Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“MEMAHAMI AQIDAH ISLAM”

Dosen Pengampu : DR. AMRUL, ST., MT.

DISUSUN OLEH :

1. BINTANG ENDRI ANARIMA (2315021082)


2. RADITYA EKA PRATAMA (2315021088)
3. FATHURRAHMAN AL HABSYI (2315021089)
4. MELSANDI NUGRAHA (2315021101)
5. ABDULLAH SANI (2315021107)
6. M. ARFANDI TAMBUNAN (2315021110)
7. DIO AGUSTIAWAN (2355021009)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak lupa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Memahami Aqidah Islam”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikkan Agama Islam yang telah
mempercayakan kami untuk membahas judul ini. Kami juga berterimakasih
kepada rekan-rekan yang sudah berupaya dalam penyempurnaan tulisan ini.

Kami jauh dari kata sempurna selain itu keterbatasan waktu dan kemampuan juga
sangat berpengaruh dalam penulisan, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Kami juga berharap makalah ini dapat dijadikan
rujukan atau referensi untuk pembaca.

Bandar Lampung, 23 April 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Pengertian Aqidah Islam...............................................................................6
B. Dalil-dalil tentang Aqidah islam dan urgensi Aqidah...................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. KESIMPULAN...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Agama
Islam yakni memahami aqidah islam. Aqidah memiliki peranan penting dalam
mendidik mahasiswa, ruang lingkup aqidah yang dapat membentuk akhlak mulia
akan mengantarkan kita menjadi mahasiswa yang mumpuni dalam segala aspek
kehidupan. Aqidah adalah suatu pokok atau dasar dari keyakinan yang harus di
pegang oleh orang yang mempercayainya. Al qur`an dan Al hadits adalah
pedoman hidup dalam islam yang menjelaskan keriteria atau ukuran baik
buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah yang pertama dan utama adalah
Al Qur’an. Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan
menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al
Qur’an yang merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh
setiap muslim . Aqidah dapat diibaratkan seperti sebuah fondasi bangunan.
Sehingga harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu dengan kuat dan kokoh
sebelum membuat dan merancang bagian bangunan lainnya. Kualitas suatu
fondasi bangunan akan mempengaruhi terhadap kualitas bangunan yang
ditegakkan.

Aqidah Islam benar-benar diperlukan dan memiliki peranan penting dalam


kehidupan dan ruang lingkup manusia, baik dalam mendidik manusia serta
membentuk akhlak mulia.dengan adanya akidah Islam dapat membentuk
keimanan yang bersifat teguh dan pasti kepada Allah SWT, dengan segala
kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya. Akidah yang benar dan lurus serta
terjamin dari kontaminasinya adalah akidah yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW dan dijalankan oleh para sahabatnya, Akidah yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW adalah akidah yang diperuntukkan untuk semua kalangan dan
memiliki satu keistimewaan yaitu mampu menanamkan jiwa dan ruh serta
kekuatan luar biasa ke dalam hati para penganutnya. Dengan menerapkan akidah
yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW generasi pertama umat ini mampu
menaklukkan tiga imperium besar dunia dan mengantarkan masyarakatnya

4
menuju pintu gerbang kehidupan kosmopolitan yang besar dan disatukan
dalam sebuah khilafah terbesar sepanjang sejarah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Aqidah islam?
2. Apa saja dalil-dalil yang membahas mengenai aqidah Islam?
3. Apa urgensi Aqidah islam bagi umat muslim?
4. Apa tujuan Aqidah islam?

C. TUJUAN
1. Memahami definisi Aqidah islam.
2. Pembaca mengetahui dalil-dalil yang berkaitan dengan Aqidah islam.
3. Mengetahui urgensi Aqidah islam bagi umat muslim dan tindakan apa
yang harus dilakukan.
4. Paham akan tujuan adanya Aqidah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah Islam
Pengertian akidah secara bahasa berasal dari kata al’aqd, yakni ikatan,
pegesahan, penguatan, kepercayaan, atau keyakinan yang kuat, dan pengikatan
yang kuat. Selain itu akidah memiliki arti keyakinan dan penetapan. Akidah juga
dapat mengandung arti ikatan dua utas tali dalam satu buhul sehingga menjadi satu
buhul yang tersambung. Dengan demikian, akidah dapat diartikan sebagai
ketetapan hati yang tidak ada keraguan kepada orang yang mengambil keputusan,
baik benar maupun salah. Aqidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology
berarti landasan yang mengikat yaitu keimanan, itu sebabnya ilmu tauhid disebut
dengan ilmu aqaid(aqidah) yang berarti ilmu mengikat. Dalam ajaran Islam
sebagaimana dicantumkan dalam Qur’an dan Sunnah aqidah merupakan
ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan. Secara etimologis kata aqidah
berasal dari bahasa Arab. Aqidah berakar dari kata aqada-ya
qidu,aqdan,aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.
Setelah terbentuk menjadi Aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata
aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh didalam hati,
bersifat mengikat, dan mengandung perjanjian. Senada dengan hal ini Mahrus
mengatakan bahwa Kata Aqidah ini sering juga disebut aqo‟id yaitu kata plural
(jama) dari aqidah yang artinya simpulan. Kata lain yang serupa adalah I‟tiqod
yang mempunyai arti kepercayaan. Dari ketiga kata ini, secara sederhana dapat
dipahami bahwa „aqidah adalah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam
kuat didalam lubuk jiwa. Secara terminologis terdapat beberapa depenisi
tentang Aqidah antara lain Hasan al-Banna mengatakan aqidah adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati manusia, mendatangkan
ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun
dengan keragu-raguan.

6
B. Dalil-dalil tentang Aqidah islam dan urgensi Aqidah
Dalil dalam aqidah ada dua yaitu.

1. Dalil ‘Aqli
Dalil ‘Aqli adalah dalil yang didasarkan pada penalaran akal yang sehat.
Orang yang tidak mampu mempergunakan akalnya karena ada gangguan,
maka tidak dibebani untuk memahami Akidah. Segala yang menyangkut
dengan Akidah, kita tidak boleh meyakini secara ikut-ikutan, melainkan
berdasarkan keyakinan yang dapat dipelajari sesuai dengan akal yang
sehat.
2. Dalil Naqli
Dalil naqli adalah dalil yang didasarkan pada al-Qur’an dan sunah.
Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi,
namun harus disadari bahwa betapapun kuatnya daya pikir manusia, ia
tidak akan sanggup mengetahui hakikat zat Allah yang sebenarnya.
Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyelidiki yang ghaib, untuk
mengetahui yang ghaib itu kita harus puas dengan wahyu Allah. Wahyu
itulah yang disebut dalil Naqli. Kebenaran dalil Naqli ini bersifat pasti,
kebenarannya mutlak serta berlaku untuk semua ruang dan waktu.

Sesudah nabi Muhammad SAW meninggal, kepemimpinan umat Islam diambil


alih oleh Khulafa’ur Rasyidin. Pada zaman dua khalifah pertama yaitu Abu Bakar
Assyidiq dan Umar Bin Khatab, penetapan pokok aqidah sama seperti masa nabi
Muhammad SAW. Di zaman Usman dan Ali baru keluar beberapa kelompok serta
kumpulan yang memicu kekacauan politik, kemudian dari masing-masing mereka
berusaha keras mempertahankan pendiriannya dan kemudian terbukalah
penjelasan mengenai perkataan di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada zaman ini
juga muncul berbagai hadits palsu. Oleh karena itu, penjelasan berkaitan dengan
aqidah mulai berkembang dan bermunculan setapak demi setapak serta dari hari
ke hari semakin membesar.

Di zaman dinasti Umayyah dan Abbasiyah, sudah berkembang aliran-aliran


teologi Islam. Pada bermunculan aliran-aliran ideologi yang beda-beda. Hal ini
dikarenakan permasalahan politik dan keadaan sosial politik di lingkungan umat

7
Islam. Pada zaman runtuhnya dinasti Abbasiyah pendapat para ulama seakan-akan
tertutup, yang selanjutnya keluar gerakan wahabi yang mempunyai tujuan
mengembalikan ajaran umat Islam berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Akan
tetapi gerakan ini mendapatkan pertentangan dari umat muslim intelektual yang
menjunjung tinggi ajaran Islam liberal, hal ini agar umat Islam bisa berkembang
serta maju melalui penyesuaian hukum Islam dengan perkembangan kehidupan.

Pada zaman sekarang ditemui dia mazhab yang terkenal dalam aqidah Islam
yang berpedoman pada ajaran ahlu sunnah wal jamaah. Dimasa kedua mazhab ini
Allah SWT menakdirkan untuk pengumpulan, penulisan serta pengembangan
ilmu aqidah Islam ke arah yang benar. Pada mazhab pertama dinisbahkan pada Ali
bin Ismail Al-Asya’ri yang meninggal pada tahun 324 H, nenek moyang beliau
ialah seoarang sahabat nabi Muhammad SAW yang mempunyai nama Abu Musa
Al-Asya’ri, sehingga mazhab ini dikenal dengan nama mazhab Al-Asyai’rah.
Sementara pada mazhab kedua dinisbahkan kepada Abu Manshur Al-Maturidi.
Beliau meninggal di tahun 333 H, sehingga mazhab ini dikenal dengan nama
mazhab Al-Maturidiah. Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa ilmu aqidah
kembali kepada dua mazhab yaitu mazhab Asyai’rah dan mazhab Maturidiah

Bahaya Penyimpangan Aqidah

Pada bahaya penyimpangan Aqidah yang pernah dialami oleh manusia


mempunyai efek fatal dalam segala kehidupan manusia, bukan hanya di dunia
saja akan tetapi berlanjut seperti sebuah kesengsaraan yang tidak ada
putusnya kelak di akhirat. Manusia akan berjalan tanpa arah tujuan yang pasti
serta penuh akan keraguan pada diri pribadinya.

Dalam penyimpangan aqidah terdapat sejumlah faktor yaitu

1. Manusia sekarang pada tidak menguasai pemahaman terhadap aqidah yang


benar, sehingga berakibat pada penentangan terhadap aqidah yang sudah
benar mereka jalani.
2. Manusia di zaman sekarang lebih fanatik terhadap peninggalan adat zaman
dulu serta akan keturunan. Sehingga mereka menolak akan kebenaran
akidah. Sama dengan yang sudah dijelaskan didalam firman Allah SWT

8
mengenai umat dahulu yang sama keberatan akan penerimaan aqidah yang
dibawa oleh nabi. Dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 170 dijelaskan sebagai
berikut;

Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang


telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “Tidak. Kami tetap mengikuti
kebiasaan yang kami dapati pada nenek moyang kami.” Apakah (mereka
akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka (itu) tidak
mengerti apa pun dan tidak mendapat petunjuk”. [QS. Al-Baqarah (2)
ayat 170].
3. Manusia yang hanya ikut-ikutan tanpa tahu dalilnya terhadap perkataan-
perkataan tokoh yang dihormati tanpa melalui penyaringan yang sesuai
dengan isi Al-Qur’an serta As-Sunnah. Sehingga hal ini berakibat pada
tooh panutannya, apabila tokoh yang di anutnya terjerumus, maka beliau
ikut terjerumus juga.
4. Banyak sekali dalam mencintai serta mengagungkan para wali dan
orang sholeh yang telah meninggal, sehingga mereka menyetarakan
penempatannya sama dengan Tuhan, dan mereka beranggapan
perbuatannya seperti Tuhan. Sebab ini terjadi karena mereka
beranggapan sebagai penengah antara manusia dengan Allah SWT.
Pemakaman mereka jadikan tempat sebagai permintaan, bernadzar serta
beribadah. Dimana hal tersebut seharusnya dilakukan serta ditujukan
kepada Allah SWT.
5. Manusia tidak mau tahu dalam menafsirkan ajaran agama Islam
dikarenakan mereka lalai akan peradaban dunia barat yang lebih
mementingkan materialistis. Tidak jarang mereka lebih mengagungkan
para ilmuwan dunia barat dan hasil dari teknologi yang sudah mereka
ciptakan dan menerima tingkahlaku serta kebudayaannya.

9
6. Pendidikan yang diajarkan didalam berumah tangga, banyak sekali yang
tidak berlandaskan ajaran agama Islam, oleh sebab itu anak bertumbuh
menjadi seseorang yang tidak mengerti akan Aqidah Islam. Nabi
Muhammad SAW bersabda bahwa “Setiap anak terlahirkan berdasarkan
fithrahnya, maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya,
menashranikannya, atau memajusikannya” (HR: Bukhari). Apabila
seorang anak lepas dari bimbingan serta pengawasan orang tua, maka
seorang anak akan banyak dipengaruhi berbagai hal yang menyimpang,
mulai dari lingkungan hingga media sosial.
7. Pendidikan resmi tidak mempunyai peran dalam membina keagamaan
seorang peserta didik. Apabila ditelaah lebih jauh, dengan adanya
pembelajaran pendidikan agama islam di satuan pendidikan, dengan durasi
pembelajaran dua jam setiap minggu, masih kurang dalam penanaman
aqidah terhadap anak didik. Apalagi ditambah dengan perkembangan
digitalisasi yang sangat pesat di era sekarang, bukannya mendidik, akan
tetapi menjauhkan anak didik dari aqidah. Allah SWT berfirman dalam
surah An-Nisa’ (4) ayat 69 sebagai berikut:

Artinya :“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya,


mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati
syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-
baiknya :.[QS.An-Nisa’ (4) ayat 69]
Dari surah diatas dapat dijelaskan bahwa tidak ada sebuah jalan
yang digunakan untuk menghindari pengaruh negatif dari hal-hal yang
menyimpang, selain aqidah. Oleh karena itu, manusia sangatlah

10
membutuhkan aqidah bahkan sangat perlu guna menyelamatkan diri dari
kehidupannya. Bahkan manusia perlu untuk mendalami, memahami serta
mengaplikasikan aqidah dalam kesalihan hidup, agar kehidupan mereka
bahagia di dunia akhirat.

C. Tujuan Aqidah Islam


Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu.
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena Allah
adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah
haruslah diperuntukkan hanya kepada-Nya
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari
lemahnya akidah. Karena orang yang lemah akidahnya, adakalanya
kosong hatinya dan adakalanya terjerumus pada berbagai kesesatan dan
khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan
memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia
menjadi orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar dalam
menyikapi berbagai cobaan.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah
kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran al-
Qur’an dan tuntunan Rasulullah saw.
5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan yang baik untuk beramal baik. Sebab setiap amal baik pasti
ada balasannya. begitu sebaliknya, setiap amal buruk pasti juga ada
balasannya. Di antara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan
serta balasan terhadap seluruh perbuatan.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Makalah ini bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang konsep aqidah Islam
yang merupakan aspek kunci dari ajaran Islam. Aqidah merupakan suatu pokok
atau cabang ilmu yang wajib diajarkan oleh umat Islam. Hal tersebut merupakan
bagian dari Al-Qur'an dan Al Hadits yang merupakan ajaran Islam yang
menjelaskan hakikat dan kebaikan perbuatan manusia. Aqidah yang pertama dan
utama adalah Al-Qur'an yang merupakan landasan Islam dan wajib diajarkan oleh
setiap muslim. Aqidah Islam penting dalam kehidupan manusia dan dunia manusia,
karena memberikan petunjuk dan petunjuk kepada manusia. Hal ini dapat
diajarkan oleh Nabi Muhammad (saw) dan diajarkan oleh para sahabatnya. Ini juga
digunakan untuk segala kebutuhan dan memiliki peran khusus dalam membimbing
manusia menuju pemahaman yang lebih baik tentang Tuhan. Meliputi pengertian
aqidah Islam, maknanya, urgensinya, dan tujuannya. Aqidah diartikan sebagai
suatu bentuk ilmu yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Arti aqidah adalah
suatu bentuk ilmu yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Dengan memahami
konsep-konsep aqidah Islam, siswa dapat lebih memahami ajaran Islam dan
berkontribusi terhadap dunia yang lebih adil dan penuh kasih sayang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, N. R. A., algiffari, F. a., Ashilah, N., & Arsyam, M. (2022, November 1).
PENGERTIAN AKIDAH ISLAM. https://doi.org/10.31219/osf.io/avfdq

Muliati, M. (2020). Ilmu Akidah.

Deprizon, I., Ramadhani, N. S., & Dwinata, W. Akidah, Iman, Islam dan Ihsan.

Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Cet. XIV (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997),


h. 953.

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Cet. XIV (Yogyakarta: LPPI (Lembaga
Pengkajiandan Pengamalan Islam), 2011), h. 1

Mahrus, Aqidah (Jakarta: Sirektorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen


Agama RI, 2009), h. 4.

Hasan al-Banna, Majmu‟atu ar-Rasail (Beirut:Muassasah ar-Risalah, tt), h. 465.

Romandoni, I. Y., Efendi, N., & Mashudi, K. (2023). Aqidah dan Urgensinya
dalam Menjamin Keselamatan Diri Manusia. Hamalatul Qur'an: Jurnal
Ilmu Ilmu Alqur'an, 4(2), 53-62.

Deprizon, I., Ramadhani, N. S., & Dwinata, W. Akidah, Iman, Islam dan Ihsan.

13

Anda mungkin juga menyukai