap manusia, kemasyarakatan, alam semesta, dan
akhir kehidupan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang oleh seseorang yang mempercayainya. Dan suatu hal tentang
menegaskan bahwa Allah satu-satunya tuhan dan satu-satunya yang
berhak disembah atau diibadahi, menegaskan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah yang harus diteladani oleh seorang. Serta
mempercayai dasar keimanan yaitu Rukun Iman.
Serta fungsi tauhid dalam kehidupan sosial sangatlah penting,
karena peran dan kegunaannya yang dapat memberikan dampak positif
bagi kehidupan sosial masyarakat yakni membebaskan manusia dan
menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini masih banyak sekali
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Untuk kedepannya, kami sebagai
penulis akan berusaha untuk membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan pengetahuan bagi
pembaca. Dan kami memohon maaf jika terdapat penulisan atau kalimat yang
kurang jelas. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sekalain demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahim, Abu Khodijah Ibnu. 2021.
Rukun Iman kepada Allah. Jakarta: Hikmah Pustaka.
Ilmi, Darul 2015. Mengenal Akidah Islam, Bandung
Zainuddin dan M. Jamhar. 1999.
Akidah dan Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.
Hanafi, Hasan. 1991. Agama, Ideologi, dan Pembangunan. Jakarta: PM3.

11

Anda mungkin juga menyukai