Anda di halaman 1dari 19

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Klasifikasi
sudah dilakukan sejak dahulu kala namun masih sangat sederhana dan pada masa kini, semua ahli
biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokan tumbuhan ataupun hewan
yang memiliki persamaan struktur. Hal tersebut pertama kali diusulkan oleh John Ray (1627-1708)
dari Inggris. Ide tersebut disempurnakan oleh Carl von Linne/CarolusLinnaeus (1707-1778) ahli
botani dari Swedia.
Sistem klasifikasi yang pertama kali dikenal adalah sistem klasifikasi yang dibuat oleh Aristoteles
(384-322 SM) abad ke 4 SM, mengklasifikasikan hewan berdasarkan cara reproduksi dan ada
tidaknya sel darah merah. Theophrastus (murid Aristoteles) mengklasifikasi tumbuhan
berdasarkan kegunaan dan cara-cara penamaannya.
Sistem klasifikasi Linnaeus yang digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan
fleksibel sehingga suatu organisme tetap dapat dimasukan dalam sistem klasifikasi tersebut dengan
mudah. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin. Klasifikasi dapat dipelajari dalam cabang
biologi yang dinamakan Taksonomi.

B. Tujuan Klasifikasi makhluk Hidup


Klasifikasi memiliki peran yang sangat penting bagi biologi karena terlalu banyak perbedaan jenis
makhluk hidup untuk dipisah-pisahkan dan dibandingkan. Cabang biologi yang khusus mengkaji
tentang klasifikasi adalah taksonomi. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup, antara lain:
1. Menyederhanakan objek studi agar mudah diperlajari
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
3. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk
hidup dari jenis lain
4. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup
5. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.
Manfaat klasifikasi adalah :
a. Pengklasifikasian makhluk hidup menjadi kelompok-kelompok akan memudahkan dalam
mempelajari makhluk hidup yang beraneka ragam
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya.
C. Dasar-Dasar Klasifikasi
Dasar klasifikasi yang digunakan para ahli taksonomi adalah persamaan dan perbedaan ciri
morfologi, fisiologi dan anatomi. Kelompok MH yang anggotanya hanya menunjukkan sedikit
persamaan ciri dan sifat, jumlah anggotanya lebih besar dibandingkan kelompok MH yang
anggotanya mempunyai lebih banyak persamaan ciri dan sifat. Misalnya, hewan yang hidup di darat
(satu ciri) akan lebih banyak anggotanya dibandingkan dengan hewan yang hidup di darat dan
berkaki empat (dua ciri), dan seterusnya.
Tingkatan Takson Dalam Sistem Klasifikasi
1. Kingdom (Dunia) merupakan tingkatan takson tertinggi untuk makhluk hidup
2. Filum (hewan) atau divisi (tumbuhan) terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu atau
dua persamaan ciri. Misalnya, Filum Arthropoda memiliki kutikula yang keras dan kaki yang
berbuku-buku. Nama Divisi memiliki akhiran yang khas yaitu Phyta dan Mycota. Contoh:
Spermatophyta (tumbuhan biji) dan Basidiomycota (jamur berbasidium).
3. Classis (Kelas). Contoh: Divisi Spermatophyta yang memiliki dua kelas yaitu Monocotyledoneae
(keping biji satu) dan Dicotyledoneae (keping biji dua). Contoh hewan: kalas Mammalia, kelas
Aves, dan Reptilia.
4. Ordo (Bangsa). Pada tumbuhan nama ordo diberi akhiran –ales, contoh: beberapa ordo dari
Dicotyledoneae yaitu Malvales (bangsa kapas-kapasan). Rosales (mawar-mawaran) dan
Graminales/Poales (rumput-rumputan).
5. Familia (Suku) adalah suatu kelompok organisme yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Suku merupakan tingkatan takson yang meliputi sejumlah marga dengan jenis-
jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.
Ciri family untuk tumbuhan diberi akhiran –aceae, contoh: Malvaceae (keluarga kapas) dan
Solanaceae (kentang). Hewan diberi akhiran –idea, contoh: Felidae (kucing), Canidae (anjing)
dan Bovidae (banteng).
6. Genus (Marga) adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu
kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital dan seluruh huruf dalam kata tersebut dicetak
dengan huruf miring (italic) atau dibedakan dengan huruf-huruf lainnya, misalnya diberi garis
bawah. Contoh: Solanum (marga terung dan kentang), Ainona (sirsak dan srikaya) dan Felis
(kucing dan macan). Marga merupakan tingkatan takson yang mempunyai persamaan dalam
struktur alat reproduksinya.
7. Spesies/jenis merupakan tingkatan takson yang paling rendah yang menjadi unit dasar
klasifikasi. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar
sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Jenis (spesies) merupakan
tingkatan takson yang memiliki sifat-sifat yang sama baik morfologi, fisiologi maupun
anatominya, serta memiliki jumlah kromosom yang sama dan umumnya hidup di dalam habitat
yang sama.
D. Sistem Tatanama Ganda (Binomial Nomenklatur)
Tumbuhan dan hewan masing-masing mempunyai nama ilmiah yang bersifat universal dan berlaku
di seluruh dunia. Bertujuan agar tumbuhan dan hewan yang dimaksud sudah jelas dan tidak akan
memunculkan kesalahpahaman.
Aturan pemberian nama suatu makhluk hidup adalah
1. Nama suatu spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata
kedua merupakan penunjuk jenis (Epitheton spesificum).
2. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital sedangkan huruf pertama penunjuk
jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3. Nama spesies menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan, misalnya: Babyrousababyrussa
(babirusa).
4. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya.
Contoh:
 Marmot (Cavia cobaya) atau (Cavia cobaya)
1 2
 Mangga (Mangifera indica) atau (Mangifera indica)
1 2
keterangan: 1 (nama genus), 2 (penunjuk jenis) dan 1+2 (nama spesies)
5. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus
digabungkan atau diberi tanda penghubung, misalnya kembang sepatu ditulis Hibiscus
rosassinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies melainkan
nama subspesies (anak jenis) yaitu nama takson di bawah tingkat spesies. Contoh: kucing rumah
yang jinak (Felis maniculata domestica).
7. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama spesies tersebut, misalnya: jagung
(Zea mays L.).
E. Proses Klasifikasi
1. Pencandraan (identifikasi) makhluk hidup
Kunci identifikasi/kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Salah
satu kunci identifikasi adalah kunci analisis menggunakan ciri taksonomi yang saling
berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut disebut kuplet yang terdiri atas dua bait
pernyataan atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan sehingga
disebut kunci dikotomis. Jika salah satu ciri ada yang cocok dengan ciri makhluk hidup yang
diidentifikasi, ciri atau alternatif lainnya gugur.

2. Pengelompokan makhluk hidup didasarkan pada ciri yang diamati


Takson merupakan kelompok atau unit yang terbentuk sebagai hasil klasifikasi makhluk hidup.
Menurut kesepakatan internasional, ada 7 tingkat takson yang disusun dari tingkat tinggi
hingga tingkat rendah. Makin rendah tingkat takson, makin sedikit anggota takson tersebut,
tetapi makin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki anggotanya. Demikian pula sebaliknya.
Contoh: Kerbau, sapi, belalang, capung, siput, ular, buaya, kucing, harimau, udang dan kelinci.
Hewan-hewan tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan
kelompok B

a. Kelompok A. terdiri atas hewan-hewan bertulang belakang (Vertebrata), antara lain: kerbau,
ular, buaya, kucing, harimau dan kelinci
 kelompok A1. terdiri atas hewan-hewan menyusui (Mammalia) yaitu kerbau, kucing,
harimau dan kelinci
kelompok A1.1. terdiri atas hewan herbivora (pemakan tumbuhan) yaitu kerbau dan
kelinci
kelompok A1.1.1. terdiri atas hewan bertanduk yaitu kerbau
kelompok A1.1.2. terdiri atas hewan tak bertanduk yaitu kelici
kelompok A1.2. terdiri atas hewan karnivora (pemakan daging) yaitu harimau dan
kucing
kelompok A1.2.1. terdiri atas hewan buas yaitu harimau
kelompok A1.2.2. terdiri atas hewan peliharaan yaitu kucing
 kelompok A2. terdiri atas hewan-hewan melata yaitu ular dan buaya
kelompok A2.1. terdiri atas hewan melata yang berkaki yaitu buaya
kelompok A2.2. terdiri atas hewan melata dengan perut (tak berkaki) yaitu ular
b. Kelompok B. terdiri atas hewan-hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) yaitu belalang,
capung, siput dan udang
 kelompok B1. terdiri atas hewan-hewan bersayap yaitu belalang, capung
kelompok B1.1. terdiri atas hewan yang hidup di tempat berair yaitu capung
kelompok B1.2. terdiri atas hewan yang hidup di padang rumput yaitu belalang
 kelompok B2. terdiri atas hewan-hewan tak bersayap yaitu siput dan udang
kelompok B2.1. terdiri atas hewan berkaki perut, berumah yaitu siput
kelompok B2.2. terdiri atas hewan berkaki yaitu udang

3. Pemberian nama takson


Kelompok makhluk hidup yang telah terbentuk pada tahap pengelompokkan harus diberi
nama, yang berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup dan untuk membedakan satu kelompok makhluk hidup dengan kelompok
makhluk hidup yang lainnya serta untuk menunjukkan tingkatan takson.

Contoh:
a. Kelompok A yang terdiri atas hewan-hewan bertulang belakang yaitu kerbau, sapi, ular,
buaya, kucing, harimau dan kelinci diberi nama Vertebrata
 kelompok A1 diberi nama Mammalia karena semua anggotanya mempunyai kelenjar
susu (glandula mammae) untuk menyusui anaknya.
kelompok A1.1 diberi nama hewan herbivora (herba = tumbuhan, vor = memakan)
kelompok A1.2. diberi nama hewan karnivora (carn = daging, vor = memakan)
 Kelompok A2 diberi nama Reptilia karena cara jalannya merayap atau melata
b. Kelompok B diberi nama hewan Invertebrata karena tidak bertulang belakang
kelompok B1 diberi nama Insekta
kelompok B2.1 diberi nama Gastropoda (gaster = perut, podos = kaki)
kelompok B2.2 diberi nama Crustaceae (Crusta = cangkang/kulit keras)
F. Macam-Macam Sistem Klasifikasi
1. Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri yang mudah diamati
yang ada pada makhluk hidup. Disusun sesuai kehendak manusia, misalnya: klasifikasi
tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup) dan habitus (perawakan) berupa
pohon, perdu, semak, terna dan memanjat.
Tokoh sistem artifisial, antara lain: Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua
kelompok yaitu tumbuhan (Plantae) dan hewan (Animalia); membagi tumbuhan menjadi
kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Carolus Linnaeus, mengelompokkan
tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
2. Sistem Alami
Sistem klasifikasi alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Babtiste de Lamarck. Sistem ini
menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami, artinya anggota-anggota
yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki
oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar
tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki,
hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik dan berambut. Pada tumbuhan, ada
kelompok tumbuhan berkeping biji satu dan berkeping biji dua.
3. Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenik muncul setelah teori evolusi dan sistem ini pertama kali
dikemukakan oleh Charles Darwin (1859) yang mengatakan ada hubungan antara klasifikasi
dan evolusi.
Sistem ini disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar,
faal, tingkah laku yang dapat diamati dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan
evolusioner sejak nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Contoh pengelompokkan
hewan menjadi kelompok hewan ikan, reptil, amfibi, unggas dan mammalia. Sistem ini disusun
berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dan lainnya dan juga
menjelaskan mengapa semua makhluk hidup memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi
berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya.
Perkembangan sistem klasifikasi filogenik adalah sbb :
a. Sistem dua kingdom (Carollus Linaeus-1735) : kingdom Vegetabilia dan Animalia.
b. Sistem tiga kingdom (Haeckel -1866) : Kingdom Protista, Plantae, Animalia
c. Sistem empat kingdom (Herbert Copeland-1956) : Monera, Protista, Plantae, Animalia
d. Sistem lima kingdom (Robert Whittaker-1969): Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia.
Tahun 1937 Chatton mengusulkan pembagian MH menjadi dua kelompok utama yaitu
Prokaryota dan Eukaryota (ada tidaknya membrane inti sel).
e. Sistem enam kingdom (Carl Woese-1977) : Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi,
Plantae, Animalia. Tahun 1990, Woese dkk mengusulkan menjadi tiga domain : Bacteria
(Eubacteria), Archaea (Archaebacteria), dan Eukarya (Protista, Fungi, Plantae, Animalia)
Tabel. Sistem klasifikasi manusia, padi, kacang tanah dan anjing rumah
Dunia Dunia Nama Manusia Padi Kacang Anjing
tumbuhan hewan Indonesia tanah rumah
Domain Domain Domain Eukariota Eukariota Eukariota Eukariota
Regnum Kingdom Dunia/ Animalia Plantae Plantae Animalia
kerajaan
Divisio Filum Divisio/ Chordata Spermatoph Spermatoph Chordata
filum yta yta
Sub- Sub-filum Subdivisio/ Vertebrata Angiosperm Angiosperm Vertebrata
division subfilum ae ae
Classis Classis Kelas Mammalia Monocotyled Mammalia Monocotyled
oneae oneae
Ordo Ordo Bangsa Primata Garamina- Legumina- Carnivora
les/ les
Poales
Familli Familli Suku Homonidae Graminae/ Papilionacea Canidae
Poaceae e
Spesies Spesies Jenis/ Homo Oryza sativa Arachis Canis
Sepsis sapiens hypogaea familiaris
G. Identifikasi Makhluk Hidup
Untuk mempermudah identifikasi pada suatu makhluk hidup, maka para ahli Menyusun suatu kunci
yang disebut kunci determinasi : keterangan-keterangan yang disusun untuk menentukan
kelompok-kelompok suatu MH berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Kunci determinasi yang
sederhana dan sering dipakai adalah sistem dikotom yang ditulis dalam dua kelompok berdasarkan
ciri-ciri yang berlawanan dari MH yang diamti sehingga membentuk identifikasi MH yang tersusun
secara berpasangan.
Cara menggunakan kunci determinasi adalah sbb:
a. Baca dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu mulai dari 1.a.
b. Cocokkan ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi dengan ciri-ciri yang ada pada
tumbuhan atau hewan yang sedang diamati.
c. Apabila ciri-ciri yang terdapat dalam kunci determinasi sesuai dengan ciri-ciri tumbuhan atau
hewan yang diamati, catat nomornya dan lanjutkan membaca kunci pada nomor yang sesuai
dengan nomor yang ditulis di belakang setiap pernyataan pada kunci determinasi.
d. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri-ciri pada tumbuhan atau hewan yang diamati,
beralih pada pernyataan di bawahnya. Misalnya pernyataan 1.a tidak cocok/tidak sesuai, maka
beralihlah ke pernyataan 1.b.
e. Identifikasi dengan cara determinasi akan berakhir pada pernyataan yang dibelakangnya
menunjukkan nama tumbuhan atau hewan (kelas, ordo, famili).

Dalam menggunakan kunci determinasi, setiap spesies yang akan diidentifikasi dihadapkan pada dua ciri-
ciri morfologi yang salah satunya paling sesuai dengan spesies tersebut. Apabila sudah diperoleh ciri-ciri
yang sesuai dengan ciri tersebut, maka menuju ke ciri-ciri berikutnya, sesuai dengan angka yang
tercantum di belakang ciri-ciri tersebut. Demikian seterusnya, sampai diperoleh nama spesies tersebut.
Vertebrata

Berambut/berbulu tidak berambut/berbulu

berambut (Mammalia) berbulu (Aves) bersisik berkulit tipis (Amphibi)

berlubang hidung (Reptilia) berinsang (Pisces)

Contoh kelompok vertebrata: buaya, ikan, pinguin, tikus, ayam, katak, manusia dan anjing laut.
Kunci determinasi:
1. a. Vertebrata yang memiliki rambut/bulu …………………….. ke nomor 2
b. Vertebrata yang tidak memiliki rambut/bulu ……………. ke nomor 3
2. a. Rambut/kumis tumbuh di wajah atau tubuh ……………... Mammalia
b. Bulu menutupi hampir seluruh tubuh ………………………. Aves
3. a. Tubuh ditutupi sisik ………………………………………………... ke nomor 4
b. Tubuh tidak bersisik, kulit basah dan tipis ………………. Amphibi
4. a. Bernapas dengan paru-paru ……………………………………. Reptilia
b. Bernapas dengan insang, bertelur di air …………………… Pisces

1. Buatlah kunci determinasi dengan menggunakan tanaman pada tabel di bawah ini!
Ciri-ciri Padi Papaya Asam Jati
Habitus Herba/batang Pohon pohon Pohon
basah
Akar Serabut Serabut Tunggang Tunggang
Bentuk daun pita Menjari Lonjong Oval
Susunan daun Berhadapan Berseling Berseling Berseling
1. a. Habitus pohon ………………………. ke nomor 2
b. Habitus herba ……………………….. padi
2. a. Akar tunggang ………………………. ke nomor 3
b. Akar serabut …………………………. pepaya
3. a. Bentuk daun oval ………………… jati
b. Bentuk daun lonjong …………… asam
2. a. Kucing, harimau, singa ayam, bebek, itik, burung
 berkaki 4 * berkaki 2, bersayap
 penutup tubuh berupa rambut * penutup tubuh berupa bulu
 beranak * bertelur
 karnivora * herbivora
 Mammalia * Aves

b. Gajah, sapi, rusa angsa, ayam ular, buaya, komodo, kadal


 beranak/Mammalia * bertelur * bertelur
 tubuh ditutupi rambut * tubuh ditutupi bulu * tubuh ditutupi kulit bersisik
 berkaki 4 * berkaki 2/bersayap * berkaki 4/tak berkaki

c. pepaya, kelapa, pisang jati, mahoni, mangga


 akar serabut * akar tunggang
 kambium teratur * kambium menyebar
 batang tak bercabang * batang bercabang
 tulang daun menjari/sejajar * tulang daun melengkung
 biji keping 1 * biji keping 2

3. Buatlah pengelompokkan tanaman dengan mengunakan tumbuhan berikut: padi, jagung, kacang hijau,
bawang merah, kacang panjang, Ainona, kunyit, asam, lengkuas.
A. Tanaman monokotil
padi, jagung, bawang merah, kunyit , lengkuas
A1. tanaman berakar serabut
padi, jagung, bawang merah
A1.1. tanaman batang berongga = padi
A1.2. tanaman batang gabus = jagung
A1.3. tanaman berumbi lapis = bawang merah

A2. tanaman berakar rimpang


kunyit, lengkuas
A2.1. rimpang berwarna kuning = kunyit
A2.2. rimpang berwarna kuning pupus = lengkuas

B. Tanaman dikotil
kacang hijau, kacang panjang, ainona, asam
B1. tanaman berumur panjang
ainona, asam
B1.1. bentuk buah buni ganda = ainona
B1.2. bentuk buah polong = asam
B2. tanaman berumur pendek
kacang hijau, kacang panjang
B2.1. buah polong pendek = kacang hijau
B2.2. buah polong panjang = kacang panjang
B. Klasifikasi Sistem Lima Kingdom
Sistem klasifikasi lima kingdom (R. H. Whittaker) didasarkan pada tipe sel (prokariota atau
eukariota), uniseluler atau multiseluler, dan tipe nutrisi.

1. Kingdom Monera
Kata monera berasal dari bahasa Yunani, yakni moneres yang memiliki arti tunggal. Hal tersebut sesuai
dengan jumlah sel anggota Monera, yakni bersel tunggal. Struktur sel Monera masih sederhana. Inti
selnya belum memiliki membran inti (karioteka) sehingga Monera digolongkan sebagai prokariot.
Anggota kingdom Monera kita kenal sebagai bakteri. Anggota kingdom ini menempati berbagai habitat
bahkan habitat ekstrim yang tidak dapat dihuni makhluk hidup lain. Cabang Biologi mengenai bakteri
disebut Bakteriologi.
a. Eubacteria (bakteri)
Ciri-ciri bakteri (Bahasa Yunani=Bacterion: batang kecil)
- Uniseluler, prokariota, bersifat heterotrof, dinding sel tersusun atas peptidoglikan atau murein.
- Ukurannya sangat kecil, panjang berkisar antara 2-10 mikrometer (1 mikrometer = 1/1000 mm)
dengan diameter sekitar 0,5-1 mm. Beberapa jenis bakteri memiliki panjang lebih dari 100
dengan diameter 0,2 mm.
- Hidupnya ada yang soliter, koloni serta ada yang bersimbiosis, parasit dan saprofitik;
penyebarannya di alam paling luas seperti di dalam tanah, di udara, di air tawar, di air laut yang
paling dalam, bahkan di tempat-tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya di
kawah gunung berapi, di sumber air panas dan di kawah belerang; di sekitar kita, misalnya kulit
kita, rambut, mulut, di usus.
- berkembangbiak secara vegetatif dengan pembelahan binner dan generatif dengan konjugasi.
1. Bentuk Sel Bakteri
a. Kokus (Bola)
1) Monococcus (Tunggal). Contoh: Monococcus gonorrohoe (kencing nanah)
2) Diplococcus (bola berkelompok dua-dua). Contoh: Diplococcus pneumoniae (radang paru-
paru)
3) Tetracoccus (bols-bola berkelompok empat-empat). Contoh: Micrococcus tetragenus
(dahak penderita TBC)
4) Streptococcus (bentuk rantai). Contoh: Streptococcus thermophilus (pembuatan yoghurt)
5) Shapilococcus (berkoloni menyerupai buah anggur). Contoh: Stapilococcus aureus (radang
paru-paru)
6) Sarcina (bentuk kubus). Contoh: Sarcina lutea yang terdapat di dalam debu
b. Basil (batang)
1) Monobasil (batang Tunggal). Contoh: Eschericia colli (usus) dan Salmonella typhosa
(tipus)
2) Diplobasil (batang berkelopok dua dua). Contoh: Azotobacter (pengikat nitrogen)
3) Streptobasil (basil berbentuk rantai). Contoh: Bacillus anthracis (penyakit antraks)
c. Koma
1) Koma. Contoh: Vibrio cholerae (penyakit kolera)
2) Spirilium (spiral dengan ciri khusus selnya kaku). Contoh: Genus Spirilum dan Treponema
3) Spirokheta (spiral, bersifat halus dan lentur). Contoh: Spirochaeta palida (penyakit spilis /
raja singa).
Pengelompokkan bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel pada permukaan selnya
Flagelum (jamak: flagela) berfungsi untuk membantu pergerakan bakteri. Berdasarkan jumlah
dan letak flagelumnya dibedakan menjadi 4 macam:
1) Atrik tidak berflagelum
2) Monotrik: Hanya 1 flagelum pada salah satu ujung sel bakteri. Contoh: Pseudomonas
auruginosa.
3) Lofotrik: Memiliki 2 atau lebih flagela pada salah satu ujung bakteri. Contoh: Pseudomonas
fluorescent
4) Amfitrik: Memiliki 2 atau lebih flagela di kedua ujung sel bakteri. Contoh : Spirillum serpens
5) Peritrik: Memiliki flagela di seluruh permukaan sel bakteri. Contoh : Selmonella typhi
b. Algae Biru (Chyanophyta)
Alga atau Ganggang Hijau Biru (Cynobacteria) merupakan kelompok dari Eubacteria (bakteri).
Anggota Cyanobacteria tersebar dalam berbagai tempat misalnya di perairan, tanah, batu-batuan serta
bongkahan batu. Pada umumnya Alga Hijau Biru melimpah di perairan yang mempunyai pH Netral
atau perairan yang mempunyai sedikit sifat basa. Sangat jarang dijumpai di perairan dengan pH
kurang dari 4-5. Alga biru disebut sebagai vegetasi pioneer (perintis).
Ciri-ciri Alga Biru
1. Ukuran tubuh Cyanobacteria berkisar 1 mm – 60 mm
2. Memiliki dinding sel yang mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis.
3. Bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri dari zat anorganik) karena mempunyai klorofil.
4. Memiliki pigmen klorofil (berwarna hijau), karotenoid (berwarna oranye), dan fikobilin yang
terdiri dari fikosianin (berwarna biru) dan fikoeritin (berwarna merah).
5. Dapat ditemukan di tanah yang lembab atau air bersih
6. Memiliki struktur sel prokariotik
7. Berbentuk uniseluler, koloni (gabungan beberapa sel), atau filamen (benang).

Pengelompokan Alga Biru


1. Alga biru uniseluler
· Chroococcus -> hidup di air/kolam yang tenang
· Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain
2. Alga biru uniseluler berkoloni
· Polycistis
· Spirulina -> dapat diolah menjadi makanan kesehatan (food suplement)
3. Alga biru berbentuk benang
· Oscillatoria
· Nostoc commune
4. Anabaena azollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla pinnata dan Cycas rumphii.
Simbiosis Anabaena azollae dnegan Azolla pinnata sebagai alternatif pupuk Urea, karena simbiosis
ini dapat meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan.

Peranan Alga Biru


Manfaat ganggang hijau-biru Dalam kehidupan sehari-hari, ganggang hijau-biru kerap dimanfaatkan
untuk banyak hal, di antaranya adalah:
1. Nostoc Sawah yang terendam selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh dengan subur
dan memfiksai N2 dari udara. Dengan demikian, Nostoc dapat membantu penyediaan nitrogen
yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
2. Anabaena azollae Anabaena azollae dapat memfiksasi N2 di udara dan mengubahnya menjadi NH3
yang bermanfaat bagi tanaman.
3. Spirullina Ganggang hijau-biru ini memiliki protein tinggi yang dikenal sebagai protein sel tunggal
(PST) sehingga ia dapat dijadikan sebagai sumber makanan.
4. Agar-agar sebagai bahan makanan, kosmetik, dan farmasi dari anggota Rhodophyta, yaitu
Eucheuma, Gracillaria, Gelidium.
5. Asam alginat sebagai bahan es krim, cat, kosmetik, dan tekstil. Bahan ini diekstraksi dari anggota
Phaeophyta, yaitu Laminaria.
6. Yang hidup dilapisan topsoil tanah dapat mengurangi erosi dengan cara mengikat partikel-partikel
tanah; sebagai pioneer (vegetasi perintis) pada tanah tandus, juga mampu mengubah nitrogen
bebas menjadi bentuk organik, seperti nutrit (N02), nitrat (N03) atau aminia (NH3).
7. Ganggang merupakan plankton, sebagai makanan ikan.
Yang merugikan manusia / hewan yaitu menyebabkan bau tanah dan warna pada air tawar,
termasuk air minum karena menghasilkan senyawa geosmins. Microsystis, Anabaena dan
Oscillatoria, apabila populasinya meledak akan menghasilkan racun yang dapat meracuni hewan
dan manusia yang meminum air tersebut.

2. Kingdom Protista

a. Ganggang/Alga (Protista mirip tumbuhan)


Ciri-ciri :
Bersifat autotroph melalui proses fotosintesis; Umumnya hidup di air dan di tempat-tempat yang
lembab serta beberapa jenis ada yang bersimbiosis; Tidak mempunyai akar, batang, daun, dan
jaringan pembuluh angkut; Bentuknya bervariasi, ada yang bersel satu, berbentuk filamen (benang),
berbentuk lembaran, dan ada juga yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi; Reproduksinya melalui
2 cara yaitu seksual terjadi melalui isogami dan oogami, dan aseksual terjadi melalui pembelahan sel,
fragmentasi, dan pembentukan zoospora.

Berdasarkan dominansi pigmennya, dibedakan menjadi :


Jenis Alga Cokelat Alga Merah Alga Alga Hijau Diatom
Faktor (Phaeophyta) (Rhodophyta) Keemasan (Chlorophyta) (Bacillariophyta)
Pembeda (Chrysophyta)
Pigmen Fukosantin Fikoeritrin Xantofil Klorofil Diatoksantin
dominan
Bentuk Benang atau Benang atau Benang atau Benang, Talus, terdiri
seperti seperti seperti lembaran atau atas epiteka dan
tumbuhan tumbuhan telapak tangan bola hipoteka
tingkat tinggi tingkat tinggi
Habitat Air tawar, air Air tawar dan Air tawar dan Air tawar Air tawar dan air
laut, dan pantai air laut air laut (90%) dan air laut
laut (10%)
Dinding sel Selulosa dan Manan dan Kersik/silika Selulosa Kersik/silika
asam alginat xilan
Reproduksi Zoospora Spora haploid Zoospora Zoospora Pemebelahan
aseksual berflagel 2 dan berflagel hipoteka dan
fragmentasi banyak epiteka
Reproduksi Isogami/oogami Persatuan sel Persatuan sel Konjugasi Persatuan sel
seksual sperma dan sperma dan sperma dan
ovum ovum ovum
Peranan Fitoplankton, Bahan agar- Fitoplankton Fitoplankton Bahan isolasi,
menghasilkan agar dan sup dan bahan penyekat
asam alginat makanan dinamit, dan
untuk industri penggosok
makanan,
farmasi, dan
pupuk
Contoh Fucus, Eucheuma, Pinnularia, Chlorella, Desmidium,
Sargassum, Gracilaria, Navicula, Spirogyra, Bacteriastrum,
Turbinaria Gelidium Synura Ulva Actinastrum

b. Protozoa (Protista mirip hewan)


Protozoa (Yunani: hewan pertama); proto = pertama/mula-mula dan zoon= hewan. Protista dengan
ciri-ciri hewan yaitu mampu bergerak aktif (berpindah tempat) serta tidak memiliki dinding sel.
Ciri-ciri tubuh protozoa:
1. Hanya terdiri atas satu sel (uniseluler), dapat melakukan aktivitas sel seperti bergerak,
bereproduksi, transportasi zat dan regulasi oleh sel itu sendiri
2. Hidup secara heterotroph (tidak dapat membuat makanan sendiri)
3. Hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam; sebagian besar hidup bebas di laut atau
di air tawar; parasit di organisme lain; simbiosis
4. Reproduksi secara aseksual (pembelahan binner) dan seksual (konjugasi)
Berdasarkan alat gerak, protozoa dibedakan menjadi 4 dengan ciri-ciri berikut :
Jenis Protozoa Rhizopoda Ciliata Flagellata Sporozoa
Ciri-ciri
Alat gerak Kaki semu Rambut getar Buluh cambuk Tidak mempunyai
(pseupodia) (silia) (flagel) alat gerak
Habitat Air tawar, air Air laut, air tawar Hidup bebas, Parasit di dalam
laut, tempat yang dan saprofit parasite dan tubuh hewan
lembap, dan saprofit
parasite di tubuh
hewan
Contoh Amoeba Paraaecium Euglena viridis Plasmodium
Foraminifera Vorticella Volvox globator falciparum
Radiolaria Stentor Trypanosoma Plasmodium vivax
Plasmodium
malariae

c. Jamur (Protista mirip Jamur)


Ada 2 kehidupan Jamur Lendir yaitu fase makan yang bergerak dan fase reproduksi yang menetap.
Jamur Lendir dibagi menjadi 2 filum yaitu
1. Filum Myxomycota (Jamur Lendir)
Ciri-ciri : mempunyai fase somatic yang disebut plasmodium (massa protoplasma yang memanjang
dan mempunyai banyak inti). Pada fase aseksual bersifat seperti Amoeba dan pada fase seksual
bersifat seperti jamur. Habitat : ditemukan di sampah, kayu lapuk, atau serasah daun di hutan.
Myxomycota memakan bakteri, spora-spora jamur, dan bahan organik lainnya.
Contoh : Arcyria, Lycogala, dan Physarrium.
2. Filum Oomycota (Jamur Air)
Ciri-ciri :
Memiliki miselium yang tumbuh di atas materi organic, bersifat heterotroph, perkembangbiakan
aseksualnya dengan membentuk zoospora dan perkembangan seksualnya dengan membentuk
oospora.
Contoh: Saprolegnia, Pythium dan Phytophthora infestans.

3. Kingdom Fungi

Ciri-ciri kingdom Fungi :


Tidak berklorofil, struktur tubuhnya lebih kompleks dibandingkan dengan protista (tubuhnya terbentuk
dari benang-benang hifa, tersusun atas banyak sel), mempunyai membrane inti (eukariot) dan
mempunyai dinding sel dari kitin dan selulosa.
Ciri-ciri jamur
Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis; Bersifat heterotrof;
Mempunyai dinding sel dari zat kitin dan selulosa; Selnya bersifat eukariotik; Hidupnya ada yang bersifat
saprofit, parasite dan simbiotik; Tubuhnya ada yang uniseluler, ada juga yang multiseluler; Reproduksi
dengan cara aseksual dan seksual; Hidup di tempat-tempat basah (lembab) yang mengandung zat
organic, sedikit asam dan kurang sinar matahari.
Berdasarkan bentuk tubuh dan cara reproduksi seksualnya jamur dibedakan menjadi 6 dengan ciri-ciri
berikut :
Jenis Jamur Chytridiom Zygomycot Glomeromy Ascomycota Basidiomyc Deuteromyc
Ciri-ciri ycota a cota ota ota

Micelium Tidak Tidak Tidak Bersekat Bersekat Bersekat


(hifa) bersekat bersekat bersekat (septa) (septa) (septa)
(asepta) (asepta) (asepta)
Reproduksi Spora rehat Zigospora Spora Askospora Basidiospor Tidak
seksual (apresoria) a diketahui
Reproduksi Zoospore Sporangio Tidak Konidia Konidia Konidia
aseksual berflagel spora, ditemukan
tunggal kadang-
kadang
konidia
Habitat Air tawar, Air, tanah Tidak dapat Tanah, Tanah dan Tanah,
air laut, dan hewan hidup bebas tumbuhan tumbuhan tumbuhan
tanah, (bersimbios dan hewan dan hewan
tumbuhan is dengan
dan hewan tumbuhan)
Contoh Synchytriu Rhyzopus Glomus Aspergillus Volvariella Epidermoph
m oryzae mosseae wentii volvacea yton
Endibriotic
um

4. Kingdom Plantae

Ciri-ciri Tumbuhan : Memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis; Tubuhnya tersusun atas
banyak sel (multiseluler); Merupakan organisme eukariota; Tidak dapat berpindah tempat; Dapat
bereproduksi secara seksual.
a. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Ciri-ciri
Berkembangbiak dengan spora; Tidak memiliki jaringan pembuluh angkut; Fase gametofit lebih
dominan dari fase sporofit; Merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan
berkormus; Memiliki rizoid yang tampak seperti benang-benang, berfungsi sebagai akar untuk
melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral.
Contoh : Metzgeria hymalayensis, Marchantia polymorpha, lumut daun, Polytricum perineuminum dan
Anthoceros.
b. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Ciri-ciri :
Berkembangbiak dengan spora; Memiliki jaringan pembuluh angkut; Fase sporofit lebih dominan dari
fase gametofit; Merupakan tumbuhan berkormus karena sudah memiliki akar, batang dan daun yang
sebenarnya.
Contoh : Lycopodium sp. dan Azolla pinnata
c. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Ciri-ciri :
Mempunyai ciri khas, yaitu berupa organ biji. Biji digunakan sebagai alat perkembangbiakan;
Merupakan tumbuhan kormus sejati karena tubuhnya sudah dapat dibedakan antara bagian akar,
batang dan daun. Memiliki organ pelengkap berupa bunga, buah dan biji; Memiliki berkas pembuluh
angkut (xylem dan floem). Pembuluh angkut berupa pembuluh-pembuluh halus yang memanjang
melalui akar, melalui batang, dan menuju daun; Semua anggotanya berkembangbiak secara vegetatif
(aseksual) dan secara generatif (seksual)
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Memiliki ciri khusus berupa bakal biji yang tidak dilindungi oleh daun buah. Terjadi pembuahan
tunggal. Contoh : cemara, pinus, damar, pakis haji dan melinjo
2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Mempunyai ciri khusus berupa bakal biji yang dilindungi oleh daun buah. Terjadi pembuahan
ganda.
a. Tumbuhan biji berkeping satu (monokotil)
Ciri-ciri :
 Perakaran serabut, tulang daun sejajar, jaringan pengangkut tersebar, jumlah mahkota
bunga 3 atau kelipatannya, batang tidak bercabang.
 Contoh : padi, jagung, kelapa, salak, pisang
b. Tumbuhan biji berkeping dua (dikotil)
Ciri-ciri :
 Perakaran tunggang, tulang daun menjari/menyirip, jaringan pengangkut tersusun dalam
lingkaran, jumlah mahkota bunga kelipatan 2, 4 dan 5, batang bercabang.
 Contoh : pohon mangga, bunga dahlia, tanaman tomat.

5. Kingdom Animalia

Hewan merupakan MH yang tersusun atas banyak sel, selnya tidak mempunyai dinding sel, dan tidak
mempunyai kloroplas sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang
dibedakan menjadi :
a. Hewan Invertebrata
Kelompok hewan yang tidak bertulang belakang. Hidupnya ada yang soliter (menyendiri) atau
berkelompok (koloni), ada yang sesil/menetap atau menempel pada suatu substrat dan ada juga
yang bergerak.
1. Porifera
Ciri-ciri : tubuhnya berpori-pori mikroskopis; mengalami dua bentuk kehidupan yaitu hidup berenang
bebas (fase larva) dan hidup menetap (fase dewasa); bentuk tubuhnya bermacam-macam (seperti piala,
terompet, vas bunga dan tumbuhan); mempunyai mesoglea yang berupa gelatin. Di dalam mesoglea
terdapat sel ameboid (berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan sisa metabolism) dan sel skleroblas
(berfungsi untuk membentuk spikula); mempunyai 3 tipe saluran air yaitu ascon, sicon dan leucon.
Porifera dibedakan menjadi 3 kelas :
a. Calcarea; mempunyai spikula dari zat kapur dan tipe saluran airnya berupa sycon dan ascon. Contoh :
Scypha dan Grantia
b. Hexactinellida; mempunyai spikula dari zat kersik dan tipe saluran airnya berupa sycon atau ascon.
Contoh : Euplectella
c. Demospongiae; umumnya tidak memiliki rangka sehingga bertulang lunak, beberapa memiliki rangka
dari serabut-serabut spongin dengan spikula dari zat kersik, tipe saluran airnya berupa leucon. Contoh
: Spongila.

2. Ctenophora
Filum ini dikelompokan sebagai Coelenterata (hewan berongga). Ciri-ciri :
Tubuhnya lunak, tidak berwarna dan mampu menghasilkan cahaya; tubuhnya memiliki simetri radial dan
tersusun atas dua lapis (diploblastik); memiliki mulut dan dua lubang anus; semuanya hidup di laut;
umumnya tidak mempunyai nematosista sehingga untuk menangkap mangsanya menggunakan tentakel
yang sel-selnya dapat menghasilkan zat perekat. Contoh : Pleurobranchia, Mneopsis dan Beroe cucumis.

3. Cnidaria
Cnidaria dikelompokan sebagai Coelenterata (hewan berongga). Ciri-ciri :
Memiliki sel-sel knidosit/knidoblas yang mengandung organel-organel sengat; hanya mempunyai satu
lubang bukaan yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus; umumnya hidup di laut dan soliter,
beberapa hidup berkoloni; memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip dan medusa.
Cnidaria dibedakan menjadi 3 kelas :
a. Hydrozoa; umumnya memiliki siklus hidup yang mencakup tahap polip yang aseksual dan tahap
medusa yang seksual (Obelia), tetapi ada pula yang tetap berbentuk polip (Hydra).
b. Scyphozoa; tubuhnya seperti mangkuk transparan dan berukuran besar, umumnya mempunyai
tentakel dengan sel-sel penyengat, mengalami metagenesis. Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur)
c. Anthozoa; tubuhnya berbentuk seperti bunga, hidup sebagai polip, salah satu ujungnya berfungsi
sebagai mulut yang dikelilingi oleh tentakel yang berisi nematosista, sedangkan ujung lainnya
berbentuk lempeng untuk melekatkan diri pada substratnya.
Anthozoa dibagi menjadi 2 subkelas berdasarkan banyaknya sekat di dalam rongga yaitu
Hexacorallia (bersekat 6, contohnya mawar laut/Metridium sp.) dan Octocorallia (bersekat 8,
contohnya akar bahar/Euplexaura sp.).

4. Platyhelminthes (cacing pipih)


Ciri-ciri : Tubuhnya memanjang pipih dorsoventral tanpa segmentasi (ruas-ruas), tersusun atas 3 lapis
tubuh (tripoblastik); ada yang hidup bebas di perairan, ada yang bersifat parasit; pencernaanya berupa
rongga gastrovaskuler; ekskresi dengan sel api; sistem sarafnya berupa tangga tali; reproduksinya secara
generative dan fegetativ.
Platyhelminthes dibagi menjadi 4 kelas :
a. Turbellaria (cacing berabut getar) contohnya Planaria sp. mempunyai tubuh yang panjangnya
sekitar5-25 mm, bergerak dengan menggunakan silia, bersifat karnivor, dan umumnya menempel di
batuan atau di daun yang tergenang di air.
b. Trematoda (cacing isap); contohnya cacing hati (Fasciola hepatica). Cacing ini semuanya bersifat
parasite pada hewan dan manusia, permukaan tubuhnya tidak bersilia, dan memiliki alat isap yang
dilengkapi gigi kitin.
c. Cestoda (cacing pita); contohnya Taenia solium, Taenia saginata dan Dibothriocephalus latus. Cacing
ini tubuhnya pipih seperti pita dan terdiri atas rangkaian segmen yang masing-masing disebut
proglottid, tidak mempunyai saluran pencernaan, dan bersifat endoparasite di dalam saluran
pencernaan vertebrata.
d. Monogenesis; contohnya Neobenedenia. Umumnya bersifat parasite, tidak memiliki rongga tubuh,
mempunyai sistem pencernaan sederhana (lubang mulut, usus dan anus), dan dapat ditemukan di
kulit, sirip dan insang ikan.
5. Nematoda (Cacing gilig)
Ciri-ciri : tubuhnya berbentuk gilig panjang dengan simetri bilateral, tidak memiliki silia tidak bersegmen,
dan di lapisi oleh kutikula transparan; hidup bebas, dijumpai di darat, air tawar, dan air laut, beberapa
ada yang parasite pada tumbuhan dan hewan; tidak memiliki sistem peredaran darah dan jantung.
Contoh : cacing gelang (Ascaris lumricoides), cacing tambang (Ancylostoma), cacing kremi (Enterobius
vermicularis/ Oxyuris vermicularis), cacing filaria (Wuchereria bancrofti), cacing otot (Trichinella spiralis)
dan Heterodera radicicola).

6. Annelida (cacing gelang)


Ciri-ciri : Tubuhnya simetris bilateral dan dilapisi oleh kutikula. Tubuhnya beruas-ruas (segmentasi)
disebut metameri; Umumnya hidup bebas di air tawar, air laut dan daratan, tetapi ada pula yang parasit;
Tubuhnya terdiri atas 3 lapis (tripoblastik) yaitu endoderm, mesoderm dan ektoderm.
Dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
a. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Ciri-ciri : Tubuhnya memiliki banyak rambut yang tumbuh pada parapodia, di setiap ruas tubuhnya
terdapat sepasang parapodia, semuanya hidup di laut, dapat dibedakan antara jantan dan betina,
sepanjang tubuhnya 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm.
Contoh : cacing Palolo (Eunice viridis) dan cacing Wawo (Lysidice)
b. Oligochaeta (cacing berambut sedikit)
Ciri-Ciri : tubuhnya memiliki sedikit rambut pada ruas tubuhnya, tidak memiliki parapodia, pada
Sebagian ruas tubuhnya (segmen ke 32-37) mengalami penebalan yang disebut klitelum untuk
perkembangbiakan seksual. Cacing ini dapat ditemukan di air tawar dan di darat.
Contoh : Cacing tanah (Lumricus terestris) dan Cacing air tawar (Tubifex sp.).
c. Hirudinea
Ciri-ciri : Tubuhnya tidak memiliki rambut dan parapodia, bentuknya pipih, kedua ujung tubuhnya
memiliki alat isap untuk menempel pada korban dan mengisap darahnya, dapat ditemukan di air tawar,
air laut, dan di darat.
Contoh : Lintah (Hirudo medicinalis), Pacet (Haemodipsa zeylanica).

7. Mollusca (hewan lunak)

Ciri-ciri Mollusca yaitu tubuhnya lunak, tidak beruas-ruas, tubuh ditutupi oleh cangkang sebagai
eksoskeleton yang terbuat dari kalsium karbonat, kecuali Cephalopoda tidak memiliki cangkang. Tubuh
simetri bilateral; Antara tubuh dan cangkang terdapat jaringan yang disebut mantel; Reproduksinya
secara seksual dengan fertilisasi internal; Umumnya hidup di laut.
Molusca dibagi menjadi 5 kelas :
1. Polyplacophora; Contohnya Chiton sp.
Ciri-ciri : tubuhnya berbentuk bulat telur, pipih dan simetri bilateral; tidak memiliki tentakel dan
mata; mulut tidak berkembang baik; permukaan dorsal tubuhnya tertutup mantel; kakinya pipih dan
umumnya memiliki lidah parut (radula).
2. Scaphopoda; Contohnya Dentalium vulgare
Ciri-ciri : umumnya cangkang berbentuk seperti kerucut atau tanduk dengan kedua ujungnya yang
berlubang; kaki terdapat di sekitar mulut, dan tubuhnya dititipi oleh mantel.
3. Gastropoda; Contohnya bekicot (Achantia fulica)
Ciri-ciri : Tubuh terbagi atas kepala, leher, kaki dan visceral (alat-alat dalam); kaki sebenarnya adalah
perut yang tersusun oleh otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang; pada umumnya
bersifat herbivora; dapat ditemukan di laut, air tawar, atau daratan yang lembap; bentuk cangkang
bervariasi (umumnya spiral asimetris); serta mantel terdapat di bagian dalam cangkang.
4. Cephalopoda (hewan yang berkaki di kepala); contohnya cumi-cumi, gurita dan Nautilus.
Ciri-ciri : tubuhnya berbentuk sekoci atau gelendong; kulit tubuhnya dapat berubah warna; memiliki
tentakel (lengan) yang dilengkapi dengan alat pengisap. Cephalopoda dibedakan menjadi 2 ordo yaitu
Tetrabranchiata dan Dibranchiata. Dibranchiata dibedakan lagi menjadi 2 subordo yaitu Decapoda dan
Octapoda.

5. Palecypoda; Contohnya kerrang atau tiram


Ciri-ciri : Tubuhnya diselubungi oleh cangkang (periostracum-prismatik-nakreas); umumnya hidup di
air tawar dan air laut; dan antara mantel dan tubuh terdapat rongga yang di dalammya berisi dua
pasang keping insang, viseral, dan kaki. Kelas ini yang bisa menghasilkan Mutiara.
8. Arthrophoda

Ciri-ciri Arthropoda : Ciri khas mempunyai kaki yang beruas-ruas; Tubuhnya simetri bilateral, beruas-
ruas, dan mempunyai eksoskeleton dari zat kitin; Mempunyai mata majemuk (faset) atau mata tunggal
(oselus).
Arthropoda dibedakan menjadi 5 kelas dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Ciri-ciri Crustacea Arachnida Chilopoda Diplopoda Insecta
Pembagian Sefalotoraks Dada dan Kepala dan Kepala dan Dapat
tubuh dan abdomen abdomen, badan panjang dada pendek, dibedakan
tidak abdomen antara kepala,
mempunyai panjang dada dan
kepala yang abdomen
sesunggunya,
hanya ada alas
kepala
(kapitulum)
Antena 2 pasang Tidak ada 1 pasang dan 1 pasang dan 1 pasang
panjang pendek
Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Umumnya 2
pasang
Kaki 1 pasang 4 pasang pada 1 pasang tiap 2 atau 1 3 pasang pada
sefalotoraks ruas pasang tiap dada
ruas
Habitat Air tawar, air Umumnya di Umumnya di Semuanya di Umumnya di
laut, beberapa darat darat darat darat
di darat
Contoh Udang dan Kalajengking, Lipan Luing serangga
kepiting laba-laba dan
tungau

9. Echinodermata (hewan berkulit duri)

Ciri-ciri : Tubuhnya tidak beruas-ruas. Pada saat larva, tubuhnya simetri bilateral, tetapi setelah dewasa,
tubuhnya simetri radial; Mempunyai kaki ambulakral, tidak mempunyai kepala dan otak; Hidup di air laut
dan umumnya sesil.
Dibedakan menjadi 5 kelas yaitu :
a. Asteroida (bintang laut)
Ciri-ciri : Tubuhnya berbentuk seperti bintang (aster); memiliki lengan pendek, besar dan runcing;
serta tidak memiliki tangkai untuk melekat.
b. Ophiuroidea (bintang ular)
Ciri-ciri : Tubuhnya berbentuk seperti ekor (oura) dan ular (ophis); memiliki lengan Panjang dan kecil;
serta tidak memiliki tangkai untuk melekat.
c. Crinoidea (lili laut)
Ciri-ciri : Tubuhnya berbentuk seperti bunga lili (crinium); memiliki lengan; serta memiliki tangkai
sebagai alat untuk melekat.
d. Echinoidea (landak laut)
Ciri-ciri : Tubuhnya berbentuk bulat, tidak memiliki lengan, dan mulut berada di bawah
e. Holothuroidea (timun laut/teripang)
Ciri-ciri : Tubuhnya berbentuk lonjong, tidak memiliki lengan, dan mulut berada di sisi ujung.

10. Hewan Vertebrata

1. Ikan (Pisces)
Ciri-ciri : Mempunyai sisik yang merupakan eksoskeleton. Sisik dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
sisik sikloid, sisik stenoid, sisik placoid dan sisik ganoid; Mempunyai gurat sisi yang berfungsi untuk
mengetahui perubahan tekanan air; Sistem pencernaan memanjang dari mulut sampai ke anus, serta
memiliki kelenjar pencernaan berupa hati dan pancreas; Bernapas dengan menggunakan insang dan
memiliki gelembung renang sebagai alat hidrostatis; Reproduksi dengan cara bertelur (ovipar),
pembuahan terjadi di luar tubuh induknya (fertilisasi eksternal).
Ikan dibedakan menjadi 3 kelas yaitu :
a. Kelas agnatha yaitu kelompok ikan yang tidak mempunyai rahang. Contoh : Lamprey, Hagfish, dan
Myxine sp.
b. Kelas Chondrichthyes yaitu kelompok ikan berahang yang memiliki kerangka tulang rawan.
Contoh: ikan pari, ikan hiu, ikan martil dan ikan gergaji.
c. Kelas Osteinchthyes yaitu kelompok ikan berahang yang memiliki kerangka tulang sejati. Contoh :
belut, kuda laut, ikan buntal, dan lele.

2. Amfibi (Amphibia)
Ciri-ciri : MEngalami metamorphosis; Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam
(dermis). Lapisan dalam mengandung kelenjar, pembuluh darah, dan kromatofora (sel-sel pembawa
warna); Bernapas dengan menggunakan insang, paru-paru dan kulit. Pada tahap larva, bernapas
dengan insang, sedangkan setelah dewasa, bernapas dengan paru-paru dan kulit; Reproduksi secara
ovipar dengan fertilisasi eksternal.
Amfibi dibedakan menjadi 3 ordo yaitu
a. Apoda (salamander cacing) c. Anura (katak dan bangkong)
b. Caudata (salamander)
3. Reptil (Reptilia)
Ciri-ciri : Kulit mengandung sisik yang berbentuk dari zat tanduk dan kulit lapisan terluarnya secara
periodik akan mengelupas (ekskuvikasi); Pencernaanya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,
usus, dan kloaka; Bernapas dengan paru-paru; Reproduksi secara ovipar dan ovovivipar. Proses
fertilisasi berlangsung secara internal. Penyu dan buaya jantan memiliki satu penis, sedangkan kadal
dan ular memiliki dua penis yang disebut hemipenis.
Reptil dibedakan menjadi empat ordo yaitu :
a. Ordo Rhynchocephalia; contoh tuatara.
b. Ordo Chelonia; contoh: penyu dan kura-kura
c. Ordo Crocodilia (Loricata); contoh : buaya
d. Ordo squamata; digolongkan menjadi dua, yaitu Lacertilia/Sauria (contoh; kadal, cecak, Komodo,
biawak, dan bunglon) dan Ophidia/Serpentes (contoh : ular).
4. Kelas Burung
Ciri khas burung atau aves adalah memiliki buluh sebagai penutup tubuhnya. Buluh tampak berkilap,
kuat, elastis, tahan air, dan berwarna warni. Aves merupakan hewan berdarah panas sehingga
temperatur lingkungan tidak mempengaruhi temperatur tubuhnya.
Bentuk tubuhnya sangat spesifik. Anggota tubuh bagian depan mengalami modifikasi menjadi sayap,
memiliki paruh dari zat tanduk yang kuat, dan tidak memiliki gigi. Salah satu hewan yang termasuk
kelompok ini adalah ayam.
Tempat dan cara hidup burung bermacam-macam. Ada yang hidup di air atau di pantai dengan kaki
berselaput, ada yang hidup di daratan hanya berjalan, dan ada pula yang hanya hidup atau bertengger
di pohon.
Aves berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Telurnya bercangkang keras dan terbuat dari zat
kapur. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis dan vas deferens, sedangkan alat reproduksi betina
terdiri atas ovarium dan oviduk.
5. Mammalia
Mamalia (hewan menyusui) adalah kelompok hewan vertebrata yang tubuhnya dilengkapi dengan
kelenjar mamae (kelenjar susu). Seperti halnya aves, mammalia merupakan hewan berdarah panas
(endotermik) sehingga dapat mengatur temperatur tubuhnya sesuai dengan perubahan lingkungan.
Ukuran tubuh mammalia sangat beragam. Mulai dari kelelawar-hidung babi yang panjangnya3 cm dan
bobotnya 2 gram sampai paus biru yang panjangnya 30 m dan bobotnya 136.000 kg.
Permukaan tubuhnya atau kulitnya ditutupi oleh rambut. Kulitnya dilengkapi dengan kelenjar minyak
dan kelenjar keringat. Mammalia memiliki empat anggota gerak, kecuali anjing laut dan singa laut.
Mammalia bereproduksi dengan cara melahirkan (cicipar). Individu bau disimpan di dalam alt khusus
yang disebut uterus (Rahim). Di dalam uterus, zigot berkembang sampai menjadi janin, kemudian
bayi. Waktu untuk berkembangnya janin dalam uterus disebut kehamilan. Masa kehamilan setiap
kelompok mammalia berbeda-beda.
Terdapat 20 ordo kelas mammalia yaitu Monotremata, Lagomorpha, Sirenia, Marsupialia, Rodentia,
Perissodactyla, Insectivora, Cetacea, Artiodactyla, Dermoptera, Carnivora, Scandentia, Chiroptera,
Pinnipedia, Primata, Tubilidentata, Edentata, Proboscidea, Pholidoto, dan Hyracoidea.

C. Kladogram

1. Pengertian Kladogram
Kladogram merupakan salah satu cara atau metode pengelompokan MH untuk menunjukkan
hubungan kekerabatan antar MH tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik atau morfologisnya. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kladogram hanya menunjukkan derajat kesamaan atau
kemiripan dari MH yang diamati sehingga tidak dapat menunjukkan MH yang satu berasal dari MH
yang lainnya.
Kladogram mempunyai cabang-cabang. Tiap cabangnya dikenal dengan istila klade.

2. Langkah-Langkah Menyusun Kladogram


Langkah-langkah Menyusun Kladogram adalah
a. Melakukan identifikasi semua MH yang akan dibuat kladogramnya. Identifikasi yang pertama
adalah terkait dengan identifikasi homolog.
b. Pilih jenis-jenis MH yang akan dibuat kladogram. Jenis-jenis MH ini disebut kelompok dalam
(ingroup). Ingroup adalah kelompok MH yang berasal dari nenek moyang yang sama. Penentuan
ingroup dilakukan pada Langkah pertama, yaitu identifikasi homolog. Artinya semua jenis MH yang
termasuk kelompok dalam (ingroup) minimal harus memiliki satu ciri yang sama, berkaitan
dengan organ homolognya. Organ homolog ini menunjukkan bahwa semua jenis MH tersebut
mempunyai struktur yang berasal dari nenek moyang yang sama tetapi pada perkembangannya
memiliki fungsi yang berbeda-beda.
c. Pilih satu jenis MH yang dimasukan kelompok luar (outgroup). Outgroup adalah kelompok MH
yang diduga sebagai nenek moyang (ancestor) karena memiliki kekerabatan yang dekat. Syarat
penentuan outgroup adalah MH yang berada satu atau dua tingkat di bawah kelompok ingroup dan
tidak memiliki satu pun karakteristik (ciri) yang terdapat pada kelompok ingroup, contohnya kita
memiliki kelompok ingroupnya hewan yang termasuk kelas mammalia, maka outgroupnya dapat
dipilih satu hewan dari kelompok aves dapat dipilih satu hewan dari kelompok aves atau reptil.
d. Buatlah tabel karakter dan tabulasi datanya. Semakin banyak karakter (ciri) yang sama
menunjukkan bahwa semakin dekat hubungan kekerabatan antara jenis MH tersebut.
e. Buatlah kladogram berdasarkan tabel karakter dan tabulasi data yang dibuat pada Langkah
keempat.
Gambar 3.27. merupakan salah satu contoh kladogram yang menempatkan semua MH yang termasuk
ingroup adalah MH yang berasal dari satu nenek moyang yang sama. Ingroup dari kladogram tersebut
adalah MH yang termasuk kelas mamalia, yaitu kuda, serigala, macan tutul, dan kucing rumahan.
Sementara itu, outgroup-nya adalah MH yang termasuk kelas reptil yaitu kura-kura. Semua MH yang
berasal dari satu nenek moyang yang sama dikenal dengan istilah monofiletik. Selain, monofiletik, ada
istilah parafiletik dan polifiletik.
Buatlah Sistem klasifikasi Kuda, jagung, asam dan kucing rumah.

Anda mungkin juga menyukai