Anda di halaman 1dari 9

KB 02

Keanekaragaman Hayati

A. Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman makhluk hidup sering diistilahkan juga deangan keanekaragaman


hayatai. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari
semua sumber; termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuantik lain serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian bari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati
memiliki peran penting dalam kepentingan ekonomi dan Kesehatan, kepentingan estetika dan
rekreasi, kepentingan ilmiah dan ekologi, serta etika lingkungan. Semua makhluk hidup
memiliki persamaan ciri-ciri kehidupan, yaitu melakukan proses metabolisme, antara lain
bernapas, memerlukan makanan, berekskresi, respons terhadap rangsangan, berkembang
biak, dan beradaptasi. Selain memiliki persamaan, antara makhluk hidup yang satu dan yang
lainnya tentu memiliki perbedaan karena tidak ada satupun makhluk hidup di alam yang
persis sama.

Sifat-sifat individu makhluk hidup itu dipengaruhi oleh gen dan setiap makhluk hidup
mengandung beribu-ribu gen. Variasi genetik ini yang menyebabkan terjadi keanekaragaman
pada makhluk hidup. Hal inilah yang dikenal sebagai keanekaragaman gen. Jadi,
keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies dan dapat
menimbulkan bervariasinya suatu spesies. Hal tersebut disebut varietas. Keanekaragaman
gen dapat terjadi secara alami karena perkawinan atau secara buatan melalui budi daya
dengan proses persilangan. Keanekaragaman pun terjadi pada tingkat spesies atau jenis.
Dalam suatu tempat yang sama, dapat ditemukan berbagai macam spesies. Anatara spesies
yang satu dengan yang lain terdapat perbedaan-perbedaan sifat, baik rumput dengan mawar,
mawar dengan melati, semut dengan capung, kupu-kupu maupun antara hewan dengan
tumbuhan. Hal tersebut menunjukkan keanekaragaman spesies. Karena adanya
keanekaragaman makhluk hidup tersebut, diperlukan klasifikasi atau pengelompokan
makhluk hidup. Banyak sistem pengelompokan makhluk hidup. Salah satunya adalah
pengelompokan berdasarkan sistem lima kingdom, berikut pembahasannya :
1. Monera
Individu yang masuk dalam kelompok monera adalah organisme yang memiliki
struktur tubuh sangat sederhana. Selnya tidak memiliki membran inti atau prokariotik,
bersel satu atau membentuk koloni, tidak memiliki organel, dan berukuran renik
(mikroskopik) uniseluler. Anggota Kingdom Monera adalah mikroorganisme
prokariotik yang terdiri atas arkhaea (Archaeabactaria) dan bakteri (Eubacteria).
Contohnya, bakteri tanah (Bacillus thuringensis), bakteri usus (Escherichia coli) dan
arkhaea (Methanosarcina).

2. Protista
Kelompok ini merupakan organisme sel yang sudah memiliki membran inti
(eukariotik). Protista sangat beraneka ragam, umunya bersel satu atau berkoloni,
jaringan tubuhnya masih sangat sederhana, sudah memiliki membran sel dan
membran inti, serta memiliki organel-organel sel. Reproduksi dan siklus hidup
protista sangat bervariasi. Pada Sebagian besar protista, reproduksinya dengan cara
vegetatif (membelah diri) dan generatif (konyugasi). Berdasarkan bentuknya, jenis
protista sangat beraneka ragam: ada yang menyerupai tumbuhan, hewan, atau jamur.
Protista dapat ditemukan hampir di semua tempat yang terdapat air, seperti tanah yang
basah, sampah, dedaunan, dan habitat lain yang lembab. Juga dapat hidup di lautan,
kolam, danau, serta sungai. Contoh kelompok organisme yang tergolong Kingdom
Protista adalah flagelata, ciliate, rhizopoda, dan spozora.
3. Plantae
Karakteristik yang khas dari organisme kelompok plantae ini antara lain adalah
selnya memiliki membran inti (eukariotik), plastida, dan dinding sel. Selain itu, semua
organisme kelompok ini bersifat multiseluler dan autotrof dengan berfotosintesis.
Contohnya, ganggang, lumut, paku, pakis haji, cemara, pinus, pohon kelapa, mangga
jeruk, tomat, papaya, jambu, jagung, terong, dan sebagainya.
4. Fungia
Organisme yang termasuk kelompok fungia atau jamur tidak dimasukkan dalam
kelompok tumbuhan atau hewan karena fungi memiliki ciri-ciri khas yang sangat
berbeda dengan organisme lainnya. Cirinya antara lain adalah sudah memiliki
membran inti (eukariotik), berdinding sel, dan sebagian besar merupakan organisme
multiseluler, Sebagian lagi uniseluler, dan tidak berhijau daun. Fungi memiliki
keunikan yang berbeda dengan tumbuhan eukariotik lain dalam cara memperoleh
makanan atau nutrisinya. Kelompok fungi adalah organisme heterotrof karena tidak
memiliki zat hijau daun dan memperoleh makanan melalui absorpsi. Fungi dapat
bertindak sebagai pengurai, parasite, atau simbion mutualitis. Fungi dapat ditemukan
di habitat darat, air tawar, ataupun dilaut. Contohnya, ragi (Saccharomyces), jamur
tempe (Rhizopus), jamur oncom (Neurospora), dan jamur merang (Volvariella).

5. Animalia
Anggota kelompok animalia adalah semua binatang, baik yang tidak bertulang
belakang maupun yang bertulang belakang. Ciri-cirinya, tersusun atas sel yang
bersifat eukariotik, multiseluler, dan heterotrof. Contohnya, sponge, ubur-ubur, cacing
pita, cacing hati, cacing tanah, cumi, kerang, siput, udang, kupu-kupu, belalang, lipan,
bintang laut, ikan, kura-kura, ular, katak, kerbau, harimau, badak, dan burung.
B. Konsep Dasar Pengelompokan Makhluk Hidup
Prinsip yang masih digunakan dalam pengelompokkan makhluk hidup yang ada di bumi
adalah konsep adanya kesamaan ciri-ciri dan tingkat takson. Para ahli sistematik Menyusun
tingkatan (hierarki) takson sebagai berikut: Kingdom, Filum (untuk hewan) & Divisi (untuk
binatang), Kelas, Ordo, Familia, Genus, Species. Semakin banyak tingkatan takson, maka
akan semakin banyak tingkat kesamaannya. Dalam mengelompokkan makhluk hidup,
umumnya diterapkan sistem klasifikasi tertentu, seperti sistem klasifikasi berikut:
a. Sistem alami, takson terbentuk dari anggota yang sewajarnya diklasifikasikan dalam
satu kelompok secara alami berdasarkan morfologi. Contoh: Kelompok hewan
berkaki empat, kelompok tanaman berjarum, dll.
b. Sistem artifisial, pengelompokkan berdasarkan tujuan praktis. Contoh: Kelompok
tanaman obat, kelompok tanaman pangan, kelompok hewan terbang, merayap, dll.
c. Sistem filogenetik, pengelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan dan
urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah evolusi. Contoh: Kelelawar,
burung, kuda dan manusia adalah sekerabat karena memiliki organ homolog yaitu
sayap, kaki depan dan tangan.

Salah satu cara klasifikasi yang pertama dilakukan ahli ialah menempatkan semua hewan
yang hidup di habitat sama dalam satu kelompok. Misalnya ikan, paus, burung penguindan
kura-kura diklasifikasikan sebagai makhluk yang berenang. Klasifikasi seperti ini didasarkan
pada prinsip kelompok makhluk hidup yang memilik organ analog (mempunyai asal usul
berbeda tetapi memiliki fungsi sama). Kesamaan diatas dianggap oleh para ahli terlalu
dangkal sebagai pengelompokkan makhluk hidup. Kenyataan bahwa kelelawar mempunyai
rambut halus dan menyusui, burung mempunyai bulu dan bertelur, sedangkan kupu-kupu
tidak memiliki kerangka dalam memberi kesan bahwa organisme tersebut berbeda dalam hal
yang lebih penting daripada kemiripan organ yang berfungsi untuk terbang. Pengklasifikasian
tersebut berdasarkan pada prinsip homologi. Perhatiakn gambar berikut!
Berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimilikinya, organisme dikelompokkan dalam takson
tertentu dan memiliki banyak kesamaan seperti berikut:

TUMBUHAN HEWAN

Bhs. Latin Bhs. Indonesia Kata Akhiran Bhs. Latin Bhs. Indonesia Kata Akhiran
Kingdom Dunia ae (plantae) Kingdo Dunia Ia (animalia)
Divisio Divisi phyta m
A.
Classis Kelas ae/inae Phylum Filum Menunjuk ciri
Ordo Bangsa ales umum
Familia Suku aceae Classis Kelas Menunjuk ciri
Genus Marga Tanpa khusus
akhiran Ordo Bangsa Menunjuk ciri
Species Jenis Ditulis 2 kata ordo
Familia Suku Idae
Genus Marga Tanpa akhiran
Tata Nama Pada Klasifikasi Makhluk
Species jenis Ditulis 2 kata
Hidup
Disetiap daerah atau negara mempunyai nama sendiri untuk jenis hewan atau tumbuhan.
Misalnya di indonesia bias akita sebut burung gereja namun di negara lain seperti
belanda menyebutnya much, di inggris disebut house sparrow, dan sebagainya.
Disepakati bahwa untuk setiap jenis organisme harus diberi nama yang berlaku umum
secara internasional yaitu dengan pemberian nama ilmiah (scientific name) yang
merupakan nama latin atau nama dalam bahasa latin atau nama yang di latinkan. Carolus
Linneaus (1707-1778) memperkenalkan cara baru dalam mendeskripsikan dan memberi
nama hewan atau tumbuhan tersebut dalam bahasa latin yang dikenal dengan sistem
binomial nomenklatur. Tiap organisme memiliki nama yang terdiri dua kata. Kata yang
pertama adalah nama genus dan kata kedua adalah petunjuk spesies.
1. Penulisan Nama Jenis (Spesies)
- Binomal (dua kata, kata depan adalah nama marga (genus) dan kata kedua
sebagai petunjuk jenis (ephitheton specificum)
- Tidak boleh merupakan tautonim (terdiri atas dua kata yang sama) atau hampir
sama, terutama untuk tumbuhan.
- Kata depan, huruf pertama ditulis dengan huruf besar (kapital) dan kata kedua
ditulis dengan huruf kecil.
- harus ditulis miring atau digarisbawahi, garis untuk kata pertama dan kedua
terpisah.
2. Penulisan Nama Marga
- Satu kata
- Huruf pertama ditulis dengan huruf besar.
Marga: mencangkup semua jenis yang menunjukkan persamaan alat reproduksi.
3. Penulisan Nama Suku
- Satu kata berbentuk jamak
- Dibentuk salah satu marga yang dibawahinya ditambah aceae (untuk tumbuhan).
Contoh: Solanaceae dari Solanum + aceae.
Kemudian untuk hewan : nama marga + idae
Contoh: Felidae dari Felis + idae.

Anda mungkin juga menyukai