Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Solehah Muchlas, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 3

Adhe Dalle Tri Saputro 210104001

Muhammad Wildan Ja’far Shodiq 210014008

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU)

KALIMANTAN TIMUR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Kerangka Dasar Ajaran Islam”. Shalawat serta salam kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang membawa risalah kepada
kita semua, sehingga kita terlepas dari jaman kebodohan, kesesatan, dan
membimbing kita menuju alam Ilmu Pengetahuan tentunya dengan Iman dan
Islam.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sekaligus menyelesaikan tugas makalah kami dalam mata
kuliahPendidikan Agama Islam yang di ampu oleh Ibu Solehah Muchlas, M.Pd
selaku dosen pengampu.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tak lupa kami ucapkan terima kasih banyak
yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

Samarinda, 26 Oktober 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Aqidah ............................................................................................ 3
B. Syari’ah .......................................................................................... 5
C. Akhlak ............................................................................................ 7
D. Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam ................................................ 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13


A. Kesimpulan ................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam agama Islam memiliki tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh
Allah dan Rasul-Nya yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati, yaitu
iman (aqidah), Islam (syariat), dan ihsan (akhlak). Tetapi pada zaman ini
banyak yang mengabaikan salah satu dari tiga hal ini. Sehingga kehidupannya
menjadi jauh dari agama. Aqidah, syariah, dan akhlak pada dasarnya
merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam.
Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar
keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.
Sementara syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan
fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah
dan tujuan yangg hendak dicapai agama.
Hal yang melatar belakangi kami membuat makalah ini ialah selain
sebagai tugas kami selaku mahasiswa juga kami ingin lebih mengetahui dan
memahami tentang apa pengertian Aqidah, Syariah, dan bagaimana hubungan
antara aqidah dan syariah serta bagaimana hubungan antara aqidah dan ahlak
terhadap orang bukan Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Aqidah?
2. Apa itu Syari’ah?
3. Apa itu Akhlaq?
4. Bagaimana aspek lainnya dalam ajaran Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami tentang Aqidah.
2. Mengetahui dan memahami tentang Syariah.

1
3. Mengetahui dan memahami tentang Akhlak.
4. Mengetahui dan memahami berbagai aspek lain ajaran Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aqidah
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “’Aqoda, Ya’qidu, ’Aqdan-
’Aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh.
Sedangkan secara teknis, aqidah berarti iman, kepercayaan dan keyakinan, dan
tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud
aqidah adalah kepercayaan yang menghunjam atau tersimpul di dalam hati.
Sedangkan menurut istilah, aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh
hati dan jiwa sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh
keraguan.
Menurut M. Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan
bahasa (bahasa Arab) ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat
di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya. Adapun aqidah
menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-
tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu
keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan.1
Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil
bagi manusia, sama halnya dengan nilai dirinya sendiri bahkan
melebihinya.Sedangkan Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai
sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan
jiwa yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-
raguan.
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan
tentang wujud Allah, Tuhan yang maha esa, tidak ada yang menyekutuinya,
baik dalam zat, sifat-sifat maupun perbuatan-perbuatannya Berdasar uraian
tersebut dapat jelaskan bahwa aqidah adalah keyakinan dalam hati yang tidak
memliki keraguan sedikitpun.

1
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Pranada Media Group, 2011), h. 71.

3
Aqidah dibangun atas enam dasar keimanan yang lazim disebut Rukun
Iman. Rukun Iman meliputi:
1. Iman kepada Allah Swt,
2. Iman kepada para malaikat,
3. Iman kepada kitab – kitab,
4. Iman kepada para Rasul,
5. Iman kepada hari akhir, dan
6. Iman kepada Qodha dan Qodar.
Allah berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 136:

‫ب انَّ ِذيْ ََ َّز َل َع ٰهى‬ ّ ٰ ِ‫ٰيٰٓاَيُّهَا انَّ ِذي ٍَْ ٰا َيُُ ْٰٓىا ٰا ِيُُ ْىا ب‬
ِ ‫اّللِ َو َرس ُْىنِ ٖه َو ْان ِك ٰت‬
ٰۤ ّ ٰ ُ ْ
‫اّللِ َو َي ٰه ِى َكتِ ٖه‬ ِ‫ي اَ َْ َز َل ِي ٍْ قَ ْب ُم َۗو َي ٍْ يَّكفزْ ب‬ ْٰٓ ‫ب انَّ ِذ‬ِ ‫َرس ُْىنِ ٖه َو ْان ِك ٰت‬
‫ض ٰه اًل بَ ِع ْيداا‬
َ ‫ض َّم‬ َ ‫اْل ِخ ِز فَقَ ْد‬ٰ ْ ‫َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسهِ ٖه َو ْانيَ ْى ِو‬
Artinya: “Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman
kepadaAllah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada
rasul-Nya sertakitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa
ingkar kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari
Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telahsesat sejauh- jauhnya”.
(QS. An-Nisa’: 136)
Berdasarkan enam fondasi tersebut, maka keterikatan setiap muslim yang
semestinya ada pada jiwa setiap muslim adalah:
1. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, mengandung
syariatyang menyempurnakan syariat – syariat yang diturunkan Allah
sebelumnya.
2. Meyakini bahwa Islam adalah satu- satunya agama yang benar di sisi
Allah. Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat absolute
guna menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia selaras dengan
fitrahnya.

4
3. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk
semua manusia dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengan
tuntutan budaya manusia.2

Kedudukan Aqidah dalam Islam


Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.
Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam
yang lain seperti ibadah dan akhlak adalah sesuatu yang dibangun di atasnya.
Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat
rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan
atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para nabi dan rasul
mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah sebelum aspek
yang lainnya. Rasulullah berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di
kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan dalam
rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas
tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan
minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian
berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat,
sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan
Islam selanjutnya.
Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di
Madinah dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama
sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting
dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.
B. Syari’ah
Syari’ah adalah kompenen dasar Islam yang kedua, Secara bahasa syari’ah
berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu atau
dari kata Asy-Syir dan Asy Syari’atu yang berarti suatu tempat yang dapat

2
Ahmad Daudy,Kuliah Aqidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 75.

5
menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air yang tak ada habis-
habisnya sehingga orang yang membutuhkannya tidak lagi butuh alat untuk
mengambilnya.
Pengertian syari’ah secara istilah syari’ah berarti aturan atau undang-
undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia
dengan alam semesta. Sya’riah mengatur hidup manusia sebagai individu,
yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan,
ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk
pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syari,ah
Islam.
Syari’ah berisi peraturan dan perundang-undangan yang mengatur
aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah sistem nilai
yang merupakan inti ajaran Islam. Syari’ah atau sistem nilai Islam yang
diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah sebagai pencipta
hukum.
Sistem nilai Islam secara umum meliputi 2 bidang, yaitu:
1. Syari’ah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah mahdah
atau khusus). Disebut ibadah mahdah karena sifatnya yang khas dan sudah
ditentukan secara pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh Allah.
Dalam konteks ini, syari’at berisikan ketentuan tentangtata cara
peribadatan manusia kepada Allah, seperti kewajiban shalat,puasa, zakat,
haji.
2. Syari’ah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama makhluk
lainnya (mu’amalah). Mu’amalah meliputi ketentuan perundang-undangan
yang mengatur segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan
sesamanya dan alam sekitarnya.3
Adanya sistem mu’amalah ini membuktikan bahwa Islam tidak
meninggalkan urusan dunia, bahkan tidak pula melakukan pemisahan terhadap
3
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h.190.

6
persoalan dunia maupun akhirat. Bagi Islam, ibadah yang diwajibkan Allah
atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka, melainkan disuruhnya
agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai ibadah.
Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia
supaya beribadah. Allah berfirman dalam QS. Az-Zariyat, ayat 56:

ٌِ ‫َس إِ َّْل نِيَ ْعبُ ُدو‬ ِ ْ ‫ت ْٱن ِج ٍَّ َو‬


َ ‫ٱْل‬ ُ ‫َو َيا َخهَ ْق‬
Artinya: “Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali
supaya beribadah kepada-Ku“. (QS. Az-Zariyat: 56)
Hubungan ini disebut pula dengan ibadah gairu mahdah atau umum karena
sifatnya umum, di mana Allah atau rasul-Nya tidak memerinci secara khusus
caranya dan jenis perilakunya, tetapi hanya memberikan prinsip dasarnya saja.

C. Akhlak
Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa arab Akhlaq yang
merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.4
Secara terminologis, Imam al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.5 Al-Ghazali
membagi akhlak menjadi dua yaitu Akhlak Mahmudah (terpuji) dan Akhlak
Mazmumah (tercela).
Akhlak Mahmudah ditandai dengan meyakini adanya Allah, melaksanakan
dengan sungguh-sungguh, stabilitas dan konsisten terhadap akhlak ini, akhlak
ini mengaca pada sehatnya jiwa dan hati, tau akan kesalahan diri, malu, dan
lain sebagainya. Akhlak Mazmumah (tercela) yaitu perilaku-perilaku yang
mengikuti nafsu yang condong pada perbuatan-perbuatan yang tercela seperti
kebencian, dusta, ceroboh, tamak, munafik dan lain sebagainya

4
Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam, (Ponorogo: STAIN Po Press,
2009), h. 181.
5
Yanuar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offest, 2001), h. 1-2.

7
Akhlaq merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi ajaran
tentang perilaku atau sopan santun. Akhlaq maupun syari’ah pada dasarnya
membahas perilaku manusia, tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Syari’ah
melihat perbuatan manusia dari segi hukum yaitu:
1. Wajib,
2. Sunah,
3. Mubah,
4. Makruh, dan
5. Haram.

Sedangkan akhlak melihat perbuatan manusia dari segi nilai atau etika,
yaitu perbuatan baik ataupun buruk mulai dari sikapnya terhadap:
1. Dirinya,
2. Orang lain,
3. Makhluk lainnya, serta
4. Terhadap Allah SWT.

Contoh dari akhlak terpuji terhadap diri sendiri:


1. Memelihara kesucian dan kehormatan diri
2. Qana’ah : menerima apa adanya pemberian dari Allah.
3. Berdo’a kepada Allah
4. Sabar dengan ketentuan Allah
5. Tawakal kepada Allah
6. Rendah Hati

Contoh dari akhlak terpuji terhadap orang lain:


1. Menjaga hubungan baik – seperti halnya saling tolong menolong dengan
tetangga, saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu
dalam hal kebaikan.
2. Berkata benar – Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar
pemikiran kita, membuat masukan atau opini yang salah dan masyarakat
terkadang mengikuti berita yang ternyata tidak benar kenyataan (hoax).

8
3. Tidak meremehkan orang lain – Allah memerintahkan bagi orang yang
beriman, untuk tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih,
padahal kita tidak sadar ada yang lebih baik dan lebih berpikiran daripada
luasnya pemikiran kita.
4. Bersangka baik (Husnudzon) – Husnudzan kepada sesama adalah sifat
terpuji yang harus diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap,
agar apa yang kita jalani selalu diridhai oleh Allah.
5. Kasih sayang – Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang
telah dibawa sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang
harus selalu dijaga, karena jika tidak dipelihara dan dikembagkan sebaik-
baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa negative lain
seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih
banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat.

Contoh akhlak mulia terhadap Allah diantaranya:


1. Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang
lain. Perbuatan seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena
Allah semata, dengan niat yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk
kepada orang lain) ketika melakukan amal yang baik.
2. Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan,
berusaha untuk menjauhkan segala larangannya serta melakukan
perbuatan baik.
3. Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta
mencari ridha-Nya.
4. Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat
fisik maupun non fisik, dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan
mendekat diri kepada-Nya.
5. Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan
semuanya kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan.

Akhlak mulia terhadap Allah diartikan sebagai tingkah laku manusia


sebagai makhluk ciptaan-Nya yang pada prinsipnya manusia yang beriman

9
dan berakhlak mengakui terhadap keesaan Allah, yang telah menciptakan
manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini.
Sebagaimana firman-Nya:

ّ ٰ ‫َو‬
‫ّللاُ اَ ْخ َز َج ُك ْى ِّي ْۢ ٍْ بُطُ ْى ٌِ اُ َّي ٰهتِ ُك ْى َْل تَ ْعهَ ًُ ْى ٌَ َشيْـ ۙاا َّو َج َع َم نَ ُك ُى‬
ٌَ ‫ار َو ْاْلَ ْفـِ َدةَ ۙ نَ َعهَّ ُك ْى تَ ْش ُكز ُْو‬
َ ‫ْص‬ َ ‫ان َّس ًْ َع َو ْاْلَب‬
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”
(QS. An Nahl(16): 78).
Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan
tubuh yang kokoh dan sempurna serta melengkapinya dengan panca indra
seperti, pendengaran, penglihatan, penciuman, akal pikir dan hati nurani.
manusia harus bersyukur dengan panca indra yang diberikan Allah. Sebagai
makhluk ciptaan Allah yang sempurna, sudah sepantasnya manusia
mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan menggunakan alat panca indra
tersebut untuk memperhatikan bukti keesaan Allah, serta taat dan patuh
kepada-Nya.

D. Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam


Islam sebagai agama akhir yang selalu terjaga dan terlindungi ajarannya
memiliki sistem sendiri yang mana bagian - bagiannya saling berhubungan
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Yang diberikan agama Islam kepada manusia adalah:
1. Pegangan hidup akidah.
2. Jalan hidup syari’ah.
3. Sikap hidup yang mengarahkan perbuatan akhlak.
Ketiga-tiganya merupakan ilmu ilahi yang bersifat abadi yang menjadi
sumber dalam semua ilmu.6

6
Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi…, h. 192.

10
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mengembangkan potensi manusia lainnya seperti nilai dan norma kepada
orang lain dalam masyarakat. Yang dimaksud pendidikan Islam adalah
proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang
bertaqwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya,
baik sebagai abdi maupun khalifah di bumi.
Dalam konferensi pendidikan di Mekkah, tujuan pendidikan Islam
adalah untuk membina insan yang beriman dan bertaqwa yang
mengabdikan dirinya hanya kepada Allah, membina serta memelihara
alam sesuai dengan syari’ah, serta memanfaatkannya dengan akidah dan
akhlak.7
Pendidikan menurut Al-Ghulayaini dalam pemikiran pendidikan Islam
adalah penanaman akhlak yang mulia pada jiwa anak dan menyiraminya
dengan petunjuk dan nasehat, sehingga pribadinya menjadi jiwa yang baik
lalu buahnya kemuliaan dan kebaikan serta cinta beramal untuk
kepentingan negara
2. Masyarakat
Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup manusia yang berinteraksi
terus-menerus menurut nilai-nilai norma yang terikat pada identitas
Islam.Ciri pokok masyarakat Islami ialah:
a. Persaudaraan
b. Persamaan
c. Toleransi tasamuh amar ma’ruf nahi mungkar
d. Musyawarah
e. Keadilan dan menegakkan keadilan
f. Keseimbangan
g. Ekonomi

7
Muhammad DaudAli,Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h. 68.

11
Yang dimaksud dengan sistem ekonomi dalam Islam adalah sistem
ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang menjadi pedoman
kerjanya dipengaruhi atau dibatasi oleh ajaran-ajaran Islam.Sumber daya
alam yang disediakan Tuhan itu harus diolah oleh tenaga danakal manusia
melalui prinsip-prinsip ekonomi.
Usaha manusia untuk mengolah sumber daya alam terikat kepada
beberapa syarat seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
a. Tidak boleh melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan
dankesejahteraan manusia lahir dan batin.
b. Hasilnya tidak boleh di timbun tanpa di manfaatkan untuk kepentingan
sesama manusia.
c. Tidak boleh dilakukan dengan cara yang batil atau curang, antara lain
dengan:
1) Mencuri
2) Penipuan
3) Melanggar janji atau sumpah
d. Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bertujuan mengambil harta
orang lain tanpa izin, diluar pengetahuan dan kemauan yang berhak.
e. Selalu ingat kepada orang-orang miskin, karena dalam kekayaan dan
pendapatan seseorang ada hak orang-orang miskin dalam bagian zakat.
Dalam sistem ekonomi Islam, nilai-nilai yang terdapat dalam al-qur’an
dan al-hadits di rumuskan menjadi norma melalui ijtihad orang-orang yang
memenuhi syarat untuk berijtihad dan dipraktekkan dalam masyarakat.8

8
Tim Fisip UT, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama,
2007), h. 107.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerangka dasar ajaran Islam adalah garis besar atau rancangan ajaran
Islam yang sifatnya mendasar, atau yang mendasari semua nilai dan konsep
yangada dalam ajaran Islam.Adapun konsep atau kerangka dasar itu adalah
aqidah, syariah, dan akhlaq. Tiga kerangka dasar ajaran Islam ini sering juga
disebut dengan tiga ruang lingkup pokok ajaran Islam atau trilogi ajaran Islam.
Kalau dikembalikan pada konsep dasarnya, tiga kerangka dasar Islam di atas
berasal dari tiga konsep dasar Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Dalam kehidupan umat Islam seharusnya ketiga kerangka dasar ajaran
Islam ini tercermin dalam perilakunya, artinya menyadari betul bahwa ketiga
hal ini memiliki hubungan yang begitu erat satu sama lain. Ketiga dasar
tersebut harus selalu ada dalam diri seorang Muslim. ketiga komponen
tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon, akarnya adalah aqidah,
sementara batang, dahan, dan daunya adalah syariah, sedangkan buahnya
adalah akhlak

13
DAFTAR PUSAKA

Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
Daudy, Ahmad. Kuliah Aqidah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Hakim, Atang Abdul dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung
Remaja Rosdakarya, 2009.
Ilyas, Yanuar.Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offest, 2001.
Nata, Abuddin.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta Pranada Media Group,2011.
UT, Tim Fisip. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen
Agama, 2007.
Yudi, Prahara Erwin.Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN Po
Press, 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai