Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AQIDAH, SYARIAH DAN AKHLAK


Dosen Pembimbing : Maskun, S. Pdi, M Pdi

Nama kelompok:
1. Afifah Zumrotun Nisa’ (041810295)
2. Ahmad Syafiq Mughni Amrullah(041810298)
3. Alamsyah Perwira Mukti (041810299)
4. Alda Nur Mas’uda (041810300)
5. Eka Siti Munawaroh (041810306)
6. Erra Fazira Melina Yahya (041810309)
7. Fu’adatul Maghfiroh (041810312)
8. Khofifatus sa’diyah (041810316)
9. M. Andre Fran Akmala (041810318)
10.Muh. Novanda Marcha Brillian (041810324)
11.Widar Ningsih (041810344)

FAKULTAS EKONOMI STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah pendidikan agama islam dengan judul ”Aqidah Syariah dan
Akhlaq”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun drai
berbagai pihak akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
dunia pendidikan

Tanggerang, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

1. AQIDAH ............................................................................................. 2

A. Pengertian Aqidah........................................................................... 2

B. Fungsi Aqidah ................................................................................. 3

C. Kedudukan Aqidah dalam Islam ..................................................... 4

D. Upaya Memperkokoh Aqidah ......................................................... 4

3. SYARIAH ........................................................................................... 5

A. Pengertian Syariah .......................................................................... 5

B. Fungsi Syariah ................................................................................ 7

4. AKHLAK.......................................................................................... 10

A. Pengertian Akhlak......................................................................... 10

B. Macam-macam akhlak .................................................................. 11

5. HUBUNGAN AKIDAH, SYARIAH DAN AKHLAK ........................ 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13

Kesimpulan ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal yang
terangkum dalam 3 hal pokok; Aqidah, Syariah dan Akhlak. Artinya seluruh ajaran
Islam bermuara pada tiga hal ini. Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya
merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan
tetapi tidak bisa dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan pondasi atau
kerangka dasar dari Agama Islam.
Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an dan as
Sunnah telah banyak yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya
bermunculan aliran-aliran sesat atau yang sifatnya bid’ah. Selain itu, kasus-kasus
kriminalitas yang semakin merajalela pada saat sekarang ini merupakan suatu
cerminan keruntuhan akhlak pada umat Islam saat ini. Untuk itulah, kita selaku umat
Rasulullah SAW perlu mengetahui serta mempelajari tentang Ilmu yang membahas
ketiga unsur yang menjadi kerangka dasar ajaran agama Islam tersebut agar kita
tidak tersesat dan tetap berada di jalan yang benar.
Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini kami membahas tentang ketiga unsur
tersebut yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Dengan mempelajari dan mengambil
esensi dari ketiga unsur ini, semoga Allah memberikan kita petunjuk agar selamat di
dunia dan di akhirat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Aqidah, Syariah dan Akhlak?


2. Apa hubungan Aqidah, Syariah dan Akhlak?

C. Tujuan
1. Mengerti apa itu yang dimaksud dengan Aqidah, Syariah dan Akhlak
2. Mengerti Apa itu hubungan Aqidah, Syariah dan Akhlak

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. AQIDAH
A. Pengertian Aqidah
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang
artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti
mengikat dengan kuat. Menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya.
Akidah (Bahasa Arab: ‫ ;ا َ ْل َع ِق ْيدَة‬transliterasi: al-'Aqīdah) dalam istilah Islam yang
berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai
salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang
memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah
dan diutusnya pada Rasul.
Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya,
beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir,
takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang
prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada
apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita
qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
Pengertian Aqidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah dengan
menyakini tentang :
- Iman kepada Allah
- Iman Kepada Malaikat
- Iman Kepada Kitab-Kitab

2
- Iman Kepada Rasul-Rasul
- Iman Kepada hari Akhirat
- Iman Kepada Qadar Baik Dan Buruk
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah
adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim
sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan
apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan
kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut
tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan
aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal
tersebut.
Dari pengertian di atas bahwa ciri-ciri akidah dalam Islam adalah sebagai
berikut:
1. Akidah didasarkan pada keyakinan hati, tidak menuntut yang serba rasional,
sebab ada masalah tertentu yang tidak rasional dalam akidah
2. Akidah Islam sesuai dengan fitrah manusia sehingga pelaksanaan akidah
menimbulkan ketentraman dan ketenangan
3. Akidah Islam diasumsikan sebagai perjanjian yang kokoh, maka dalam
pelaksanaan akidah harus penuh keyakinan tanpa disertai kebimbangan dan
keraguan
4. Akidah dalam Islam tidak hanya diyakini, lebih lanjut perlu pengucapan kalimah
“thayyibah” dan diamalkan dengan perbuatan shaleh
5. Keyakinan dalam akidah Islam merupakan masalah yang terkadang membutuhkan
pengetahuan yang luas, maka dalil yang dipergunakan dalam pencarian kebenaran
tidak hanya didasarkan atas indra dan kemampuan manusia, melainkan
membutuhkan wahyu yang dibawa oleh para Rosul Allah.

B. Fungsi Aqidah
Sebagai hal yang sangat fundamental bagi seseorang, oleh karenanya disebut
sebagai titik tolak dan sekaligus merupakan tujuan hidup. Atas dasar itu maka
aqidah memiliki peran yang sangat penting di dalam memunculkan semangat
peningkatan kualitas hidup seseorang. Fungsi tersebut antara lain:

3
1. Akidah Dapat Menimbulkan Optimisme Dalam Kehidupan.
2.Akidah Dapat Menumbuhkan Kedisiplinan.
3. Aqidah Berpengaruh Dalam Peningkatan Etos Kerja.
C. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat
suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang
dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada
gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban
atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan. Maka, aqidah yang
benar merupakan landasan (asas) bagi tegaknya agama (din) dan diterimanya suatu
amal.
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul
mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang
lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota
Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu
yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang
waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan
ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan
keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh
bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan
hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita
mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran
Islam.
D. Upaya Memperkokoh Aqidah

Salah satu cara untuk memperkokoh aqidah adalah dengan memurnikan keimanan
kepada Allah. Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Rukun ini
sangat penting kedudukannya dalam Islam. Sehingga wajib bagi kita untuk
mengilmuinya dengan benar supaya membuahkan aqidah yang benar pula tentang
Allah SWT.

4
3. SYARIAH
A. Pengertian Syariah
Secara bahasa syariat berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan
menyatakan sesuatu atau dari kata Asy-Syir dan Asy-Syari’atu yang berarti suatu
tempat yang dapat menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air yang
tak ada habis-habisnya sehingga orang membutuhkannya tidak lagi butuh alat
untuk mengambilnya. Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,
mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam
semesta.
Syariah Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi
penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
Secara umum Syariah dapat diartikan dalam arti luas dan dalam arti sempit.
1. Syari'ah Dalam Arti Luas
Dalam arti luas “al-syari’ah” berarti seluruh ajaran Islam yang berupa
norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem
kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang
individual dan kolektif.
Dalam arti ini, al-syariah identik dengan din, yang berarti meliputi
seluruh cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam, tasawuf, tafsir,
hadis, fikih, usul fikih, dan seterusnya.
2. Syari'ah Dalam Arti Sempit
Sedang dalam arti sempit al-syari’ah berarti norma-norma yang
mengatur sistem tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif.
Berdasarkan pengertian ini, al-syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan
usul fikih.
Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang
harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan
kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata
caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam. Syariah Islam mengatur pula
tata hubungan antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok
individu yang saleh.

5
Syariah (berarti jalan besar) dalam makna generik adalah keseluruhan ajaran
Islam itu sendiri. Dalam pengertian teknis-ilmiah syariah mencakup aspek hukum
dari ajaran Islam, yang lebih berorientasi pada aspek lahir (esetoris). Namum
demikian karena Islam merupakan ajaran yang tunggal, syariah Islam tidak bisa
dilepaskan dari aqidah sebagai fondasi dan akhlaq yang menjiwai dan tujuan dari
syariah itu sendiri. Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi
pengembangan diri manusia dan pembentukan dan pengembangan masyarakat
yang berperadaban (masyarakat madani).
Syariah meliputi 2 bagian utama :
1. Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah
(vertikal). Tatacara dan syarat-rukunya terinci dalam Quran dan Sunah.
Misalnya : salat, zakat, puasa
2. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan
lingkungannya) . Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis
besar. Misalnya munakahat, dagang, bernegara, dll.
Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh. Dalam
menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan :
a) Berpegang teguh kepada Al-Quran dan as Sunnah dan menjauhi bid'ah
(perkara yang diada-adakan)
b) Syariah Islam telah memberi aturan yang jelas apa yang halal dan haram,
maka : Tinggalkan yang subhat (meragukan). Ikuti yang wajib, jauhi yang
harap, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele.
c) Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan
menghendaki kemudahan. Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak
disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan.
d) Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam
syari’ah. Syari’ah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad)
dan amar ma'ruf nahi munkar.

6
B. Fungsi Syariah
Syari’ah Islam berfungsi membimbing manusia dalam rangka mendapatkan
ridha Allah dalam bentuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diturunkannya
Syariat Islam kepada manusia juga memiliki tujuan yang sangat mulia.
1) Pertama, memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan
hak kepada setiap orang untuk memilih antara beriman atau tidak, karena,
tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam.
Manusia diberi kebebasan mutlak untuk memilih. Pada hakikatnya,
Islam sangat menghormati dan menghargai hak setiap manusia, bahkan
kepada kita sebagai mu’min tidak dibenarkan memaksa orang-orang kafir
untuk masuk Islam. Berdakwah untuk menyampaikan kebenaran-Nya
adalah kewajiban. Namun demikian jika memaksa maka akan terkesan
seolah-olah kita butuh dengan keislaman mereka, padahal bagaimana
mungkin kita butuh keislaman orang lain, sedangkan Allah SWT saja tidak
butuh dengan keislaman seseorang.
2) Yang kedua, melindungi jiwa
Syariat Islam sangat melindungi keselamatan jiwa seseorang dengan
menetapkan sanksi hukum yang sangat berat, contohnya hukum “qishash”.
Di dalam Islam dikenal ada “tiga” macam pembunuhan, yakni
pembunuhan yang “disengaja”, pembunuhan yang “tidak disengaja”, dan
pembunuhan “seperti disengaja”. Hal ini tentunya dilihat dari sisi
kasusnya, masing-masing tuntutan hukumnya berbeda. Jika terbukti suatu
pembunuhan tergolong yang “disengaja”, maka pihak keluarga yang
terbunuh berhak menuntut kepada hakim untuk ditetapkan hukum
qishash/mati atau membayar “Diyat”(denda). Dan, hakim tidak punya
pilihan lain kecuali menetapkan apa yang dituntut oleh pihak keluarga
yang terbunuh. Berbeda dengan kasus pembunuhan yang “tidak disengaja”
atau yang “seperti disengaja”, di mana Hakim harus mendahulukan
tuntutan hukum membayar “Diyat” (denda) sebelum qishash. Bahwasanya
dalam hukum qishash tersebut terkandung jaminan perlindungan jiwa,
kiranya dapat kita simak dari firman Allah SWT: “Dan dalam qishash itu
ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal,
supaya kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah, 2:179).

7
3) Yang ketiga, perlindungan terhadap keturunan
Islam sangat melindungi keturunan diantaranya dengan menetapkan
hukum “Dera” seratus kali bagi pezina ghoiru muhshon (perjaka atau
gadis) dan rajam (lempar batu) bagi pezina muhshon (suami/istri,
duda/jand) (Al Hadits). Firman Allah SWT : “Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah
dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan
oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”. Ditetapkannya
hukuman yang berat bagi pezina tidak lain untuk melindungi keturunan.
Bayangkan bila dalam 1 tahun saja semua manusia dibebaskan berzina
dengan siapa saja termasuk dengan orangtua, saudara kandung dan
seterusnya, betapa akan semrawutnya kehidupan ini.
4) Yang keempat, melindungi akal
Permasalahan perlindungan akal ini sangat menjadi perhatian Islam.
Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw menyatakan, “Agama adalah
akal, siapa yang tiada berakal (menggunakan akal), maka tiadalah agama
baginya”.Oleh karenanya, seseorang harus bisa dengan benar
mempergunakan akalnya. Seseorang yang tidak bisa atau belum bisa
menggunakan akalnya atau bahkan tidak berakal, maka yang bersangkutan
bebas dari segala macam kewajiban-kewajiban dalam Islam. Misalnya
dalam kondisi lupa, sedang tidur atau dalam kondisi terpaksa.
Kesimpulannya, bahwa hukum Allah hanya berlaku bagi orang yang
berakal atau yang bisa menggunakan akalnya. Betapa sangat luar biasa
fungsi akal bagi manusia, oleh karena itu kehadiran risalah Islam
diantaranya untuk menjaga dan memelihara agar akal tersebut tetap
berfungsi, sehingga manusia bisa menjalankan syariat Allah dengan baik
dan benar dalam kehidupan ini. Demikian pula, agar manusia dapat
mempertahankan eksistensi kemanusiaannya, karena memang akallah
yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk Allah yang lain.
Untuk memelihara dan menjaga agar akal tetap berfungsi, maka Islam
mengharamkan segala macam bentuk konsumsi baik makanan, minuman
atau apa pun yang dihisap misalnya, yang dapat merusak atau

8
mengganggu fungsi akal. Yang diharamkan oleh Islam adalah khamar.
Yang disebut khamar bukanlah hanya sebatas minuman air anggur yang
dibasikan seperti dizaman dahulu, tapi yang dimaksud khamar adalah,
“setiap segala sesuatu yang membawa akibat memabukkan”.

5) Yang kelima, melindungi harta


Yakni dengan membuat aturan yang jelas untuk bisa menjadi hak
setiap orang agar terlindungi hartanya di antaranya dengan menetapkan
hukum potong tangan bagi pencuri. “Laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Juga peringatan
keras sekaligus ancaman dari Allah SWT bagi mereka yang memakan
harta milik orang lain dengan zalim, “Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan
api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-
nyala (neraka Jahannam).
6) Yang keenam, melindungi kehormatan seseorang
Termasuk melindungi nama baik seseorang dan lain sebagainya,
sehingga setiap orang berhak dilindungi kehormatannya dimata orang lain
dari upaya pihak-pihak lain melemparkan fitnah, misalnya. Kecuali kalau
mereka sendiri melakukan kejahatan. Karena itu betapa luar biasa Islam
menetapkan hukuman yang keras dalam bentuk cambuk atau “Dera”
delapan puluh kali bagi seorang yang tidak mampu membuktikan
kebenaran tuduhan zinanya kepada orang lain. Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik berbuat
zina dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka (yang menuduh itu) dengan delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang-orang yang fasik”.
7) Yang ketujuh, melindungi rasa aman seseorang
Dalam kehidupan bermasyarakat,seseorang harus aman dari rasa lapar
dan takut. Sehingga seorang pemimpin dalam Islam harus bisa
menciptakan lingkungan yang kondusif agar masyarakat yang di bawah
kepemimpinannya itu “tidak mengalami kelaparan dan ketakutan”. Allah

9
SWT berfirman: “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (QS. Al
Quraisy, 106:4).
8) Yang kedelapan, melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara
Islam menetapkan hukuman yang keras bagi mereka yang mencoba
melakukan “kudeta” terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh
umat Islam “dengan cara yang Islami”. Bagi mereka yang tergolong
Bughot ini, dihukum mati, disalib atau dipotong secara bersilang supaya
keamanan negara terjamin (QS. Al Maa-idah, 5:33). Juga peringatan keras
dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Saw menyatakan,
“Apabila datang seorang yang mengkudeta khalifah yang sah maka
penggallah lehernya”.

4. AKHLAK
A. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata akhlaaqun, jamak taksir dari kata khuluqun
yang berarti perangai atau kesopanan. Menurut istilah Akhlak adalah perbuatan
manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. Imam Al-Ghazali mengatakan :
Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa(manusia ), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud
untuk memikirkan(lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan
yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlaq yang
baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak
yang buruk.
Pengertian akhlaq secara etimologi berasal dari kata khuluq dan jama’nya
adalah akhlaq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku. Kata akhlaq
berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan, seakar dengan kata khaliq
(pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalaq (penciptaan).
Kesamaan akar kata diatas mengiyakan bahwa dalam akhlaq tercakup
pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan
prilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, tata prilaku seseorang terhadap
orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang haqiqi jika
tindakan atau prilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq. Dari pengertian
etimologi tersebut diatas akhlaq merupakan tata aturan atau norma prilaku yang

10
mengatur hubungan antar sesama manusia, dan juga yang mengatur hubungan
antar manusia dengan Tuhan dan dengan alam semesta.
Apabila kata akhlak dikaitkan dengan kalimat Islam,yang disebut al-Akhlak
Islamiyah atau al-Akhlak al-Karimah maka artinya adalah perbuatan dan tingkah
laku yang terbaik dan terpuji, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan as Sunnah.
Secara terminologis, Imam Ghazali mendefinisikan bahwa akhlaq adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara
menurut Imam Qurthubi akhlaq adalah adab atau tata krama yang dipegang teguh
oleh seseorang sehingga adab atau tata krama itu seakan menjadi bagian dari
penciptaan dirinya.
Jadi Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang,
tidak hanya sekali atau hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.

B. Macam-macam akhlak
Akhlaq terbagi menjadi dua yaitu akhlakul al-karimah (terpuji) dan akhlakul
al-madzmumah (tercela). Menurut objek atau sasarannya, akhlaq juga dapat
terbagi menjadi dua bagian yaitu akhlaq terhadap Khalik atau Pencipta yaitu Allah
SWT dan akhlaq terhadap makhluk. Makhluk adalah segala yang diciptakan
Allah, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu manusia dan bukan manusia. Akhlaq
terhadap manusia terdiri dari akhlaq terhadap Nabi dan Rasul, akhlaq terhadap diri
sendiri, akhlaq terhadap keluarga, terhadap masyarakat, terhadap bangsa dan
hubungan antar bangsa.
 Akhlaq Mahmudah
Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik.
Contoh akhlak terpuji, diantaranya :
 Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik
dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang lain.
 Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya
dengan cara terpuji.
 Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk
dan tercela sehingga mampu menghalangi seseorang untuk berbuat dosa
dan maksiat serta dapat mencegah orang untuk melalaikan orang lain.

11
 Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat
dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
 Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih
atau imbalan.
 Sabar, menahan segala sesuatu yang menimpa diri (hawa nafsu).

 Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang
buruk. Contoh akhlak madzmumah antara lain:
 Riya, adalah beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan
niat untuk dilihat orang atau mendapatkan pujian orang. Dengan kata
lain, Riya’yaitu pamer.
 Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh
orang lain dengan maksud agar namanya dikenal.
 Ujub, mengagumi diri sendiri.
 Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling
hebat dibandingkan dengan orang lain.
 Tamak, serakah atau rakus terhadap apa yang ingin dimiliki.
 Malas, enggan melakukan sesuatu.
 Fitnah, mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya.
 Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki
dengan orang lain (pelit).

5. HUBUNGAN AKIDAH, SYARIAH DAN AKHLAK

Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam
ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai
system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak
sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah
dan akhlak.
Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi aqidah,maka
perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah
perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang
benar oleh Allah SWT. Sedangkan perbuatan baik yang didorong oleh keimanan
terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Karena itu
didalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu diawali dengan kata iman.
Akidah dengan syariah itu tidak dapat di pisahkan (bisa di bedakan tetapi tidak
dapat di pisahkan). Akidah sebagai akarnya dan syariah sebagai batang dan dahan –
dahannya. Seseorang yang beriman tanpa menjalankan syariah adalah fasik.
Sedangkan bersyariah tetapi berakidah yang bertentangan dengan akidah islamiah
adalah munafik. Dan seseorang yang tidak berakidah dan bersyariah islamiah adalah
kafir.
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan pada Allah
sehingga tergambar akhlak terpuji pada dirinya.
Akidah dengan seluruh cabangnya tanpa akhlak adalah seumpama sebatang
pohon yang tidak dapat dijadikan tempat perlindung kepanasan, untuk berteduh
kehujanan dan tidak ada pula buahnya yang dapat dipetik, sebaliknya akhlak tanpa
akidah hanya merupakan bayangan-bayangan bagi benda yang tidak tetap yang selalu
bergerak.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/canepen/pengertian-aqidah-syariah-dan-akhlak-
dalam-islam
https://farislengkap.wordpress.com/2016/01/04/aqidah-syariah-dan-akhlaq
http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2015/04/makalah-hubungan-aqidah-
syariah.html.
https://aidaeyuliana.wordpress.com/2017/01/04/aqidah-syariah-dan-akhlaq

14

Anda mungkin juga menyukai