Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

BAB 7

RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM (AQIDAH & SYARIAH)

Diajukan sebagai menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Agama Jurusan


Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang

Disusun Oleh:

1. Raygalan Kalmas S. 2010631140030


2. Yudha Triansyah 2010631140035
3. Agung Dwi Sutanto 2010631140038

Kelompok 6 (Enam)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS


TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas segala hadirat Allah Swt. Berkat rahmat dan karunia yang
diberikan dapat membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah agama yang berjudul ”Aqidah
dan Syariah”.
Dan Tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan dan saran untuk kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang di buat ini masih belum cukup untuk dikatakan
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah ini menjadi lebih baik.
Dan akhirnya, kami berharap makalah ini akan bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan
tentunya bagi yang membaca dan membutuhkan.

Karawang, 9 Maret 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi ...............................................................................................
ii

Bab I Pendahuluan
Latar
belakang............................................................................................................................ 1
Rumusan
Masalah ..................................................................................................................... 1
Tujuan  ...........................................................................................................................
1

Bab II Pembahasan
A. Arti dan Ruang Lingkup
Aqidah…………………..........................................................................2
B. Rukun Iman Sebagai Fondasi Aqidah Islam……………………………………….
……………………………..3
C. Syari’ah……………………………………………...
…………………………………………………………………………...3
D. Pengertian daan Ruang Lingkup Syari’ah……………….…………….
…………………………………………..4
E. Persamaan dan Perbedaan Syariah dan
fiqih……………………………………………………………………4

Bab III Penutup


Kesimpulan ....................................................................................................................
5
Saran  .............................................................................................................................
9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh Allah dan Rasul-
Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman (akidah), Islam (syariat),
dan ihsan (akhlak). Tetapi sekarang-sekarang ini ada yang mengabaikan salah satu dari tiga
hal ini. Sehingga kehidupannya menjadi jauh dari agama.
            Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Aqidah sebagai system kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai
system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak
sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama.
            Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik,
tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke
dalam kategori kafir. Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak
mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg
mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yg tidak
lurus disebut munafik.
            Hal yang melatar belakangi kami membuat makalah ini ialah selain sebagai tugas
kami selaku Mahasiswa juga kami ingin lebih mengetahui dan memahami tentang apa
pengertian Aqidah, Syariah, dan bagaimana hubungan antara aqidah dan syariah.

Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ini yaitu :
- Arti dan Ruang Lingkup Aqidag
- Rukun iman sebagai fondasi Aqidah Islam
- Pengertian dan Ruang Lingkup Syari’ah
- Perbedaan dan Persaman Syari’ah dan Fiqih

Tujuan
Tujuan dari di buatnya makalah ini adalah :
- Agar lebih mengerti dan memahami arti dan ruang lingkup aqidah
- Agar dapat mengetahui bahwasannya Rukun Iman fondasi Aqidah Islam
- Agar lebih mengerti dan memahamk Pengertian dan Ruang Lingkup Syariah
- Agar dapat Mengetahui Perbedan serta persamaan dari Syariah dan Fiqih

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Ruang Lingkup Aqidah
Aqidah (ُ‫)اَ ْل َعقِ ْي َدة‬ menurut  bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬ yang
ْ
berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al
ْ
ihkaamu (‫)ا ِإلحْ َكا ُم‬ yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ُ‫ال َّر ْبط‬
‫)بِقُ َّو ٍة‬ yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut Istilah (terminologi), ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti
tanpa ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi ‘Aqidah islamiyyah adalah keimanan yang bersifat teguh dan pasti kepada Allah
SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-
malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah sahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensu) dari
Shalafush shalih, serta seluruh brita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiyah maupun secara
amaliyah yang telah di tetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’
Salafush Shalih.
Mengutip dari pada perkataan Hasan al-Banna bahwa ruang lingkup aqidah islam
meliputi ilahiyah, nubuwwah, ruhuniyah, dan sam’iyah.
1. Ilahiyah
Ilahiyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah,
seperti wujud, nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan Allah swt.
a. Wujud Allah SWT
Bagaimana kita mengetahui wujud Allah? Jawabannya, ketika kita melihat
matahari, bulan, bintang dan planet bergerak teratur, malam dan siang berganti
dengan keteraturan yang amat detil. Mungkinkah mereka bergerak sendiri? Tidak
diragukan lagi bahwa semuanya telah diciptakan dan diatur oleh Allah swt. Jika
Allah tidak ada, kita memohon ampunan kepada-Nya  mustahil matahari, bulan,
bintang-bintang, planet, siang, dan malam menjadi ada dan bertahan dengan
pergerakannya yang amat teratur. Dengan demikian pula tidak akan ada makhluk
yang sangat tergantung dengan mereka semua.Wujud Allah telah dibuktikan oleh
fitrah, akal, syara’ dan indera.
b. Mengenal sifat-sifat Allah swt (ِ‫ت هللا‬ ِ ُ‫ْرفَة‬
ِ ‫صفَا‬ ِ ‫) َمع‬
Bagaimana kita mengenal sifat Allah? Kita dapat mengenal sifat Allah swt
melalui:

ِ ‫التَّ ْف ِك ْي ُر فِي َم ْخلُوقَا‬ Tafakkur (memikirkan) ciptaan Allah.


‫ت هللا‬
‫التَّ َعلُّ ُم ِم ْن ُر ُسلِ ِه‬  Belajar dari ajaran yang dibawa para rasul.

2
2. Nubuwwah
Nubuwwah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, dan keramat.
a. Nabi dan Rasul Allah
Nabi adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya dengan membawa
syariat untuk diamalkan dan tidak diperintahkan untuk menyampaikannya.
Sedangkan rasul adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya untuk
diamalkan dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Setiap rasul adalah nabi
akan tetapi tidak setiap nabi adalah rasul.
b. Kitab-kitab Allah
Kitab-Kitab Samawi Yang Disebutkan Di dalam Al Quran: Shuhuf
Ibrahim, Shuhuf Musa, Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran.
c. Mukjizat dan Keramat
Mukjizat membawa maksud suatu keadaan yang luar biasa berlaku atas
kehendak dan kekuasaan Allah sebagai membuktikan kerasulan rasul-rasul yang
telah dilantik.
Sedangkan keramat atau karamah juga adalah tergolong dalam hal-hal
yang luar biasa yang terdapat pada diri seorang Wali Allah. Akan tetepi cara ianya
tidak disertai dengan dakwah kenabian.
3. Ruhaniyah
Ruhaniyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, dan roh.
4. Sam’iyah
Sam’iyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sama’i. Maksudnya, melalui dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-sunah, seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka, dan lainnya.

B. Rukun Iman Sebagai pondasi Aqidah Islam


Iman artinya percaya dan yakin kepada Allah Pencipta, kemudian kepada malaikat,
rasul, kitab, qada dan qadar, juga hari akhir. Tapi, ada yang merumuskan iman itu harus
mengandung 3 aspek: hati, lidah, dan perbuatan. Hati membenarkan apa yang kita percayai
dengan yakin, lidah menyatakan dan mengakui apa yang dipercayai hati. Dan kesungguhan
dan kebenaran iman akan terbukti kalau diikuti dengan amal yang baik (amal shaleh)

Iman ibarat fondasi, yang menjadi penyangga pada bangunan (agama). Kokohnya
bangunan akan sangat bergantung pada kokohnya fondasi. Tapi iman itu sendiri dapat kuat
bila disangga oleh enam pilar utama disebut “rukun iman”. Di dalam Al-Quran disebutkan :

“Bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, dan nabi-nabi” (QS Al-Baqarah, 2:177).

Iman Kepada Allah, inti iman sesungguhnya adalah tauhid (mengesakan Allah),
sebagaimana yang menjadi misi segala Nabi (QS 21:25). Pada ayat-ayat lain dijelaskan :
3
Allah Esa Sifat-Nya (Dia hidup berkuasa, Berilmu, Berkehendak), tetapi sifat_nya
tidak sama dengan makhluk lain-Nya. (QS 2:255 ; QS 42:13)
Allah Esa Perbuatan-Nya. Perbuatan Allah tidak bisa ditiru oleh siapapun. Dia
menciptakan bunga, adakah manusia dapat membuat sekuntum bunga? (QS 59:24)
Allah Esa Wujud-Nya (QS 13:16)
Allah Esa dalam memberi hukum. Sebaik apapun hukum yang dibuat manusia, tidak
dapat menyamai hukum Tuhan, umpamanya ditinjau dari segi keadilannya,
simpelnya, kebijaksanaannya, filosofi hukumnya, dan akibat yang dihasilkan oleh
hukumnya ( QS 5:50; 28:70).
Allah Esa menerima ibadah. Tiada yang pantas, patut dan berhak disembah kecuali
Dia semata. (QS 1:5; 21:25).
Allah Esa menerima do’a, hajat dan hasrat manusia. Berdoa dan minta tolonglah
hanya kepada-Nya karena Dia pasti memperkenankan apa yang diminta hamba-
Nya.(QS 3:8; 51:58).

Iman kepada malaikat, mengapa kita wajib beriman kepada malaikat? Karena salah
satu dari pekerjaan malaikat adalah menyampaikan wahyu dan menulis segala perbuatan kita.
Dari wahyu itulah kita memperoleh informasi Tuhan itu Esa, Tuhan mempunyai aturan-
aturan yang harus ditaati oleh manusia (syari’ah). Kalau kita tidak percaya kepada malaikat,
maka akan menjadi ragu  pula terhadap wahyu yang disampaikannya kepada para Nabi dan
Rasulullah. Oleh karena itu kita harus percaya kepada malaikat, agar kita bisa memperoleh
informasi yang luas dari wahyu yang disampaikannya.

Iman kepada para Nabi dan Rasul. Untuk mengatur kehidupan manusia yang baik dan
benar Tuhan menurunkan wahyu yang dibawa malaikat yang disampaikan kepada Nabi dan
Rasul. Nabi adalah orang-orang pilihan yang cerdas, terpercaya, dan tahan uji. Mereka dipilih
Tuhan untuk menerima berita dan menyampaikannya kepada umat (manusia). Menurut Al-
Quran setiap umat telah diutus Rasul atau Nabi untuk mereka (QS Fathir, 35:24). Tuhan tidak
akan mengazab manusia yang di tempat mereka belum pernah diutus pemberi peringatan.
Manusia diberi kebebasan untuk memilih apakah akan menerima hidayah yang disampaikan
atau tidak (QS Al-Isra’, 17:15).

Iman kepada Kitab-Kitab Allah. Konsekuensi dari iman kepada Nabi dan Rasul, wajib
iman (percaya) pula kepada yang dibawanya. Para Rasul itu, sebagaimana dikemukakan
terdahulu, membawa misi kerasulan (risalah). Risalah itu berupa perintah-perintah Tuhan,
Baik yang berupa (kewajiban) untuk dijalankan, maupun perintah untuk ditinggalkan
(larangan). Itulah makna asli dari “Kitab” yaitu “Perintah Suci”. Salah satu dari rukun iman
percaya kepada “kitab-kitab Allah”. Didalam surat Al-Baqarah ayat 24 disebutkan bahwa
orang beriman adalah orang yang percaya kepada kitabyang diturunkan kepadamu,
Muhammad (yaitu Al-Quran) dan yang percaya kepada kitab-kitab yang telah diturunkan
sebelumnya (Zabur, Taurat, dan Injil). Semua kitab yang telah ada sebelumnya mengajarkan
hal yang sama yaitu tentang tauhid kepada Allah, yang berbeda hanya dalam pelaksanaannya.

Iman kepada Hari Akhir (Eskatologi). Kepercayaan kepada Hari Akhir atau hari
Kiamat dikenal juga dengan istilah “Eskatologi”, yaitu suatu ajaran teologi atau kepercayaan
mengenai akhir zaman, Hari Kiamat atau Hari Kebangkitan. Iman atau kepercayaan kepada
Tuhan, malaikat, kitab dan rasul, membawa kita kepada kepercayaan pada adanya Hari
Akhirat ataupun Hari Kebangitan. Keyakinan akan adanya Hari Kiamat adalah kepercayaan
yang paling asasi pada setiap agama, terutama agama Islam. Hidup sekarang, di dunia ini
sebenarnya hanyalah hidup sementara, hidup persinggahan untuk menyiapkan bekal

4
kehidupan yang lebih abadi di akhirat nanti. Segala perbuatan kita di dunia akan dimintai
pertanggungjwabannya. Iman kepada hari akhirat amat penting. Meskipun dalam rukun iman
diletakkan pada rukun yang kelima, tetapi kalau kita perhatikan Al-Quran sering
menyebutkan iman kepada hari akhir ini langsung di bawah Iman kepada Allah, seakan rukun
iman hanya ada dua (QS Al-Baqarah, 2:8).

Iman kepada Qadla dan Qadar. Qadla dan Qadar seringkali “takdir” berasal dari
bahasa Arab yang akar katanya: Qadla-yaqdli-qadlaan, biasa berarti: hukum atau keputusan
(QS. 4:65): perintah (QS. 17:23), kehendak (QS 3:47) menciptakan (QS 41:12). Sedang
Qadar berasal dari akar kata: Qaddara-yuqaddiru-taqdiran, mempunyai arti: kadar atau
ukuran (QS. 2:20). Qadla dan Qadar (taqdir) artinya : Hukum, keputusan, perintah, kehendak,
ciptaan menurut kadar, ukuran, ketentuan, aturan, kekuasaan. Iman kepada qadla-qadar Allah
artinya Percaya bahwa segala hukum, keputusan, perintah,  ciptaan tidak lepas (selalu
berlandasan) pada kadar, ukuran, ketentuan, aturan, dan kekuasaan Allah SWT. Kewajiban
kita beriman kepada qadla-qadar ini diatur dalam banyak ayat dalam Al-Quran agar kita terus
berusaha dan berikhtiar dalam menjalani kehidupan ini, tidak berputus asa, dan mudah
menyerah.

Melihat uraian di atas, kita bisa mengambil berbagai pelajaran mengenai rukun iman
yang merupakan fondasi dari sistem aqidah Islam.

C. Syari’ah

Kata syariat berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti menerangkan atau
menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan syariah yang berarti suatu
tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang
yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain. Syariat dalam istilah syar’i
hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya, baik hukum-
hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari perkataan, perbuatan dan
penetapan. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah hukum-hukum Allah yang
ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah serta dalil-dalil yang
berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas.

Syariat Islam dalam istilah adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada hamba-
hamba-Nya dari keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, muamalah, sistem kehidupan
dengan dimensi yang berbeda-beda untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

Demikian juga istilah “hukum Islam” sering diidentikkan dengan kata norma Islam
dan ajaran Islam. Dengan demikian, padanan kata ini dalam bahasa Arab barangkali
adalah kata “al-syari’ah”. Namun, ada juga yang mengartikan kata hukum Islam
dengan norma yang berkaitan dengan tingkah laku, yang padanannya barangkali
adalah “al-fiqh”.

5
D. Pengertian dan Ruang Lingkup Syari’ah

1. Pengertian

Kata syarî’ah itu asalnya dari kata kerja syara’a. kata ini menurut ar-Razi
dalam bukunya Mukhtâr-us Shihah,bisa
berarti nahaja  (menempuh), awdhah a (menjelaskan) dan bayyan-al
masâlik (menunjukkan jalan). Sedangkan ungkapan syara’a lahum –
yasyra’u – syar’an artinya adalah sanna  (menetapkan). Sedang menurut
Al-Jurjani, syarî’ah bisa juga artnya mazhab dan tharîqah
mustaqîmah /jalan yang lurus.Jadi arti kata syarî’ah  secara bahasa banyak
artinya. Ungkapan syari’ah Islamiyyah yang kita bicarakan maksudnya
bukanlah semua arti secara bahasa itu.

2. Ruang Lingkup Syari’ah

Ruang Lingkup Syari’ah • Ruang lingkup syari’ah yang sesungguhnya yaitu


mencakup keseluruhan ajaran Islam, baik yang berkaitan dengan akidah,
ibadah, akhlaq dan termasuk diantaranya adalah muamalah yang mengatur
tentang peraturan atau system kehidupan manusia.

E. Persamaan dan Perbedaan Syariah dan fiqih

1. Persamaan Syariah dan Fiqih

Syariah dan Fiqih adalah dua hal yang mengarahkan kita ke jalan yang
benar . Dimana , Syariah bersumber dari Allah SWT, Al-Qur'an, Nabi
Muhammad SAW, dan Hadist. Sedangkan Fiqh bersumber dari para Ulama
dan ahli Fiqh , tetapi tetap merujuk pada Al-Qur'an dan Hadist .

2. Perbedaan Syariah dan Fiqih

*Pertama, obyek kajian syariat sifatnya lebih umum karena mencakup


akidah, perbuatan, dan akhlak manusia. Sedangkan fiqih hanya berlaku
pada amaliah perbuatan manusia, tidak membahas persoalan akidah dan
akhlak.

* Kedua, bahwa sifat “keniscayaan” hanya berlaku pada syariat karena


memang hakikat syariat ialah taken for granted  atau diterima begitu saja
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Allah. Sedangkan fiqih tidak
memiliki keniscayaan semacam itu karena merupakan produk dari ijtihad
masing-masing mujtahid.

* Ketiga, syariat bersifat menyeluruh. Artinya, syariat berlaku bagi


manusia siapapun, di manapun dan kapanpun. Sedangkan fiqih tidak
demikian.

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan,

Anda mungkin juga menyukai