Anda di halaman 1dari 21

Keanekaragaman Hayati

dan Klasifikasi

Pengertian
keanekaragaman hayati
“Yaitu keberagaman makhluk hidup
berdasarkan perbedaan ciri yang
dapat diketahui melalui observasi”

Keanekaragaman
Hayati

Tingkat Tingkat Tingkat


Genetik spesies Ekosistem
Terjadi karena keanekaragaman
susunan gen

Keanekaragaman Memunculkan variasi


Tingkat Genetik antar individu dalam spesies

Menyebabkan tidak ada individu


yang sama persis

Contoh keanekaragaman genetik


tumbuhan
Contoh keanekaragaman genetik
hewan
Contoh keanekaragaman genetik
Manusia

Temukan perbedaan ciri antara


kedua wanita di samping!

Setiap jenis terbentuk atas


pengaruh kandungan genetik
dengan habitatnya

Keanekaragaman
Tingkat spesies

Menunjukan
adanya
jumlah dan
variasi jenis
organisme
Contoh keanekaragaman jenis pada
Familia Arecaceae

Aren Kelapa Pinang Nipah


(Arenga pinnata) (Cocos nucifera) (Arenga catechu) (Nipa fruticas)

Di Pegunungan Di Pantai Di tempat Di Tempat


kering Basah

Ke empatnya menempati habitat yang berbeda

Menggambarkan jenis populasi


organisme dalam suatu wilayah

Keanekaragaman
Tingkat ekosistem
Ditunjukan dengan adanya
perbedaan faktor abiotik

Ditunjukan dengan adanya perbedaan


komposisi jenis populasi organisme
Macam-macam ekosistem di Dunia

Hutan Hujan
Tropis Savana

Hutan Gurun Padang Rumput

Macam-macam ekosistem di Dunia

Hutan Konifer (berdaun


Hutan Deciduous
jarum/ pimus)

Tundra Terumbu Karang


Manfaat
keanekaragaman hayati

Sebagai sumber Pengolahan sampah


plasma nutfah Sarana
pengembangan
ilmu
pengetahuan, Nilai sosial dan
Produktivitas pendidikan, budaya
ekosistem rekreasi dan
wisata

Perlindungan Pengatur Iklim


air dan tanah

Keanekaragaman hayati di Indonesia


● Indonesia merupakan
negara megadiversitas

● 17-25% spesies
makhluk hidup dunia
terdapat di Indonesia
Gn. Gede Pangrango
● 40.000 spesies
tumbuhan, 350.000
spesies hewan, 12000
jenis jamur dan 1500
jenis monera terdapat di
Indonesia

Peg. Dieng, Wonosobo


Aktivitas manusia yang mempengaruhi
keanekaragaman hayati:

• Aktivitas manusia yang menurunkan keanekaragaman hayati

Perusakan habitat dan perubahan tipe tumbuhan


Penggunaan pestisida dan pencemaran lingkungan
Penebangan dan pembukaan hutan
pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati yang berlebihan
Pertambangan dan perburuan liar

• Aktivitas manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati

Pembiakan in situ
yaitu pembiakan makhluk hidup langka dalam habitat aslinya, mis:
mendirikan cagar alam
Pembiakan ex situ
Yaitu pembiakan makhluk hidup langka di luar habitat aslinya, mis:
penangkaran hewan di kebun Binatang

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Pengelompokan makhluk
hidup ke dalam tingkatan Terdiri dari 7 takson
tertentu berdasarkan
kesamaan karakter yang Regnum / Kingdom
dapat diamati, antara
Divisio / Phylum
lain: morfologi, sifat
genetik dan tingkah laku Classis
Ordo
Familia
Tujuan klasifikasi adalah
menyederhanakan Genus
makhluk hidup yang Species
beranekaragam
6 Kingdom: 2 kingdom:
Plantae
Virus, Monera,
Animalia
Protista, Fungi,
Plantae,
Animalia
3 kingdom:
Monera
Plantae
Sistem
Animalia
Kingdom

5 Kingdom: 4 kingdom:
Monera,
Monera, Fungi,
Protista, Fungi,
Plantae, Animalia
Plantae,
Animalia

Binomial Nomenklatur

• Menggunakan Bahasa Latin

• Terdiri dari dua kata

• Kata pertama (nama genera / genus) diawali huruf kapital


dan kata kedua (nama spesifik/ spesies) ditulis huruf kecil

• Penulisan nama ilmiah ditandai dengan membuat dua


garis yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies,
atau dicetak dengan huruf miring

• Contoh: Varanus komodoensis


TAKSON, KATEGORI,& HIERARKIKLASIFIKASI

Kategor Takso
i n
Hierarki 5
Klasifikasi
Contoh Hirarki klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Kingdom: Animalia


Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Filum: Chordata
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan
Kelas: Mammalia
berbunga)
Ordo: Artiodactyla
Kelas : Dicotyledonae (berkeping 2)
Subordo: Ruminantia
Ordo : Sapindales
Famili: Cervidae
Famili : Anacardiaceae
Genus: Cervus
Genus : Mangifera
Spesies: Cervus unicolor
Spesies : Mangifera indica

SEJARAH TAKSNOMIHEWAN
Ilmu taksonomi hewan dibedakan menjadi 3
periode :

Pertama Kedua Ketiga


Massa Hipocrates, Pada periode ini mulai dipelajari
Domokritus, dan Aristoteles   kemungkinan kaitan antara satu Spesies dipandang
: mempelajari hewan dalam  kelompok dengan kelompok yang dalam  ruang lingkup
 ruang lingkup lokal (400-   lain, serta kemungkinan adanya populasi  (periode
300  SM).   perkembangan dari kelompok populasi).
Massa Linnaeus : yang   sederhana sampai yang
meletakkan dasar-dasar lebih  kompleks (Filogeni).
ilmu  taksonomi yang lebih
modern  (Buku : Systema Namun,    taksonomi    masih
Naturae 1785) memandang    objek    yang  
hewan sebagai suatu individu
 berupa 6
saja
ARAH PENDEKATAN TAKSONOMI
Metode pendekatan yang digunakan dalam mengkaji taksonomi hewan:
1. Pendekatan    Morfologi    :    metode    pendekatan    yang    digunakan  
 adalah    kajian  ciri-ciri morfologi.
2. Pendekatan    embriologis    dan    fase    kehidupan    :    metode  
 pendekatan    yang  digunakan adalah ciri dari tiap fase pekembangan
kehidupan.
3.    Pendekatan    ethologi    :    Pendekatan    perilaku.    Antar-spesies   berbed
 yang  banyak    sekali    yang    memiliki    perilaku    yang       a
 berbeda,    meskipun  morfologi mereka cukup mirip.  secar
a

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 23

ARAH PENDEKATAN TAKSONOMI(lanjutan)


4.    Pendekatan    Ekologi    :    salah    satu    metode    yang    cukup    penting,  
 apabila
ditemukan beberapa kasus hewan yang memiliki morfologi hampir sama.
1. Pendekatan Sitologi : Susunan dan struktur gen, hibridisasi DNA, dan
Studi  kariyologi.
2. Pendekatan    Biokimia    :    menguji    dan    membandingkan  
 kandungan    material  biokimia dalam tubuh hewan.

7.    Taksonomi    Numerik    :    Landasan    pengelompokannya    adalah  


 dengan  menumerikkan berbagai ciri yang dimiliki oleh hewan

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 24


A. Dasar-Dasar Penamaan Ilmiah
• Tata nama hewan (Zoological nomenclature) : aturan penyebutan nama hewan dengan
tujuan
minimalkan kesalahpahaman komunikasi.
Tata nama tumbuhan (botanical nomenclature)
• Nomenclature diambil dari istilah nomen yang artinya nama dan calare yang artinya
  memanggil. Artinya, nomenclature atau tatanama adalah suatu tatacara untuk
memanggil  atau memberi nama suatu kelompok takson.
• Linnaeus merupakan salah satu tokoh yang meletakkan dasar-dasar pemberian nama
  ilmiah yang modern yang dijelaskan dalam bukunya Critica Botanica (1737) dan
Philosophica Botanica (1751).
• Kesepakatan penamaan international untuk hewan dituangkan dalam aturan
International
Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 25
Code of Zoological Nomencalture (ICZN).

TATA HEWAN(lanjutan)
A. Dasar-Dasar Penamaan Ilmiah
• Nama-nama takson hasil tatanama disebut dengan nama ilmiah.
• Tiga landasan penting sebuah nama ilmiah:
1. Unik : setiap nama hanya mengacu pada satu macam kelompok organisme saja. 1 nama
hanya  untuk 1 takson.
2. Universal : nama dapat dipakai, dipahami secara luas, dan diinterpretasikan terhadap
objek yang  sama dimana saja berada.
3. Stabil : nama-nama ilmiah tidak dengan mudah berubah-ubah, sehingga tidak
menimbulkan  kesulitan dalam pemakaian pada waktu yang berbeda.
• Karena faktor sejarah dan perkembangan ilmu pengetahuan, nama ilmiahpun seringkali harus
ada   perubahan. Perubahan ini dilakukan sebagai revisi atas kekurang-akuratan penamaan
spesies pada  masa terdahulu atau karena adanya penemuan fakta-fakta baru. Oleh karena itu,
muncul beberapa  keadaan yang dikenal dengan istilah sinonimi dan homonimi.

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 26


Kategori yang secara formal
B. Penamaan
telah disepakati untuk hewan Takson
(urut dari yang tertinggi ke
terendah) adalah sebagai
berikut:

Dari beberapa kategori


tersebut, ada beberapa
kategori yang lebih sering
digunakan secara luas, yaitu
phyllum, class, ordo, familia,
genus, species, dan sub
species.

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 27

B. Penamaan
Takson
TATA HEWAN
Aturan formal penamaan takson sesuai ICZN (lanjutan)
(International
Commission on Zoological Nomenclature) adalah sebagai
Sub
1. berikut:
Penulisan untuk kategori genus sampai Kingdom spesies
pentin
2. Penulisan untuk kategori Sub-genus g

3. Penulisan nama untuk kategori Spesies


4. Penulisan untuk kategori Sub-spesies
5. Penulisan untuk Nama Sub-genus dengan Sub-
spesies
6. Jenis-jenis Nama
Catatan:
Kategori spesies merupakan kategori yang sangat
penting  dalam kajian taksonomi hewan. Hal ini karena
kategori ini   merupakan objek biologi yang
sesungguhnya, yang secara   riil merupakan objek yang
dilihat dan dipelajari dalam   studi taksonomi hewan.
Dalam keseharian kita, apabila kita mempelajari hewan,
sebenarnya yang kita pelajari adalah selalu pada level Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 12
spesies.
Cardinalis
cardinalis

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 13

B. Penamaan
Takson TATA HEWAN
Penulisan untuk kategori genus sampai Kingdom (lanjutan)
Kategori    kingdom    sampai    dengan    genus  
 menggunakan    aturan
uninominal atau satu kata.
Dari kategori kingdom sampai di atas genus, nama dapat
ditulis  dengan huruf italics atau tegak.
Sementara    itu,    untuk    menuliskan    nama genus harus
   dicetak
dengan huruf italics atau ditulis miring.
Nama takson pada kategori tertentu telah disepakati dengan
 menggunakan istilah tambahan sebagai penanda khusus.
Nama yang diakhiri …+ iformes (ordo:biasanya pd Pisces &
Aves)
Nama yang diakhiri …+ oidea (superfamilia)
Untuk nama-nama dengan tambahan …-ites, ….-ytes, dan ….-ithes, menunjukan bahwa
Nama yang diakhiri …+ idea (familia) 14
saat
Nama
hewan tersebut diberi yang
nama diakhiri
dia dalam ….+ inae
keadaan (sub-familia)
fosil
B. Penamaan
Takson TATA HEWAN
Penulisan untuk kategori Sub-genus (lanjutan)
Penulisan nama kategori sub-genus menggunakan aturan trinomial atau terdiri atas 3
kata
dan ditulis italics.
Cara penulisan nama kedua atau nama penunjuk sub-genus harus diberi tanda kurung.
Nama    sub-genus semuanya    ditulis    huruf    kecil    kecuali    huruf pertama nama
genus dan
penunjuk sub-genus ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : AedesAedes
(Stegomya) aegypti (Stegomya) aegypti
Genus Sub-genus Spesifik

15

B. Penamaan
Takson TATA HEWAN
Penulisan untuk kategori spesies (lanjutan)
Penulisan untuk kategori spesies
  menggunakan aturan binominal
atau terdiri atas dua kata.
Kedua kata pada nama spesies
harus dicetak dengan huruf italics
atau cetak miring.
Nama spesies ditulis dg huruf  
 kecil,
kecuali   pertam dari  
 huruf
pertama   a  kata
 (namakapirtal.
huruf  genus  ditulis    
• ) :
Contoh nama spesies    dg
 Loxodontia africana
nama genus nama 16
spesifik
B. Penamaan
Takson TATA HEWAN
Penulisan untuk kategori Sub-spesies (lanjutan)
Nama Sub-spesies ditulis dengan aturan trinomial
(terdiri atas 3 kata).
Penulisan pada nama sub-spesies adalah huruf
kapital hanya pada huruf pertama pada nama genus
serta   tidak ada tanda kurung. Susunannya adalah,
kata
pertama merupakan penunjuk genus, kata kedua
merupakan penunjuk spesies, dan kata ketiga
adalah  nama penunjuk sub-spesies.
Mirotus montanus
• Contoh : Microtus montanus nanus nanus
“sejenis berang-
Microtus montanus nanusberang”
Nama genus Nama spesies/spesifik Nama Sub-Spesies

33

TATA HEWAN
B. Penamaan Takson
(lanjutan)
Penulisan untuk nama Sub-genus dengan Sub-spesies
Nama sub-spesies yang    juga    memiliki    nama sub-
genus
maka bersifat tetranomial atau 4 kata.
Aturannya    mengikuti aturan baik    pada    nama
sub-genus
maupun sub-spesies.
Aedes (Ochlerotatus) canadensis mathesoni
Contohnya : Aedes (Ochlerotatus) canadensis mathesoni
Nama Nama Sub- Nama spesifik Nama
genus genus Sub-
 spesies

34
TATA HEWAN
B. Penamaan Takson (lanjutan)
1. Jenis-jenis Nama
• Semua dasar penamaan takson harus mengacu pada ICZN yang berlaku. Nama-nama
  ilmiah yang sudah diterbitkan dengan mengacu pada ICZN, maka nama tersebut
masuk  dalam kategori adalah:
a. nama yang dapat digunakan (available name),
b. nama yang sah (legitimate name), atau
c. nama yang valid (valid name)
• Sementara itu, nama-nama yang tidak mengacu pada aturan dalam ICZN disebut
nama yang tidak memiliki status dalam tatanama (nomen nudum). Nama yang bersifat
  nomen nudum ini, termasuk yang diberikan sebelum tahun 1931 dan/atau tidak
disesuaikan dengan ICZN.
19

C. Penulisan Author TATA HEWAN


• Author    adalah    orang yang pertama kali menerbitkan/ mempublikasikan nama suatu
spesies.  Biasanya author hanya digunakan untuk penulisan pada kategori spesies dan subspesies.
• Selain author, kadang-kadang juga dituliskan tahun menerbitkan nama tersebut.
• Nama author dapat juga disingkat atau ditulis utuh. Pencantuman nama author ini tidak harus
selalu dilakukan, namun sangat disarankan apabila digunakan untuk bidang-bidang taksonomi
atau  untuk menghindari kesalahan.
• Contohnya Apis mellifera Linnaeus 1758: nama Apis mellifera dipublikasikan oleh Linnaeus pada
tahun
1758.
• Penulisan author tersebut dapat juga ditulis menjadi:
• Apis mellifera Linn.
• Apis mellifera L.
• Untuk  author dan tahun ditulis dengan huruf tegak, bukan  ditulis dengan huruf    italics.
Apabila  nama author yang disingkat harus diakhiri dengan tanda titik.
Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 36
C. Penulisan Author
TATA
Terdapat 3 hal yang harus
1. diperhatikan: HEWAN
Apabila ada author yang merevisi nama dan mengganti (lanjutan)
secara total dan diubah ke
genus
yang berbeda maka    author aslinya ditulis lebih dahulu dan tanda
   diberi kurung,
selanjutnya diikuti nama author yang baru. Misalnya sebagai berikut.
author lama
Limnatis nilotica (Savigny) author baru
Moquin-Tandon
2. Apabila ada author yang menyempurnakan sebuah nama ilmiah
dengan mengacu pada nama yang telah ada sebelumnya, dan telah
dilakukan telaah ulang, penulisannya menambahkan kata sensu, sebagai
berikut.
Cancer pagurus Linnaeus sensu Latreille
author pertama author penyempurna/kedua
sensu : istilah untuk menunjukkan bahwa author kedua mensitasi author
Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 37
pertama

C. Penulisan Author
1. Apabila ada perubahan nama dan diganti ke genus
TATA
lain, namun yang mengganti authornya sendiri HEWAN(lanjutan)
maka   pada nama author ditulis dalam tanda
kurung.
• Rudolphii memberi nama spesimen pada awalnya
 dengan nama Taenia diminuta.
• Kemudian dia merevisi sendiri nama yang pernah
 diberikan dan akhirnya mengganti dengan nama
  baru yaitu Hymenolephis diminuta. Kalau, nama
 yang digunakan adalah nama yang terbaru hasil
  revisi, maka nama Rudolphii harus diberi tanda
  kurung untuk menunjukkan bahwa nama
spesimen  tersebut adalah nama yang baru.
• Jadi,    Taenia diminuta Rudolphii    setelah  
 diubah  ditulis menjadi Hymenolephis diminuta
Pertemuan 2. Biosistematika
(Rudolphii) Hewan 22
TATA
D. Homonimi dan Sinonimi
Homonimi
HEWAN (lanjutan)
Sinonimi
• Homonimi    adalah    keadaan satu nama • Sinonimi adalah keadaan dua nama
yang diberikan pada 2 takson yang berbeda. diberikan satu takson yang sama. Contohnya
• Contohnya: Nama Polimatis alexis diberikan adalah sejenis   scorpion yang sama, di Inggris
untuk diberi nama genus  Scorphios oleh Simon 1893,
2 jenis hewan yaitu kupu-kupu yang berbeda. sedangkan genus yang  sama di  Amerika diberi
  Setelah dilakukan identifikasi ulang, nama nama Herphillus oleh  Ernest 1832.
tersebut   ternyata adalah nama yang • Dari hasil penelitian terkini, mulailah
sebenarnya diberikan  untuk 2 jenis kupu kupu  muncul  perubahan-perubahan yang diusulkan
yang berbeda. Saat ini ke-   2 jenis kupu kupu karena   nama yang diberikan terdahulu
tersebut akhirnya diberi nama Polimatis astrache menunjukkan   adanya bukti-bukti kesalahan,
von Ruthernberg (kupu- kupu   cokelat) → karena tidak sesuai   dengan ciri ciri
Eropa daratan dan Polimatis carusDennis (kupu- seharusnya.
kupu biru) → I n g g r i s . Dua Nama →
untuk
1 takson yang
Nama sama → untuk 2 takson yang berbeda sama

KLADOGRAM
• Kladogram singkatan dari kladistik
dendogram atau pohon filogeni
atau  pohon evolusi.
• Istilah kladogram atau cladogram
berasal dari kata Yunani “clados”,
 yang berarti “cabang”, dan
 “gramma”, yang berarti
“karakter.”
• Keanekaragaman organisme →
merekonstruksi hub kekerabatan
 terhadap organisme lain
→ direpresentasikan
dalam bentuk  kladogram/pohon
filogenik.
• Diagram percabangan dianggap Semakin dekat percabangannya maka akan
  mewakili hubungan kekerabatan semakin dekat pula hubungan
 antar organisme.
kekerabatannya (semakin banyak
• Kladogram dapat dianggap persamaan cirinya)
sebagai
pohon evolusi.
Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 40
JENIS KLADOGRAM
Kelompok Monofiletik Kelompok Parafiletik Kelompok Polifiletik
• Kelompok dg satu nenek • Dalam kelompok terdapat leluhur yang• Kelompok yang terdiri atas dua
 moyang sekaligus seluruh  sama, tetapi hanya sebagian atau  lebih kelompok yang
 keturunan yang memiliki keturunannya  yang dimasukan, terpisah dan  masing-maisng
nenek  moyang yang sama sementara sebagian yang  lain memiliki nenek  moyang sendiri
dimasukan dalam kelompok berbeda (berbeda nenek  moyangnya).

Pertemuan 2. Biosistematika Hewan 41

Anda mungkin juga menyukai