Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul
judul “Pokok -Pokok
-Pokok Ajaran Islam”.
Islam”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi
tugas Mata KuliahPengantar Studi Islam di STIT PGRI Pasuruan.Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.
Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan makalah ini, penulis
sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun kearah
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Allah SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….ii
…………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….
Isi………………………………………………………………………….iii
iii
BAB I PENDAHULUA N…………………………………………………………1
N…………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………..
Belakang………………………………………………………..1
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
Masalah…………………………………………………….1
1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………….
Masalah……………………………………………………….2
2
BAB II PEMBAHASA N………………………………………………………….
N………………………………………………………….3
3
A. AKIDA
AKIDAH……………………………………………………………...
H……………………………………………………………...3
3
B. SYARI’AH……………………………………………………………
SYARI’AH……………………………………………………………5
5
C. AKHLA
AKHLAK……………………………………………………………..
K……………………………………………………………..6
6
BAB III PENUTUP………………………………………………………………22
PENUTUP………………………………………………………………22
A. Kesimpula
Kesimpulan………………………………………………………..…
n………………………………………………………..…22
22
B. Sara
Saran…………………………………………………………………
n…………………………………………………………………22
22
DAFTAR PUSTAK A…………………………………………………...……….23
A…………………………………………………...……….23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal,
aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam
ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa
dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan pondasi atau kerangka
dasar dari Agama Islam.
Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an
Al- Qur’an dan
dan
as Sunnah
Su nnah telah banyak yang melenceng.Hal
melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan
banyaknya bermunculan
b ermunculan aliran-aliran sesat atau yang sifatnya bid’ah.Selain
sifatnya bid’ah.Selain itu,
itu,
kasus-kasus kriminalitas yang semakin merajalela pada saat sekarang ini
merupakan suatu cerminan keruntuhan akhlak pada umat Islam saat ini.Untuk
itulah, kita selaku umat Rasulullah SAW perlu mengetahui serta mempelajari
tentang Ilmu yang membahas ketiga unsur yang menjadi kerangka dasar ajaran
agama Islam tersebut agar kita tidak tersesat dan tetap berada di jalan yang
benar.
Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini kami membahas tentang ketiga
unsur
uns ur tersebu
ters ebutt yaitu
yait u Aqid
Aqidah
ah,, Syari’ah,
Syari’ah, dan Akhlaq.Dengan mempelajari dan
mengambil esensi dari ketiga unsur ini, semoga Allah memberikan kita
petunjuk agar selamat di dunia dan di akhirat.
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aqidah
2. Untuk mengetahui pengertian syari’ah
3. Untuk mengetahui pengertian akhlak
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKIDAH
Kata Akidah dalam bahasa arab adalah ‘aqidah, yang diambil dari kata
dasar ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan, ‘aqidatan, yang berarti simpul, ikatan,
perjanjian. Setelah
S etelah berbentuk
b erbentuk menjadi ‘aqidah
aqidah,, maka ia bermakna keyakinan.
Dengan demikian, ‘aqidah
‘aqidah,, yang berhubungan dengan kata ‘aqdan,
aqdan, menjadi
bermakna keyakinan yang kokoh di hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian.1
Dalam kamus bahasa Indonesia, akidah (‘aqidah
( ‘aqidah)) berarti yang
dipercayai hati. Kata akidah ini juga seakar dengan kata “al-
“ al-‘aqdu
‘aqdu”” yang
yang
memiliki arti sama dengan kata ar-rabth
ar-rabth (ikatan),
(ikatan), al-ibram
al-ibram (pengesahan),
(pengesahan), al-
ihkam (penguatan), at-tawatstsuq
ihkam at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), al-
al-syaddu
syaddu bi
quwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamasuk (pengokohan) dan al-itsbat
quwwah
(penetapan). Dengan demikian, kata ‘aq
‘aqidah
idah,, dapat dimaknai sebagai
ketetapan hati yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan.2
Secara harfiah,akidah artinya sesuatu yang mengikat atau
terikat.secara istilah, akidah islam adalah sistem kepercayaan dalam islam.
Mengapa disebut akidah ? karena kepercayaan itu mengikat penganutnya
dalam bersikap dan bertingkah laku.3
Mahmud Syaltut, mantan Rektor al-Azhar Mesir, mendefinisikan
akidah sebagai suatu sistem kepercabutyaan dalam islam, diyakini sebelum
apapun dan sebelum melakukan apapun, tanpa ada keraguan sedikitpun dan
tanpa ada unsur yang mengganggu kebersihan keyakinannya itu. 4
1
H.Hammis Syafaq, dkk, Pengantar Studi Islam,
Islam , (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011) hal. 57.
2
Ibid, hal 57-58.
3
Rasihon Anwar, dkk , Pengantar Sudi Islam, (BANDUNG:CV PUSTAKA SETIA,2009) hal.147.
4
H.Hammis Syafaq, dkk. Op.cit hal 59
3
5
H.Hammis Syafaq, dkk, Pengantar Studi Islam,
Islam , (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011) hal. 59
6
Ibid, hal 59
4
B. SYARI’AH
7
Ibid, hal 60
8
Muhammad Faruq Nabhan, al- -Islami (Beirut:
(Beirut: Dar al-Qalam, 1982),hal 11
Madkhal lli Tasyri’ al -Islami
al-Madkhal
9
H.Hammis Syafaq, dkk, op. cit, hal 61
5
C. AKHLAK
Akhlaksecara etimologis berarti budi pekerti, tingkah laku atau
tabiat.10 Secara terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Muhammad al-
Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. 11 Tingkah laku itu dilakukan
secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik
atau hanya sewaktu-waktu saja. Maka seseorang dapat dikatakan berakhlak
jika timbul dengan sendirinya, didorong oleh motivasi dari dalam diri dan
dilakukan dengan banyak pertimbangan pemikiran, apalagi pertimbangan
yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.
10
Abu Hamid al-Ghazali, IIya’ Ulum al -Din (Beirut:
-Din (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), Vol III, 98.
11
H.Hammis Syafaq, dkk, op. cit, hal 65
6
12
Ibid, hal. 66
7
pemikiran atau rasio yang disebut dengan nama karakter. Sedangkan pekerti
ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati,
yang disebut behaviour . Jadi dari kedua kata tersebut budi pekerti dapat
diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada
karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung pada
pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi
pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti
didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores
mores,, yang berarti adat istiadat,
atau aturan umum yang menjadi dasar ukuran baik atau buruk perbuatan
seseorang. Maka, ukuran baik atau buruksuatu perbuatan dalam ukuran moral
itu bersifat lokal. Maka moral adalah tindakan manusia yang baik dan wajar
menurut aturan umum di mana manusia itu berada.
Etika, berasal dari kata
kata ethos,
ethos, yang berarti adat kebiasaan. Menurut
beberapa pakar, etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau
tingkah laku serta prinsip-prinsip ajaran tentang tingkah laku yang benar. 13
Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normatif dan
metaetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah
adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah
yang sering muncul dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan
tanggung jawab, nilai dan norma, serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang
termasuk kaidah dalam metaetika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada
bidang moralitas.
13
Ibid, hal (67-68)
8
9
10
14
Ibid, hal 72
11
b. Sabar
Sabar berarti menahan diri dalam menanggung suatu
penderitaan, baik dalam menemukan suatu yang tidak diingini
maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disayangi.
Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa sabar adalah
suatu kondisi mental atau kesanggupan diri manusia dalam
mengendalikan nafsu.15Dalam islam, tingkat kesabaran dibagi
menjadi tingkatan;
1) Kesabaran dalam menghadapi musibah (kesabaran terendah)
2) Kesabaran dalam memtauhi perintah Allah SWT (kesabaran
pertengahan)
3) Kesabaran dalam menahan diri untuk tidak melakukan
maksiat (kesabaran tinggi).
Sabar menjadi bagian penting dalam membina akhlak
terpuji karena kesabaran yang dimiliki oleh seseorang, akan
menuntunnya ke arah perilaku yang terpuji. Jika diamati,
pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki tingkat
kesabaran, ia akan melakukan hal-hal yang tidak terpuji di jalanan.
Kebut-kebutan adalah bagian dari hilangnya sifat sabar dalam diri
seseorang. Kemacetan di jalan juga diakibatkan di antaranya oleh
15
Ibid, hal 73
12
“Sesungguhnya orang-orang
orang-orang yang berkata; Tuhan kami
adalah Allah SWT, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya,
maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
Janganlah kalian takut dan merasa sedih dan gembirakanlah
mereka dengan surga yang telah dijanjikan kepada kalian”.(
kalian”.( QS.
Fushilat:30 )
d. Zuhd
Zuhd menurut
menurut arti bahasa adalah kurang memiliki kemauan
terhadap sesuatu. Zuhd
Zuhd dalam istilah agama adalah suatu pola
hidup yang menghindari dan meninggalkan keduniawian karena
16
Ibid, hal 74
13
17
Ibid, hal 75
14
18
Ibid, hal. 76
19
Ibid, hal. 77
15
16
17
18
20
Ibid, hal 82
19
20